BAB V MODEL PENGAJARAN CERITA RANDAI SEBAGAI BAHAN MUATAN LOKAL UNTUK SMP DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bagian daripada kebudayaan. Bila kita mengkaji

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad, B. (2003). Patu mbojo: struktur, konteks pertunjukan, proses penciptaan, dan fungsi. Disertasi, Universitas Indonesia.

SILABUS MATAKULIAH KAJIAN SASTRA LISAN IN 426 DRS. MEMEN DURACHMAN, M.HUM. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA. Bloomfield, Leonard Language. New York: Henry Holt and Company

KAJIAN ASPEK-ASPEK SOSIOLOGI PADA NOVEL KIDUNG SHALAWAT ZAKI & ZULFA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. materi yang harus diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS CIBIRU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SILABUS

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian

UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA

ANALISIS UNSUR INTRINSIK PADA NOVEL CINTA DI UJUNG SAJADAH KARYA ASMA NADIA SKRIPSI. Oleh : JANA SISWANTO

NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMP

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

ANALISIS NASIONALISME NOVEL BURUNG-BURUNG MANYAR KARYA YB. MANGUNWIJAYA SKRIPSI

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MORAL DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE DAN PEMBELAJARANNYA PADA KELAS XI SMA

KARAKTERISASI TOKOH DALAM NOVEL GENI JORA KARYA ABIDAH EL KHALIEQY SKRIPSI

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076

SILABUS. : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Matakuliah & Kode : Pengantar Kajian Sastra, INA 412 SKS : Teori 4 Praktik 0

ANALISIS NILAI EDUKATIF DALAM LEGENDA BATU BERDAUN KECAMATAN SINGKEP KABUPATEN LINGGA

struktur yang terdapat dalam Mozaik 2 Simpai Keramat! 2. Presentasikan hasil diskusi Anda!

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI BUDAYA NOVEL MENDAYUNG IMPIAN KARYA REYHAN M. ABDURROHMAN DENGAN NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA A. FUADI

KAJIAN UNSUR BAWAH SADAR TOKOH UTAMA NOVEL SEBELAS PATRIOT KARYA ANDREA HIRATA DENGAN PSIKOANALISIS DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS X

BAB V PENUTUP. tertentu, menekankan penuturan atau emosi, menghidupkan gambaran, menunjukkan bahwa bahasa kias mempunyai peranan yang penting dalam

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

1 dari 1. Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar. Pengertian apresiasi

SILABUS MATAKULIAH SASTRA NUSANTARA IN 109 DRS. MEMEN DURACHMAN, M.HUM. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian Konflik Dalam Naskah Drama Bapak Karya. Bambang Soelarto dapat disimpulkan sebagai berikut:

ANALISIS STRUKTUR KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA PADA NOVEL OLENKA KARYA BUDI DARMA (TINJAUAN TEORI CARL GUSTAV JUNG) SKRIPSI

KAJIAN PROSA FIKSI IN 210

ANALISIS SK DAN KD PADA STANDAR ISI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA BERDASARKAN KETERAMPILAN BERBAHASA, ILMU KEBAHASAAN, DAN ILMU KESASTRAAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. oleh penulis dari hasil riset, wawancara, dan mengumpulkan data-data, pada

ANALISIS KRITIK SOSIAL PADA RUBRIK WAYANG DURANGPO KARYA SUJIWO TEJO DALAM SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2011 SKRIPSI

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB V. diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Karakter tokoh utama perempuan yang terdapat dalam novel Sebuah Cinta

KEMAMPUAN MENENTUKAN UNSUR INSTRINSIK DONGENG SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA BINTAN TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2013/2014 E-JOURNAL

ABSTRAK. Kata kunci : unsur intrinsik, nilai moral, bahan pembelajaran sastra

NILAI MORAL DALAM KUMPULAN CERITA RAKYAT DARI JAWA BARAT KARYA SAINI K.M SERTA SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS CIBIRU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SILABUS DAN SAP PERKULIAHAN

KONFLIK SOSIAL DALAM NOVEL YANG MISKIN DILARANG MALING KARYA SALMAN RUSYDIE ANWAR ARTIKEL SKRIPSI

NILAI EDUKATIF NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGINKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

konvensi sastra Balai Pustaka BP (Nurgiantoro, 2000:54).

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

NILAI KARAKTERR BANGSA KERJA KERAS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYA SKRIPSI

KEMAMPUAN MENGAPRESIASI TOKOH CERITA RAKYAT SISWA KELAS X SMAN 3 BLITAR TAHUN AJARAN 2011/2012

REPRESENTASI PANDANGAN DUNIA PENGARANG PADA NOVEL LANANG KARYA YONATHAN RAHARDJO DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI SASTRA

Danandjaja, J. (2002). Folklor indonesia, ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra.

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG MENULIS KEMBALI DONGENG YANG DIPERDENGARKAN E- JURNAL ILMIAH NUZUL FITRIA NIM.

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan yang telah diuraikan pada

SILABUS KAJIAN PROSA FIKSI INDONESIA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

2016 DIALEKTIKA P-ISSN: X E-ISSN:

NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI KELAS XI SMA

SILABUS: KONSEP DASAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SD Revisi: 02 Tgl berlaku Hal... dari... Semester... Nama Mata Kuliah Jam...

BAB V MODEL PEMBELARAN DAN RANCANGANNYA. 5.1 Model Pembelajaran Novel Laskar Pelangi melalui Pembelajaran Apresiasi Sastra di SMP

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan

ANALISIS TOKOH DAN WATAK TOKOH NOVEL LAKSMANA JANGOI KARYA MUHARRONI E-JOURNAL

PEMBELAJARAN SASTRA YANG KONTEKSTUAL DENGAN MENGADOPSI CERITA RAKYAT AIR TERJUN SEDUDO DI KABUPATEN NGANJUK

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

ANALISIS MORALITAS TOKOH DALAM KUMPULAN CERPEN BH KARYA EMHA AINUN NAJIB SKRIPSI

PENERIMAAN BUKU NASKAH DRAMA KACA (SEHIMPUN NASKAH LAKON)

BAB V PENGGUNAAN PUISI KARYA ANAK USIA 7-11 TAHUN SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA)

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS IXB SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Daftar Pustaka (1992). Sastra Perang: Sebuah Pembicaraan mengenai Hikayat Perang Sabil. Jakarta: Balai Pustaka.

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR.

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA. Al-ghifari, Abu. (2002). Mengatasi 25 Hambatan Menulis. Bandung: Pena media.

Pendidikan Karakter Berbasis Moral dalam Novel Eliana Karya Tere Liye dan Pembelajarannya di Kelas XII SMK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

MENYOAL CERITA RAKYAT SEBAGAI BAHAN AJAR DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH. Ucu, S.S STKIP Siliwangi

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

DAFTAR PUSTAKA. Amir, A. (2013) Sastra lisan Indonesia. Yogyakarta: Andi. Arsad, A. (2013) Media pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

SILABUS. : Bahasa dan Seni (FBS) : Pendidikan Bahasa Jawa. Jumlah SKS % Kode : 2 SKS PBJ 230

DAFTAR PUSTAKA. Ahimsa-Putra, Heddy Shri Strukturalisme Levi-Strauss Mitos dan Karya Sastra. Cetakan pertama. Yogyakarta: Kepel Press.

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS CIBIRU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SILABUS

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan terhadap novel Sundari karya Oskandar R

KAJIAN PSIKOLOGIS TENTANG PERJUANGAN DAN KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PENOKOHAN DAN KONFLIK NASKAH DRAMA LAKSAMANA HANG TUAH KARYA TENAS EFFENDY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL AMELIA KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS PERWATAKAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LAYAR TERKEMBANG KARYA SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA SKRIPSI

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

NILAI-NILAI KARAKTER TOKOH WANITA DALAM NOVEL GADIS PANTAI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER

ANALISIS TEMA DAN AMANAT KUMPULAN LEGENDA CERITA RAKYAT NUSANTARA 33 PROVINSI KARYA DEA ROSA ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

PENDAHULUAN. Dari masa ke masa banyak pujangga yang menghasilkan karya sastra. dengan berbagai bentuk dan gaya penulisan sebagai pengukuh segi

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

STRATEGI DAN PERANAN KURIBAYASHI TADAMICHI PADA PERANG IWOJIMA DALAM NOVEL CHIRUZO KANASHIKI KARYA KAKEHASHI KUMIKO (Melalui Pendekatan Mimesis)

NILAI RELIGIUSITAS DALAM NOVEL SANG PENCERAH KARYA AKHMAL NASERY BASRAL SKRIPSI

Transkripsi:

143 BAB V MODEL PENGAJARAN CERITA RANDAI SEBAGAI BAHAN MUATAN LOKAL UNTUK SMP DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI 5.1 Dasar Pemikiran Cerita randai Dang Gedunai dan Niniak Jiruhun yang telah selesai dianalisis berdasarkan struktur, nilai budaya dan konteks dengan menggunakan metode deskriptif-analitis hendaknya tidak sampai di situ saja. Oleh sebab itu, perlu ditindaklanjuti dengan menawarkan cerita randai Dang Gedunai dan Niniak Jiruhun ini untuk dijadikan bahan muatan lokal dalam bidang studi Kesenian Daerah di Sekolah Menengah Pertama pada Kabupaten Kuantan Singingi, khususnya untuk kelas VII semester 1 dan 2. Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Kesenian yang diterbitkan Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional mengatakan:. pendidikan seni di sekolah umum pada dasarnya diarahkan untuk menumbuhkan sensitivitas dan kreativitas sehingga terbentuk sikap apresiatif, kritis, dan kreatif pada diri siswa secara menyeluruh. Kemampuan ini hanya mungkin tumbuh jika dilakukan serangkaian kegiatan meliputi pengamatan, analisis, penilaian, serta kreasi dalam setiap aktivitas seni baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan demikian, kegiatan randai merupakan salah satu sarana untuk menumbuhkan kreativitas siswa dan jiwa yang mampu berapresiatif dalam memahami nilai-nilai yang ada dalam cerita tersebut. 143

144 Demi terealisasinya dan adanya acuan yang dapat digunakan guru untuk mengajarkan cerita ini kepada siswa kelas VII SMP, maka perlu dibuatkan semacam model pengajaran. Dengan model ini diharapkan lebih mudah guru dan siswa dalam memahami cerita randai tersebut. Melalui cerita randai ini juga dapat pula dikembangkan dan diwariskan nilai-nilai luhur dan norma-norma yang terdapat dalam cerita. 5.2 Model Pengajaran Cerita Randai Mata Pelajaran : Muatan Lokal (Kesenian Daerah) Kelas/Semester: VIII/1 Waktu : 2 kali pertemuan (4 x 45 menit) Standar Kompetensi: Mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan dalam berbagai bentuk wacana lisan nonsastra: menanggapi pembacaan kutipan novel terjemahan dan menanggapi pementasan drama. Kompetensi Dasar : 1. Menanggapi pementasan drama. 1.1 Mampu mengidentifikasi karakter tokoh dalam pementasan drama. 1.2 Mampu mendeskripsikan fungsi latar dalam pementasan drama. 1.3 Mampu menemukan tema cerita dalam pementasan drama. 1.4 Mampu mendeskripsikan alur (jalan cerita) dalam pementasan drama. 1.5 Mampu menemukan motif dalam pementasan drama. 1.6 Mampu menemukan nilai budaya dalam pementasan drama. 1.7 Mampu menanggapi hasil pementasan drama dengan argumen yang logis. Uraian Materi: 1. Mengenal unsur-unsur pementasan drama. 2. Mengenal unsur-unsur intrinsik cerita dalam pementasan drama. 3. Mengenal nilai-nilai budaya yang ada dalam pementasan drama. 144

145 Skenario : Proses Kegiatan: 1. Awal : Apersepsi: menyebutkan unsur-unsur pementasan drama. menyebutkan unsur-unsur intrinsik cerita dalam drama. menyebutkan nilai-nilai budaya dalam cerita drama. Motivasi : Sebutkan unsur-unsur pementasan drama. 2. Inti : Beberapa unsur pementasan drama. Beberapa unsur intrinsik cerita. Beberapa nilai budaya dalam cerita. Menyebutkan unsur-unsur pementasan drama: - skenario - pemain - sutradara - dekorasi - busana dan rias - musik pengiring Menyebutkan unsur-unsur intrinsik cerita: - tema - alur - tokoh/penokohan - amanat - latar - motif Menyebutkan unsur nilai-nilai budaya dalam cerita : - hubungan manusia dengan Tuhan - hubungan manusia dengan karyanya - hubungan manusia dengan ruang/waktu - hubungan manusia dengan alam sekitar - hubungan manusia dengan sesamanya. 3. Penutup : Rangkuman, evaluasi, pergelaran. 145

146 Pengalaman Belajar: - Menjelaskan unsur-unsur pementasan drama - Menjelaskan unsur-unsur intrinsik cerita - Menjelaskan unsur nilai-nilai budaya dalam cerita Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 kali pertemuan) Indikator : Menyebutkan unsur-unsur pementasan drama. - Memberikan penilaian sederhana atas bentuk penyajian pementasan drama. - Menyebutkan unsur-unsur tema, isi, dan amanat dari penyajian pementasan drama. - Mengungkapkan pendapat atas unsur-unsur pementasan drama yang dilakukan siswa. - Menyebutkan unsur-unsur nilai budaya yang terdapat dalam pementasan drama. - Menyebutkan contoh masing-masing unsur nilai budaya dalam pementasan drama. Tagihan (Soal) : Jenis : Individu dan kelompok Bentuk : Lisan, tulisan dan praktek Soal : 1. Sebutkan unsur-unsur dalam pementasan drama. 2. Berikan satu contoh drama tradisi daerah di Kuantan Singingi. 3. Sebutkan unsur-unsur intrinsik yang ada dalam cerita. 4. Sebutkan unsur-unsur nilai budaya yang ada dalam drama. Sumber/Bahan : a. DRAMA Karya dalam Dua Dimensi b. Teks Cerita Dang Gedunai dan Niniak Jiruhun yang telah selesai dianalisis. 146

147 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Karya sastra tradisi lisan randai Dang Gedunai dan Niniak Jiruhun yang direkam dan dianalisis mempunyai struktur yang dijalin oleh beberapa unsur yang membentuknya. Dengan jalinan itu unsur-unsur cerita tersebut tampak dengan jelas mempunyai susunan yang baik. Unsur-unsur yang terdapat dalam cerita Dang Gedunai dan Niniak Jiruhun adalah tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, dan motif. Kelima unsur tersebut dapat penulis simpulkan satu persatu. 1) Tema dalam cerita Dang Gedunai adalah anak yang tidak mau turut pada perintah orang tuanya, sedangkan tema dalam cerita Niniak Jiruhun adalah anak yang tidak mempunyai rasa belas kasihan terhadap orang tua. 2) Tokoh dalam cerita Dang Gedunai sebanyak 5 orang, satu tokoh utama dan 4 tokoh tambahan, sedangkan tokoh dalam cerita Niniak Jiruhun sebanyak 9 orang dengan 2 tokoh utama dan 7 tokoh tambahan. Penokohan/perwatakan dalam cerita Dang Gedunai terdapat 4 tokoh protagonis dan 1 tokoh antagonis, sedangkan dalam cerita Niniak Jiruhun terdapat 5 tokoh protagonis dan 4 tokoh antagonis. 3) Alur dalam cerita Dang Gedunai dan Niniak Jiruhun memakai pola alur maju (progresif). 147

148 4) Latar yang digunakan dalam cerita Dang Gedunai dan Niniak Jiruhun hampir sama yaitu berkisar nama-nama tempat seperti di rumah, surau dan kedai (warung). Kemudian juga lingkungan alam yang ada di sekitarnya seperti: hutan, sungai, rawang (danau kecil), sawah dan kebun karet. Hal ini menunjukkan bahwa latar yang dominan dalam kedua cerita randai ini adalah kondisi alam yang terdapat di Rantau Kuantan Singingi. 5) Motif yang terdapat dalam cerita Dang Gedunai adalah motif perkawinan dan impian, sedangkan dalam cerita Niniak Jiruhun adalah motif perkawinan (pelanggaran janji) dan perpisahan. Hal ini berarti bahwa motif yang ada dalam kedua cerita menggambarkan tentang kondisi sosial masyarakat di Rantau Kuantan Singingi. 6) Nilai budaya yang terdapat dalam cerita Dang Gedunai terdapat 7 macam dan dalam cerita Niniak Jiruhun terdapat 8 macam. Pada cerita Dang Gedunai dan Niniak Jiruhun tersebut dikelompokkan menjadi 5 sistim nilai budaya yaitu: hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan karya, hubungan manusia dengan waktu, hubungan manusia dengan alam sekitar, dan hubungan manusia dengan sesamanya. Hal ini menunjukkan bahwa nilai budaya yang ada dalam kedua cerita tersebut masih eksis dan digunakan dalam kehidupan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Rantau Kuantan Singingi. 148

149 7) Ciri ketradisian dan kelisanan dalam cerita Dang Gedunai dan Niniak Jiruhun masih berlangsung sampai penelitian ini dilakukan. Hal ini berarti ciri ketradisian dan kelisanan tersebut masih tetap dilakukan walaupun ada juga yang dimodifikasi sesuai dengan tuntutan zaman dan penonton. 8) Genre cerita Dang Gedunai adalah legenda, sedangkan cerita Niniak Jiruhun tergolong jenis dongeng. Hal ini menunjukkan bahwa cerita randai juga banyak yang mengisahkan cerita yang berasal dari daerah tempat grupnya berasal dan juga diambil dari ceritacerita yang ada di masyarakat. 6.2 Saran Penelitian ini jelas berimplikasi dengan guru-guru sastra, kesenian daerah (khusus di daerah Riau), pengembangan ilmu sastra dan pihak yang mempunyai komitmen untuk mengembangkan kebudayaan daerah. Untuk itu penulis menyampaikan harapan dan sekaligus menyarankan: 1) Guru bidang studi Kesenian Daerah yang mengajar pada SMP di Kabupaten Kuantan Singingi dapat memanfaatkan cerita randai Dang Gedunai dan Niniak Jiruhun untuk dijadikan sebagai salah satu bahan pelajaran karena cerita ini digali dari ranah Kuantan Singingi sendiri. Guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia juga bisa memanfaatkannya sebagai salah satu pengayaan terhadap cerita rakyat yang sudah diterbitkan. 149

150 2) Para peneliti lain yang tertarik dengan dunia tradisi sastra lisan hendaknya dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan acuan karena masih banyak cerita-cerita rakyat yang belum tergali khususnya di daerah-daerah pedalaman dan pesisir pantai. 3) Cerita Dang Gedunai dan Niniak Jiruhun penulis tawarkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi untuk dijadikan salah satu bahan ajar muatan lokal. Hal ini disebabkan karena kedua cerita ini banyak memuat nilai-nilai budaya dan norma adatistiadat yang perlu dipelajari dan dilestarikan. 150

151 BIBLIOGRAFI Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Badan Pusat Statistik. 2004. Kuantan Singingi dalam Angka. Teluk Kuantan: Pemda Kuantan Singingi. Baried, Baroroh St dkk. 1985. Memahami Hikayat dalam Sastra Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Danandjaja, James. 2002. Folklor Indonesia Ilmu Gosip, Dongeng, Dan lain-lain. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Darma, Budi. 1981. Moral dalam Sastra. Pidato Ilmiah. Surabaya: IKIP. Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas. 2003. Unsur Didaktis dalam Fabel Nusantara: Cerita Kera Jakarta: Pusat Bahasa. Djamaris, Edwar. 2002. Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Djojosuroto, Kinayati dan Sumaryati, M.L.A. 2004. Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Bahasa & Sastra. Bandung: Nuansa. Fang, Liaw Yock. 1991. Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik 1. Jakarta: Erlangga. Hasanuddin. 1996. DRAMA Karya dalam Dua Dimensi. Bandung: Angkasa. Hamidy, UU. 1995. Kamus Antropologi Dialek Melayu Rantau Kuantan Riau. Pekanbaru: Unri Press. Hamidy, UU, dan Ahmad, Muchtar. 1993. Beberapa Aspek Sosial Budaya Daerah Riau. Pekanbaru: UIR Press. Ikram, Achadiati. 1997. Filologia Nusantara. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Jarkasi, dkk. 1997. Struktur Sastra Lisan Lamut.Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 151

152 Keraf, Gorys. 2001. KOMPOSISI Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Flores: Nusa Indah. Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta Khristina. 2004. Analisis Struktur, Nilai Budaya, dan Konteks dalam Tradisi Berebab pada Masyarakat Padang Pariaman. Tesis. Bandung: UPI. Lubis, Mochtar. 1978. Teknik Mengarang. Jakarta: Nunang Jaya. Luxemburg, Jan Van. 1989. Pengantar Ilmu Sastra (terjemahan Dick Hartoko). Jakarta: Gramedia. Minderop, Albertine. 2005. Metode Karakterisasi Telaah Fiksi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy dan Rakhmat, Jalaluddin. 1998. KOMUNIKASI ANTARBUDAYA Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya. Bandung: Remaja Rosda Karya. Muslihin, Endin. 2002. Kajian Struktur dan Fungsi Pendidikan dalam Tradisi Lisan Masyarakat Kanekes. Tesis. Bandung: UPI Nasution, S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pudentia. 1998. Metodologi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan. Ratna, Nyoman K. 2005. Sastra dan Cultural Studies Representasi Fiksi dan Fakta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ratna, Nyoman K. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rusyana, Yus. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: Diponegoro. Rusyana, Yus. 1996. Tuturan tentang Pencak Silat dalam Tradisi Lisan Sunda (Seri Tradisi Lisan Nusantara). Jakarta: Yayasan Obor 152

153 Indonesia dan Asosiasi Tradisi Lisan. Rusyana, Yus. 1979. Novel Sunda sebelum Perang. Jakarta: Depdikbud. Semi, Atar. 1990. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa. Semi, Atar. 1993. Kritik Sastra. Bandung: Angkasa. Sudardi, Bani. 2002. Wacana Perubahan dan Adaptasi Sastra Lisan di Indonesia (jurnal penelitian). Bandung: UPI. Sudjana, Nana. 2002. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sumardjo, Jakob. 2004. Perkembangan Teater Modern dan Sastra Drama Indonesia. Bandung: STSI Press. Sutrisno, Sulastin, dkk (Ed.). 1991. Bahasa Sastra Budaya (Kumpulan Makalah). Yogyakarta: UGM Press. Teeuw, A. 1983. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia. Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya. Tuloli, Nani. 1991. Tanggomo Salah Satu Ragam Sastra Lisan Gorontalo. Jakarta: Intermasa. Wellek, Rene dan Warren, Austin. 1990. Teori Kesusastraan. Diindonesiakan oleh Melani Budianta. Jakarta: Gramedia. 153