Hubungan Flow dengan Psychological Well-Being Mahasiswa Psikologi UNISBA yang Aktif Organisasi. Adinda Dwi Fajrina, 2 Dewi Rosiana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan luas, namun tidak cukup sebatas berpengetahuan luas saja,

Hubungan Social Support dengan Flow pada Mahasiswa Fakultas Psikologi.

Hubungan Antara Self Control Dan Flow Pada Santri Tahfidz Qur an X Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Flow menggambarkan pengalaman subjektif ketika keterampilan dan

Kesejahteraan Psikologis pada Survivor Kanker di Bandung Cancer Society (BCS)

Prosiding Psikologi ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Carol D. Ryff merupakan penggagas teori Psychological well-being.

Studi Deskriptif Psychological Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Penderita Autism yang Bersekolah Di SLB-C YPLB Bandung

BAB I PENDAHULUAN. muncul melalui proses evaluasi masing-masing individu terhadap kehidupannya

Studi Deskriptif Mengenai Pengalaman Flow pada Atlet Olahraga Climbing di Skygers Bandung

GAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA

PEMETAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS GURU PG PAUD SE KOTA PEKANBARU

Studi Deskriptif Mengenai Profil Flow dalam Bekerja pada Alumni Psikologi Unisba Menyelesaikan Studi dengan Lulus Cum Laude

Penyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai derajat psychological wellbeing

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Jl. Tamansari No.1 Bandung Keywords : Flow Experience, Skateboarding

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam pembentukan karakter bangsa. Hal ini

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Psychological Well Being. perspektif besar mengenai psychological well being yang diturunkan dari dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Pengukuran Pengalaman Flow Pratisi Senior Parkour Bandung

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. individu. Kegiatan bekerja dilakukan untuk berbagai alasan seperti; mencari uang,

Prosiding Psikologi ISSN:

Pengalaman Flow pada Tattoo Artist di Paguyuban Tattoo Bandung Flow Experience of Tattoo Artist in Paguyuban Tattoo Bandung

Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Tingkat Flow pada Mahasiswa X Bandung. Ega Putri Dwiyanti, 2 Dewi Rosiana

Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Flow Akademik pada Mahasiswa Psikologi UNISBA

Studi Deskriptif Mengenai Pengalaman Flow dalam Olahraga Parkour (Penelitian Pada Praktisi Senior Komunitas Parkour Bandung)

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

Kesehatan Mental. Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI

BAB 5 Simpulan, Diskusi, Saran

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian

BAB 1. Pendahuluan. Manusia bukan makhluk yang sempurna, karena memiliki kelebihan dan

BAB I PENDAHULUAN. selayaknya mendapatkan perhatian utama baik dari pemerintah maupun. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengambil metode

DAFTAR ISI Dina Meyraniza Sari,2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2014), terlebih bagi individu yang sudah bekerja dan hanya memiliki latar belakang

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk individu dan juga makhluk sosial yang tidak

HUBUNGAN FORGIVENESS TERHADAP PERISTIWA PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB II LANDASAN TEORI. Teori kesejahteraan psikologis yang menjelaskan sebagai pencapaian penuh dari potensi

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan pelajar yang paling tinggi levelnya. Mahasiswa di

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles yang selanjutnya dalam ilmu psikologi menjadi istilah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa dimana peserta didik bergaul, belajar dan

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dengan norma di suatu lingkungan masyarakat (Santoso, 2003). Salah satu

Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Menurut Undang-Undang nomor 35 tahun 2009 tentang

Employee engagement merupakan topik yang sudah banyak. diperbincangkan dalam perusahaan. Employee engagement menjadi sangat

Hubungan Antara Persepsi Terhadap Peran Teman Dengan Religiusitas Pada Komunitas Motor X

BAB 3 METODE PENELITIAN

Hubungan antara Social Support dengan Self Esteem pada Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah fakta-fakta dari objek penelitian realitas dan variabel-variabel

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sumber daya manusia itu sendiri dapat dirincikan menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Atlet adalah individu yang memiliki keunikan, pola perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Untuk selanjutnya kaum homoseksual yang berjenis kelamin pria dan

BAB I PENDAHULUAN. narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Duvall & Miller (1985) pernikahan bukan semata-mata legalisasi,

Paket 10 PSYCHOLOGICAL WELL BEING

Prosiding Psikologi ISSN:

BAB V PENUTUP. orang lain, memiliki otonomi, dapat menguasai lingkungan, memiliki. tujuan dalam hidup serta memiliki pertumbuhan pribadi.

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam dan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan manusia,

BAB II LANDASAN TEORI. sebutan psychosexual hermaphroditism yaitu eksistensi dua seks biologis dalam satu

BAB II LANDASAN TEORITIS Positive Psychology. Tahun 1998, presiden American Psychology Association (APA) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dian Lidriani, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi serta restrukturisasi organisasi, begitu pula di Indonesia.

HUBUNGAN ACHIEVEMENT EMOTIONS DAN SELF-REGULATION MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI LIDYA KEMALA SARI PANJAITAN SURYA CAHYADI

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Olahraga merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. pendidik yang kemudian terjadi interaksi di antara keduanya. Interaksi tersebut. didik atau siswa, dalam suatu konteks tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. hukum suatu negara yang dibangun dengan tujuan untuk aktivitas religius. Gereja termasuk ke

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari perubahan kognitif, fisik, sosial dan identitas diri. Selain itu, terjadi pula

BAB I PENDAHULUAN. yang paling dinanti-nantikan. Pada pasangan yang sulit memiliki anak, segala

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lembaga kesejahteraan sosial yang mempunyai kewajiban untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Prosiding Psikologi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu, akan

Hubungan Peer Support dengan Psychological Well-Being pada Mahasiswa Perantau Asal Suku Minangkabau Angkatan 2014 di Universitas Islam Bandung

3. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjalin relasi sosial. Kebutuhan individu untuk. membangun relasi sosial meningkat seiring bertambahnya

2015 KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Mewujudkan Kebahagiaan di Masa Lansia dengan Citra Diri Positif *

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)

BAB I PENDAHULUAN. ingin dicapai oleh manusia ialah memiliki tubuh yang sehat, baik secara fisik maupun

Prosiding Psikologi ISSN:

Transkripsi:

Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan Flow dengan Psychological Well-Being Mahasiswa Psikologi UNISBA yang Aktif Organisasi 1 Adinda Dwi Fajrina, 2 Dewi Rosiana 1,2 Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl.Tamansari No.1 Bandung 40116 e-mail: 1 adindadwifajrina@yahoo.com, 2 dewirosiana@yahoo.com Abstrak. Mahasiswa Psikologi Unisba yang aktif organisasi memiliki aktivitas yang lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa lainnya, namun keaktifan tersebut bukanlah suatu hambatan melainkan dapat menjadi penunjang kemampuan mahasiswa bagi masa depannya. Maksud penelitian ini adalah mendapatkan data mengenai hubungan flow dengan psychological well-being mahasiswa Psikologi Unisba yang aktif organisasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa erat hubungan flow dengan psychological well-being mahasiswa Psikologi Unisba yang aktif organisasi. Metode yang digunakan yaitu korelasional dengan jumlah responden 24 mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner flow short scale (Rheinberg, Vollmeyer, dan Engeser) dan dilakukan sebanyak tiga kali pengukuran yang mewakili tiga aktivitas yang responden lakukan di organisasi dalam waktu satu bulan, serta kuisioner Ryff s scale (Carol D. Ryff). Data yang diperoleh diolah menggunakan uji korelasi rank Spearman. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rs=0,673 dengan taraf korelasi yang erat. Artinya semakin sering mahasiswa merasakan pengalaman flow pada aktivitas organisasi, maka semakin tinggi pula psychological well-being yang dirasakannya. Kata Kunci: Flow, Psychological Well-Being, Aktif Organisasi A. Pendahuluan Mahasiswa merupakan peserta didik yang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi. Mahasiswa harus mempunyai pengetahuan luas, namun tidak cukup sebatas berpengetahuan luas saja, melainkan harus mempunyai kemampuan (skill), visi, karakter, jauh lebih maju dibandingkan kebanyakan masyarakat pada saat ini. Dengan menyadari tanggung jawabnya tersebut, mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dan keterampilannya bukan hanya dari aktivitas perkuliahan akan tetapi dari berbagai jenis kegiatan di dalam kampus, salah satunya menjadi anggota sebuah organisasi (Sarifudin, 2010). Organisasi merupakan suatu wadah bagi mahasiswa untuk dapat mengembangkan pola pikir dalam berorganisasi maupun dalam kehidupan sosial. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1993:13) organisasi adalah suatu sistem, yakni unit-unit sosial yang bertujuan, terjadi dan kelompok orang-orang yang mengemban bagian tugas dan dikoordinasikan dalam mencapai keorganisasian. Fakultas Psikologi Unisba menyadari akan pentingnya keterampilan di luar perkuliahan (softskills) dan mulai memberlakukan SKS non akademik di tahun 2010 dengan tujuan untuk mempersiapkan mahasiswa sebagai calon lulusan sarjana Psikologi yang siap terjun ke masyarakat dan lebih siap bersaing di dunia pekerjaan bukan hanya dari kemampuan akademik melainkan juga dengan bekal softskills yang dimiliki. Hal tersebut mengharuskan mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan di luar perkuliahan, baik itu menjadi pengurus organisasi, menjadi bagian dari kepanititaan kegiatan, mengikuti seminar, pelatihan, dan lain sebagainya. Salah satu kegiatan di luar perkuliahan yang memiliki tuntutan dan kegiatan yang intens yaitu menjadi pengurus di dalam suatu organisasi. 348

Hubungan Flow dengan Psychological Well-Being Mahasiswa Psikologi UNISBA yang Aktif Organisasi 349 Berdasarkan hasil survey pada 14 responden, keaktifan di organisasi tidak mengganggu proses akademik, melainkan dapat saling melengkapi dan dapat menjadi penunjang kemampuan mereka di masa depan nanti, baik itu untuk terjun ke masyarakat ataupun di bidang pekerjaan. Beberapa dari responden mengatakan bahwa awalnya terasa sulit untuk menjalani banyak aktivitas di waktu yang bersamaan, namun setelah terbiasa segalanya jadi terasa lebih ringan, bahkan 85% diantara mereka adalalah mahasiswa yang sebelumnya pernah menjabat di satu atau beberapa organisasi lainnya ketika di bangku sekolah. Menurut Csikszentmihalyi mahasiswa akan lebih terlibat dalam organisasi yang diikutinya jika mahasiswa merasakan pengalaman flow secara berulang. Flow sendiri merupakan kondisi dimana mahasiswa merasa puas oleh reward yang ada dalam diri mereka sehingga mereka ingin mengulangi pengalaman tersebut, dan pengalaman flow tersebut dapat dirasakan berdasarkan keempat aspek, yaitu fluency of performance, absorption by activity, persepsi mengenai pentingnya tugas, dan persepsi mengenai kesesuaian antara challenge dan skill yang secara berulang dirasakan dalam menjalani aktivitas di organisasi yang mereka ikuti. Selain merasakan pengalaman flow mereka juga dapat merasakan kesejahteraan psikologis dengan melakukan berbagai aktivitas yang mereka jalani di hidupnya. Walaupun mereka memiliki tuntutan perkuliahan yang cukup besar, namun mereka juga masih bisa meluangkan waktunya untuk mengikuti berbagai kegiatan rutin di organisasi seperti rapat, briefing, kumpul, upgrading, pertandingan, latihan, penugasan, serta aktivitas lainnya, dan hal tersebut bukan menjadi suatu hambatan bagi mereka dalam menjalani aktivitasnya, melainkan berbagai aktivitas di organisasi membuat mereka semakin produktif karena banyak waktu yang digunakan untuk kegiatan yang bermanfaat dan mereka dapat mengontrol hal tersebut, serta menjadi fasilitas bagi mereka mengaktualisasikan potensi yang mereka miliki sehingga dapat memunculkan perasaan psychological well-being. Carol D. Ryff (1995), penggagas teori psychological well-being menjelaskan istilah psychological well-being sebagai pencapaian penuh dari potensi psikologis seseorang dan suatu keadaan ketika individu dapat menerima kekuatan dan kelemahan diri apa adanya, memiliki tujuan hidup, mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain, menjadi pribadi yang mandiri, mampu mengendalikan lingkungan, dan terus bertumbuh secara personal. Melihat fenomena yang peneliti temui, setiap mahasiswa yang aktif berorganisasi bukan hanya merasakan pengalaman flow tapi juga akan merasakan kesejahteraan secara psikologis atau psychological well-being. Psychological well-being merupakan operasionalisasi dari kesejahteraan eudaimonic. Pendekatan eudaimonic berbasis pertumbuhan dan berfokus pada definisi yang lebih luas dari kesejahteraan, dan menekankan fungsi optimal dan ekspresi pribadi (Waterman, 1993). Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara awal bahwa tujuan mahasiswa mengikuti organisasi bukan hanya untuk mendapatkan pengalaman yang dapat dimanfaatkan untuk saat ini, melainkan pengalaman tersebut dapat menjadi bekal untuk dirinya di masa depan, hal ini tidak terlepas dari keinginan diri mereka untuk tumbuh dan juga mengoptimalisasikan kemampuan yang mereka miliki. Sehingga dapat dikatakan bahwa menurut hasil survey awal mahasiswa yang aktif berorganisasi dapat merasakan pengalaman flow dan juga merasakan psychological well-being. Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empiris mengenai hubungan pengalaman flow dengan psychological well-being pada mahasiswa Psikologi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

350 Adinda Dwi Fajrina, et al. Fakultas Psikologi Unisba yang aktif organisasi. Sedangkan tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa erat hubungan pengalaman flow dan keempat aspeknya dengan psychological well-being pada mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba yang aktif organisasi. B. Landasan Teori Flow Teori Flow yang digunakan di dalam penelitian ini mengacu pada teori Flow menurut Csikszentmihalyi (1997). Flow menggambarkan pengalaman subjektif ketika keterampilan dan kesuksesan dalam kegiatan terlihat mudah, walaupun banyak energi fisik dan mental yang digunakan. Pengalaman subjektif dari flow juga tampak meningkat dengan beberapa tugas tertentu. Dalam banyak pengalaman flow, tujuannya jelas dan feedback yang didapatkan segera. Pengalaman juga berupa autotelic atau tujuan dan kegiatan dilakukan hanya untuk kepentingannya sendiri-walaupun terkadang menghadapi resiko atau bahaya. Flow tidak terjadi secara tiba-tiba. Menurut Csikszentmihalyi (1997), dalam Shernoff, Csikszentmihalyi, Schneider & Shernoff, 2003), untuk dapat mengalami flow, seseorang perlu berkonsentrasi, merasa berminat, serta bersemangat pada saat ia melakukan suatu aktivitas. Ketiga unsur tersebut perlu untuk terpenuhi pada saat yang bersamaan agar flow bisa terjadi. Menurut, flow merupakan kondisi dimana siswa lebih menyerap atau fokus pada aktivitas dimana secara instrinsik siswa menikmatinya. Siswa merasa pengalaman mereka merupakan sesuatu yang menyenangkan dan successful. Individu menggunakan seluruh kemampuan dan pengalamannya sendiri sebagai rewardnya. Terdapat sembilan kondisi yang dapat memfasilitasi terjadinya flow, yaitu 1) Clear Goals; 2) Immediate and Clear Feedbacks; 3) Challenge Skill Balance; 4) Action-Awareness Merging; 5) Concentration on Task at Hand; 6) Sense of Control; 7) Loss of Self-Consciousness = Transcendence; 8) Transformation of Time; dan 9) Autotelic Experience. Sedangkan keempat aspek flow menurut Csikszentmihalyi yaitu 1) Fluency of Performance, merasa tindakan yang dilakukan berjalan dengan otomatis dan lancar, merasa dapat mengontrol tindakannya dan dapat berkonsentrasi penuh ketika sedang melakukan aktivitas; 2) Absorption by Activity, merasa dapat menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya sehingga membuat benar-benar tenggelam pada saat beraktivitas dan tidak menyadari perubahan waktu yang terjadi ketika aktivitas tersebut dilakukan; 3) Persepsi Mengenai Pentingnya Tugas, merasa bahwa aktivitas yang dilakukannya merupakan aktivitas yang penting dan bermanfaat untuk dirinya; 4) Persepsi Kesesuaian Antara Challenge dan Skill, merasa bahwa tantangan yang diberikan padanya ketika beraktivitas sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Psychological Well-Being Teori Psychological well-being yang digunakan di dalam penelitian ini mengacu pada teori Psychological well-being menurut Carol D. Ryff (1989). Psychological wellbeing merujuk pada perasaan-perasaan seseorang mengenai aktivitas hidup sehari-hari. Perasaan ini dapat berkisar dari kondisi mental negatif (misalnya ketidakpuasan hidup, kecemasan dan sebagainya) sampai ke kondisi mental positif, misalnya realisasi potensi atau aktualisasi diri (Bradburn dalam Ryff dan Keyes, 1995). Psychological well-being Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Sosial dan Humaniora)

Hubungan Flow dengan Psychological Well-Being Mahasiswa Psikologi UNISBA yang Aktif Organisasi 351 dapat ditandai dengan diperolehnya kebahagiaan, kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff, 1995). Carol D. Ryff (1995), penggagas teori psychological well-being menjelaskan istilah psychological well-being sebagai pencapaian penuh dari potensi psikologis seseorang dan suatu keadaan ketika individu dapat menerima kekuatan dan kelemahan diri apa adanya, memiliki tujuan hidup, mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain, menjadi pribadi yang mandiri, mampu mengendalikan lingkungan, dan terus bertumbuh secara personal. Ryff mengemukakan enam dimensi psychological well-being, yaitu 1) Penerimaan Diri (Self-Acceptance), kemampuan individu dalam menerima segala aspek dirinya secara positif, baik di masa lalu maupun sekarang; 2) Hubungan Positif dengan Orang Lain (Positive Relations With Others), kemampuan individu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain di sekitarnya; 3) Otonomi (Autonomy), kemampuan untuk mengatur hidup dan tingkah lakunya; 4) Penguasaan Lingkungan (Environmental Mastery), kemampuan individu untuk memilih dan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisik dirinya, mengatur lingkungannya, memanfaatkan kesempatan yang ada di lingkungan, menciptakan, dan mengontrol lingkungan sesuai dengan kebutuhan; 5) Tujuan Hidup (Purpose Of Life), individu memiliki pemahaman yang jelas akan tujuan dan arah hidupnya, memegang keyakinan bahwa individu mempu mencapai tujuan dalam hidupnya, dan merasa bahwa pengalaman hidup di masa lampau dan masa sekarang memiliki makna; 6) Pertumbuhan Pribadi (Personal Growth), ditandai dengan adanya perasaan mengenai pertumbuhan yang berkesinambungan dalam dirinya, memandang diri sebagai individu yang selalu tumbuh dan berkembang, terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru, memiliki kemampuan dalam menyadari potensi diri yang dimiliki, dapat merasakan peningkatan yang terjadi pada diri dan tingkah lakunya setiap waktu serta dapat berubah menjadi pribadi yang lebih efektif dan memiliki pengetahuan yang bertambah. C. Metode Penelitian Alat ukur yang digunakan untuk mengukur flow dengan menggunakan flow short scale yang pengukurannya dilakukan pada 24 responden sebanyak tiga kali pengukuran yang mewakili tiga aktivitas yang responden lakukan di organisasi dalam waktu satu bulan. Sedangkan alat ukur yang digunakan untuk mengukur psychological well-being dengan menggunakan kuisioner yang peneliti adaptasi dari alat ukur Ryff s Scale yang telah disusun berdasarkan enam dimensi psychological well-being. Penelitian ini menggunakan uji populasi, yaitu seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba yang aktif organisasi dengan kriteria tertentu, yaitu terdaftar sebagai mahasiswa aktif di Fakultas Psikologi Unisba, menjadi pengurus organisasi baik itu di dalam ataupun di luar kampus minimal dalam 1 tahun terakhir, dan emilik prestasi akademik yang baik (IPK terakhir 3,00). Sehingga didapatkan responden sebanyak 24 orang. D. Hasil Penelitian dan Pembahasan Korelasi Flow dengan Psychological Well-Being Untuk melihat hubungan antar variabel peneliti menggunakan perhitungan statistik koefisien korelasi rank spearman (rs). rs digunakan untuk mengetahui Psikologi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

352 Adinda Dwi Fajrina, et al. hubungan antara kedua variabel yang diteliti, yaitu variabel Flow (X) beserta aspekaspek Flow (Xn) dengan variabel Psychological well-being (Y). Hail dari perhitungan koefisien korelasi disajikan dalam tabel berikut. Signifikansi Tingkat Arah Hubungan rs Korelasi Korelasi Hubungan Flow dengan Psychological Well-Being rs = 0,673 Erat Positif Hubungan aspek fluency of performance dengan rs = 0,615 Erat Positif Psychological Well-Being Hubungan aspek absorption by activity dengan rs = 0,599 Cukup Positif Psychological Well-Being Erat Hubungan aspek persepsi terhadap pentingnya rs = 0,545 Cukup Positif tugas dengan Psychological Well-Being Erat Hubungan aspek persepsi kesesuaian challenge rs = 0,619 Erat Positif dan skill dengan Psychological Well-Being Hubungan positif yang erat berarti semakin sering mahasiswa merasa mampu untuk dapat mengontrol tindakannya, aktivitas berjalan lancar dan mengalir begitu saja, mahasiswa dapat mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan, mahasiswa menyadari bahwa aktivitas di organisasi adalah hal yang penting untuk dirinya, dan segala tugas dan tuntutan di organisasi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Maka semakin tinggi pula perasaan kesejahteraan psikologis yang dirasakannya atau perasaan pencapaian penuh dari potensi psikologis, dapat menerima kekuatan dan kelemahan diri apa adanya, memiliki tujuan hidup, mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain, menjadi pribadi yang mandiri, mampu mengendalikan lingkungan, dan terus bertumbuh secara personal. Hal ini ditunjang dengan data tambahan berupa hasil wawancara yang menjelaskan bahwa para responden ketika menjalani kegiatan di organisasi mahasiswa merasa aktivitasnya mengalir begitu saja, dapat berkonsentrasi penuh, terkadang tidak terasa waktu berlalu, fokus terhadap aktivitasnya dan tidak mudah teralihkan oleh hal lain, merasa mampu menjalani dan menyelesaikan setiap tugas yang diberikan, tenggelam dengan aktivitas yang dilakukan, dan lain-lain yang memunculkan adanya motivasi intrinsik yang menginginkan hal yang dalaminya tersebut terjadi secara berulang. Dengan adanya perasaan tersebut mahasiswa merasa mampu menyalurkan dan mengoptimalisasikan kemampuan dirinya dengan cara yang tepat. Organisasi dianggap menjadi salah satu wadah untuk menyalurkan kemampuan, energi, minat, ataupun motif yang ada dalam diri mahasiswa. Oleh karena itu hal tersebut bisa menjadi salah satu penunjang bagi mahasiswa untuk merasakan kesejahteraan psikologis atau psychological well-being. Gambaran Flow dan Aspek-Aspek Flow Dari 24 mahasiswa sebagai responden yang diteliti dalam penelitian ini, 20,8% (5 orang) mahasiswa memiliki pengalaman flow yang rendah, dan 79,2% (19 orang) mahasiswa memiliki pengalaman flow yang tinggi. Sedangkan untuk gambaran setiap aspeknya disajikan dalam tabel berikut. Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Sosial dan Humaniora)

Hubungan Flow dengan Psychological Well-Being Mahasiswa Psikologi UNISBA yang Aktif Organisasi 353 No Aspek Rendah Tinggi Total F % F % F % 1. Fluency of Performance 1 4,2% 23 95,8% 24 100% 2. Absorption by Activity 0 0% 24 100% 24 100% 3. Persepsi mengenai Pentingnya Tugas 2 8,3% 22 91,7% 24 100% 4. Kesusuaian antara Challenge dan Skill 4 16,7% 20 83,3% 24 100% Gambaran Psychological Well-Being dan Dimensi Psychological Well-Being Dari 24 mahasiswa sebagai responden yang diteliti dalam penelitian ini, 50% (12 orang) masiswa memiliki Psychological Well-Being yang rendah, dan 50% (12 orang) masiswa memiliki Psychological Well-Being yang tinggi. Sedangkan untuk gambaran setiap dimensinya disajikan dalam tabel berikut. No Dimensi Rendah Tinggi Total F % F % F % 1. Self Acceptance 3 12,5% 21 87,5% 24 100% 2. Positive Relation with Others 2 8,3% 22 91,7% 24 100% 3. Autonomy 10 41,7% 14 58,3% 24 100% 4. Environmental Mastery 1 4,2% 23 95,8% 24 100% 5. Purpose of Life 0 0% 24 100% 24 100% 6. Personal Growth 1 4,2% 23 95,8% 24 100% E. Kesimpulan Secara keseluruhan terdapat hubungan positif yang erat antara pengalaman flow dengan psychological well-being (r=0,673). Jika dilihat hubungan antara aspek-aspek flow dengan psychological well-being didapatkan hasil bahwa dari keempat aspek terdapat dua aspek yang memiliki korelasi positif yang erat yaitu aspek fluency of performance (r=0,615) dan aspek persepsi mengenai kesesuaian antara challenge dan skill (r=0,619), sedangkan dua aspek lainnya memiliki korelasi positif yang cukup erat yaitu aspek absorption by activity (r=0,599) dan aspek persepsi mengenai pentingnya tugas (r=0,545). Hubungan positif antara kedua variabel menunjukkan bahwa semakin sering mahasiswa merasakan pengalaman flow maka semakin tinggi pula psychological wellbeing yang dirasakan mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba yang aktif organisasi. DAFTAR PUSTAKA Asakawa, Kiyoshi. (2010). J Happiness Stud: Flow Experience, Culture, and Wellbeing: How Do Autotelic Japanese College Students Feel, Behave, and Think in Their Daily Lives?. Vol. 11, pp. 205 223. DOI 10.1007/s10902-008-9132-3. Published online 4 January 2009. Compton, W.C. (2005). Introduction to Positive Psychology. Southbank, Victoria. Thomson Wadsworth. Fullagar, C.J. & Steele J.P. (2009). The Journal of Psychology: Facilitators and Outcomes of Student Engagement in a College Setting. Vol. 143, No. 1, pp. 5 27. Psikologi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

354 Adinda Dwi Fajrina, et al. Mageau, G.A. & Vallerand, R.J. (2007). Motiv Emot: The Moderating Effect of Passion ont the Relation Between Activity Engagement and Positive Affect. Vol. 31, pp.312-321. DOI 10.1007/s11031-007-9071-z. Published online: 18 October 2007. Mihalyi, Csikszentmihalyi. (2014). Applications of Flow in Human Development and Education. Claremont, CA, USA. Springer. Rogatko, T.P. (2009). J Happiness Stud: The Influence of Flow on Positive Affect in College Students. Vol. 10, pp. 133 148. DOI 10.1007/s10902-007-9069-y. Published online: 14 August 2007. Shernoff, D.J. (2010). Am J Community Psychol: Engagement in After-School Programs as a Predictor of Social Competence and Academic Performance. Vol. 45, pp. 325 337. DOI 10.1007/s10464-010-9314-0. Published online: 16 March 2010.. (2013). Optimal Learning Environments to Promote Student Engagement. New York. Springer. Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Sosial dan Humaniora)