PENGARUH ORIENTASI OBJEK PADA PROSES 3D PRINTING BAHAN POLYMER PLA DAN ABS TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETELITIAN DIMENSI PRODUK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH ORIENTASI OBJEK PADA PROSES 3D PRINTING BAHAN POLYMER PLA DAN ABS TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETELITIAN DIMENSI PRODUK"

Transkripsi

1 PENGARUH ORIENTASI OBJEK PADA PROSES 3D PRINTING BAHAN POLYMER PLA DAN ABS TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETELITIAN DIMENSI PRODUK Sobron Lubis, Sofyan Djamil, Yolanda Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S.Parman No. 1, Jakarta Abstrak -- Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh posisi objek dalam pembuatan protipe cepat (rapid prototyping) dengan menggunakan 3D printing untuk bahan polymer PLA dan ABS terhadap kekuatan tarik maupun ketelitian dimensi yang dihasilkan. Untuk mencapai objektif penelitian ini dilakukan percobaan dengan membuat prototype spesimen ujitarik berdasarkan ASTM dengan menggunakan 3D printer. Produk yang dihasilkan dilakukan pengukuran dimensi untuk melihat akurasi peroduk melalui perubahan dua posisi variasi orientasi objek yakni secara vertikal dan horizontal. Setelah proses pengukuran dimensi, dilakukan pengujian tarik spesimen dengan menggunakan alat uji tarik. Dari eksperimen yang dilakukan diketahui bahwa posisi orientasi dan besar layer pada proses printing memberi efek terhadap kualitas permukaan, efisiensi waktu dan kekuatan dari benda. Produk material PLA dengan orientasi posisi objek horizontal memiliki kualitas dimensi yang paling baik. Jumlah kesalahan akurasi material ini tidak melebihi 1 mm pada setiap layer. Material ABS dengan posisi orientasi objek vertikal dan tebal layer sebesar 0,10 mm menghasilkan kekuatan tegangan tarik yang terkecil sebesar 8,62 MPa dan material PLA dengan orientasi posisi objek horizontal dengan dan tebal layer sebesar 0,40 mm menghasilkan kekuatan tegangan tarik terbesar 35,57 MPa Kata kunci : 3D Printing, uji tarik, bahan polymer, PLA, ABS Abstrak -- Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh posisi objek dalam pembuatan protipe cepat (rapid prototyping) dengan menggunakan 3D printing untuk bahan polymer PLA dan ABS terhadap kekuatan tarik maupun ketelitian dimensi yang dihasilkan. Untuk mencapai objektif penelitian ini dilakukan percobaan dengan membuat prototype spesimen ujitarik berdasarkan ASTM dengan menggunakan 3D printer. Produk yang dihasilkan dilakukan pengukuran dimensi untuk melihat akurasi peroduk melalui perubahan dua posisi variasi orientasi objek yakni secara vertikal dan horizontal. Setelah proses pengukuran dimensi, dilakukan pengujian tarik spesimen dengan menggunakan alat uji tarik. Dari eksperimen yang dilakukan diketahui bahwa posisi orientasi dan besar layer pada proses printing memberi efek terhadap kualitas permukaan, efisiensi waktu dan kekuatan dari benda. Produk material PLA dengan orientasi posisi objek horizontal memiliki kualitas dimensi yang paling baik. Jumlah kesalahan akurasi material ini tidak melebihi 1 mm pada setiap layer. Material ABS dengan posisi orientasi objek vertikal dan tebal layer sebesar 0,10 mm menghasilkan kekuatan tegangan tarik yang terkecil sebesar 8,62 MPa dan material PLA dengan orientasi posisi objek horizontal dengan dan tebal layer sebesar 0,40 mm menghasilkan kekuatan tegangan tarik terbesar 35,57 MPa Kata kunci : 3D Printing, uji tarik, bahan polymer, PLA, ABS PENDAHULUAN Persaingan dalam industri global yang semakin ketat, efisiensi dalam proses dan ketepatan/akurasi dimensi produk merupakan suatu hal yang sangat penting. Hal tersebut tentunya memberi pengaruh yang signifikan terhadap biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan produk yang berkualitas. Sebelum sebuah produk dibuat dalam jumlah massal, terlebih dibuat model / prototipe produk untuk mengetahui bentuk, dimensi, dan ergonominya, agar dapat dilakukan evaluasi. Pembuatan prototype dapat dilakukan melalui metode menghilangkan sebagian material pada benda kerja tersebut, melakukan proses penekanan material, atau dengan metode penambahan material pada produk yang dikenal dengan additive manufacturing atau layer manufacturing. Pembuatan prototype cepat (rapid prototyping) dewasa ini perkembangannya sangat cepat. Salah satu diantaranya adalah penggunaan mesin Sobron Lubis, Pengaruh Orientasi Objek 27

2 SINERGI Vol. 20, No. 1, Februari 2016: pencetak tiga dimensi, bahan yang digunakan adalah jenis polymer PLA dan ABS. Pada proses pengerjaan metode 3D printer, faktor posisi orientasi objek memegang peranan penting dalam menentukan kwalitas produk dan juga kekuatan material yang dihasilkan, karena membentuk susunan material secara berlapis berdasarkan posisi orientasi yang rancang. Penelitian ini dilakukan mengetahui pengaruh posisi orientasi pada proses 3D printing terhadap kekasaran produk dan kekuatan tarik material yang dihasilkan. TINJAUAN PUSTAKA Rapid Prototyping memungkinkan visualisasi suatu gambar tiga dimensi menjadi benda tiga dimensi asli yang mempunyai volume. Selain itu produk-produk rapid prototyping juga dapat digunakan untuk menguji suatu part tertentu. Salah satu aplikasi pada bidang teknik pengunaan rapid prototyping adalah pembuatan lengan robot berkaki yang dilakukan di laboratorium mekatronika Universitas Tarumanagara untuk pembuatan robot dalam ajang kompetisi robot beberapa waktu yang lalu. Lengan robot berkaki ini digunakan pada bagian lengan robot untuk menggerakkan robot dengan fungsi sebagai sendi robot sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Lengan Robot Berkaki Selain dalam bidang teknik, 3D printing juga digunakan dalam bidang medikal. Salah satu contohnya adalah pembuatan organ untuk hewan yang mengalami kecacatan. Seperti pembuatan kaki untuk seekor itik yang mengalami kecacatan. Hal ini diperlihatkan pada Gambar 2. Gambar 2. Pembuatan Kaki Untuk Hewan Rapid Prototyping (RP) dapat didefinisikan sebagai metode-metode yang digunakan untuk membuat model berskala (prototipe) dari mulai bagian suatu produk (part) ataupun rakitan produk (assembly) secara cepat dengan menggunakan data computer aided design (CAD) tiga dimensi. Metode RP pertama ditemukan pada tahun 1986 di California, USA yaitu dengan metode Stereolithography. Setelah penemuan metode tersebut berkembanglah berbagai metode lainnya yang memungkinkan pembuatan prototipe dapat dilakukan secara cepat (Widyanto, 2007). Saat ini, pembuatan prototipe menjadi syarat tersendiri pada beberapa perusahaan dalam upaya penyempurnaan produknya. Beberapa alasan mengapa rapid prototyping sangat berguna dan diperlukan dalam dunia industri adalah: meningkatkan efektifitas komunikasi lingkungan industri atau dengan konsumen, mengurangi kesalahan-kesalahan produksi yang mengakibatkan meningkatnya biaya produksi, mengurangi waktu pengembangan produk baru, meminimalisasi perubahan-perubahan mendasar serta memperpanjang jangka pakai produk misalnya 28 Sobron Lubis, Pengaruh Orientasi Objek

3 dengan menambahkan beberapa komponen fitur atau mengurangi fitur-fitur yang tidak diperlukan dalam desain. Proses Rapid Prototyping diawali dengan validasi model CAD 3D produk. Model yang sudah valid kemudian diorientasikan kepada ruang pembuatan (part orientation). Konsep dari rapid prototyping adalah dengan membagi benda dengan ketebalan yang kecil sesuai dengan penampang dari benda tersebut. Selanjutnya, mesin rapid prototyping membuat produk tiga dimensi dengan menambahkan bahan/material secara lapis demi lapisan sesuai dengan pembagian penampang benda. Kualitas dari permukaan benda tergantung pada tebal lapisan dari mesin rapid prototyping. Semakin kecil tebal lapisan maka kualitas permukaan semakin baik (Chua et al. 2003). Beberapa metode Rapid Prototyping yang berkembang saat ini antara lain: Stereolithography (SLA) Dalam teknik SLA, sebuah prototype dibuat dengan cara menembakkan sinar laser ke permukaan sebuah wadah (vat) yang berisi cairan photopolymer (resin). Cairan ini akan langsung mengeras saat laser mengenai permukaannya. Setelah satu layer selesai dikerjakan, sebuah platform digerakkan turun beberapa milimeter, sebuah penyapu (recoater blade) membersihkan sisa-sisa resin di permukaan dan layer berikutnya dikerjakan di atas layer yang telah diselesaikan (Chua et al. 2003). Selective Laser Sintering (SLS) Laminated Object Manufacturing (LOM) Kerja LOM menggunakan material berupa kertas khusus yang digerakkan melewati sebuah platform. Sinar laser ditembakkan menurut bentuk layer, memotong kertas pada platform. Platform akan bergerak turun dan material baru dilewatkan di atas layer yang telah terbentuk dan proses diulangi lagi sampai semua layer selesai dikerjakan. Sebuah roller pemanas (heated roller) memanaskan layer yang telah terbentuk agar menyatu dengan layer di bawahnya (Amin, 2007). Fused Depsition Modelling (FDM) Fused Deposition Modeling adalah metode pembuatan prototipe dengan proses pelelehan material termoplastik dengan menggunakan mekanisme ekstruder. Kemudian proses pembuatan prototipe melalui proses lapis demi lapis (Rafiq, 2006). Pada dasarnya penggunaan rapid prototyping dapat dibagi atas 3 bagian berdasarkan bahan yang digunakan antara lain: rapid prototyping berbahan dasar padat, rapid prototyping berbahan dasar cair dan rapid prototyping berbahan dasar serbuk. Susilo Adi Widyanto (2007) telah melakukan penelitian tentang pengembangan teknologi Rapid Prototyping untuk pembuatan produk-produk multi material, hasil penelitiannya menyatakan bahwa dengan menggunakan mekanisme hopper work nozzle sebagai perangkat pendeposisi serbuk produk dan slot feeder counter rolling cylinder untuk supporting powder berbagai karakteristik produk multi material dapat dibuat (Widyanto, 2007). Perkembangan dalam teknologi rapid prototyping telah banyak membantuk dalam beberapa bidang keilmuan, pada bidang medical, penggunaan rapid prototyping sangat membantu untuk membentuk organ-organ yang rusak. Dari penelitian yang dilakukan (Amin, 2007) diketahui secara keseluruhan dapat terlihat bahwa teknologi rapid prototyping telah memberikan pengaruh yang sangat berarti di bidang medis, dan dengan riset dan pengembangan lebih lanjut teknologi ini akan terus berkontribusi pada pengembangan yang cepat, tidak mahal dan efektif. Hingga kini kajian tentang penggunaan rapid prototyping masih terus dilakukan untuk menghasilkan produk dengan kwalitas yang baik, dan bentuk sesuai dengan dimensi aslinya (Bijarimi et al., 2012). METODE PENELITIAN Bahan dan Peralatan yang Digunakan Untuk melakukan penelitian ini diperlukan bahan sebagai berikut Filament cartridges material PLA dan Filament cartridges material ABS. Gambar 3. Filament cartridge Sobron Lubis, Pengaruh Orientasi Objek 29

4 SINERGI Vol. 20, No. 1, Februari 2016: Peralatan Peralatan printer 3D yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 4. Pengujian kekuatan tarik spesimen dilakukan menggunakan alat ujitarik Shimadzu seperti yang ditujukan pada Gambar 5. (a) Gambar 5. Alat Uji Tarik Shimadzu Prosedur Eksperimen Prosedur eksperimen dalam penelitian ini ada beberapa langkah. Langkah pertama adalah melakukan proses 3D modeling dengan bentuk standar uji kekuatan tarik.(astm D 638). Kemudian, melakukan proses 3D printing dengan dasar model standar uji tarik dan melakukan proses printing dengan 3 tingkat ketebalan layer pada 3D print yaitu sebesar 0,10 mm, 0,20 mm, dan 0,40 mm dan juga dua orientasi posisi objek yaitu horizontal dan vertical. Dimensi ketebalan diperlihatkan pada Gambar 6. Sementara proses diperlihatkan pada Gambar 7.. (a) (b) Gambar 4. (a) Mesin 3D printer UP+2 dan (b) Mesin 3D printer UPBOX 30 Sobron Lubis, Pengaruh Orientasi Objek

5 Langkah berikutnya adalah melakukan pengukuran dimensi spesimen bahan polymer PLA dan ABS, seperti terlihat pada Gambar 8. Setelah itu adalah melakukan uji tarik terhadap masing- masing sample menggunakan standar ASTM D 638 dan diambil nilai rata-rata hasil dari pengujian tarik.hasil uji tarik ditampilkan pada Gambar 9. (b) Gambar 6. Desain Spesimen Uji Tarik (a) Gambar 7. Proses 3D Printing (a) (b) Gambar 9. Spesimen setelah uji Tarik (a) Spesimen ABS.(b) Spesimen PLA Proses eksperimen secara keseluruhan ditampilkan dalam bentuk diagram alir, sebagaiman terlihat pada Gambar 10. (b) Gambar 8. Spesimen Polymer Hasil 3D Printing (a) Spesimen ABS.dan (b) Spesimen PLA Sobron Lubis, Pengaruh Orientasi Objek 31

6 SINERGI Vol. 20, No. 1, Februari 2016: Spesimen yang dihasilkan dari proses 3D printing kemudian dilakukan pengukuran dimensinya dengan menggunakan alat ukur jangka sorong. Pengukuran dilakukan terhadap dimensi dari panjang, lebar luar, lebar dalam, dan tebal dari spesimen. Hasil pengukuran tersebut dibandingkan terhadap ukuran dari data ASTM dimana untuk masing-masing dimensi yaitu panjang keseluruhan (Lo) 165 mm, lebar luar (Wo) 19 mm, lebar dalam (W) 13 mm, dan tebal (t) 7 mm. Nilai kesalahan akurasi material PLA dan ABS pada Proses 3D Printing ditampilkan pada Gambar 11. Gambar 10. Diagram Alir Proses Eksperimen Analisis Data Penelitian Ketelitian Dimensi kualitas dan Efisiensi Produk. Secara keseluruhan, material PLA dan ABS memiliki efisiensi yang hampir sama dalam hal waktu printing. Proses printing dengan orientasi vertikal membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan orientasi horizontal. Material ABS merupakan material dengan efsiensi waktu printing yang lebih baik dibandingkan dengan PLA. Hal ini ditunjukan pada proses printing dengan besar layer 0.1 mm. dari Gambar 11 dapat diketahui bahwa material ABS memiliki jumlah kesalahan akurasi dimensi yang cenderung bergerak naik berbanding lurus dengan besar layer. Sedangkan material PLA memiliki kecendrungan penurunan kesalahan akurasi ketika tebal layer 0.4 mm. Pada posisi objek orientasi horizontal dikatahui bahwa nilai kesalahan akurasi material ABS lebih kecil dibanding material PLA. Pada posisi orientasi vertical, nilai kesalahan akurasi material ABS lebih kecil disbanding PLA. Peningkatan tebal layer menunjukkan peningkatan nilai kesalahan pada kedua jenis material tersebut. Posisi orientasi objek horizontal untuk material ABS menghasilkan nilai kekasaran permukaan yang terkecil dibanding dengan jenis material lain dan posisi yang berbeda. 32 Sobron Lubis, Pengaruh Orientasi Objek

7 Gambar 11. Nilai Kesalahan Akurasi Material PLA dan ABS pada Proses 3D Printing Analisis Data Penelitian Kekuatan Tarik Berdasarkan data pada Gambar 12 dan Gambar 13, dapat dilihat menghasilkan kekuatan tegangan tarik yang berbeda. Bahwa semakin tinggi layer yang digunakan, maka kekuatan tegangan tarik PLA dan ABS juga akan semakin kuat. Dari ketiga jenis layer dan orientasi yang digunakan menunjukkan tren positif setiap kenaikan pada layer yang digunakan kecuali pada saat PLA yang memakai layer 0,20 mm mengalami penurunan kekuatan tegangan tarik. Sedangkan pada Gambar 13 dan Gambar14, dapat dilihat bahwa untuk perbandingan kekuatan tegangan tarik, pembuatan spesimen dengan orientasi horizontal lebih kuat dari pada dengan menggunakan orientasi vertical, dan pembuatan dengan menggunakan material PLA menghasilkan kekuatan tegangan tarik yang lebih baik dari pada menggunakan material ABS. Perubahan fasa yang terjadi ketika proses printing tersebut membentuk ikatan polimer yang berbeda untuk masing-masing posisi dan tebal layer. Pelapisan polymer dengan ketebalan yang lebih besar membentuk ikatan polymer yang lebih kuat sehingga bahan polymer memiliki ketahanan terhadap tegangan tarik yang lebih tinggi. Gambar 12. Grafik Kekuatan Tegangan Material PLA. Sobron Lubis, Pengaruh Orientasi Objek 33

8 SINERGI Vol. 20, No. 1, Februari 2016: Gambar 13. Grafik Kekuatan Tegangan Material ABS Gambar 14. Grafik Orientasi Horizontal PLA dan ABS. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan maka dapat dibuat beberapa kesimpulan. Pertama posisi orientasi objek dan tebal layer pada proses printing menentukan kualitas permukaan, efisiensi waktu proses dan kekuatan dari produk yang dihasilkan. Nilai kesalahan akurasi dimensi spesimen produk printing berbanding lurus terhadap besar layer yang digunakan. Kemudian, nilai kesalahan akurasi dimensi terkecil dengan nilai 0.42 mm terjadi pada orientasi objek horizontal dan tebal layer 0.1 mm pada printing material ABS. Sedangkan jumlah kesalahan akurasi terbesar dengan nilai 1.3 mm terjadi posisi orientasi objek vertikal dan tebal layer sebesar 0.4 mm pada printing material ABS. 34 Sobron Lubis, Pengaruh Orientasi Objek

9 Produk material PLA dengan orientasi posisi objek horizontal memiliki kualitas dimensi yang paling baik. Jumlah kesalahan akurasi material ini tidak melebihi 1 mm pada setiap layer. Selain itu, material ABS dengan posisi orientasi objek vertikal dan tebal layer sebesar 0,10 mm menghasilkan kekuatan tegangan tarik yang terkecil sebesar 8,62 MPa dan material PLA dengan orientasi posisi objek horizontal dengan dan tebal layer sebesar 0,40 mm menghasilkan kekuatan tegangan tarik terbesar 35,57 MPa. REFERENSI Widyanto, Susilo Adi, Pengembangan Produk Rapid Prototyping Untuk Pembuatan Produk Multi Material. Jurnal Teknik Mesin ROTASI. 2007; 9(4): Chua, C.K, Leong. K.F, Lim, C,S, Rapid Prototyping Principles and Applications (2 nd Edition), World Scientific Published Co. Pte. Ltd. Singapore, Amin, Zulkifli, Rapid Prototyping Technology: Aplikasi Pada Bidang Medis, Jurnal TeknikA, 2007; 3(27): Rafiq, Noorani. Rapid Prototyping Principles and Applications, Jhon Milley&sous.Ine, Bijarimi, M, S Ahmad, R Rasid. Mechanical, Thermal and Morphological Properties of PLA/PP Melt Blends, International Conference on Agriculture, Chemical and Environmental Sciencesi. 2012; Sobron Lubis, Pengaruh Orientasi Objek 35

Pengaturan Orientasi Posisi Objek pada Proses Rapid Prototyping Menggunakan 3D Printer Terhadap Waktu Proses dan Kwalitas Produk

Pengaturan Orientasi Posisi Objek pada Proses Rapid Prototyping Menggunakan 3D Printer Terhadap Waktu Proses dan Kwalitas Produk Jurnal Teknik Mesin, Vol. 15, No. 1, April 2014, 27-34 ISSN 1410-9867 DOI: 10.9744/jtm.15.1.27-34 Pengaturan Orientasi Posisi Objek pada Proses Rapid Prototyping Menggunakan 3D Printer Terhadap Waktu Proses

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTAS OBYEK HASIL FUSED DEPOSITION MODELING PADA WAKTU PROSES

PENGARUH ORIENTAS OBYEK HASIL FUSED DEPOSITION MODELING PADA WAKTU PROSES Jurnal Teknik Mesin, Vol. 16, No. 2, Oktober 2016, 41-46 ISSN 1410-9867 DOI: 10.9744/jtm.16.2.41-46 PENGARUH ORIENTAS OBYEK HASIL FUSED DEPOSITION MODELING PADA WAKTU PROSES Wesley Budiman 1), Juliana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan dunia industri, adanya model produk menjadi sangat penting dalam menentukan apakah produk yang akan diproduksi sudah memenuhi kriteria atau belum.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rapid prototyping merupakan proses pembuatan model fisik tiga dimensi dari model tiga dimensi digital menggunakan mesin otomatis secara cepat (Heynick dan Stotz, 2006).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN an, teknologi pencetakan tiga dimensi (3D) yang mencetak. benda dengan mengandalkan ekstrusi termoplastik untuk pembuatan

BAB I PENDAHULUAN an, teknologi pencetakan tiga dimensi (3D) yang mencetak. benda dengan mengandalkan ekstrusi termoplastik untuk pembuatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Munculnya teknologi manufaktur aditif pada pertengahan 1980-an, teknologi pencetakan tiga dimensi (3D) yang mencetak benda dengan mengandalkan ekstrusi termoplastik

Lebih terperinci

PELAPISAN PRODUK HASIL PRINTER 3 DIMENSI DENGAN DENGAN MENGGUNAKAN CAT DAN PELAPIS RESIN

PELAPISAN PRODUK HASIL PRINTER 3 DIMENSI DENGAN DENGAN MENGGUNAKAN CAT DAN PELAPIS RESIN Pelapisan Produk Hasil Printer 3 Dimensi... (Febriantoko dan Riyanto) PELAPISAN PRODUK HASIL PRINTER 3 DIMENSI DENGAN DENGAN MENGGUNAKAN CAT DAN PELAPIS RESIN Bambang Waluyo Febriantoko *, Rachman Rio

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI ORIENTASI OBJEK PADA PROSES RAPID PROTOTYPING 3D PRINTING TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL POLYMER

PENGARUH POSISI ORIENTASI OBJEK PADA PROSES RAPID PROTOTYPING 3D PRINTING TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL POLYMER SINERGI Vol.20, No.3, Oktober 2016: 229-238 DOAJ: http://doaj.org/toc/2460-1217 DOI: http://doi.org/10.22441/sinergi.2016.3.009 PENGARUH POSISI ORIENTASI OBJEK PADA PROSES RAPID PROTOTYPING 3D PRINTING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dunia industri dewasa ini, kecepatan inovasi produk baik dari segi teknologi maupun estetika dan fungsionalitasnya memegang peranan penting untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rapid prototyping adalah metode pembuatan objek tiga dimensi dari data digital secara cepat (Heynick dan Stotz, 2006). Rapid prototyping juga dikenal sebagai additive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rapid Prototyping adalah salah satu langkah penting untuk finalisasi sebuah desain produk. Prototyping mempermudah dalam pembentukan konsep suatu desain. Sebuah

Lebih terperinci

PEMBUATAN PRODUK-PRODUK MULTI MATERIAL

PEMBUATAN PRODUK-PRODUK MULTI MATERIAL PENGEMBANGAN TEKNOLOGI RAPID PROTOTYPING UNTUK PEMBUATAN PRODUK-PRODUK MULTI MATERIAL Susilo Adi Widyanto 1) Abstrak Tingginya persaingan antar produk-produk industri menuntut dikembangkannya sistem produksi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI RAPID PROTOTYPING UNTUK PEMBUATAN PRODUK-PRODUK MULTI MATERIAL

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI RAPID PROTOTYPING UNTUK PEMBUATAN PRODUK-PRODUK MULTI MATERIAL PENGEMBANGAN TEKNOLOGI RAPID PROTOTYPING UNTUK PEMBUATAN PRODUK-PRODUK MULTI MATERIAL Susilo Adi Widyanto 1) Abstrak Tingginya persaingan antar produk-produk industri menuntut dikembangkannya sistem produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rapid prototyping saat ini sudah banyak digunakan oleh perusahaan dalam upaya penyempurnaan kualitas produk yang akan dihasilkan. Hal ini dikarenakan dengan penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan produk berkelanjutan merupakan suatu hal yang menjadi sangat penting dalam perkembangan dunia industri. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan target pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan produk yang berkelanjutan. Hal ini agar industri selalu. eksis dan bahkan menjadi rujukan dari para konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan produk yang berkelanjutan. Hal ini agar industri selalu. eksis dan bahkan menjadi rujukan dari para konsumen. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri harus didampingi dengan pengembangan produk yang berkelanjutan. Hal ini agar industri selalu eksis dan bahkan menjadi rujukan dari para

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR PENGUJIAN KUAT TARIK TERHADAP PRODUK HASIL 3D PRINTING DENGAN VARIASI KETEBALAN LAYER 0,2 mm dan 0,3 mm YANG MENGGUNAKANAN BAHAN ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene) Disusun

Lebih terperinci

MATERI PEMBELAJARAN. Prototyping Rapid Prototyping Dimensi Prototyping Terminologi Prototyping Prototyping Tools

MATERI PEMBELAJARAN. Prototyping Rapid Prototyping Dimensi Prototyping Terminologi Prototyping Prototyping Tools PROTOTYPE Pert 5 MATERI PEMBELAJARAN Prototyping Rapid Prototyping Dimensi Prototyping Terminologi Prototyping Prototyping Tools PROTOTYPE? proses membangun model dari suatu sistem. bentuk awal (contoh)

Lebih terperinci

Interaksi Manusia dan Komputer

Interaksi Manusia dan Komputer Pertemuan 07 Interaksi Manusia dan Komputer Bg.5 Prototype Oleh : ANISYA, S.Kom., M. Kom Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informatika ITP 2013 SUB TOPIK Rapid Prototyping Dimensi Prototyping (Representasi,

Lebih terperinci

PENGARUH PARAMETER PROSES EKTRUSI 3D PRINTER TERHADAP SIFAT MEKANIS CETAK KOMPONEN BERBAHAN FILAMENT PLA (Poly Lactide Acid)

PENGARUH PARAMETER PROSES EKTRUSI 3D PRINTER TERHADAP SIFAT MEKANIS CETAK KOMPONEN BERBAHAN FILAMENT PLA (Poly Lactide Acid) PENGARUH PARAMETER PROSES EKTRUSI 3D PRINTER TERHADAP SIFAT MEKANIS CETAK KOMPONEN BERBAHAN FILAMENT PLA (Poly Lactide Acid) Agris Setiawan 1) 1) Program Studi DIII Aeronautika, STTKD Yogyakarta 1) agrissetiawan@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan prototype yang biasanya memakan waktu yang lama. dapat dibuat dalam waktu yang lebih singkat. Namun di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan prototype yang biasanya memakan waktu yang lama. dapat dibuat dalam waktu yang lebih singkat. Namun di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Printer 3D di indonesia mulai digemari di dalam dunia industri indonesia, karena dengan meggunakan printer 3D pembuatan prototype yang biasanya memakan waktu yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii HALAMAN PERSEMBAHAN v KATA PENGANTAR vi UCAPAN TERIMA KASIH vii DAFTAR ISI ix DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR TABEL xiv DAFTAR LAMPIRAN xvi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO

UNIVERSITAS DIPONEGORO UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGEMBANGAN MEKANISME DEPOSISI SERBUK PENYANGGA DAN PEMBUATAN CONTOH PRODUK DENGAN PROSES MATERIAL DEPOSITION INDIRECT SINTERING (MD-IS) TUGAS AKHIR TOHIRIN L2E 607 054 FAKULTAS

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL MESIN FUSED DEPOSITION MODELLING

SISTEM KONTROL MESIN FUSED DEPOSITION MODELLING SISTEM KONTROL MESIN FUSED DEPOSITION MODELLING Cristian Awi, Soeharsono dan Didi Widya Utama Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Mesin, Universitas Tarumanagara Abstract: Fused deposition modeling

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR PENGARUH ARAH CETAKAN MELINTANG DAN MEMBUJUR SERTA TEBAL LAYER 0,2 MM DAN 0,3 MM TERHADAP PENYIMPANGAN PRODUK PRINTER 3 DIMENSI DARI BAHAN ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI RAPID PROTOTYPING UNTUK PEMBUATAN PRODUK-PRODUK MULTI MATERIAL

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI RAPID PROTOTYPING UNTUK PEMBUATAN PRODUK-PRODUK MULTI MATERIAL PENGEMBANGAN TEKNOLOGI RAPID PROTOTYPING UNTUK PEMBUATAN PRODUK-PRODUK MULTI MATERIAL Susilo Adi Widyanto Program Teknik Mesin Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof Sudarto, SH., Semarang susilo70@yahoo.com

Lebih terperinci

Pengaruh Parameter Proses 3D Printing Terhadap Elastisitas Produk Yang Dihasilkan

Pengaruh Parameter Proses 3D Printing Terhadap Elastisitas Produk Yang Dihasilkan Pengaruh Parameter Proses 3D Printing Terhadap Elastisitas Produk Yang Dihasilkan Hasdiansah 1, Herianto 2, 1,2, Departemen Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGARUH PRODUK STYRENE (ABS) JURUSAN. Disusun Oleh

PENGARUH PRODUK STYRENE (ABS) JURUSAN. Disusun Oleh TUGAS AKHIR PENGARUH ARAH CETAKAN MELINTANG DAN MEMBUJUR SERTA TEBAL LAYER 0,2 mmm DAN 0,3 mm TERHADAP PENYIMPANGAN PRODUK PRINTER 3 DIMENSI DARI BAHAN ACRYLONITRILE BUTADIENE STYRENE (ABS) Disusun Sebagai

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PERMAINAN EDUKATIF JENIS GELINDING KELERENG UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KELOMPOK USIA 4-6 TAHUN

RANCANG BANGUN ALAT PERMAINAN EDUKATIF JENIS GELINDING KELERENG UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KELOMPOK USIA 4-6 TAHUN Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi RANCANG BANGUN ALAT PERMAINAN EDUKATIF JENIS GELINDING KELERENG UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KELOMPOK USIA 4-6 TAHUN *Nila Kusumaningtyas

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PRINTER 3D MENGGUNAKAN KONTROLLER ARDUINO MEGA Kampus UMK Gondangmanis PO.BOX 53.Kudus. *

RANCANG BANGUN PRINTER 3D MENGGUNAKAN KONTROLLER ARDUINO MEGA Kampus UMK Gondangmanis PO.BOX 53.Kudus. * RANCANG BANGUN PRINTER 3D MENGGUNAKAN KONTROLLER ARDUINO MEGA 2560 Moh. Dahlan 1 *, Budi Gunawan 1, F. Shoufika Hilyana 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Kampus UMK Gondangmanis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan 1980-an, teknologi pencetakan tiga dimensi (3D) yang. mencetak benda dengan mengandalkan ekstrusi termoplastik untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan 1980-an, teknologi pencetakan tiga dimensi (3D) yang. mencetak benda dengan mengandalkan ekstrusi termoplastik untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan munculnya teknologi manufaktur aditif pada pertengahan 1980-an, teknologi pencetakan tiga dimensi (3D) yang mencetak benda dengan mengandalkan ekstrusi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROSES MULTI MATERIAL DEPOSITION INDIRECT SINTERING (MMD-Is) UNTUK SERBUK Cu

PENGEMBANGAN PROSES MULTI MATERIAL DEPOSITION INDIRECT SINTERING (MMD-Is) UNTUK SERBUK Cu C.8. Pengembangan Proses Multi Material Deposition Indirect Sintering (MMD-Is). (Muhamad Nurhilal) PENGEMBANGAN PROSES MULTI MATERIAL DEPOSITION INDIRECT SINTERING (MMD-Is) UNTUK SERBUK Cu Mohammad Nurhilal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Defek tulang kepala (cranial bone defects) dan defek tulang wajah (cranio

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Defek tulang kepala (cranial bone defects) dan defek tulang wajah (cranio I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Defek tulang kepala (cranial bone defects) dan defek tulang wajah (cranio facial defects) merupakan kasus medis dimana tidak adanya jaringan tulang pada bagian cranial

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO

UNIVERSITAS DIPONEGORO UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN DINDING HOPER, SUDUT HOPER DAN PEMASANGAN PENGADUK PADA MAMPU ALIR SERBUK SILIKA DENGAN METODE SCREW FEEDER HOPPER NOZZLE TUGAS AKHIR HIDAYAT MEISETIAWAN

Lebih terperinci

ABSTRAKSI PENGARUH SUHU DARI BOTTOM PLATE TERHADAP PRODUK PRINTER 3D

ABSTRAKSI PENGARUH SUHU DARI BOTTOM PLATE TERHADAP PRODUK PRINTER 3D 1 2 ABSTRAKSI PENGARUH SUHU DARI BOTTOM PLATE TERHADAP PRODUK PRINTER 3D Sugeng Winarto, Bambang Waluyo F, Bibit Sugito Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

TUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta TUGAS AKHIR PENGUJIAN KUAT TARIK TERHADAP PRODUK HASIL 3D PRINTING DENGAN VARIASI KETEBALAN LAYER 0,2 mm dan 0,3 mm YANG MENGGUNAKANAN BAHAN ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene) Disusun Sebagai Syarat

Lebih terperinci

Cara kerja Printer 3D

Cara kerja Printer 3D Cara kerja Printer 3D Nama : Vidiyono Novian pratama http://www.vidipratama81@rocketmai.net Abstrak Kini kita membahas tentang printer 3D,mencetak sesuatu dengan tampilan 2 dimensi merupakan hal yang biasa,

Lebih terperinci

PROTOTYPE. Lecture 13 FaridWajdi 2014

PROTOTYPE. Lecture 13 FaridWajdi 2014 PROTOTYPE Lecture 13 FaridWajdi 2014 Definition A model of the real product. Prototype development begins with the release of completed parts, subassemblies,and assemblies to configuration management,

Lebih terperinci

Perancangan Extruder Mesin Rapid Prototyping Berbasis Fused Deposition Modeling (FDM) Untuk Material Filament Polylactic Acid (PLA) Diameter 1,75 mm

Perancangan Extruder Mesin Rapid Prototyping Berbasis Fused Deposition Modeling (FDM) Untuk Material Filament Polylactic Acid (PLA) Diameter 1,75 mm Perancangan Extruder Mesin Rapid Prototyping Berbasis Fused Deposition Modeling (FDM) Untuk Material Filament Polylactic Acid (PLA) Diameter 1,75 mm Ayi Ruswandi 1, Mochammad Arsyad Fauzan 2 (1) Dosen

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KONTRUKSI DAN SISTEM GERAK SUMBU PADA MESIN FUSED DEPOSITION MODELLING

RANCANG BANGUN KONTRUKSI DAN SISTEM GERAK SUMBU PADA MESIN FUSED DEPOSITION MODELLING RANCANG BANGUN KONTRUKSI DAN SISTEM GERAK SUMBU PADA MESIN FUSED DEPOSITION MODELLING Jeffrey, Didi Widya Utama dan Soeharsono Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Meningkatnya persaingan di pasar global yang amat pesat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Meningkatnya persaingan di pasar global yang amat pesat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya persaingan di pasar global yang amat pesat pada saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi industri manufaktur. Banyak perusahaan yang harus menyesuaikan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MESIN RAPID PROTOTYPING DENGAN METODE FDM (FUSED DEPOSITIONING MODELLING) SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MESIN RAPID PROTOTYPING DENGAN METODE FDM (FUSED DEPOSITIONING MODELLING) SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MESIN RAPID PROTOTYPING DENGAN METODE FDM (FUSED DEPOSITIONING MODELLING) SKRIPSI Andry Sulaiman 0606072925 FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DEPOK

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK ORIENTASI UNIDIRECTIONAL 0 DAN 90 PADA STRUKTUR KOMPOSIT SERAT MENDONG DENGAN MENGGUNAKAN EPOKSI BAKELITE EPR 174

ANALISIS PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK ORIENTASI UNIDIRECTIONAL 0 DAN 90 PADA STRUKTUR KOMPOSIT SERAT MENDONG DENGAN MENGGUNAKAN EPOKSI BAKELITE EPR 174 INFOMATEK Volume 19 Nomor 2 Desember 2017 ANALISIS PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK ORIENTASI UNIDIRECTIONAL 0 DAN 90 PADA STRUKTUR KOMPOSIT SERAT MENDONG DENGAN MENGGUNAKAN EPOKSI BAKELITE EPR 174 Lies Banowati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia industri terus mengalami perkembangan, terutama di bidang manufaktur. Dalam industri, suatu desain menjadi hal yang penting karena persaingan semakin ketat,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Mesin Multi Material Deposition-Indirect Sintering (MMD-IS) Bagian Mekanisme Built Part

Rancang Bangun Mesin Multi Material Deposition-Indirect Sintering (MMD-IS) Bagian Mekanisme Built Part Rancang Bangun Mesin Multi Material Deposition-Indirect Sintering (MMD-IS) Bagian Mekanisme Built Part Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata Satu (S-1) Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Pengaruh Kecepatan Potong Pada Pemotongan Polymethyl Methacrylate Menggunakan Mesin Laser Cutting

Pengaruh Kecepatan Potong Pada Pemotongan Polymethyl Methacrylate Menggunakan Mesin Laser Cutting Pengaruh Kecepatan Potong Pada Pemotongan Polymethyl Methacrylate Menggunakan Mesin Laser Cutting Braam Delfian Prihadianto 1, Gesang Nugroho 2 1) Mahasiswa S2 Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin dan Industri

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PARAMETER PROSES 3D-PRINTING MATERIAL POLYLACTIC ACID TERHADAP RESPON AKURASI DIMENSI DAN KEKUATAN TARIK MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI

ANALISIS PENGARUH PARAMETER PROSES 3D-PRINTING MATERIAL POLYLACTIC ACID TERHADAP RESPON AKURASI DIMENSI DAN KEKUATAN TARIK MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI ANALISIS PENGARUH PARAMETER PROSES 3D-PRINTING MATERIAL POLYLACTIC ACID TERHADAP RESPON AKURASI DIMENSI DAN KEKUATAN TARIK MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk

Lebih terperinci

PROSES PELAPISAN PERMUKAAN SPESIMEN DARI BAHAN ABS YANG DIBENTUK MELALUI RAPID TOOLING

PROSES PELAPISAN PERMUKAAN SPESIMEN DARI BAHAN ABS YANG DIBENTUK MELALUI RAPID TOOLING PROSES PELAPISAN PERMUKAAN SPESIMEN DARI BAHAN ABS YANG DIBENTUK MELALUI RAPID TOOLING Rachman Rio Riyanto 1), Bambang Waluyo Febriantoko 2), Patna Partono 3) 1 Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

PEMBUATAN CETAKAN MELALUI METODE RAPID TOOLING PADA PEMBENTUKAN BOLA PLASTIK DENGAN PROSES ROTATIONAL MOLDING

PEMBUATAN CETAKAN MELALUI METODE RAPID TOOLING PADA PEMBENTUKAN BOLA PLASTIK DENGAN PROSES ROTATIONAL MOLDING NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR PEMBUATAN CETAKAN MELALUI METODE RAPID TOOLING PADA PEMBENTUKAN BOLA PLASTIK DENGAN PROSES ROTATIONAL MOLDING Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Dede Sumantri

UNIVERSITAS INDONESIA SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Dede Sumantri UNIVERSITAS INDONESIA PENINGKATAN KINERJA MESIN RAPID PROTOTYPING BERBASIS FUSED DEPOSITION MODELLING SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Dede Sumantri 0706266954

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2010 menginformasikan bahwa kasus patah tulang meningkat setiap tahun sejak 2007. Pada 2007 tercatat ada 22,815

Lebih terperinci

bantuan visual yang sempurna di dalam mengkomunikasikan gagasan dengan

bantuan visual yang sempurna di dalam mengkomunikasikan gagasan dengan BAB II DASAR TEORI 2.1 Kajian Singkat Rapid Prototyping Istilah rapid prototyping (RP) merujuk pada suatu kelas teknologi yang secara otomatis mampu menyusun model fisik dari data CAD (Computer-Aided Design).

Lebih terperinci

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION Agus Dwi Anggono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartosura, 57102 E-mail : agusda@indosat-m3.net

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KONSTRUKSI RANGKA MESIN 3D PRINTER TIPE CARTESIAN BERBASIS FUSED DEPOSITION MODELING (FDM)

RANCANG BANGUN KONSTRUKSI RANGKA MESIN 3D PRINTER TIPE CARTESIAN BERBASIS FUSED DEPOSITION MODELING (FDM) Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol 06, No 4, Oktober 2017 252 RANCANG BANGUN KONSTRUKSI RANGKA MESIN 3D PRINTER TIPE CARTESIAN BERBASIS FUSED DEPOSITION MODELING (FDM) Mochamad Diki Muliyawan, Gatot Eka Pramono,

Lebih terperinci

Kekuatan Tarik Komposit Matrik Polimer Berpenguat Serat Alam Bambu Gigantochloa Apus Jenis Anyaman Diamond Braid dan Plain Weave

Kekuatan Tarik Komposit Matrik Polimer Berpenguat Serat Alam Bambu Gigantochloa Apus Jenis Anyaman Diamond Braid dan Plain Weave Kekuatan Tarik Komposit Matrik Polimer Berpenguat Serat Alam Bambu Gigantochloa Apus Jenis Anyaman Diamond Braid dan Plain Weave Sofyan Djamil 1)*, Sobron Y Lubis 1), dan Hartono ) 1) Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN PRODUK BIMETAL Cu DAN Ni DENGAN PROSES MULTI MATERIAL DEPOSITION INDIRECT SINTERING (MMD-IS)

PROSES PEMBUATAN PRODUK BIMETAL Cu DAN Ni DENGAN PROSES MULTI MATERIAL DEPOSITION INDIRECT SINTERING (MMD-IS) PROSES PEMBUATAN PRODUK BIMETAL Cu DAN Ni DENGAN PROSES MULTI MATERIAL DEPOSITION INDIRECT SINTERING (MMD-IS) *Nugrahono Adi Prabowo 1, Susilo Adi Widyanto 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

PEMBUATAN CETAKAN MELALUI METODE RAPID TOOLING PADA PEMBENTUKAN BOLA PLASTIK DENGAN PROSES ROTATIONAL MOLDING

PEMBUATAN CETAKAN MELALUI METODE RAPID TOOLING PADA PEMBENTUKAN BOLA PLASTIK DENGAN PROSES ROTATIONAL MOLDING TUGAS AKHIR PEMBUATAN CETAKAN MELALUI METODE RAPID TOOLING PADA PEMBENTUKAN BOLA PLASTIK DENGAN PROSES ROTATIONAL MOLDING Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB II RAPID PROTOTYPING

BAB II RAPID PROTOTYPING BAB II RAPID PROTOTYPING.1 Klasifikasi Rapid Prototyping Rapid Prototyping (RP) atau Layered Manufacturing (LM) merupakan proses fabrikasi suatu produk dengan layer by layer. Prosesnya melibatkan penambahan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilakukan pengujian pada alumunium seri 6063 (Al-Mg-Si), terlebih

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilakukan pengujian pada alumunium seri 6063 (Al-Mg-Si), terlebih IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Awal Benda Kerja Sebelum dilakukan pengujian pada alumunium seri 6063 (Al-Mg-Si), terlebih dahulu dilakukan pemotongan dan pengukuran awal benda kerja sehingga benda

Lebih terperinci

PROSES PELAPISAN PERMUKAAN SPESIMEN DARI BAHAN ABS YANG DIBENTUK MELALUI RAPID TOOLING

PROSES PELAPISAN PERMUKAAN SPESIMEN DARI BAHAN ABS YANG DIBENTUK MELALUI RAPID TOOLING NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR PROSES PELAPISAN PERMUKAAN SPESIMEN DARI BAHAN ABS YANG DIBENTUK MELALUI RAPID TOOLING Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DARI HEATER NOZZLE TERHADAP PRODUK PRINTER 3D

PENGARUH SUHU DARI HEATER NOZZLE TERHADAP PRODUK PRINTER 3D NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR PENGARUH SUHU DARI HEATER NOZZLE TERHADAP PRODUK PRINTER 3D Disusun Sebagai Syarat Untuk mencapai Gelar sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Tris Sugiarto 1, Beta Hendrian 2, dan Fian Erfianto 3 1,2,3

Tris Sugiarto 1, Beta Hendrian 2, dan Fian Erfianto 3 1,2,3 Pengaruh Variasi Suhu Dalam Proses Thermal Spray Coating Untuk Menambah Kekerasan Material Baja Karbon Rendah Tris Sugiarto 1, Beta Hendrian 2, dan Fian Erfianto 3 1,2,3 Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknik

Lebih terperinci

Tahapan yang dilakukan dalam pembuatan master cetakan sudu pompa air sentrifugal dapat dilihat pada gambar 3.1. f Mulai ")

Tahapan yang dilakukan dalam pembuatan master cetakan sudu pompa air sentrifugal dapat dilihat pada gambar 3.1. f Mulai ) BAB III METOOOLOGI PENELITIAN Tahapan yang dilakukan dalam pembuatan master cetakan sudu pompa air sentrifugal dapat dilihat pada gambar 3.1. f Mulai ") Identifikasi Masalah Dan Tujuan Penelitian Perumusan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin, Laboratorium Mekanik Politeknik Negeri Sriwijaya. B. Bahan yang Digunakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO

UNIVERSITAS DIPONEGORO UNIVERSITAS DIPONEGORO ANALISA SIFAT FISIK, SIFAT MEKANIK, STRUKTUR PRODUK PROSES INDIRECT PRESSURELESS SINTERING BERBAHAN SERBUK Ni DAN SIFAT TERMAL BERBAHAN SERBUK Cu DENGAN SUPPORTING POWDER BESI COR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi dalam segala aspek kehidupan saat ini semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM OPERASI MESIN MILLING CNC TRAINER

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM OPERASI MESIN MILLING CNC TRAINER PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM OPERASI MESIN MILLING CNC TRAINER * Mushafa Amala 1, Susilo Adi Widyanto 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE Muhammad Luqman Saiful fikri 1, Iman Kurnia Sentosa 2, Harini Sosiati 3, Cahyo Budiyantoro 4 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER Wisma Soedarmadji*), Febi Rahmadianto**) ABSTRAK Tungsten Innert Gas adalah proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Laporan Tugas Akhir 3.1 Diagram Alir Proses Gambar 3.1. Diagram alir penelitian 25 Penelitian ini ditunjang dengan simulasi komputer dari hasil penelitian komposit PE-serbuk

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kaca merupakan amorf (non crystalline) material padat yang bening dan juga transparan atau tembus pandang, serta sifatnya rapuh. Kaca sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

REVIEW : RAPID PROTOTYPING TECHNOLOGY UNTUK APLIKASI PEMBUATAN IMPLAN TULANG DAN GIGI

REVIEW : RAPID PROTOTYPING TECHNOLOGY UNTUK APLIKASI PEMBUATAN IMPLAN TULANG DAN GIGI REVIEW : RAPID PROTOTYPING TECHNOLOGY UNTUK APLIKASI PEMBUATAN IMPLAN TULANG DAN GIGI Dr. Dini Cahyandari.ST,MT Dosen Prodi Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Semarang dini@unimus.ac.id Abstrak Saat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai BAB III METODE PENELITIAN 3. 1Diagram Alur Penelitian Mulai Studi literatur Identifikasi masalah Persiapan spesimen uji Pemilihan material spesimen ( baja SS-400 ) Pemotongan dan pembuatan kampuh las Proses

Lebih terperinci

Penciptaan Sel Stem Embrio Manusia di Masa Depan Menggunakan Teknologi 3D Printing. Husna Tiara Putri Seminar Studi Futuristik

Penciptaan Sel Stem Embrio Manusia di Masa Depan Menggunakan Teknologi 3D Printing. Husna Tiara Putri Seminar Studi Futuristik Penciptaan Sel Stem Embrio Manusia di Masa Depan Menggunakan Teknologi 3D Printing Husna Tiara Putri 15411011 -- Seminar Studi Futuristik Latar Belakang Teknologi merupakan salah satu aspek yang berkembang

Lebih terperinci

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA Proses Produksi I MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA by Asyari Daryus Universitas Darma Persada OBJECTIVES Mahasiswa dapat menerangkan sifat dan jenis bahan plastik Mahasiswa dapat menerangkan cara pengolahan

Lebih terperinci

Pembuatan Model Solid Tangan Palsu (Prosthetic Hand) Manusia Metode 3D Scanner dengan menggunakan Perangkat Lunak Autodesk 3D Max Design dan NetFabb

Pembuatan Model Solid Tangan Palsu (Prosthetic Hand) Manusia Metode 3D Scanner dengan menggunakan Perangkat Lunak Autodesk 3D Max Design dan NetFabb Pembuatan Model Solid Tangan Palsu (Prosthetic Hand) Manusia Metode 3D Scanner dengan menggunakan Perangkat Lunak Autodesk 3D Max Design dan NetFabb Zulkifli Amin 1,a * dan Topan Prima Jona 2,b 1,2 Jurusan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan baja AISI 045, proses pembuatan spesimen uji

Lebih terperinci

Perancangan Kebijakan Perawatan Mesin Printer 3D CLab A01

Perancangan Kebijakan Perawatan Mesin Printer 3D CLab A01 Petunjuk Sitasi: Herianto, & Irlanda, E. A. (2017). Perancangan Kebijakan Perawatan Mesin Printer 3D CLab A01. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C56-61). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Penggabungan dua teknologi berbeda membutuhkan banyak pertimbangan dan referensi. Setiap teknologi pasti memiliki kelebihan dan kekurangan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN, NILAI KEKERASAN, DAN LAJU KOROSI PADA PROSES ANODIZING

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN, NILAI KEKERASAN, DAN LAJU KOROSI PADA PROSES ANODIZING LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN, NILAI KEKERASAN, DAN LAJU KOROSI PADA PROSES ANODIZING Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan oleh : Nama : Catia Julie Aulia NIM : Kelompok : 7 Anggota (NIM) : 1. Conrad Cleave Bonar (13714008) 2. Catia Julie Aulia

Lebih terperinci

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-168 Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut Musfirotul Ula, Irfan Syarief Arief, Tony Bambang

Lebih terperinci

Gambar I.1 Mesin CNC Haas Turning ST-20

Gambar I.1 Mesin CNC Haas Turning ST-20 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Laboratorium Proses Manufaktur merupakan salah satu laboratorium yang berada di Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom. Laboratorium

Lebih terperinci

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag) Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 8, No.2, Mei 2017 1 Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag) Heri Yudiono 1, Rusiyanto 2, dan Kiswadi 3 1,2 Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Injection molding merupakan metode pembentukan material termoplastik dimana material yang dilelehkan berdasarkan proses pemanasan. Biji plastik yang meleleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh suhu tempering terhadap sifat mekanik baja

Lebih terperinci

Mengenal Mesin Laser RONIta

Mengenal Mesin Laser RONIta Mengenal Mesin Laser RONIta Alhamdulillah RONIta sudah memiliki mesin laser saat ini, mesin laser yang kami gunakan produksi Amerika dimana mesin ini memiliki 3 fungsi utama sebagai berikut : 1. Cutting,

Lebih terperinci

PROSES PENGHALUSAN PERMUKAAN SPESIMEN DARI BAHAN ABS YANG DIBENTUK MELALUI RAPID TOOLING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROSES PENGHALUSAN PERMUKAAN SPESIMEN DARI BAHAN ABS YANG DIBENTUK MELALUI RAPID TOOLING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PROSES PENGHALUSAN PERMUKAAN SPESIMEN DARI BAHAN ABS YANG DIBENTUK MELALUI RAPID TOOLING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Adapun faktor yang diteliti adalah penggunaan agregat daur ulang sebagai pengganti dari agregat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Adapun tempat pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

III. METODE PENELITIAN. Adapun tempat pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Adapun tempat pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Proses pembuatan spesimen uji impak dilakukan di Laboratorium Teknologi Mekanik Jurusan

Lebih terperinci

REVERSE ENGINEERING OUTER REAR BUMPER MOBIL ESEMKA RAJAWALI R2

REVERSE ENGINEERING OUTER REAR BUMPER MOBIL ESEMKA RAJAWALI R2 REVERSE ENGINEERING OUTER REAR BUMPER MOBIL ESEMKA RAJAWALI R2 Sanurya Putri Purbaningrum 1, Agus Dwi Anggono 2, Supriyono 3 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan Laboratorium Metrologi Universitas Lampung serta Laboratorium Material ITB Bandung

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA ALAT DAN MATERIAL PENELITIAN 1. Material Penelitian Tipe Baja : AISI 1045 Bentuk : Pelat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja AISI 1045 Pelat AISI 1045 Unsur Nilai Kandungan Unsur

Lebih terperinci

AKURASI DIMENSI PRODUK PROSES MATERIAL DEPOSITION INDIRECT SINTERING (MD-Is) VARIASI UKURAN PARTIKEL SERBUK PENYANGGA

AKURASI DIMENSI PRODUK PROSES MATERIAL DEPOSITION INDIRECT SINTERING (MD-Is) VARIASI UKURAN PARTIKEL SERBUK PENYANGGA AKURASI DIMENSI PRODUK PROSES MATERIAL DEPOSITION INDIRECT SINTERING (MD-Is) VARIASI UKURAN PARTIKEL SERBUK PENYANGGA Mohammad Nurhilal 1), Susilo Adi Widyanto 2), Sri Nugroho 3) 1) Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

RAPID PROTOTYPING TEKNOLOGI: APLIKASI PADA BIDANG MEDIS

RAPID PROTOTYPING TEKNOLOGI: APLIKASI PADA BIDANG MEDIS RAPID PROTOTYPING TEKNOLOGI: APLIKASI PADA BIDANG MEDIS Zulkifli Amin Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Andalas ABSTRAK Teknologi rapid prototyping dengan metoda lapisan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (4) ISSN: 7-59 (-97 Print) F-66 Pengaruh Variasi Komposisi Serbuk Kayu dengan Pengikat Semen pada Pasir Cetak terhadap Cacat Porositas dan Kekasaran Permukaan Hasil Pengecoran

Lebih terperinci

ANALISIS DAN EKSPERIMEN PELAT BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM

ANALISIS DAN EKSPERIMEN PELAT BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM ANALISIS DAN EKSPERIMEN PELAT BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM Desinta Nur Lailasari *1, Sri Murni Dewi 2, Devi Nuralinah 2 1 Mahasiswa / Program Studi Magister / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta 3.1.2. Alat dan bahan 3.2.1 Alat Alat yang dipergunakan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 25 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 AlaT Penelitian Peralatan yang digunakan selama proses pembuatan komposit : a. Alat yang digunakan untuk perlakuan serat Alat yang digunakan

Lebih terperinci

(Sumber :

(Sumber : Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Laboratorium Proses Manufaktur merupakan salah satu laboratorium pada program studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom. Laboratorium ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 SISTEMATIKA PENELITIAN Adapun tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan pada penelitian ini adalah: 1. Studi literatur, yaitu mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan penelitian

Lebih terperinci