PENGEMBANGAN PROSES MULTI MATERIAL DEPOSITION INDIRECT SINTERING (MMD-Is) UNTUK SERBUK Cu

dokumen-dokumen yang mirip
AKURASI DIMENSI PRODUK PROSES MATERIAL DEPOSITION INDIRECT SINTERING (MD-Is) VARIASI UKURAN PARTIKEL SERBUK PENYANGGA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

PROSES PEMBUATAN PRODUK BIMETAL Cu DAN Ni DENGAN PROSES MULTI MATERIAL DEPOSITION INDIRECT SINTERING (MMD-IS)

PEMBUATAN PRODUK-PRODUK MULTI MATERIAL

Rancang Bangun Mesin Multi Material Deposition-Indirect Sintering (MMD-IS) Bagian Mekanisme Built Part

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI RAPID PROTOTYPING UNTUK PEMBUATAN PRODUK-PRODUK MULTI MATERIAL

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI RAPID PROTOTYPING UNTUK PEMBUATAN PRODUK-PRODUK MULTI MATERIAL

UNIVERSITAS DIPONEGORO

UNIVERSITAS DIPONEGORO

4 PENDEKATAN RANCANGAN. Rancangan Fungsional

PROSES MANUFACTURING

PENGARUH VARIASI SUDUT DIES TERHADAP PENARIKAN KAWAT ALUMINIUM. Asfarizal 1 dan Adri Jamil 2. Abstrak

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

PENGARUH ORIENTASI OBJEK PADA PROSES 3D PRINTING BAHAN POLYMER PLA DAN ABS TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETELITIAN DIMENSI PRODUK

Pengaruh Kuat Medan Magnet Terhadap Shrinkage dalam Pengecoran Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron)

SISTEM MEKANIK MESIN SORTASI MANGGIS

MEKANISME PERPINDAHAN BATANG PADA VARIASI PARAMETER DESAIN FEEDER CELAH BERPUTAR

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pembimbing : Prof. Dr. Ing. Suhardjono MSc. Oleh : Dwi Rahmad F. NRP:

PROSES PENGERJAAN PANAS. Yefri Chan,ST.MT (Universitas Darma Persada)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

KARAKTERISASI DAYA TURBIN PELTON MIKRO SUDU SETENGAH SILINDER DENGAN VARIASI BENTUK PENAMPANG NOSEL

STUDI KOMPARASI KUALITAS PRODUK PENGELASAN SPOT WELDING DENGAN PENDINGIN DAN NON-PENDINGIN ELEKTRODA

PERANCANGAN MESIN POTONG LAS LINGKAR SEMI OTOMATIS DENGAN KETEBALAN MATERIAL POTONG 3-8 MM

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

: Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan. Proses Pengecoran. Hasil Coran. Analisis. Pembahasan Hasil Pengujian

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab IV Hasil dan Pembahasan

KAJIAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO TROMOL REM UNTUK BUS/TRUK PRODUK UKM (Studi Kasus di PT. SSM)

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN ALAT

PENGARUH WAKTU PENAHANAN PROSES SINTERING TERHADAP NILAI KEKERASAN PRODUK EKSTRUSI PANAS DARI BAHAN BAKU GERAM ALUMINIUM HASIL PROSES PERMESINAN

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

Perancangan Extruder Mesin Rapid Prototyping Berbasis Fused Deposition Modeling (FDM) Untuk Material Filament Polylactic Acid (PLA) Diameter 1,75 mm

ANALISIS MESIN PEMOTONG BAGIAN ATAS GELAS PLASTIK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM OPERASI MESIN MILLING CNC TRAINER

Pengaturan Orientasi Posisi Objek pada Proses Rapid Prototyping Menggunakan 3D Printer Terhadap Waktu Proses dan Kwalitas Produk

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 1-8 ISSN , e-issn

TUGAS AKHIR. Pengaruh Tekanan Udara Terhadap Laju Pengikisan Plat Baja ST 37 Pada Proses Sandblasting

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Penyaring Pasir 2.2 Prinsip Kerja Sand Filter Rotary Machine

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR

Studi Pengaruh Sudut Potong Pahat Hss Pada Proses Bubut Dengan Tipe Pemotongan Orthogonal Terhadap Kekasaran Permukaan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai

PENINGKATAN EFISIENSI PADA PRODUKSI SAMBAL MELALUI SCALE-UP ALAT PENGGILING BAHAN BAKU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

PROSES PERMESINAN. (Part 2) Learning Outcomes. Outline Materi. Prosman Pengebor horisontal JENIS MESIN GURDI

DISAIN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN DIES SASIS MOBIL MINI TRUK ESEMKA

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor

ANALISIS HASIL PEMOTONGAN PRESS TOOL PEMOTONG STRIP PLAT PADA MESIN TEKUK HIDROLIK PROMECAM DI LABORATORIUM PEMESINAN

K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.

PELAPISAN PRODUK HASIL PRINTER 3 DIMENSI DENGAN DENGAN MENGGUNAKAN CAT DAN PELAPIS RESIN

PENGARUH ORIENTAS OBYEK HASIL FUSED DEPOSITION MODELING PADA WAKTU PROSES

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

PEMBUATAN BATANG SILINDRIS DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL SEKAM DARI SEKAM PADI

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY

Gambar 1.1. Contoh Peralatan Micro-Manufacturing (Qin, 2006)

Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013 UNJUK KERJA VORTEX TUBE COOLER PADA PEMESINAN BAJA ST41

2.2.9 Definisi Aluminium Klasifikasi Aluminium... 21

OPTIMASI DESAIN CETAKAN DIE CASTING UNTUK MENGHILANGKAN CACAT CORAN PADA KHASUS PENGECORAN PISTON ALUMINIUM

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN TERHADAP POROSITAS PADA CETAKAN LOGAM DENGAN BAHAN ALUMINIUM BEKAS

Kecepatan potong Kecepatan makan Kedalaman potong. Kekasaran Permukaan

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Spesimen dan Peralatan. Permesinan dengan Kondisi Permesinan Kering dan Basah

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa

PERBANDINGAN PROSES PEMESINAN SILINDER SLEEVE DENGAN CNC TIGA OPERATION PLAN DAN EMPAT OPERATION PLAN ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

Abstrak. Kata kunci: pisau, tipe bevel, pemotongan, tajam, tumpul, pegas daun

PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT

ANALISA SERBUK TEMBAGA HASIL PROSES ELECTROREFINING DENGAN VARIASI TEGANGAN DAN WAKTU PENGENDAPAN DEPOSIT TERHADAP BENTUK SERBUK DAN KOMPOSISI KIMIA

Karakteristik Distribusi Temperatur Build Part pada Proses Pressureless Indirect Sintering

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

Bab III Metodologi Penelitian

Transkripsi:

C.8. Pengembangan Proses Multi Material Deposition Indirect Sintering (MMD-Is). (Muhamad Nurhilal) PENGEMBANGAN PROSES MULTI MATERIAL DEPOSITION INDIRECT SINTERING (MMD-Is) UNTUK SERBUK Cu Mohammad Nurhilal 1) dan Susilo Adi Widyanto 2) 1) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Cilacap Jl. Dr. Sutomo No.1 Sidakaya, Cilacap 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang e-mail: najiwaa@yahoo.com Abstrak Penelitian dan pengembangan pembuatan produk multi material masih dilakukan untuk menghasilkan produk yang optimal. MMD-Is memiliki kemampuan dalam membuat produk multi material yang tersusun dalam formasi blok, dengan metode MMD-Is berbagai karakteristik produk multi material dapat dibuat. Penelitian pengembangan proses multi material indirect sintering dilakukan untuk untuk menentukan prosedur proses MMD-Is melalui rancang bangun konstruksi built part, menentukan variasi parameter mampu alir (luasan efektif lubang nosel D/d, putaran ulir pengumpan), variasi parameter deposisi (scanning gap, deposition gap, feeding speed ). Hasil penelitian menunjukan bahwa rancang bangun built part dapat membuat produk dari serbuk tembaga dan besi cor. Mampu alir serbuk besi cor 100-75 μm hampir sama dengan aliran serbuk 100-150 μm, rasio diameter nosel dan ulir pengumpan (D/d = 1,6) menghasilkan aliran yang optimal, semakin tinggi putaran ulir pengumpan semakin tinggi kapasitas aliran serbuk. Akurasi dimensi produk dihasilkan pada harga scanning gap = 1,5 mm, deposition gap = 1 mm, dan feeding speed = 3 mm/dtk. Kata kunci: MMD-Is, mampu alir, akurasi dimensi produk PENDAHULUAN Pengembangan teknologi multi material layer manufacturing (MMLM) memberikan cara yang relatif mudah untuk membuat produk multi material. Secara umum, MMLM terdiri dari dua sub-sistem yaitu: a) mekanisme hardware untuk pendeposisi material, dan b) perangkat lunak (software) sistem komputer untuk proses pengirisan pengolahan kontur kompleks untuk merencanakan multi-toolpaths yang mengontrol mekanisme deposisi material (Choi dan Cheung, 2005). Meskipun manfaatnya telah diakui secara luas, namun secara praktis MMLM masih harus dikembangkan, terutama untuk pembuatan objek yang relatif kompleks. Salah satu metode pembuatan produk multi material yang masih dikembangkan saat ini adalah teknologi MMD-Is. MMD-Is merupakan teknik pembuatan produk berbahan baku serbuk yang dikerjakan secara lapis demi lapis melalui mekanime pendeposisian serbuk sampai membentuk object yang ditentukan. Proses pembuatan produk MMD-Is diawali dengan pembuatan gambar 3D kemudian dirubah menjadi penampang gambar 2D berupa data lintasan program. Selanjutnya menentukan kode-kode yang ada dalam MMD-Is untuk menentukan faktor pembatas dalam proses mesin. Pendeposisin serbuk produk dikerjakan melalui hopper nozzle, sedangkan sistem pendeposisian supporting powder menggunakan slot pengumpan-rol putaran balik. Setelah proses pendeposisian serbuk selesai, kemudian dilanjutkan dengan proses sintering. Gambar 1. Tahapan-Tahapan Porses MMD-Is (Widyanto dkk, 2007) C.42 ISBN. 978-602-99334-0-6

Metode pendeposisian serbuk MMD-Is terbagi menjadi 2 macam, yaitu metode deposisi serbuk produk dan metode deposisi serbuk penyangga. Konstruksi peralatan pendeposisi serbuk yang memungkinkan untuk aplikasi MMD-Is adalah bentuk hopper nozzle. Konstruksi ulir pengumpan memiliki permukaan helikoidal pada poros berputar dalam hoper nosel. Material yang keluar dari hoper nosel ditekan oleh bagian helikoidal tersebut sepanjang dasar hoper pada arah angkut (Bortolamasi dkk, 2001). Penggerak mekanisme ulir pengumpan hoper nosel sebagai pendeposisi serbuk produk berupa stepper motor yang memiliki variasi putaran 25-136 rpm. Putaran ulir pengumpan akan mempengaruhi kapasitas aliran serbuk yang keluar dari nosel. Pendeposisian serbuk penyangga dilakukan dengan mekanisme slot pengumpan-rol putaran balik. Arah putaran rol menentukan kondisi permukaan serbuk terdeposisi, kualitas permukaan serbuk terbaik diperolah pada arah putaran kebalikan dengan arah gerakan pengerolan, untuk itu disebut rol putaran balik. Selenoid Ruang serbuk Selenoid Pintu keluar serbuk rol Pegas penekan pintu Gambar 2. Konstruksi Ulir Pengumpan Hoper Nosesl (Widyanto dkk, 2005). Gambar 3. Konstruksi Slot Pengumpan-Rol utaran Balik (Widyanto dkk, 2007) Salah satu unsur penting dalam proses pembuatan produk proses MMD-Is adalah karakteristik dari serbuk material, karena karakterisasi serbuk material akan mempengaruhi harga mampu alir (flow-ability). Maka dalam aplikasi proses MMD-Is, mampu alir serbuk merupakan faktor penentu keberhasilan proses. Aliran serbuk yang keluar dari mekanisme pendeposisi harus bersifat kontinyu dan dapat diatur kapasitas alirannya. METODOLOGI Penelitian pengembangan proses multi material deposition indirect sintering bertujuan untuk a) Menentukan prosedur proses MMD-Is dalam pembuatan produk multi material melalui rancang bangun konstruki built part mesin MMD-Is, b) Menentukan parameter mampu alir yang optimal (rasio diameter orifice dengan screw feeder dan putaran screw feeder) sehingga diperoleh aliran serbuk yang kontinyu, dan c) Menentukan variasi parameter deposisi (scanning gap, feeding speed, deposition gap) terhadap akurasi dimensi produk. BAHAN PENELITIAN Material Serbuk Serbuk Cu (serbuk produk) menggunakan jenis pro-analysis produksi Merck KGaA Darmstad Jerman. Geram besi cor (supporting powder) diperoleh dari limbah proses pemesinan produk pengecoran. Foto mikro serbuk Cu dan besi cor seperti pada Gambar 4. (a) (b) (c) Gambar 4 (a) Serbuk tembaga ukuran 63 μm (b) Serbuk besi cor ukuran 150-100 μm (c) Serbuk besi cor ukuran 100-75 μm. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang C.43

C.8. Pengembangan Proses Multi Material Deposition Indirect Sintering (MMD-Is). (Muhamad Nurhilal) Material Konstruksi Built Part Material konstruksi built part adalah: a) plat tebal 6 mm untuk membuat plat rol, b) plat tebal 2 mm untuk membuat penyangga serbuk, c) pipa besi diameter 86 mm untuk membuat silinder built part, dan d) logam bulat aluminium untuk membuat piston. Alat Penelitian Alat yang digunakan adalah penumbuk, ayakan, timbangan digital, jangka sorong, feeler gauge, mikroskop optik dan kamera digital, mesin MMD-Is dan komputer, dan furnace. Prosedur Penilitian a. Persiapan alat dan mesin MMD-Is. Tahap ini terbagi dalam tiga tahap, diantaranya adalah: 1. Rancang bangun built part; konstruksi rancangan built part seperti pada gambar 5. Gambar 5. Rancangan Konstruksi Built Part. 2. Persiapan supporting powder; geram besi cor ditumbuk sampai halus kemudian diayak dengan ukuran 100, 150, dan 200 mesh. Hasil proses pengayakan diperoleh serbuk dengan ukuran partikel 150-100 µm dan 100-75 µm seperti pada gambar 4 (b) dan (c). 3. Pengujian mampu alir serbuk; pengujian mampu alir dilakukan terhadap serbuk produk dan supporting powder. Untuk mendapatkan karakteristik aliran yang kontinyu maka harus memvariasikan parameter luasan efektif (diameter lubang nosel/ diameter ulir pengumpan) lubang nosel dan pengaturan putaran screw feeder pada motor steper. Laju aliran yang keluar diamati dari masing-masing sampling waktu per-menit. b. Integrasi/eksekusi mesin MMD-Is; Dalam proses ini terlebih dahulu dibuat program input data dengan mengisikan data tebal lapisan pada perangkat lunak sistem operasi mesin seperti pada gambar 6. lapisan ditentukan sebesar 1 mm. Spesimen produk penelitian berbentuk balok empat persegi panjang dengan ukuran 40 x 15 x 5 mm. Gambar 6. Tampilan Sistem operasi mesin MMD-Is c. Pembuatan produk; untuk menghasilkan produk dengan akurasi yang optimal maka perlu memvariasikan parameter deposisi harga scanning gap dan feeding speed pada program komputer pembentuk lintasan deposisi seperti pada tampilan gambar 7. Pengaturan deposition gap dengan mengukur jarak ujung nosel dengan permukaan built part menggunakan feeler gauge seperti pada gambar 8. C.44 ISBN. 978-602-99334-0-6

Gambar 7. Tampilan pembentuk lintasan deposisi proses pembuatan produk diawali dengan pendeposisian supporting powder sebagai dasar untuk menyangga serbuk produk. Kemudian dilanjutkan pendeposisian serbuk produk yang dialirkan dari screw feeder hopper nozzle. Pada saat pengerjaan lapisan pertama selesai, kemudian slot pengumpan-rol putaran balik mendeposisikan supporting powder. Proses pendeposisian tersebut berulang sampai mencapai tebal spesimen produk. d. Proses sintering; proses sintering dalam tungku hofmann dengan seting temperatur 900 o C dan waktu penahanan selama 4 jam. Setelah mencapai waktu penahanan, kemudian saklar dimatikan dan menunggu produk sampai dingin. e. Analisa produk; Pengukuran akurasi dimensi produk dengan cara spesimen dibersihkan dengan kuas cat untuk melepaskan serpihan supporting powder dari permukaan produk. Aliran sebuk besi cor 100-75 µm hampir sama dengan aliran serbuk 150-100 µm. sedangkan aliran serbuk tembaga 63 µm memiliki mampu alir yang rendah, hal ini menunjukan bahwa semakin kecil ukuran partikel, sifat kohesif serbuk akan meningkat dan menurunkan mampu alirnya. Tabel 2. Mampu alir sebuk dengan mevariasikan putaran screw feeder. Serbuk tembaga 63 µm, lubang nosel 0.8mm, Diameter screw feeder 0.5 mm, sudut hopper 25 o Waktu Sampling Detik ke- Putaran Screw Feeder 25 rpm 50 rpm 80 rpm 37 0,0064 0,0073 0,0080 44 0,0067 0,0077 0,0084 55 0,0069 0,0074 0,0090 Gambar 8. Deposition Gap HASIL DAN PEMBAHASAN a. Rancangan konstruksi built part dapat diaplikasikan untuk membuat produk MMD-Is, hal ini akan memungkinkan dalam pembuatan produk dengan jenis material serbuk yang lain. b. Hasil pengujian variasi parameter mampu alir Tabel 1. Mampu alir serbuk dengan memvariasikan ukuran partikel serbuk. Lubang nosel 0.8mm, Diameter screw feeder 0.5 mm, sudut hopper 20 o Sampling Besi Cor Sampling Tembaga Menit ke- 100-75 µm 100-150 µm Detik ke- 63 µm 2 0,911 0,896 37 0,0093 7 0,971 0,869 44 0,0089 12 0,801 0,842 55 0,0084 17 0,882 0,778 67 0,0081 22 0,774 0,729 80 0,0086 27 0,555 0,713 95 0,0073 Dengan memvariasikan putaran screw feeder maka dapat diketahui bahwa semakin tinggi putaran screw feeder, aliran serbuk yang keluar semakin meningkat. Maka kecepatan ulir pengumpan berpengaruh pada mampu alir serbuk. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang C.45

C.8. Pengembangan Proses Multi Material Deposition Indirect Sintering (MMD-Is). (Muhamad Nurhilal) Tabel 3. Mampu alir serbuk dengan memvariasikan putaran screw feeder. Besi cor 100-150 µm (D = 0,8 mm) sudut hopper 25 o Waktu Sampling D/d = 1,6 D/d =1,4 Menit ke- Aliran Serbuk (g/s) Aliran Serbuk (g/s) 2 0,911 0,102 7 0,971 0,452 12 0,801 0,534 17 0,882 0,078 22 0,774 0,084 27 0,555 0,126 Aliran serbuk metode screw feeder dipengaruhi oleh luasan efektif lubang norsel dan diameter screw feeder (D/d). Semakin besar (D/d) maka jumlah serbuk yang keluar secara bersamaan semakin banyak. Aliran serbuk yang keluar juga dapat terjadi karena partikel serbuk saling menggelinding akibat gaya grafitasi maupun bergeseknya permukaan partikel dengan permukaan screw feeder. c. Hasil Pengujian variasi parameter deposisi. Tabel 4. Pengukuran akurasi dimensi dengan memvariasikan scanning gap (feeding speed 3 mm/s, deposition gap 1 mm, tebal lapisan 1 mm, supporting powder 100-150 µm) Scanning Gap 1 1,5 Dimensi Programming Dimensi Produk Jumlah 40 15 1 44 18,4 2,8 2 40 15 1 44 17,9 2,6 2 40 15 1 44,2 17,2 2,6 2 40 15 1 43,8 16,8 2,6 2 40 15 1 44 18,2 2,6 2 40 15 1 41,7 16,6 2,5 2 40 15 1 41,7 16,6 2,5 2 40 15 1 41,7 16,6 2,5 2 40 15 1 41,9 16,4 2,5 2 40 15 1 41,4 16,5 2,5 2 Akurasi dimensi dicapai pada harga scanning gap 1,5 mm, pemilihan harga scanning gap sama dengan lebar lintasan dan tebal lapisan mendekati tinggi lintasan deposisi menyebabkan meningkatnya supporting powder yang terjebak dalam serbuk produk. Secara teoritis, pergeseran dimensi produk dalam arah pengerolan tidak terjadi. Tabel 5. Pengukuran akurasi dimensi dengan memvariasikan deposition gap (feeding speed 3 mm/s, scanning gap 1,5 mm, tebal lapisan 1 mm, supporting powder 100-150 µm) Deposition Gap Dimensi Programming Dimensi Produk 1 2 Jumlah 40 15 1 42,4 18 2,6 2 40 15 1 41,9 18 2,5 2 40 15 1 41,2 18,2 2,5 2 40 15 1 40,8 17,8 2,5 2 40 15 1 42,2 18 2,5 2 40 15 1 41,4 17,8 2,7 2 40 15 1 42,3 17,4 2,6 2 40 15 1 42,1 17,9 2,7 2 40 15 1 41,9 17,2 2,6 2 40 15 1 41,1 19 2,7 2 Akurasi dimensi diperoleh pada harga deposition gap 1mm. Semakin besar deposition gap, serbuk cenderung menyebar sehingga lintasan deposisi melebar. Namun, bila deposition gap terlalu kecil C.46 ISBN. 978-602-99334-0-6

(relatif terhadap mampu alir serbuk), lintasan deposisi menjadi tumpul akibat tergeseknya puncak lintasan deposisi oleh ujung nosel, serbuk bergeser ke samping sehingga kemiringan lintasan deposisi membesar. Tabel 5. Pengukuran akurasi dimensi dengan memvariasikan feeding speed (scanning gap 1,5 mm, deposition gap 1 mm, tebal lapisan 1 mm, supporting powder 100-150 µm) Feeding Dimensi Programming Dimensi Produk Speed Jumlah (mm/s) 40 15 1 41,6 18,9 2,7 2 1 40 15 1 41,9 19 2,8 2 40 15 1 41,9 18,8 2,8 2 40 15 1 41,7 18,7 2,9 2 40 15 1 41 41,2 2,6 2 3 40 15 1 41,3 41,8 2,6 2 40 15 1 41,3 41,5 2,6 2 40 15 1 41 42 2,5 2 Harga feeding speed yang rendah menyebabkan volume serbuk per-satuan panjang lintasan meningkat, sehingga dimensi lintasan deposisi membesar (lebar dan tinggi penampang lintasan deposisi membesar). Akurasi dimensi pada harga speeding speed 3 mm/detik menunjukan bahwa ketinggian lintasan deposisi relatif konstan, sehingga proses pengerolan tidak menyebabkan terpangkasnya puncak lintasan deposisi. Pada kisaran harga feeding speed ini pergeseran dimensi relatif konstan. KESIMPULAN a. Pembuatan produk proses MMD-Is dapat diaplikasikan untuk material serbuk logam yang memiliki temperatur tinggi, yaitu dengan cara merubah konstrusi built part. b. Mampu alir serbuk dapat ditentukan dengan memvariasikan parameter luasan lubang efektif nosel dengan diameter screw feeder dan putaran screw feeder. c. Akurasi dimensi produk dapat ditingkatkan dengan mengatur variasi harga parameter deposisi (scanning gap, deposition gap, dan feeding speed). DAFTAR PUSTAKA Bortolamasi, M, and Fottner, J., (2001), Design and Sizing of Screw feeders, Paper of International Congress for Particle Technology, Nuremberg, Germany. Choi, S.H., Cheung, H.H., (2005), A Multi-Material Virtual Prototyping System for Product Development and Biomedical Engineering Computer-Aided Design & Applications, Vol. 2, Nos. 1-4, pp 329-338. Widyanto, S.A., Tontowi, A.E., Jamasri., dan Rochardjo, H.S.B., (2005), Development of Low Frequency Vibration Method of Direct-Write Deposition Relevant to Manufacturing Application, Makara, Vol. 9, No. 2, pp. 53-5. Widyanto, S.A., Tontowi, A.E., Jamasri., dan Rochardjo, H.S.B., (2005), Development of Screw Feeder Hoper Nozzle of Direct- Write Deposition Applicable to Manufacturing Process, Forum Teknik, Vol. 29, No. 3, pp. 207-10. Widyanto, S.A., Tontowi, A.E., Jamasri. dan Rochardjo, H.S.B., (2007), Direct-Write Filament Deposition Applicable to Manufacturing Process Makara-Seri Teknologi, Universitas Indonesia. Widyanto, S.A., (2008), Proses-Proses RP dan Pengembangannya, Bab 3 dalam Proses Sinter Deposisi Multi Material (MMD-Is). Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang C.47