71 BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL 4.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan pertimbangan konsep-konsep yang telah dibahas pada Bab 2, teori yang dikemukakan Nonaka dan Takeuchi (1995) mengenai penciptaan pengetahuan (dikenal denga model SECI) digunakan sebagai teori umum (grand theory) penelitian ini. Teori tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa teori tersebut telah disitasi secara luas dan telah banyak penelitian yang mengaplikasikan teori tersebut. Namun demikian untuk mengatasi kelemahan teori umum tersebut, digunakan teori antara (middle range theory) yang merupakan hasil pemikiran Nonaka sendiri dan dilengkapi pula dengan teori yang dikenalkan Soo et al (2002a). Teori teknik aplikasi penelitian ini menggunakan mendekatan kuantitatif dengan dengan mengaplikasikan teknik statistika, yaitu korelasi kanonikal (Hair 1998) dan structural equation modeling (Hair 2006). Di samping itu penelitian ini juga mengaplikasikan pendekatan sistem dengan mendesain sistem pakar. Kerangka pemikiran konseptual selengkapnya ditampilkan pada Gambar 13. Teori Penciptaan Pengetahuan (Nonaka & Takeuchi, 1995) Knowledge-Based View of The Firm (Kaplan et al., 2001) Teori Umum (Grand Theory) Teori Pendukung Penciptaan Pengetahuan (Nonaka et al., 2000; Krogh et al., 2000; Soo et al., 2002a; Nonaka & Toyama, 2005) Balanced Scorecard (Kaplan & Norton, 2004) Teori Antara (Middle Range Theory) Korelasi Kanonikal (Hair et al., 1998) Structural Equation Modeling (Hair et al., 2006) Teori Sistem Pakar (Turban, 1993; Marimin, 2002) Teori Teknik Aplikasi Konsep Model Penciptaan Pengetahuan Keterangan: Alur Landasan Teori dalam Penelitian Arus Balik yang Memprakarsai Teori Gambar 13 Landasan Konseptual Model Penciptaan Pengetahuan
72 4.2 Model Kontribusi Aset Pengetahuan Aset-aset pengetahuan yang dimiliki koperasi diidentifikasi perannya terhadap proses penciptaan pengetahuan yang dapat terjadi sehingga terbentuk perilaku inovatif. Aset pengetahuan tersebut digolongkan menjadi empat, yaitu aset pengetahuan eksperiensial, konseptual, sistemik dan rutin. Keempat tipe aset pengetahuan tersebut menjadi variabel independen. Sebagai variabel dependen adalah proses konversi pengetahuan dalam kerangka model SECI, yaitu: sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi. Model konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 14. Konseptual Sosialisasi Eksperiensial 1 1 Kombinasi Rutin 2 2 Eksternalisasi Sistemik Internalisasi Gambar 14 Model Konseptual Penelitian Kontribusi Aset Pengetahuan 4.3 Model Penciptaan Pengetahuan Pengembangan model penciptaan pengetahuan pada koperasi susu dilakukan dengan menggunakan model development strategy. Strategi ini dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaian dengan tujuan penelitian untuk menghasilkan model penciptaan pengetahuan yang baru yang didukung data empiris dari koperasi susu yang menjadi responden penelitian. 4.3.1 Definisi Operasional Variabel Pada penelitian ini terdapat tujuh variabel yang akan diamati dan diuji secara statistik. Definisi operasional masing-masing variabel tersebut adalah: 1. Akuisisi pengetahuan didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh koperasi untuk memperoleh pengetahuan yang dibedakan menjadi dua, yaitu kolaborasi formal dan interaksi informal.
73 2. Daya serap didefinisikan sebagai kemampuan koperasi untuk menghargai nilai kebaruan dari informasi eksternal dan mengasimilasikannya serta mengaplikasikan untuk tujuan-tujuan komersialnya.. 3. Konversi pengetahuan didefinisikan sebagai proses interaksi dinamis antara antara pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit yang dibedakan menjadi empat, yaitu eksternalisasi, sosialisasi, kombinasi dan internalisasi. 4. Aset pengetahuan didefinisikan sebagai sumber daya spesifik yang dimiliki koperasi yang esensial untuk mencitapkan keunggulan bersaingnya, yang dikelompokkan menjadi empat, yaitu aset pengetahuan eksperiensial, konseptual, sistemik dan rutin. 5. Kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan bersama-sama oleh para anggota koperasi atau pengurus koperasi dan pihak lain untuk memecahkan suatu masalah dan mengambil suatu keputusan mengenai masalah tersebut. 6. Inovasi di koperasi didefinisikan sebagai komersialisasi sesuatu yang baru seperti teknologi baru, aplikasi baru dalam bentuk produk, proses atau segmen pasar baru, bentuk organisasi baru, pendekatan manajemen baru atau kombinasi satu dengan lainnya. 7. Kinerja diidentifikasikan melalui indikator kepuasan anggota, kualitas produk, keuntungan dan produktivitas. 4.3.2 Spesifikasi Model Secara teoritis, keberhasilan koperasi sebagai entitas usaha dengan karakteristik khusus adanya relational contracting, yakni saat pemilik dan konsumen adalah orang yang sama serta mutual benefit anggota menjadi prioritas utama (Nasution 2000). Pada penelitian ini kinerja koperasi diidentifikasikan dengan kepuasan anggota. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan anggota, maka semakin tinggi kinerja koperasi tersebut. Adanya inovasi dapat diidentifikasikan dengan adanya konversi pengetahuan dan peningkatan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan (Bean & Radford 2002). Indikator adanya konversi pengetahuan meliputi pembelajaran, artikulasi, kerjasama dan rekonfigurasi, sedangkan
74 indikator kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan adalah adanya kreativitas, konsensus dan kelengkapan. 4.3.3 Hipotesis Model 1 Hipotesis didefinisikan sebagai dugaan hubungan secara logika antara dua atau lebih variabel terekspresi dalam format pernyataan yang dapat diuji. Dengan menguji hipotesis dan mengkonfirmasi dugaan hubungan, diharapkan solusi dapat ditemukan untuk pemasalahan yang dihadapi (Sekaran 2000). Berdasarkan model konseptual yang disusun, maka hipotesis yang diuji sebagai Model 1 adalah: 1) Terdapat hubungan positif antara aset pengetahuan dengan konversi pengetahuan. 2) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan konversi pengetahuan. 3) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 4) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 5) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 6) Terdapat hubungan positif antara kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dengan inovasi. 7) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan inovasi 8) Terdapat hubungan positif antara inovasi dengan kinerja. Kerangka pemikiran model penciptaan pengetahuan untuk mendorong inovasi pada koperasi susu secara lengkap ditampilkan pada Gambar 15. Selanjutnya disebut sebagai Model 1.
75 Aset Pengetahuan Konversi Pengetahuan Eksperiensial Konseptual Sistemik Rutin H2 H1 Internalisasi Eksternalisasi Sosialisasi Kombinasi H6 Daya Serap Individu Organisasi Akuisisi Pengetahuan Interaksi Kolaborasi H4 H3 Kapabilitas Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan Kreativitas Konsensus Kelengkapan H5 H7 Inovasi Manajemen Proses Produk H8 Kinerja Produktivitas Kualitas Kepuasan Anggota Gambar 15 Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 1) 75
76 Dari kerangka pikir di atas kemudian digambarkan diagram lintasan model penciptaan pengetahuan untuk mendorong inovasi pada koperasi susu (Gambar 16). Pada Model 1, terdapat tiga variabel eksogen, yaitu: = ASET (Aset Pengetahuan) 1 = AKUISISI (Akuisisi Pengetahuan) 2 3 = DSERAP (Daya Serap) Terdapat empat variabel endogen, yaitu: = KONVERSI (Konversi Pengetahuan) 1 = KPMPK (Kapabilitas Pemecahan masalah dan Pengambilan 2 Keputusan) 3 = INOVASI (Inovasi) = KINERJA (Kinerja) 4 Masing-masing variabel eksogen mempunyai indikator yang dinotasikan dengan X i, meliputi: X1 = eksperiensial X2 = konseptual X3 = sistemik X4 = rutin X5 = daya serap individu X6 = daya serap organisasi X7 = interaksi informal X8 = kolaborasi formal Variabel endogen mempunyai indikator yang dinotasikan sebagai Y i, meliputi: Y1 = internalisasi Y2 = eksternalisasi Y3 = sosialisasi Y4 = kombinasi Y5 = kreativitas Y6 = konsensus Y7 = kelengkapan Y8 = manajemen Y9 = proses Y10 = produk Y11 = produktivitas Y12 = kualitas Y13 = kepuasan anggota 76
77 X 1 Y 1 Y 2 Y 3 Y 4 X 2 X 3 Aset X 4 Konversi Y 8 Y 9 Y 10 Y 11 X 5 X 6 DSerap KPMPK Inovasi Kinerja Y 12 X 7 Y 13 Akuisisi Y 5 Y 6 Y 7 X 8 Gambar 16 Diagram Lintasan Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 1) 77
78 4.3.4 Hipotesis Model 2 Hipotesis yang disusun untuk Model 2 adalah: 1) Terdapat hubungan positif antara aset pengetahuan dengan konversi pengetahuan. 2) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan konversi pengetahuan. 3) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan konversi pengetahuan. 4) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 5) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 6) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 7) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan inovasi 8) Terdapat hubungan positif antara kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dengan inovasi. 9) Terdapat hubungan positif antara inovasi dengan kinerja. Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu untuk Model 2 ditampilkan pada Gambar 17. 78
79 Aset Pengetahuan Eksperiensial Konseptual Sistemik Rutin H2 H1 Konversi Pengetahuan Internalisasi Eksternalisasi Sosialisasi Kombinasi H7 Daya Serap Individu Organisasi Akuisisi Pengetahuan Interaksi Kolaborasi H5 H4 H3 H6 Kapabilitas Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan Kreativitas Konsensus Kelengkapan H8 Inovasi Manajemen Proses Produk H9 Kinerja Produktivitas Kualitas Kepuasan Anggota Gambar 17 Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 2) 79
80 Model struktural yang disusun pada Model 2, menyajikan tiga variabel eksogen, yaitu (Gambar 18): = ASET (Aset Pengetahuan) 1 = AKUISISI (Akuisisi Pengetahuan) 2 3 = DSERAP (Daya Serap) Terdapat empat variabel endogen, yaitu: = KONVERSI (Konversi Pengetahuan) 1 = KPMPK (Kapabilitas Pemecahan masalah dan Pengambilan 2 Keputusan) 3 = INOVASI (Inovasi) = KINERJA (Kinerja) 4 Masing-masing variabel eksogen mempunyai indikator yang dinotasikan dengan X i, meliputi: X1 = eksperiensial X2 = konseptual X3 = sistemik X4 = rutin X5 = daya serap individu X6 = daya serap organisasi X7 = interaksi informal X8 = kolaborasi formal Masing-masing variabel endogen mempunyai indikator yang dinotasikan sebagai Y i, meliputi: Y1 = internalisasi Y2 = eksternalisasi Y3 = sosialisasi Y4 = kombinasi Y5 = kreativitas Y6 = konsensus Y7 = kelengkapan Y8 = manajemen Y9 = proses Y10 = produk Y11 = produktivitas Y12 = kualitas Y13 = kepuasan anggota 80
81 X 1 Y 1 Y 2 Y 3 Y 4 X 2 X 3 Aset H1 X 4 X 5 X 6 H5 Konversi Y 8 Y 9 Y 10 H2 H7 H3 H6 H4 H8 H9 DSerap KPMPK Inovasi Kinerja Y 11 Y 12 X 7 X 8 Akuisisi Y 5 Y 6 Y 7 Y 13 Gambar 18 Diagram Lintasan Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 2) 81
82 4.3.5 Hipotesis Model 3 Hipotesis yang disusun untuk Model 3 adalah: 1) Terdapat hubungan positif antara aset pengetahuan dengan konversi pengetahuan. 2) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan konversi pengetahuan. 3) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan konversi pengetahuan. 4) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 5) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 6) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 7) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan inovasi 8) Terdapat hubungan positif antara kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dengan inovasi 9) Terdapat hubungan positif antara inovasi dengan kinerja. Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu untuk Model 2 ditampilkan pada Gambar 19. 82
83 Aset Pengetahuan Eksperiensial Konseptual Sistemik Rutin H2 H1 Konversi Pengetahuan Internalisasi Eksternalisasi Sosialisasi Kombinasi H6 Daya Serap Individu Organisasi Akuisisi Pengetahuan Interaksi Kolaborasi H3 Kapabilitas Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan Kreativitas Konsensus Kelengkapan H4 H5 Inovasi Manajemen Proses Produk H7 Kinerja Produktivitas Kualitas Kepuasan Anggota Gambar 19 Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 3) 83
84 Model struktural yang disusun pada Model 3, juga menyajikan tiga variabel eksogen, yaitu (Gambar 20): = ASET (Aset Pengetahuan) 1 = AKUISISI (Akuisisi Pengetahuan) 2 3 = DSERAP (Daya Serap) Terdapat empat variabel endogen, yaitu: = KONVERSI (Konversi Pengetahuan) 1 = KPMPK (Kapabilitas Pemecahan masalah dan Pengambilan 2 Keputusan) 3 = INOVASI (Inovasi) = KINERJA (Kinerja) 4 Masing-masing variabel eksogen mempunyai indikator yang dinotasikan dengan X i, meliputi: X1 = eksperiensial X2 = konseptual X3 = sistemik X4 = rutin X5 = daya serap individu X6 = daya serap organisasi X7 = interaksi informal X8 = kolaborasi formal Masing-masing variabel endogen mempunyai indikator yang dinotasikan sebagai Y i, meliputi: Y1 = internalisasi Y2 = eksternalisasi Y3 = sosialisasi Y4 = kombinasi Y5 = kreativitas Y6 = konsensus Y7 = kelengkapan Y8 = manajemen Y9 = proses Y10 = produk Y11 = produktivitas Y12 = kualitas Y13 = kepuasan anggota 84
85 X 1 Y 1 Y 2 Y 3 Y 4 X 2 X 3 Aset H1 X 4 X 5 X 6 Konversi Y 8 Y 9 Y 10 H2 H6 H4 H5 DSerap KPMPK Inovasi Kinerja H3 H7 Y 11 Y 12 X 7 X 8 Akuisisi Y 5 Y 6 Y 7 Y 13 Gambar 20 Diagram Lintasan Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 3) 85
86 4.3.6 Hipotesis Model 4 Berdasarkan proses respesifikasi model, disusun Model 4 dengan hipotesis yang diuji adalah: 1) Terdapat hubungan positif antara aset pengetahuan dengan konversi pengetahuan. 2) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan konversi pengetahuan. 3) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 4) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan 5) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 6) Terdapat hubungan positif antara kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dengan inovasi. 7) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan inovasi. Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu untuk Model 3 ditampilkan pada Gambar 21. 86
87 Aset Pengetahuan Kepercayaan Citra Ketrampilan Prosedur H2 H1 Konversi Pengetahuan Pembelajaran Artikulasi Kerjasama Rekonfigurasi H7 Daya Serap Individu Organisasi H3 H5 Kapabilitas Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan H6 Inovasi Manajemen Proses Produk Akuisisi Pengetahuan Interaksi Kolaborasi H4 Kreativitas Konsensus Kelengkapan Gambar 21 Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 4) 87
88 Model struktural yang disusun pada Model 4 terdiri atas tiga variabel eksogen dan tiga variabel endogen (Gambar 22). Ketiga variabel eksogen tersebut, yaitu: = ASET (Aset Pengetahuan) 1 = AKUISISI (Akuisisi Pengetahuan) 2 3 = DSERAP (Daya Serap) Terdapat tiga variabel endogen, yaitu: = KONVERSI (Konversi Pengetahuan) 1 = KPMPK (Kapabilitas Pemecahan masalah dan Pengambilan 2 Keputusan) = INOVASI (Inovasi) 3 Masing-masing variabel eksogen mempunyai indikator yang dinotasikan dengan X i, meliputi: X1 = eksperiensial X2 = konseptual X3 = sistemik X4 = rutin X5 = daya serap individu X6 = daya serap organisasi X7 = interaksi informal X8 = kolaborasi formal Masing-masing variabel endogen mempunyai indikator yang dinotasikan sebagai Y i, meliputi: Y1 = daya serap individu Y2 = daya serap organisasi Y3 = internalisasi Y4 = eksternalisasi Y5 = sosialisasi Y6 = kombinasi Y7 = kreativitas Y8 = konsensus Y9 = kelengkapan Y10 = manajemen Y11 = proses Y12 = produk 88
89 X 1 Y 1 Y 2 Y 3 Y 4 X 2 X 3 Aset H1 X 4 H2 Konversi H5 H7 Y 8 X 5 H3 X 6 DSerap H4 KPMPK H6 Inovasi Y 9 X 7 Akuisisi Y 5 Y 6 Y 7 Y 10 X 8 Gambar 22 Diagram Lintasan Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 4) 89
90 4.3.7 Hipotesis Model 5 Berdasarkan proses respesifikasi model, disusun Model 5 dengan hipotesis yang diuji adalah: 1) Terdapat hubungan positif antara aset pengetahuan dengan konversi pengetahuan. 2) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan daya serap 3) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 4) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan konversi pengetahuan 5) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan 6) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 7) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan inovasi 8) Terdapat hubungan positif antara kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dengan inovasi. Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu untuk Model 3 ditampilkan pada Gambar 23. 90
91 Aset Pengetahuan Eksperiensial Konseptual Sistemik Rutin H4 H1 Konversi Pengetahuan Internalisasi Eksternalisasi Sosialisasi Kombinasi H7 Daya Serap Individu Organisasi H2 H5 H6 Kapabilitas Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan H8 Inovasi Manajemen Proses Produk Akuisisi Pengetahuan Interaksi Kolaborasi H3 Kreativitas Konsensus Kelengkapan Gambar 23 Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 5) 91
92 Model struktural yang disusun pada Model 5 terdiri atas dua variabel eksogen dan empat variabel endogen (Gambar 24). Kedua variabel eksogen tersebut, yaitu: = ASET (Aset Pengetahuan) 1 = AKUISISI (Akuisisi Pengetahuan) 2 Dan terdapat empat variabel endogen, yaitu: = DSERAP (Daya Serap) 1 = KONVERSI (Konversi Pengetahuan) 2 3 = KPMPK (Kapabilitas Pemecahan masalah dan Pengambilan Keputusan) = INOVASI (Inovasi) 4 Masing-masing variabel eksogen mempunyai indikator yang dinotasikan dengan X i, meliputi: X1 = eksperiensial X2 = konseptual X3 = sistemik X4 = rutin X5 = interaksi informal X6 = kolaborasi formal Masing-masing variabel endogen mempunyai indikator yang dinotasikan sebagai Y i, meliputi: Y1 = daya serap individu Y2 = daya serap organisasi Y3 = internalisasi Y4 = eksternalisasi Y5 = sosialisasi Y6 = kombinasi Y7 = kreativitas Y8 = konsensus Y9 = kelengkapan Y10 = manajemen Y11 = proses Y12 = produk 92
93 X 1 Y 3 Y 4 Y 5 Y 6 X 2 X 3 Aset H1 X 4 H4 Konversi H7 Y 10 Y 1 DSerap H5 H6 Inovasi Y 11 Y 2 H3 KPMPK H8 Y 12 X 5 Akuisisi X 6 Y 7 Y 8 Y 9 Gambar 24 Diagram Lintasan Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 5) 93