BAB 7. POTENSI SUMBERDAYA MANUSIA DAN ALAM INDONESIA SERTA KEBIJAKAN NASIONAL. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

dokumen-dokumen yang mirip
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian POKOK-POKOK MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

Dialog Dengan Dunia Usaha Dalam Rangka Penyusunan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

Pengembangan Pusat Pertumbuhan Industri 1. Sumatera 2. Kalimantan 3. Jawa

Jakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS

KORIDOR EKONOMI INDONESIA DALAM PENATAAN RUANG SUATU PERSPEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH

BAB 5: INDIKASI INVESTASI INFRASTRUKTUR

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan

SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN PADA ACARA GROUNDBREAKING PROYEK MP3EI DI KORIDOR EKONOMI SULAWESI

2017, No tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 12 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyiapan Infrastrukt

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

Analisis Indikator Pembangunan Ekonomi Inklusif dalam Sektor Pertanian dan Perkebunan di Indonesia

RANGKUMAN HASIL RAKOR PANGAN NASIONAL, FEED INDONESIA FEED THE WORLD II JAKARTA, 26 JULI 2011

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.

6 Semua negara di Oceania, kecuali Australia dan Selandia Baru (New Zealand).

DUKUNGAN POLITIK ANGGARAN DAN ASPIRASI MASYARAKAT UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN 2013

PANDUAN WORKSHOP MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan

KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA. Rencana Proyek Infrastruktur di Indonesia BUKU PPP 2011 PROYEK SIAP UNTUK DITAWARKAN. Angkutan Udara

Visi, Misi Dan Strategi KALTIM BANGKIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ALOKASI ANGGARAN SATKER PER PROVINSI MENURUT SUMBER PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2011 PADA UNIT ESELON I PROGRAM

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau.

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

MASTERPLAN Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Istana Bogor, 21 Februari 2011

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

BAB II PENGEMBANGAN WILAYAH SUMATERA TAHUN 2011

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

Denpasar, Juli 2012

Buku ini bertujuan untuk memberikan gambaran kinerja Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sepanjang tahun 2016.

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

INDIKASI PROGRAM UTAMA LIMA TAHUNAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KEBIJAKAN PERGUDANGAN DI INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN PERDAGANGAN

Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

Buku Informasi Statistik Pekerjaan Umum 2014

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PROGRAM KEGIATAN DITJEN PPI TAHUN 2011 DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS

I. PENDAHULUAN. dunia menghadapi fenomena sebaran penduduk yang tidak merata. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN DENGAN METODE PASSIVE SAMPLER TAHUN 2016

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PADA PEMBUKAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) PROVINSI JAMBI TAHUN Jambi, 6 April 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

BADAN PUSAT STATISTIK

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

NOMOR : 36 TAHUN 2015 TANGGAL z 9 SEPTEMBER2OlS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL NOVEMBER 2009

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL OKTOBER 2013

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, dan FUNGSI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS

BUKU INFORMASI STATISTIK

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

DUKUNGAN POLITIK ANGGARAN DAN ASPIRASI MASYARAKAT UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN 2013

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-07/PJ/2016 TENTANG

Sosialisasi Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan dan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI SUB REGIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2014

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018

Lampiran Surat No. : Kepada Yth.

BAB V PENGEMBANGAN WILAYAH SULAWESI TAHUN 2011

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

Boks 1. Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

Transkripsi:

BAB 7. POTENSI SUMBERDAYA MANUSIA DAN ALAM INDONESIA SERTA KEBIJAKAN NASIONAL Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

Potensi Sumberdaya Manusia dan Alam Indonesia Sumberdaya alam Indonesia berasal dari pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, peternakan, perkebunan serta pertambangan dan energi 3 Sumberdaya alam yang terdiri atas flora dan fauna 2 posisi geografis yang sangat strategis 1 Perilaku Konsumen: Prof Dr Ir Ujang Sumarwan, MSc dan Dr Ir Lilik Noor Yuliati, MFSA 2

Kebijakan Grand Design Pembangunan Kependudukan tahun 2011-2035 Mempertimbangkan potensi dan permasalahan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam di Indonesia, terutama menyikapi masalah pertumbuhan penduduk yang kurang terkendali dan permasalahan keluarga yang semakin rumit dan kompleks, maka disepakati di kalangan instituti pemerintah untuk menyusun Grand Desain Pembangunan Kependudukan (GDPK) tahun 2012-2035. Melalui GDPK ini diharapkan bahwa pembangunan keluarga dapat dilakukan secara sistematis dan konsisten dengan komitemen baru antar lembaga pemerintah. 3

Kebijakan Grand Design Pembangunan Kependudukan tahun 2011-2035 GDPK yang dikomandani oleh Kementeriaan Koordinator Kesejahteraan Rakyat-RI, selanjutnya difokuskan pada Penyusunan Grand Design Pembangunan Keluarga di Indonesia oleh Kementerian Sosial-RI. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang penangangan fakir miskin dan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang percepatan penanggulangan kemiskinan, Kementerian Sosial-RI telah membuat tema sentral yaitu Menuju Indonesia Sejahtera 2025 atau Indotera 2025 4

Pengembangan Koridor Ekonomi Indonesia Potensi sumberdaya manusia dan sumberdaya alam Indonesia harus dioptimalkan sebaik mungkin untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa dan negara. Pengembangan Koridor Ekonomi Indonesia sangat sesuai dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraannya. Koridor Ekonomi Indonesia (KEI) diharapkan menghasilkan dampak ekonomi yang sangat berarti dan diproyeksikan dapat meningkatkan PRDB (Produk Regional Domestik Bruto) sebesar sekitar 4 kali sampai dengan tahun 2030.

Rambu-rambu Pengembangan Koridor Ekonomi Indonesia (KEI). Hal-hal yang HarusDihindari KEI tidak diarahkan pada kegiatan eksploitasi dan ekspor sumberdaya alam. KEI tidak diarahkan untuk menciptakan konsentrasi ekonomi pada daerah tertentu. KEI tidak menekankan pada pembangunan ekonomi yang dikendalikan oleh pusat. KEI tidak menekankan pembangunan transportasi darat saja. KEI tidak menekankan pada pembangunan infrastruktur yang mengandalkan anggaran pemerintah semata. Hal-hal yang Harus Dilaksanakan...namun lebih pada penciptaan nilai tambah....namun lebih pada pembangunan ekonomi yang beragam dan inklusif. Ini memungkin-kan semua wilayah di Indonesia untuk berkembang sesuai potensinya masing-masing....namun pada sinergi pembangunan sektoral dan daerah untuk menjaga keuntungan kompetitif nasional....namun pada pembangunan transportasi yang seimbang antara darat, laut, dan udara....namun juga pembangunan infrastruktur yang menekankan kerjasama pemerintah dengan swasta (KPS). 6

Pengembangan Koridor Ekonomi Indonesia KORIDOR 1 KE Sumatera sebagai sentra produksi dan pengolahan hasil bumi dan lumbung energi nasional. KORIDOR 2 KE Jawa sebagai pendorong industri dan jasa nasional. KORIDOR 3 KE Kalimantan sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional.

Pengembangan Koridor Ekonomi Indonesia KORIDOR 4 KE Sulawesi-Maluku Utara sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan nasional KORIDOR 5 KE Bali-Nusa Tenggara sebagai pintu gerbang pariwisata dan pendukung pangan nasional. KORIDOR 6 KE Papua-Maluku sebagai pengolahan sumberdaya alam yang melimpah dan sumberdaya manusia yang sejahtera.

Koridor Ekonomi Sumatera Sebagai "Sentra produksi dan pengolahan hasil bumi dan lumbung energi nasional Terdiri atas hubungan kota-kota seperti: Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, Serang, Jakarta. Koridor ini diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar sekitar 3,4 kali dari $139 milyar pada tahun 2010 ke $473 milyar pada tahun 2030 dengan laju pertumbuhan koridor sebesar 6.3 persendibandingkan estimasi baseline 4,5 persen. 9

Koridor Ekonomi Sumatera Fokus produksi: a. Sektor 1: Memproduksi Minyak Kelapa Sawit/CPO yang difokuskan pada industri hulu melalui peningkatan panen dan konversi mature plantation. b. Sektor2: Memproduksi Karet dengan cara meningkatkan hasil panen dan memperluas industri hilir. c. Sektor 3: Memproduksi Batubara dengan cara meningkatkan produksi pertambangan melalui percepatan infrastruktur rel kereta api. 10

Koridor Ekonomi Sumatera Infrastruktur kunci yang dibutuhkan: a. Pelabuhan: Metro Medan, Dumai, Palembang. b. Rel Kereta/ Jalan: c. Trans Sumatera (Rel kereta/jalan), d. Termasuk rel kereta untuk CPO di Riau. e. Pembangkit Listrik di Sumatera: f. Pembangkit Listrik di Sumatera untuk menumbuhkan industri hilir. g. Mine-mouth dan processing plant untuk batubara di Sumatera Selatan. 11

Koridor Ekonomi Jawa Pendorong Industri dan Jasa Nasional" Terdiri dari 4 hubungan kota-kotajakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya Koridor ini diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar sekitar 4.2 kali dari $304 milyar pada tahun 2008 ke $1,282 milyar pada tahun 2030 dengan estimasi laju pertumbuhan koridor 7,5 persen dibandingkan estimasi baseline 5,8 persen. 12

Koridor Ekonomi Jawa Fokus Sektor ber basis manufaktur yang luas: a. Memproduksi produk makanan dengan fokus untuk memindahkan hambatan untuk mengkapitalisasi tumbuhnya permintaan domestik. b. Memproduksi tekstil dengan cara merebut pasar domestik dari impor dan memperkuat sebagai negara pilihan sumber produksi. c. Memproduksi Industri alat angkut dengan mengembangkan kapabilitas untuk nilai tambah pengolahan yang lebih tinggi, menarik lebih banyak peralatan pengolahan asli. 13

Koridor Ekonomi Jawa Infrastruktur kunci yang dibutuhkan pelabuhan: a. Jakarta, Semarang, Surabaya. b. Ekspansi Pelabuhan di Jakarta. Rel kereta/ jalan: Trans Jawa (Jakarta-Cikampek-Bandung- Semarang- Surabaya. Pembangkit listrik: Pembangkit listrik di Jawa Barat dan Jawa Tengah. 14

Koridor Ekonomi Kalimantan "Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang dan Lumbung Energi Nasional" Terdiri dari 4 hubungan kota-kota Pontianak, Palangka Raya, Balikpapan dan Samarinda. Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar sekitar 2,6 kali dari $ 59 milyar pada tahun 2008 ke $ 152 milyar pada tahun 2030 dengan estimasi laju pertumbuhan koridor sebesar 3,6 persen dibandingkan estimasi baseline sebesar 5,8 persen. 15

Koridor Ekonomi Kalimantan Fokus Sektor saat ini: a. Migas dengan cara eksplorasi lebih banyak untuk memastikan pertumbuhan produksi yang stabil. b. Minyak kelapa sawit dengan cara meningkatkan produksi panen, beralih ke produk dengan nilai tambah tinggi dan produk hilir. c. Batubara dengan cara meningkatkan produksi dengan membangun infrastruktur yang dapat mencapai tambang di pedalaman. 16

Koridor Ekonomi Kalimantan Industri berkelanjutan di masa depan: a. Perikanan dengan cara memperluas industri akuakultur udang b. Kayu dengan cara membangun industri hutan yang berkelanjutan dan memperluas ke produksi bernilai tambah tinggi (kertas). c. Karet dengan cara meningkatkan industri karet. Infrastruktur kunci yang dibutuhkan: a. Pelabuhan sungai dengan menyediakan fasilitas Barge Loading Pelabuhan yang menghubungkan rel kereta api untuk membawa batubara melalui sungai. b. Sungai Barito dan Mahakam, rel kereta api yang dibutuhkan untuk membuat pertambangan batubara di pedalaman layak secara ekonomi. c. Kalimantan Tengah jalan tol untuk mewujudkan konektivitas yang lebih baik antara perkebunan kelapa sawit dan pertambangan dapat meningkatkan produksi CPO; Kalimantan Tengah dan Barat. 17

Koridor Ekonomi Sulawesi ''Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan Nasional'' Terdiri dari 5 hubungan antar kota yaitu Manado, Gorontalo, Kendari, Mamuju dan Makassar Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar sekitar 4,4 kali dari $ 21 milyar pada tahun 2008 ke $ 94 milyar pada tahun 2030 dengan estimasi laju pertumbuhan koridor sebesar 7,7 persen dibandingkan estimasi baseline 6,0 persen. Fokus sektor adalah: a. Tanaman pangan dengan cara meningkatkan produktivitas yang menjamin ketahanan pangan nasional. b. Perkebunan dengan cara beralih ke produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi. 18

Koridor Ekonomi Sulawesi 'Infrastruktur kunci yang dibutuhkan: a. Irigasi dengan mempertimbangkan kebutuhan peningkatan panen pertanian pangan dan perkebunan; Sulawesi Selatan. b. Fasilitas pelabuhan yang dibutuhkan untuk penanganan yang lebih baik bagi produk industri pertanian; Pelabuhan Makassar, Bitung, Kendari. c. Suplai listrik yang merupakan kebutuhan kunci untuk pemrosesan nikel; Sulawesi Tenggara. 19

Koridor Ekonomi Bali-Nusa Tenggara ''Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional Terdiri dari 3 hubungan kota-kota Denpasar, Mataram dan Surabaya Koridor ini diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar sekitar 4,3 kali dari $ 18 milyar pada tahun 2008 ke $ 76 milyar pada tahun 2030 dengan estimasi laju pertumbuhan koridor sebesar 7,6 persen dibandingkan estimasi baseline 5,6 persen. Fokus Sektor: a. Pariwisata dengan meningkatkan jumlah kunjungan turis maupun pengeluaran pariwisata. Memanfaatkan Bali sebagai gerbang untuk mempromosikan kunjungan ke daerah tujuan wisata lain. 20

Koridor Ekonomi Bali-Nusa Tenggara Infrastruktur kunci yang dibutuhkan: a. Bandara: Ekspansi Ngurah Rai, pembangunan bandara internasional baru di Bali. b. Pelabuhan: Terminal cruise Tanah Ampo / Benoa. c. Jalan: Trans-Bali toll road, akses Sarangan Tanjung Benoa. d. Energi: Pembangkit listrik di Bali. 21

Koridor Ekonomi Papua-Maluku "Pengolahan Sumber Daya Alam yang Melimpah dan Sumberdaya Manusia yang Sejahtera Terdiri dari 5 hubungan kota-kota Sorong, Manokwari, Wamena, Jayapura dan Merauke. Koridor ini diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar 6,3 kali dari $ 13 milyar pada tahun 2008 ke $ 83 milyar pada tahun 2030 dengan estimasi laju pertumbuhan koridor sebesar 9,6 persen dibandingkan estimasi baseline sebesar 7,0 persen. 22

Koridor Ekonomi Papua-Maluku Fokus sektor: a. Pertambangan (terutama tembaga dan emas) dengan mendorong eksplorasi lokasi tambang baru melalui dukungan infrastruktur. Mendorong "forward integration" dengan melalui kegiatan produksi hilir. b. Pertanian dan Perkebunan dengan meningkatkan produksi melalui Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) dan menghasilkan produk bernilai tambah tinggi. 23

Koridor Ekonomi Papua-Maluku Infrastruktur kunci yang dibutuhkan : a. Jalan-jalan Trans-Papua dan jalan akses Merauke. b. Pelabuhan-pelabuhan di Jayapura dan Merauke. c. Energi: Mengembangkan PLTA Urumka untuk mengurangi ketergantungan pembangkit listrik BBM. 24

Periode Kesempatan Emas Indonesia Istilah Bonus Demografi mempunyai arti tentang peluang yang memberikan keuntungan ekonomis karena penurunan dependency ratio atau penurunan proporsi penduduk muda sehingga mengurangi besarnya biaya investasi untuk pemenuhan kebutuhannya, dan persiapan agar penduduk usia produktif pada tahun-tahun terjadinya bonus demografi benar-benar siap. Namun, perlu diingat bahwa the window of opportunity tersebut hanya akan terjadi apabila asumsi penurunan tingkat fertilitas sebesar 1,86 per perempuan dan mortalitas bayi sebesar 18,9 per 1000 kelahiran pada tahun 2030 dapat tercapai. 25

Periode Kesempatan Emas Indonesia Berkaitan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia, maka penurunan fertilitas berakibat pada peningkatan GNP per kapita (pada jangka waktu lama). Hal ini akan meningkatkan kesejahteraan ke tingkat yang lebih tinggi. Peningkatan kesejahteraan akan meningkatkan tabungan penduduk dan investasi sumberdaya manusia. Untuk mencapai kondisi bonus demografi selama 10 tahun (2020-2030) tersebut persyaratan utama adalah Total fertility Rate (TFR) dapat dicapai 2,1 per perempuan pada tahun 2015 dengan cara peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB pada fasilitas pelayanan kesehatan. 26

Periode Kesempatan Emas Indonesia Indonesia mempunyai kesempatan emas dalam membangun bangsa dan negara mulai persiapan pada tahun 2010 hingga tahun 2020 sampai 2030. Diharapkan pada tahun 2030 akan dicapai optimalisasi bonus demografi dan akhirnya dapat merealisaikan proyeksi Product Domestic Bruto (PDB) sampai dengan tahun 2050 yang membawa kesejahteraan bagi Bangsa dan Negara Indonesia. 27