HUBUNGAN ACHIEVEMENT EMOTIONS DAN SELF-REGULATION MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI LIDYA KEMALA SARI PANJAITAN SURYA CAHYADI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ACHIEVEMENT EMOTIONS DAN SELF-REGULATION MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI LIDYA KEMALA SARI PANJAITAN SURYA CAHYADI"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ACHIEVEMENT EMOTIONS DAN SELF-REGULATION MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI LIDYA KEMALA SARI PANJAITAN SURYA CAHYADI ABSTRAK Pengerjaan skripsi adalah hal yang harus dilalui mahasiswa sebagai syarat kelulusan. Dalam proses pengerjaannya, berbagai emosi dapat dialami mahasiswa sebagai reaksi terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi. Emosi-emosi yang muncul dalam pelaksanaan belajar dan berprestasi (atau dikenal sebagai achievement emotions) dapat mempengaruhi proses belajar dan pada akhirnya akan berdampak pada prestasi yang dicapai (Pekrun et.al. 2007). Penelitian ini bertujuan melihat hubungan achievement emotions dan self-regulation of learning mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Responden penelitian ini adalah 443 orang mahasiswa Universitas Padjadjaran, yang ditentukan dengan teknik cluster proportionate sampling. Data diperoleh dengan menyebarkan Kuesioner Achievement Emotions dan Kuesioner Self-regulation dalam pengerjaan skripsi. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik korelasi Pearson. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa semua emosi positif yang diukur pada penelitian ini (menikmati, bangga, berharap, dan lega) memiliki hubungan yang positif dengan self-regulation dalam belajar (r = 0,499 0,580). Pada emosi negatif, tiga dari lima emosi yang memiliki hubungan negatif dengan self-regulation dalam belajar yaitu bosan (r = -0,203), putus asa (r = -0,193), dan marah (r = -0,106), sedangkan dua emosi negatif lainnya (cemas dan malu) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan self-regulation dalam belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum emosi-emosi positif yang dirasakan mahasiswa dalam pengerjaan skripsi akan meningkatkan self-regulation mahasiswa tersebut, sebaliknya emosi-emosi negatif yang dirasakan mahasiswa dalam pengerjaan skripsi akan melemahkan self-regulation mahasiswa tersebut. Oleh karena itu penting untuk menciptakan iklim yang dapat mendorong munculnya emosi-emosi positif dan mengurangi munculnya emosi-emosi negatif guna mengoptimalkan pelaksanaan pengerjaan skripsi. Kata kunci : emosi, achievement emotion, regulasi diri, mahasiswa, skripsi PENDAHULUAN Skripsi adalah salah satu mata kuliah yang wajib diikuti sebagai syarat kelulusan oleh para mahasiswa. Berbeda dengan mata kuliah lainnya, mata kuliah skripsi tidak dijadwalkan secara rutin dan pelaksanaannya lebih banyak melibatkan aktivitas pengerjaan mandiri. Oleh 1

2 karena itu, Penting bagi mahasiswa untuk memiliki regulasi diri yang baik dalam pengerjaan skripsi, agar mereka dapat mengontrol diri dan usaha mereka dalam mencapai hasil yang diinginkan dalam mata kuliah ini. Dalam Psikologi pengaturan diri dalam belajar dikenal dengan istilah self-regulation of learning (Zimmerman, 2002). Dalam pelaksanaan pengerjaan skripsi, mahasiswa akan menghadapi berbagai situasi yang dapat memicu munculnya emosi. Pada survey awal yang dilakukan terhadap 70 orang mahasiswa Universitas Padjadjaran yang sedang mengerjakan skripsi, didapati bahwa emosi yang paling banyak dirasakan dalam pengerjaan skripsi mereka adalah emosi cemas (71,4%) dan emosi berharap (70%). Hal ini menunjukkan bahwa pengerjaan skripsi tidak hanya menimbulkan emosi negatif, namun juga emosi positif. Emosi yang terkait dengan kegiatan belajar dan berprestasi dikenal dengan istilah achievement emotions (Pekrun et al., 2002; Pekrun et al., 2007; Pekrun, 2014). Pekrun mengemukakan bahwa terdapat 9 emosi yang paling sering dirasakan dalam konteks akademik, yang dibagi kedalam 4 kategori yaitu positive activating emotion (menikmati, bangga, dan berharap), positive deactivating emotion (lega), negatif activating emotion (cemas, marah, dan malu), serta negative deactivating emotion (putus asa dan bosan). Pekrun mengatakan bahwa emosi-emosi yang dirasakan oleh pelajar dapat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran, termasuk regulasi diri (Pekrun et al., 2002; Pekrun et al., 2007; Pekrun, 2014). Menurut Pekrun, emosi yang positif belum tentu selalu berdampak positif, dan emosi negatif belum tentu selalu berdampak negatif. Dampak dari masing-masing emosi ini juga mungkin akan berbeda-beda pada setiap orang. Mengacu pada hal tersebut, maka pada penelitian ini akan diselidiki hubungan antara ke sembilan macam achievement emotions dengan self-regulation mahahasiswa dalam pengerjaan skripsi untuk mendapatkan gambaran empirik mengenai hal tersebut. TINJAUAN PUSTAKA Lazarus (1999, dalam Schutz & Pekrun, 2007) mengatakan bahwa emosi adalah salah satu cara yang dilakukan manusia untuk mengungkapkan keadaan internalnya berdasarkan keadaan fisik atau indra sensoris. Emosi yang dirasakan terkait kegiatan belajar dan berprestasi dapat disebut dengan achievement emotion (Pekrun et al., 2002; Pekrun et al., 2007; Pekrun, 2014). Pekrun mengajukan 9 macam emosi yang paling sering dirasakan dalam kegiatan akademik, yaitu berharap, bangga, lega, menikmati, marah, bosan, malu, cemas, serta putus asa. Kesembilan emosi ini kemudian dapat digolongkan dalam berbagai kategori, 2

3 yaitu valensi, object focus-nya, maupun berdasarkan activation-nya. Valensi berbicara mengenai apakah emosi tersebut dirasakan menyenangkan (positif) atau tidak (negatif). Object focus berbicara apakah emosi tersebut berkaitan dengan kegiatan pembelajaran (activity focused) atau dengan hasil pembelajaran (outcome focused); dirasakan sebelum (prospective outcome), selama (activity outcome), atau sesudah proses pembelajaran (retrospective outcome). Sedangkan activation berbicara apakah emosi tersebut mendorong (activating) pelajar, atau menghambat (deactivating) pelajar untuk melakukan sesuatu terkait hal akademik yang sedang ia hadapi. The control theory yang diajukan Pekrun juga melihat emosi sebagai rangkaian proses psikologis yang saling berhubungan dan memiliki 4 komponen yaitu afektif, kognitif, motivasi, dan fisiologis (Pekrun et al., 2011). Emosi-emosi yang muncul pada situasi belajar dapat mempengaruhi berbagai fungsi psikologis, termasuk di dalamnya self-regulation, serta pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi (Pekrun et.al. 2007). Zimmerman (2002) melihat belajar (learning) sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secara proaktif oleh pelajar untuk mencapai tujuannya dalam pembelajaran. Sedangkan regulasi diri (self-regulation) dalam belajar adalah bagaimana seorang pelajar dapat mengatur pikiran, perasaan, serta tingkah lakunya untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu untuk kepentingan akademik (Zimmerman, 2002). Self-regulation adalah sebuah proses yang terus berputar dan saling mempengaruhi (siklik), yang terdiri dari 3 fase, yaitu forethought, performance, dan self-reflection. Fase pertama (forethought) adalah fase dimana seseorang menentukan tujuan dan menentukan cara atau langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Fase kedua (performance) adalah fase pelaksanaan dari langkahlangkah yang sudah direncanakan, sedang fase ketiga (self-reflection) adalah fase dimana pelajar mengevaluasi proses yang sudah dilakukan, untuk kemudian menentukan apa yang akan ia lakukan selanjutnya untuk dapat mencapai tujuan awal. Zimmerman (2002) mengajukan 8 strategi yang dapat menjadi indikator untuk melihat apakah seorang pelajar sudah menjadi self-regulated learner, yaitu : (1) menentukan tujuan yang spesifik, proksimal, serta menantang, (2) mengadopsi strategi yang tepat untuk mencapai tujuan, (3) memantau performa diri secara selektif untuk melihat adanya pengingkatan, (4) menyesuaikan lingkungan fisik dan sosial dengan keadaan seseorang untuk mencapai tujuannya, (5) mengelola waktu secara efisien, (6) mengevaluasi metode yang sudah digunakan, (7) menentukan causal attribution atau menilai penyebab dari hasil yang sudah didapat, serta (8) mengadaptasi metode yang akan digunakan. 3

4 Emosi yang muncul selama situasi belajar akan menjaga atensi seseorang terhadap objek yang berkaitan dengan emosi tersebut (Pekrun, 2014). Ketika emosi yang dirasakan bervalensi positif, maka seseorang akan dapat lebih fokus terhadap suatu tugas yang ia kerjakan. Fokus tersebut akan mendorong pelajar untuk membuat tujuan yang ingin dicapai terkait pembelajarannya, dan juga untuk mengusahakan pencapaian tersebut. Pelajar akan dapat berpikir lebih fleksibel dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi selama proses pembelajaran (Pekrun, 2007). Ketika pelajar berhasil menyelesaikan masalahnya, maka pelajar pun akan semakin merasakan emosi-emosi yang bervalensi positif. Sedang munculnya emosi yang memiliki valensi negatif, akan mengalihkan fokus seseorang kepada subjective feeling-nya, terkait bagaimana cara menghilangkan perasaan yang tidak menyenangkan tersebut (Hascher, 2010). Hal ini membuat pelajar menjadi tidak fokus terhadap apa yang ingin dicapai pada proses pembelajarannya. Pelajar cenderung tidak tertarik dan menjauhi tugasnya tersebut karena menimbulkan emosi yang tidak menyenangkan (Pekrun, 2014). Maka, pelajar menjadi tidak terdorong untuk berlama-lama dengan tugas pembelajarannya dan akhirnya menggunakan sistem pembelajaran yang kaku untuk menyelesaikan tugasnya. Semakin pelajar menjauhi tugas tersebut, maka pelajar akan cenderung merasakan emosi-emosi yang bervalensi negatif. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasional. Dalam penelitian korelasional tujuan utama penelitian adalah untuk mendeskripsikan dua derajat hubungan dari variable-variabel yang diteliti (Christensen, 2007). Penelitian ini melihat hubungan variabel achievement emotion dan self-regulation pada mahasiswa Universitas Padjadjaran yang sedang mengerjakan skripsi. Responden pada penelitian ini adalah 443 orang mahasiswa Universitas Padjadjaran yang dijaring dengan menggunakan teknik cluster proportionate sampling. Data diperoleh dengan menyebarkan dua buah kuesioner yaitu Kuesioner Achievement Emotions Dalam Pengerjaan Skripsi yang disusun berdasarkan sembilan jenis achievement emotion dan Kuesioner Self-regulation Dalam Pengerjaan Skripsi yang disusun berdasarkan delapan strategi self-regulation. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik korelasi Pearson. 4

5 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Pengukuran Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum emosi positif yang dialami mahasiswa dalam pengerjaan skripsi lebih tinggi dibanding emosi-emosi negatif. Jika dilihat berdasarkan persebaran frekuensinya, mayoritas responden merasakan emosi bangga (62,98%), berharap (64,33%), dan lega (81,94%) dengan intensitas tinggi atau sering dirasakan, emosi putus asa dirasakan dengan intensitas rendah (49,44%) atau jarang dirasakan, sedangkan emosi lainnya mayoritas dirasakan dengan intensitas sedang atau biasa saja. Gambaran lebih rinci mengenai achievement emotion pada mahasiswa Universitas Padjadjaran yang sedang mengerjakan skripsi dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Gambaran Achievement Emotion Frekuensi Std. Achievement Emotion Tinggi Sedang Rendah Rerata Deviasi Menikmati 33,41 % 61,17 % 5,42 % 3,39 0,65 Positive Bangga 62,98 % 35,44 % 1,58 % 3,85 0,66 Emotion Berharap 64,33 % 34,99 % 0,68 % 3,88 0,58 Negative Emotion Lega 81,94 % 17,16 % 0,90 % 4,12 0,58 Cemas 23,02 % 56,88 % 20,09 % 3,06 0,84 Marah 7,67 % 46,28 % 46,05 % 2,51 0,82 Malu 5,19 % 59,59 % 35,21 % 2,60 0,61 Putus Asa 5,87 % 44,70 % 49,44 % 2,37 0,74 Bosan 12,64 % 66,82 % 20,54 % 2,86 0,68 Pada self-regulation dalam mengerjakan skripsi, penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden (50,56%) memiliki self-regulation yang tinggi, dengan rata-rata penggunaan self-regulation 3,65. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian mahasiswa Universitas Padjadjaran sudah memiliki self-regulation yang baik dalam pengerjaan skripsinya dan self-regulation tersebut digunakan dengan intensitas yang tinggi. Jika dilihat berdasarkan sebaran frekuensi, maka didapati bahwa penggunaan strategi yang mayoritas selalu dilakukan adalah menetapkan tujuan & merencanakan strategi (66,82%), mengatur lingkungan (60,50%), menilai penyebab (69,75%), serta strategi mengadaptasi metode (56,88%). Gambaran lebih rinci mengenai self-regulation of learning pada mahasiswa Universitas Padjadjaran yang sedang mengerjakan skripsi dapat dilihat pada Tabel 2. 5

6 Tabel 2 Gambaran Self-Regulation of Learning Self Regulation of Frekuensi Std. Learning Tinggi Sedang Rendah Rerata Deviasi Regulasi Diri secara Keseluruhan 50,56 % 48,31 % 1,13 % 3,65 0,49 Menetapkan Tujuan & Merencanakan Strategi 66,82 % 29,80 % 3,39 % 3,49 0,79 Mengadopsi Strategi Belajar 46,05 % 51,92 % 2,03 % 3,63 0,59 Mengecek Performa 47,18 % 51,24 % 1,58 % 3,56 0,58 Mengatur Lingkungan 60,50 % 37,25 % 2,26 % 3,69 0,65 Mengelola Waktu 39,50 % 55,98 % 4,51 % 3,39 0,66 Mengevaluasi Diri 39,28 % 57,11 % 3,61 % 3,52 0,64 Menilai Penyebab 69,75 % 29,57 % 0,68 % 3,66 0,61 Mengadaptasi Metode 56,88 % 41,53 % 1,58 % 3,95 0,62 Hubungan Achievement Emotion dan Self-Regulation dalam Pengerjaan Skripsi Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua emosi positif (menikmati, bangga, berharap, dan lega) memiliki hubungan yang bernilai positif terhadap self-regulation, dengan nilai korelasi berkisar antara 0,499 hingga 0,590. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi munculnya perasaan menikmati, bangga, berharap, atau lega dalam pengerjaan skripsinya, maka self-regulation mereka pun akan semakin baik. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa semua emosi positif memiliki hubungan yang positif dengan ke delapan strategi selfregulation dalam pengerjaan skripsi. Artinya, semakin tinggi munculnya perasaan menikmati, bangga, berharap, atau lega dalam pengerjaan skripsinya, maka penggunaan strategi-strategi self-regulation mereka pun akan semakin meningkat. Tabel 3 Hubungan Achievement Emotion dan Self-Regulation of Learning Achievement Emotion SRL Strategi Self-Regulation GSP AS MO ER TM SE CA AM Menikmati 0,499* 0,326* 0,455* 0,478* 0,399* 0,433* 0,378* 0,235* 0,399* Positive Bangga 0,515* 0,412* 0,489* 0,443* 0,374* 0,343* 0,427* 0,295* 0,436* Emotion Berharap 0,580* 0,409* 0,541* 0,501* 0,434* 0,439* 0,460* 0,335* 0,477* Negative Emotion Lega 0,564* 0,438* 0,526* 0,468* 0,405* 0,381* 0,407* 0,376* 0,477* Cemas 0,024 0,019-0,064-0,044 0,062 0,011-0,005 0,087 0,055 Marah -0,106* -0,123* -0,159* -0,105* -0,057-0,094* -0,023-0,073-0,013 Malu 0,002-0,036-0,053 0,01 0,035-0,018 0,004 0,029 0,04 Putus Asa -0,193* -0,139* -0,237* -0,162* -0,114* -0,151* -0,139* -0,138* -0,107* Bosan -0,203* -0,166* -0,252* -0,207* -0,147* -0,154* -0,121* -0,112* -0,111* 6

7 Catatan : *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). SRL : Self-regulation of Learning; GSP: Goal Setting & Strategic Planning; AS : Adopting Strategy; MO : Monitoring; ER : Environmental Restructuring; TM : Time Management; SE : Self Evaluating; AM : Adapting Method Hasil perhitungan korelasi antara emosi positif dengan self-regulation pada penelitian ini sejalan dengan Control-Value Theory of Achievement Emotion (Pekrun, 2014; Pekrun et al., 2007) yang mengungkapkan bahwa emosi positif activating (menikmati, bangga, dan lega) yang dirasakan oleh pelajar akan membuat pelajar memiliki usaha yang baik dalam mengatur dirinya agar dapat memahami materi. Dalam konteks pengerjaan skripsi, emosiemosi postitif yang muncul mendorong mahasiswa untuk mengatur usahanya dan dapat memanfaatkan lingkungan (sumber daya yang ada) untuk dapat membantunya dalam mencapai tujuan belajarnya, yaitu memahami materi pembelajaran. Dalam proses pengerjaan skripsi, ketika mahasiswa mengalami emosi-emosi positif baik emosi positif activating (menikmati, bangga, dan berharap) maupun positif deactivating (lega), maka hal tersebut akan mendorong mahasiswa dapat menentukan tujuan dan merencanakan sendiri strategi-strategi yang sesuai untuk mencapai tujuannya dalam pengerjaan skripsi tersebut. Dalam pelaksanaan pengerjaan skripsi, emosi-emosi positif tersebut akan mendorong mahasiswa untuk memilih dan menggunakan strategi belajar yang tepat dan sesuai dengan dirinya untuk mencapai tujuan, mengatur lingkungan untuk mendukung proses pengerjaan skripsinya, dan mengelola penggunaan waktu yang ia miliki dengan baik, serta memantau usaha yang dilakukan dan hasil pengerjaan skripsi. Setelah selesai melakukan aktivitas pengerjaan skripsi, emosi-emosi positif yang dialami mahasiswa mendorongnya melakukan evaluasi dan mengadaptasi metode pengerjaan skripsi agar dapat mencapai tujuan yang ia inginkan dalam pengerjaan skripsinya yang akan dilakukan di waktu berikutnya. Pada emosi negatif deactivating (putus asa dan bosan), penelitian ini menunjukkan bahwa emosi-emosi tersebut memiliki hubungan yang negatif dengan self-regulation dan keseluruhan strategi self-regulation mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Hal ini sejalan dengan pandangan Pekrun dalam Control-Value Theory of Achievement Emotion yang menyatakan bahwa emosi negatif deactivating membuat pelajar cenderung tidak tertarik dengan materi yang sedang ia pelajari atau tidak termotivasi menyelesaikan tugas yang ia kerjakan, karena akan menimbulkan emosi yang tidak menyenangkan (Pekrun, 2014). Dalam 7

8 konteks pengerjaan skripsi, jenis emosi ini membuat mahasiswa melemahkan upaya untuk menerapkan strategi-strategi baik dalam melakukan penetapan tujuan dan perencanaan, pengendalian diri dalam usaha pengerjaan skripsi yang dilakukan serta evaluasi hasil pengerjaan skripsi. dan pemantauan usaha maupun dalam ketiga fase pada siklus selfregulation. Emosi negatif juga membuat pelajar cenderung tidak berpikir secara fleksibel (Pekrun et al., 2007; Pekrun, 2014), sehingga ketika menghadapi masalah dalam pengerjaan skripsinya, mahasiswa cenderung tidak mencari cara atau strategi lain untuk menyelesaikan masalahnya. Dengan demikian secara umum bahwa emosi negatif deactivating (putus asa dan bosan) yang muncul dalam pengerjaan skripsi akan membuat self-regulation mahasiswa menjadi menurun. Pada emosi negative activating (cemas, marah, dan malu) penelitian ini menunjukkan bahwa hasil yang bervariasi mengenai hubungan antara emosi-emosi tersebut dengan selfregulation mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Dua emosi negatif activating (cemas dan malu) pada penelitian ini tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan self-regulation. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan self-regulation mahasiswa dalam mengerjakan skripsi tidak memiliki kaitan dengan perubahan yang terjadi pada kedua emosi tersebut. Pada sebagian mahasiswa, munculnya perasaan cemas dan malu dalam mengerjakan skripsi akan mendorong mahasiswa untuk mengatur dirinya dalam upaya pencapaian tujuan pengerjaan skripsi. Akan tetapi untuk sebagian mahasiswa lainnya, munculnya perasaan cemas dan malu dalam mengerjakan skripsi akan melemahkan usahanya untuk mengatur dirinya dalam upaya pencapaian tujuan pengerjaan skripsi. Sebagai contoh, ketika muncul perasaan cemas atau malu dalam pengerjaan skripsi, ada mahasiswa yang berusaha untuk mengatur dirinya untuk tetap mengerjakan skripsi, namun ada pula mahasiswa yang melakukan hal sebaliknya yaitu menghindari aktivitas pengerjaan skripsi. Berbeda dengan kedua emosi negative activating lainnya, perasaan marah memiliki hubungan yang positif dengan self-regulation mahasiswa dalam pengerjaan skripsi. Akan tetapi, jika dicermati pada penggunaan strategi self-regulation secara lebih spesifik maka perasaan marah hanya memiliki hubungan yang negatif terhadap empat penggunaan strategi saja, yaitu goal setting & planning (menetapkan tujuan & merencanakan strategi), adopting learning strategy (mengadopsi strategi belajar), monitoring (memantau performa belajar), dan time management (mengelola waktu). Hal ini menunjukkan bahwa ketika mahasiswa sedang merasa marah, maka self-regulation-nya akan menurun dan cenderung menggunakan external regulation, yaitu pengaturan yang berasal dari orang lain. Mahasiswa tidak akan 8

9 menentukan sendiri tujuan atau target yang ingin dicapai, dan bisa jadi ia hanya akan menggunakan target orang lain atau target yang orang lain inginkan atas dirinya, misalnya orang tua atau dosen pembimbing. Target yang tidak ia tentukan sendiri dapat membuatnya tidak merasa tertantang untuk mencapainya, dan juga tidak ada dorongan dari dalam diri untuk mencapai target tersebut. Selanjutnya pada pelaksanaannya, jenis emosi negatif activating membuat mahasiswa juga cenderung menggunakan strategi belajar yang kaku (Isen, 2000 dalam Pekrun et al., 2007). Mahasiswa tidak berusaha mencari tahu dan mengeksplor lebih dalam mengenai materi yang sedang ia pelajari. Jenis emosi ini juga akan membuat mahasiswa tidak memantau kemajuan pengerjaan skripsinya, dan juga menurunkan kemampuan mengelola waktu yang dimiliki. Meskipun begitu, emosi marah tidak mengganggu kontrol mahasiswa terhadap lingkungan sekitarnya, penggunaan evaluasi terhadap diri, penilaian penyebab, serta dalam hal mengadaptasi metode yang tepat dalam belajar. SIMPULAN DAN SARAN Kehadiran emosi-emosi positif yang dirasakan mahasiswa dalam pengerjaan skripsi, yaitu menikmati, bangga, berharap, dan lega akan meningkatkan self-regulation mahasiswa dalam pengerjaan skripsi. Di sisi lain, kehadiran emosi-emosi negatif yang dirasakan mahasiswa dalam pengerjaan skripsi memiliki hubungan yang bervariasi dengan selfregulation dalam pengerjaan skripsi. dalam hal ini perasaan bosan, putus asa, serta marah akan melemahkan self-regulation mahasiswa dalam pengerjaan skripsi, sementara perasaan malu dan cemas tidak memiliki keterkaitan dengan self-regulation mahasiswa dalam pengerjaan skripsi. Merujuk pada hasil penelitian ini maka disarankan untuk menciptakan iklim yang mendorong munculnya emosi-emosi positif dalam pengerjaan skripsi sehingga akan meningkatkan penggunaan self-regulation para mahasiswa dalam pengerjaan skipsinya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara, antara lain : - mahasiswa hendaknya memilih topik penelitian yang sesuai dengan minatnya; - mahasiswa menetapkan target-target pengerjaan skripsi yang tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah namun menantang sesuai dengan kemampuannya, serta membuat langkah-langkah yang jelas agar dapat mencapai target-target tersebut; - mengembangkan interaksi yang terbuka dan dua arah antara pembimbing dan mahasiswa; 9

10 - mendorong mahasiswa untuk membentuk kelompok-kelompok kerja, misalnya berdasarkan topik penelitian yang relatif sama agar tercipta support group; serta - memberikan fasilitas-fasilitas yang mendukung bagi pengerjaan skripsi seperti tempat pengerjaan skripsi yang nyaman, sumber referensi yang lengkap dan sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Christensen, Larry B Experimental Methodology Tenth Edition. Boston : Pearson Education Inc. Hascher, T Learning and Emotion : perspectives for theory and research. European Educational Research Journal, Volume 9 Number 1. Pekrun, R., Goetz, T., Frenzel, C., Barchfeld, P., & Perry, R. P Measuring emotions in students learning and performance : The Achievement Emotions Questionnaire (AEQ). Contemporary Educational Psychology; 36 Pekrun, R Emotions and Learning. International Academy of Education. Australia : International Bureau of Education. Pekrun, R., Frenzel, A.C., Goetz, T., & Perry, R.P The Control-Value Theory of Achievement Emotions : An Integrative Approach to Emotions in Education. Emotion in education, Pekrun, R., Goetz, T., Titz, W., & Perry R.P Positive Emotions In Education. Oxford : Oxford University Press, Schutz, P.A., & Pekrun, R Emotion in Education. London : Academic Press Zimmerman, B.J Becoming a Self-Regulated Learner : An Overview. Theory into practice, vol 41, number 2. College of Education, The Ohio State University. 10

HUBUNGAN SUBJECTIVE VALUE DENGAN EMOSI DALAM PENYUSUNAN SKRIPSI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PADJADJARAN

HUBUNGAN SUBJECTIVE VALUE DENGAN EMOSI DALAM PENYUSUNAN SKRIPSI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PADJADJARAN HUBUNGAN SUBJECTIVE VALUE DENGAN EMOSI DALAM PENYUSUNAN SKRIPSI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PADJADJARAN KARINA DELICIA BUDIONO SURYA CAHYADI ABSTRAK Penyusunan skripsi merupakan aktivitas yang harus dilakukan

Lebih terperinci

PERAN EMOSI NEGATIF TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI PADA SUATU PERGURUAN TINGGI DI JAWA BARAT ANDI HILDA ADANI

PERAN EMOSI NEGATIF TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI PADA SUATU PERGURUAN TINGGI DI JAWA BARAT ANDI HILDA ADANI PERAN EMOSI NEGATIF TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI PADA SUATU PERGURUAN TINGGI DI JAWA BARAT ANDI HILDA ADANI SURYA CAHYADI Skripsi adalah tugas akhir mahasiswa yang

Lebih terperinci

RANCANGAN KONSELING UNTUK MENDORONG MUNCULNYA EMOSI POSITIF DAN MENEKAN MUNCULNYA EMOSI NEGATIF PADA MAHASISWA YANG MENGERJAKAN SKRIPSI

RANCANGAN KONSELING UNTUK MENDORONG MUNCULNYA EMOSI POSITIF DAN MENEKAN MUNCULNYA EMOSI NEGATIF PADA MAHASISWA YANG MENGERJAKAN SKRIPSI RANCANGAN KONSELING UNTUK MENDORONG MUNCULNYA EMOSI POSITIF DAN MENEKAN MUNCULNYA EMOSI NEGATIF PADA MAHASISWA YANG MENGERJAKAN SKRIPSI Leni Syariyenti, S,Psi., Dr. Surya Cahyadi, Dra. Rasni Adha Yuanita,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. performance or volitional control self regulation pada mahasiswa angkatan 2014

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. performance or volitional control self regulation pada mahasiswa angkatan 2014 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan mengenai fase performance or volitional control self regulation pada mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TASK VALUE DENGAN SELF-REGULATION OF LEARNING PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN SINDANGSARI AL-JAWAMI

HUBUNGAN ANTARA TASK VALUE DENGAN SELF-REGULATION OF LEARNING PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN SINDANGSARI AL-JAWAMI HUBUNGAN ANTARA TASK VALUE DENGAN SELF-REGULATION OF LEARNING PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN SINDANGSARI AL-JAWAMI IKLIMA ULFAH SURYA CAHYADI ABSTRAK Mahasiswa yang tinggal di pesantren

Lebih terperinci

BUKU KERJA (WORKBOOK)

BUKU KERJA (WORKBOOK) BUKU KERJA (WORKBOOK) Konseling untuk Mengatasi Masalah Keterlambatan Penyelesaian Skripsi Panduan Konselor untuk Mengubah Persepsi tentang Subjective Control & Value pada Mahasiswa dengan Tingkat Engagement

Lebih terperinci

PERANAN GOAL ORIENTATION TERHADAP SELF-REGULATED LEARNING PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ABSTRAK

PERANAN GOAL ORIENTATION TERHADAP SELF-REGULATED LEARNING PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ABSTRAK PERANAN GOAL ORIENTATION TERHADAP SELF-REGULATED LEARNING PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN MIRANDA RIZKA Z SURYA CAHYADI ABSTRAK Keputusan pelajar untuk meregulasi fungsi-fungsi

Lebih terperinci

Surya Cahyadi, Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Contact:

Surya Cahyadi, Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Contact: Indonesian Journal of Applied Science vol 4 no 2-2014 PERAN EMOSI TERHADAP SELF-REGULATION MAHASISWA DALAM PENGERJAAN SKRIPSI THE ROLE OF EMOTIONS ON STUDENTS SELF-REGULATION IN SKRIPSI WRITING Surya Cahyadi,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Judul penelitian ini adalah Studi Deskriptif Mengenai Kemampuan Self- Regulated Learning Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2009, di Universitas X Bandung. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan, menurut Kamus Bahasa Indonesia, proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

Lebih terperinci

Studi Deskriptif mengenai Self Regulation dalam Bidang Akademik pada Mahasiswa

Studi Deskriptif mengenai Self Regulation dalam Bidang Akademik pada Mahasiswa Riasnugrahani, Missiliana, dan Lidwina, Studi Deskriptif Mengenai Self Regulation dalam Bidang Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2003 yang Memiliki IPK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan seluruh mata kuliah yang diwajibkan dan tugas akhir yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan seluruh mata kuliah yang diwajibkan dan tugas akhir yang biasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang yang memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya sebagai mahasiswa di salah satu universitas pasti memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan gelar

Lebih terperinci

PERBEDAAN SELF REGULATED LEARNING ANTARA MAHASISWA TINGKAT AWAL (2015) DAN TINGKAT AKHIR (2013) DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

PERBEDAAN SELF REGULATED LEARNING ANTARA MAHASISWA TINGKAT AWAL (2015) DAN TINGKAT AKHIR (2013) DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PERBEDAAN SELF REGULATED LEARNING ANTARA MAHASISWA TINGKAT AWAL (2015) DAN TINGKAT AKHIR (2013) DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Karina Restu Dwi Utami, Pingkan C.B.Rumondor, S.Psi, M.psi

Lebih terperinci

TERHADAP SELF-REGULATED LEARNING DALAM MEMBACA LITERATUR PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

TERHADAP SELF-REGULATED LEARNING DALAM MEMBACA LITERATUR PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN PERAN SIKAP TERHADAP SELF-REGULATED LEARNING DALAM MEMBACA LITERATUR PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN MARCELLINA ADINDA DWIARIE ABSTRAK Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu perguruan tinggi terdapat proses belajar dan mengajar, proses ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu perguruan tinggi terdapat proses belajar dan mengajar, proses ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam suatu perguruan tinggi terdapat proses belajar dan mengajar, proses ini lebih spesifik dibanding tingkat SMA. Disiplin ilmu yang disediakan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja adalah usia transisi, seorang individu telah meninggalkan usia kanakkanak yang lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bebas, dan otonomi daerah telah mendesak dunia pendidikan terutama pendidikan tinggi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. bebas, dan otonomi daerah telah mendesak dunia pendidikan terutama pendidikan tinggi untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan primer. Era globalisasi, perdagangan bebas, dan otonomi daerah telah mendesak dunia pendidikan terutama pendidikan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kemampuan selfregulation pada siswa seminari di Sekolah Seminari Menengah X Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci

Kata Kunci : Regulasi Diri, Kecanduan, Online game, Mahasiswa

Kata Kunci : Regulasi Diri, Kecanduan, Online game, Mahasiswa STUDI KASUS MENGENAI REGULASI DIRI PADA MAHASISWA YANG KECANDUAN DAN TIDAK KECANDUAN ONLINE GAME DI JATINANGOR Karya Ilmiah Khairunnisa (NPM. 190110070116) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Abstrak.

Lebih terperinci

PERAN REGULASI DIRI DALAM BELAJAR TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERAN REGULASI DIRI DALAM BELAJAR TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN PERAN REGULASI DIRI DALAM BELAJAR TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN AGITA RACHMAWATI SETIATI SURYA CAHYADI ABSTRAK Tugas merupakan salah satu proses

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Self Regulated Learning Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung Angkatan 2012 Description Study of Self Regulated Learning in

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikembangkan sepanjang hidupnya. Dalam menjalani proses belajar setiap

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikembangkan sepanjang hidupnya. Dalam menjalani proses belajar setiap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap individu terlahir dengan memiliki kemampuan untuk belajar yang perlu dikembangkan sepanjang hidupnya. Dalam menjalani proses belajar setiap individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (http://abstrak.digilib.upi.edu/direktori/tesis/administrasi_pendidikan/ ISAK_TOROBI/T_ADP _Chapter1.pdf).

BAB I PENDAHULUAN. (http://abstrak.digilib.upi.edu/direktori/tesis/administrasi_pendidikan/ ISAK_TOROBI/T_ADP _Chapter1.pdf). BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan elemen penting bagi pembangunan suatu bangsa. Isjoni (2006) menyatakan bahwa pendidikan adalah ujung tombak suatu negara. Tertinggal

Lebih terperinci

Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari

Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari Dibimbing Oleh : Dr.Ahmad Gimmy Prathama Siswandi, M.Si ABSTRAK

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Pernyataan. 1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan data untuk skripsi.

Lampiran 1. Surat Pernyataan. 1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan data untuk skripsi. LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Pernyataan Dengan ini saya bersedia secara sukarela untuk mengisi kuesioner dengan ketentuanketentuan yang ada dibawah ini. Nama : 1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu terlahir dengan memiliki kapasitas untuk belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu terlahir dengan memiliki kapasitas untuk belajar yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu terlahir dengan memiliki kapasitas untuk belajar yang perlu dikembangkan sepanjang hidupnya. Seiring dengan berjalannya waktu, setiap individu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR...ii. DAFTAR ISI...v. DAFTAR BAGAN...ix. DAFTAR LAMPIRAN...x Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR...ii. DAFTAR ISI...v. DAFTAR BAGAN...ix. DAFTAR LAMPIRAN...x Latar Belakang Masalah... 3 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif mengenai Self-regulation pada Siswa Kelas XI di Boarding School Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai Self-regulation akademik

Lebih terperinci

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA 70 Regulasi Diri Dalam Belajar Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 83 Jakarta Utara REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA Nurhasanah 1 Moch. Dimyati, M.Pd 2 Dra. Meithy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan sangat penting. Hal ini disebabkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan sangat penting. Hal ini disebabkan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Dewasa ini pendidikan sangat penting. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi di era globalisasi yang menuntut mahasiswa untuk terus belajar. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejak dahulu tenaga perawat pelaksana di ruang rawat inap dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejak dahulu tenaga perawat pelaksana di ruang rawat inap dibutuhkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak dahulu tenaga perawat pelaksana di ruang rawat inap dibutuhkan oleh pihak rumah sakit untuk memberikan perawatan kepada pasien yang berada di ruang rawat

Lebih terperinci

HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Quroyzhin Kartika Rini 1 Ursa Majorsy 2 Ratna Maharani Hapsari 3 Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma { 1 quroyzhin,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan Academic Self-Regulation dengan Prestasi Akademik pada mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2004 di Universitas X, Bandung. Sampel adalah mahasiswa

Lebih terperinci

STUDI MENGENAI GAMBARAN HARDINESS PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

STUDI MENGENAI GAMBARAN HARDINESS PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN STUDI MENGENAI GAMBARAN HARDINESS PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN AININ RAHMANAWATI ABSTRAK Mahasiswa, sebagai anggota dari pendidikan tinggi

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS Rifqi Hidayat, Jajang Rahmatudin Universitas Muhammadiyah Cirebon rifqi.math@gmail.com, j.rahmatudin@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu dalam hidupnya tidak terlepas dari proses belajar. Individu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu dalam hidupnya tidak terlepas dari proses belajar. Individu 1 BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG MASALAH Setiap individu dalam hidupnya tidak terlepas dari proses belajar. Individu selalu belajar untuk memperoleh berbagai keterampilan dan kemampuan agar dapat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Bandura 1997 mengungkapkan bahwa self efficacy membuat individu untuk

BAB V PEMBAHASAN. Bandura 1997 mengungkapkan bahwa self efficacy membuat individu untuk BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Data Univariat Usia responden merupakan salah satu karakteristik responden yang berkaitan dengan pengalaman dan daya berpikir seseorang, Semakin bertambah umur seseorang cenderung

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG Lucky Rianatha 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mandiri, disiplin dalam mengatur waktu, dan melaksanakan kegiatan belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. mandiri, disiplin dalam mengatur waktu, dan melaksanakan kegiatan belajar yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua sekolah menghendaki siswanya belajar optimal untuk mencapai prestasi tinggi. Tuntutan belajar tersebut mengharuskan siswa untuk belajar lebih mandiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan individu dimana mereka dituntut untuk belajar setiap

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan individu dimana mereka dituntut untuk belajar setiap 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Manusia merupakan individu dimana mereka dituntut untuk belajar setiap saat. Proses belajar bagi individu sudah dimulai sejak manusia lahir terutama dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang baik maka tidak tersedia modal untuk melangkah ke depan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang baik maka tidak tersedia modal untuk melangkah ke depan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah komponen dalam hidup yang sangat penting, tanpa kesehatan yang baik maka tidak tersedia modal untuk melangkah ke depan ataupun untuk melakukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kemampuan selfregulation akademik dari siswa-siswi underachiever kelas 3 SMU IPEKA TOMANG Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016) Hubungan Antara Self - Efficacy dan Self Regulated Learning Dengan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya Dessy Annastia Sari Fakultas Psikologi Des.sychology@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Self Regulated Learning 1. Pengertian Self Regulated Learning Zimmerman berpendapat bahwa self regulation berkaitan dengan pembangkitan diri baik pikiran, perasaan serta tindakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perguruan tinggi adalah pengalaman baru yang menuntut siswa untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perguruan tinggi adalah pengalaman baru yang menuntut siswa untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi adalah pengalaman baru yang menuntut siswa untuk menggunakan cara-cara baru dan strategi yang matang sejak awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas ini mengelola 12 fakultas dan program studi, dan cukup dikenal di

BAB I PENDAHULUAN. Universitas ini mengelola 12 fakultas dan program studi, dan cukup dikenal di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan modern, persaingan untuk mendapatkan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja yang handal semakin ketat. Setiap perusahaan, membutuhkan tenaga-tenaga

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Judul dari penelitian ini adalah Perancangan dan Uji Coba modul Pelatihan Self-Regulation Fase Forethought Bidang Akademik pada Siswa-Siswi Underachiever kelas X SMA BPPK Kristen Bandung. Dan tujuan

Lebih terperinci

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII Nobelina Adicondro & Alfi Purnamasari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No. 9 Yogyakarta alfi_purnamasari@yahoo.com.

Lebih terperinci

Self-Regulation. Wahyu Rahardjo

Self-Regulation. Wahyu Rahardjo Self-Regulation Wahyu Rahardjo Definisi Self-Regulation Perilaku berorientasi tujuan yang dilakukan individu Perilaku mengontrol diri sendiri terutama dalam menuntun diri menampilkan perilaku tertentu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: korelasi, dukungan sosial teman sebaya, prokrastinasi akademik, mahasiswa. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: korelasi, dukungan sosial teman sebaya, prokrastinasi akademik, mahasiswa. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Prokrastinasi Akademik dengan metode korelasi. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa yang mengontrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja. Jurnal Al-Qalamvol 15.no Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Islam (Jakarta: Raja Grafindo, 1966), hal.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja. Jurnal Al-Qalamvol 15.no Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Islam (Jakarta: Raja Grafindo, 1966), hal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku religiusitas adalah perilaku yang berdasarkan keyakinan suara hati dan keterikatan kepada Tuhan yang diwujudkan dalam bentuk kuantitas dan kualitas peribadatan

Lebih terperinci

Data Pribadi. Kelas/No. Absen. Alamat/Telp :... Pendidikan Ayah/Ibu. c. di bawah rata-rata kelas. Kegiatan yang diikuti di luar sekolah :.

Data Pribadi. Kelas/No. Absen. Alamat/Telp :... Pendidikan Ayah/Ibu. c. di bawah rata-rata kelas. Kegiatan yang diikuti di luar sekolah :. Data Pribadi Nama (inisial) Kelas/No. Absen Usia Alamat/Telp :.(L/P)* :. :. :. :..... Pekerjaan Ayah/Ibu Pendidikan Ayah/Ibu Nilai raport saat ini* : / : / : a. di atas rata-rata kelas b. rata-rata kelas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bejudul Studi deskriptif mengenai kemampuan regulasi diri dalam bidang akademik pada siswa-siswi pelaku pelanggaran tata tertib sekolah (School Misdemeanor) di SMA X Bandung. Subyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia adalah faktor

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERILAKU TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH MATEMATIKA EKONOMI

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERILAKU TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH MATEMATIKA EKONOMI Prima: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 1, Juli 2017, hal. 43-48 P-ISSN: 2579-9827, E-ISSN: 2580-2216 HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERILAKU TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH MATEMATIKA EKONOMI 1 Ahmad

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN BERFIKIR POSITIF TERHADAP TINGKAT EFIKASI DIRI MAHASISWA. Suryani STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta

PENGARUH PELATIHAN BERFIKIR POSITIF TERHADAP TINGKAT EFIKASI DIRI MAHASISWA. Suryani STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta PENGARUH PELATIHAN BERFIKIR POSITIF TERHADAP TINGKAT EFIKASI DIRI MAHASISWA Suryani STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta E-mail: dsafaa_81@yahoo.com Abstract: The purposes of the study is to determine the effect

Lebih terperinci

PERILAKU AGRESI REMAJA LAKI-LAKI TAHUN YANG MENGALAMI ADIKSI DAN TIDAK MENGALAMI ADIKSI ONLINE GAME VIOLENCE MUHAMMAD IRHAM RAMADHAN ABSTRAK

PERILAKU AGRESI REMAJA LAKI-LAKI TAHUN YANG MENGALAMI ADIKSI DAN TIDAK MENGALAMI ADIKSI ONLINE GAME VIOLENCE MUHAMMAD IRHAM RAMADHAN ABSTRAK PERILAKU AGRESI REMAJA LAKI-LAKI 12-20 TAHUN YANG MENGALAMI ADIKSI DAN TIDAK MENGALAMI ADIKSI ONLINE GAME VIOLENCE MUHAMMAD IRHAM RAMADHAN ABSTRAK Online game yang mengandung unsur kekerasan merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana derajat Self- Regulation fase Volitional Control dalam kegiatan membaca buku teks berbahasa Indonesia pada mahasiswa tingkat II. Penelitian ini

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA Sri Hartutik, Irma Mustikasari STIKES Aisyiyah Surakarta Ners_Tutty@yahoo.com

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Self-Regulated Learning pada Siswa Anggota Aktif Betops SMAN 9 Bandung Descriptive Study of Self-Regulated Learning in Active Members of Betops

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. Menurut National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) bahwa

BAB II KAJIAN TEORITIK. Menurut National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) bahwa 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Koneksi Matematis Dalam pembelajaran matematika, materi yang satu mungkin merupakan prasyarat bagi materi lainnya, atau konsep yang satu diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan/dimanfaatkan; serta (3) Siswa memiliki kesulitan untuk memahami

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan/dimanfaatkan; serta (3) Siswa memiliki kesulitan untuk memahami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi obyektif pembelajaran di sekolah saat ini menunjukkan permasalahan antara lain: (1) Banyak siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A 1 HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A Rohmatul Ummah, Anita Listiara* Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. emosional dengan adanya ciri-ciri seperti keterangsangan fisiologis, perasaan

BAB II LANDASAN TEORI. emosional dengan adanya ciri-ciri seperti keterangsangan fisiologis, perasaan BAB II LANDASAN TEORI A. KECEMASAN AKADEMIS 1. Pengertian Kecemasan Akademis Nevid (2005) menjelaskan bahwa kecemasan sebagai salah satu keadaan emosional dengan adanya ciri-ciri seperti keterangsangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang semakin meningkat. Individu dituntut untuk semakin maju agar dapat mengikuti persaingan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul studi deskriptif mengenai self regulation fase forethought pada mahasiswa desain komunikasi visual yang gagal pada sidang dua di universitas X kota Bandung, dimana penelitiannya

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI Oleh: VALENT SARI DANISA K4308123 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Peraturan Republik Indonesia No. 30 tahun 1990 mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa sebagai subjek yang menuntut

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 HUBUNGAN SELF-REGULATION DENGAN PRESTASI BALAJAR PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNISBA 1 Yuli Aslamawati, 2 Eneng Nurlailiwangi, 3

Lebih terperinci

SELF-REGULATED LEARNING DAN KECEMASAN AKADEMIK PADA SISWA SMK

SELF-REGULATED LEARNING DAN KECEMASAN AKADEMIK PADA SISWA SMK SELF-REGULATED LEARNING DAN KECEMASAN AKADEMIK PADA SISWA SMK Etiafani, Anita Listiara Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275 etiafani26@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Hubungan Prokrastinasi dan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya. Ricky Pangestu Fakultas Psikologi

Hubungan Prokrastinasi dan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya. Ricky Pangestu Fakultas Psikologi Hubungan Prokrastinasi dan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya Ricky Pangestu Fakultas Psikologi Pangestu_ricky@yahoo.com Abstrak Penelitian ini merupakan yang bertujuan untuk memperjelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan generasi muda penerus cita-cita bangsa dan negara,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan generasi muda penerus cita-cita bangsa dan negara, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan generasi muda penerus cita-cita bangsa dan negara, yang memerlukan perhatian agar dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal agar dapat

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DWI NINGSIH ARIANI Dr. Maya Rosmayati Ardiwinata, M. Si 1 Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN REGULASI DIRI PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN

PEMBELAJARAN REGULASI DIRI PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN PEMBELAJARAN REGULASI DIRI PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ( S-1 ) Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

Studi Mengenai Self Regulator pada Mahasiswa Underachiever di Fakultas Psikologi Unisba

Studi Mengenai Self Regulator pada Mahasiswa Underachiever di Fakultas Psikologi Unisba Prosiding SNaPP2011: Sosial, Ekonomi dan Humaniora ISSN 2089-3590 Studi Mengenai Self Regulator pada Mahasiswa Underachiever di Fakultas Psikologi Unisba 1 Eni Nuraeni N., 2 Dwie Rahmatanti Jurusan Psikologi,

Lebih terperinci

REGULASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI. Ermida Simanjuntak Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

REGULASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI. Ermida Simanjuntak Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya REGULASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI Ermida Simanjuntak Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Abstraksi Penelitian ini adalah penelitian tentang regulasi belajar yang didasarkan

Lebih terperinci

PERSEPSI TENTANG LINGKUNGAN APARTEMEN DI KOTA BANDUNG SEBAGAI TEMPAT TINGGAL TETAP PADA MAHASISWA PERANTAU FITRIYANTI

PERSEPSI TENTANG LINGKUNGAN APARTEMEN DI KOTA BANDUNG SEBAGAI TEMPAT TINGGAL TETAP PADA MAHASISWA PERANTAU FITRIYANTI PERSEPSI TENTANG LINGKUNGAN APARTEMEN DI KOTA BANDUNG SEBAGAI TEMPAT TINGGAL TETAP PADA MAHASISWA PERANTAU FITRIYANTI Dibimbing oleh: Prof. Dr. Tb. Zulrizka Iskandar, S.Psi., M.Sc. ABSTRAK Keterbatasan

Lebih terperinci

ABSTRAK. ii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Judul penelitian ini adalah Perancangan dan Uji Coba Modul Pelatihan Selfregulation Fase Forethought Bidang Akademik pada Siswa/i kelas VIII SMP X Bandung. Maksud dilakukannya penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah adalah pendidikan yang dijalankan setelah selesai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah adalah pendidikan yang dijalankan setelah selesai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menengah adalah pendidikan yang dijalankan setelah selesai melalui jenjang pendidikan dasar (SMA, MTs, dan sederajatnya). Hal ini dicantumkan dalam

Lebih terperinci

Educational Psychology Journal

Educational Psychology Journal EPJ 2 (1) (2013) Educational Psychology Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/epj HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN SELF REGULATED LEARNING PADA MAHASISWA Mustika Dwi Mulyani Jurusan Psikologi,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul hubungan learning approach dan prestasi belajar pada mahasiswa fakultas ekonomi akuntansi yang berasal dari jurusan IPA dalam menghadapi mata kuliah pengantar akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu cara mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan dilaksanakannya pendidikan formal. Dilihat berdasarkan prosesnya pendidikan formal dilakukan secara

Lebih terperinci

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran 2016-2017 The Effects Of Discussion Group Guidance Service To

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar, terencana untuk mewujudkan proses belajar dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan karekteristik peserta didik. Dalam proses pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kini lebih dikenal sebagai KKNI (Kurikulum Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional

BAB I PENDAHULUAN. yang kini lebih dikenal sebagai KKNI (Kurikulum Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fakultas Psikologi di Universitas X Bandung merupakan fakultas Psikologi pertama di Bandung yang menerapkan sistem pembelajaran KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)

Lebih terperinci

Penyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama

Penyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama Prosiding SNaPP2011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 Penyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama Dewi Rosiana Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

PERBEDAAN REGULASI DIRI PADA MAAHASISWA BEKERJA DAN MAHASISWA TIDAK BEKERJA DI PROGRAM STUDI BK STKIP PGRI SUMBAR

PERBEDAAN REGULASI DIRI PADA MAAHASISWA BEKERJA DAN MAHASISWA TIDAK BEKERJA DI PROGRAM STUDI BK STKIP PGRI SUMBAR 1 1 PERBEDAAN REGULASI DIRI PADA MAAHASISWA BEKERJA DAN MAHASISWA TIDAK BEKERJA DI PROGRAM STUDI BK STKIP PGRI SUMBAR Oleh: Desta Fandri* Dr. Yuzarion Zubir, S.Ag., S.Psi., M.Si** Alfaiz, S.Psi., M.Pd**

Lebih terperinci

STUDI MENGENAI DERAJAT STRES DAN COPING STRATEGY PADA KOAS FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ANGKATAN 2009

STUDI MENGENAI DERAJAT STRES DAN COPING STRATEGY PADA KOAS FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ANGKATAN 2009 STUDI MENGENAI DERAJAT STRES DAN COPING STRATEGY PADA KOAS FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ANGKATAN 2009 RAHAYU AGUSTINA ABSTRACT Program Pendidikan Profesi Dokter Gigi cenderung menimbulkan

Lebih terperinci

SEMNAS_PENGARUH SRL_AIMA, IFA

SEMNAS_PENGARUH SRL_AIMA, IFA Report generated on Wednesday, Aug 2, 2017, 11:38 AM Page 1 of 9 DOCUMENT SEMNAS_PENGARUH SRL_AIMA, IFA SCORE 100 ISSUES FOUND IN THIS TEXT 0 of 100 PLAGIARISM 0% Contextual Spelling Grammar Punctuation

Lebih terperinci

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran Studi Deskriptif Mengenai Emotional Intelligence Pada Siswa dan Siswi SMA Negeri X yang Berpacaran Muhamad Chandika Andintyas Dibimbing oleh : Esti Wungu S.Psi., M.Ed ABSTRAK Emotional Intelligence adalah

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Self Regulated Learning pada Mahasiswa yang Aktif Mengikuti Organisasi Kemahasiswaan (BEM-F) di Unisba Descriptive Study of Self Regulated Learning

Lebih terperinci

Lampiran 1 KATA PENGANTAR

Lampiran 1 KATA PENGANTAR Lampiran 1 KATA PENGANTAR Saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Saat ini saya sedang melakukan suatu penelitian mengenai self regulation dari siswa SMA. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu syarat untuk bisa melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu syarat untuk bisa melakukan kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu syarat untuk bisa melakukan kegiatan sehari-hari yang semakin sibuk, padat dan menguras tenaga. Terutama bagi orang dewasa

Lebih terperinci

SELF MONITORING. Puji Lestari Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Garut ABSTRAK

SELF MONITORING. Puji Lestari Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Garut   ABSTRAK SELF MONITORING Puji Lestari Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Garut Email: neng_nji@yahoo.com ABSTRAK Artikel ini membahas self monitoring, yaitu sebagai sub proses yang mengacu pada keberhasilan

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Student Engagement pada Siswa Kelas XI IPS di SMA Pasundan 1 Bandung

Studi Deskriptif Student Engagement pada Siswa Kelas XI IPS di SMA Pasundan 1 Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Student Engagement pada Siswa Kelas XI IPS di SMA Pasundan 1 Bandung 1 Rida Ayu Mustika, 2 Sulisworo Kusdiyati 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin maju menuntut masyarakat untuk semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah satu tujuan seseorang

Lebih terperinci

PENERAPAN BUKU AJAR FISIKA DASAR I BERBASIS SRL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN DEDUKTIF MAHASISWA CALON GURU

PENERAPAN BUKU AJAR FISIKA DASAR I BERBASIS SRL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN DEDUKTIF MAHASISWA CALON GURU SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21 Surakarta, 22 Oktober 2016 PENERAPAN BUKU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihimpun hanya berdasarkan stres dan strategi penanggulangan stres pada

BAB III METODE PENELITIAN. dihimpun hanya berdasarkan stres dan strategi penanggulangan stres pada BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian yang dilakukan bersifat ex post facto dan data-data yang dihimpun hanya berdasarkan stres dan strategi penanggulangan stres pada mahasiswa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inteligensi adalah faktor utama yang menentukan academic performance. Para

BAB I PENDAHULUAN. inteligensi adalah faktor utama yang menentukan academic performance. Para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada penelitian-penelitian psikologi yang terdahulu ditemukan bahwa inteligensi adalah faktor utama yang menentukan academic performance. Para peneliti tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial sehingga komunikasi merupakan hal yang pasti dilakukan setiap harinya. Menurut Edwin Emery dkk., (1965, dalam Muis, 2001: 3)

Lebih terperinci

Studi Deskriptif mengenai Gaya Kepemimpinan di Balai Besar Pelatihan Pertanian. Lembang. LARISSA GINA SARI, AZHAR EL HAMI, S.Psi, M.

Studi Deskriptif mengenai Gaya Kepemimpinan di Balai Besar Pelatihan Pertanian. Lembang. LARISSA GINA SARI, AZHAR EL HAMI, S.Psi, M. Studi Deskriptif mengenai Gaya Kepemimpinan di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang LARISSA GINA SARI, AZHAR EL HAMI, S.Psi, M.Si ABSTRAK Manusia merupakan sumber daya yang sangat penting dalam setiap

Lebih terperinci