BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bank 1. Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang memiliki kegiatan utamanya menerima simpanan dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito dari masyarakat. Selain itu, bank juga menyalurkan dana yang didapat dari pihak ketiga tersebut dalam bentuk kredit. Disamping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang, atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya. Ada beberapa definisi mengenai pengertian bank menurut beberapa ahli. Menurut Kasmir (2004:23) Bank adalah perusahaan yang bergerak pada bidang lembaga keuangan yang kegiatan usahanya menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat serta memberikan jasa lainnya dibidang keuangan yang dibutuhkan bagi masyarakat. Menurut Rudi Tri Santoso, Bank adalah suatu industri yang bergerak pada bidang kepercayaan yang mehubungkan debitur dan kreditur dana. Sedangkan menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- 9
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam rangka menyejahterakan masyarakat. 2. Jenis Bank Dalam undang-undang perbankan terdapat beberap jenis penggolongan bank. Adapun jenis perbankan saat ini ditinjau dari berbagai segi, antara lain : a. Dilihat dari Fungsinya Menurut undang-undang Pokok Perbankan nomor 14 tahun 1967 jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari : 1) Bank Umum 2) Bank Pembangunan 3) Bank Tabungan 4) Bank Pasar 5) Bank Desa 6) Lumbung Desa 7) Bank Pegawai 8) Dan bank lainnya Namun setelah keluar UU Pokok Perbankan nomor 7 tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya UU RI nomor 10 tahun 1998. 10
Berdasarkan UU RI nomor 10 tahun 1998, menurut fungsinya bank dibagi menjadi : 1) Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank perkreditan rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b. Dilihat dari Kepemilikannya 1) Bank Milik Pemerintah Bank milik pemerintah merupakan bank yang akta pendirian maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. 2) Bank Milik Swasta Nasional Bank milik swasta nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Hal ini dapat diketahui dari akta pendiriannya didirikan oleh swasta sepenuhnya, 11
begitu pula dengan pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. 3) Bank Milik Koperasi Bank milik koperasi merupakan bank yang kepemilikan sahamsahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. 4) Bank Milik Asing Bank milik asing merupakan bank yang kepemilikannya 100% oleh pihak asing (luar negeri) Indonesia. 5) Bank Milik Campuran Bank ini merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh dua belah pihak, yaitu dalam negeri dan luar negeri. c. Dilihat dari Segi Status 1) Bank Devisa Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan 2) Bank Nondevisa Bank nondevisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negeri (dalam negeri). d. Dilihat dari Cara Menentukan Harga 1) Bank yang memiliki prinsip konvensional 12
Bank yang berdasarka prinsip konvensional menggunakan dua metode dalam mencari keuntungan maupun menentukan harga kepada para nasabahnya, yaitu menerapkan bunga sebagai harga untuk produk simpanan dan system pengenaan biaya (fee based). 2) Bank yang memiliki prinsip syariah Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. 3. Fungsi Bank Secara umum, bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat luas. FUNGSI BANK Masyarakat Kelebihan Dana Beli Dana Giro Tabungan Deposito Jual Dana Pinjaman (Kredit) Masyarakat Kekurangan Dana Gambar 2.1 Fungsi Bank sebagai Perantara Keuangan Sumber : Kasmir, SE., MM. Selain fungsi utama bank diatas, adapun fungsi bank lainnya menurut Julius R. Latumerissa (2012:135), yaitu: 13
a. Agent of Trust Fungsi ini menunjukkan bahwa aktivitas intermediasi yang dilakukan oleh dunia perbankan dilakukan berdasarkan asas kepercayaan, maksudnya semua kegiatan pengumpulan dana yang dilakukan bank tentu harus didasari rasa percaya dari masyarakat atau nasabah terhadap kredibilitas dan eksistensi dari masing-masing bank, karena tanpa rasa percaya masyarakat tidak akan menitipkan dananya di bank yang bersangkutan. b. Agent of Development Agent of development sangat berkaitan dengan tanggung jawab dalam menunjang kelancaran transaksi ekonomi yang dilakukan oleh setiap pelaku ekonomi. Dalam hal ini bank berfungsi untuk menjembatani semua kepentingan pelaku ekonomi dalam transaksi ekonomi yang dilakukan. c. Agent of Service Bank adalah lembaga yang bergerak di bidang jasa keuangan maupun nonkeuangan. Selain memberikan jasa keuangan sebagaimana kegiatan intermediasi yang selalu dilakukan, maka bank juga turut serta dalam memberikan jasa pelayanan yang lain seperti jasa transfer (payment order), jasa kotak pengaman (safety box), jasa penagihan, atau inkaso (collection). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bank tidak hanya sebagai lembaga intermediasi tetapi juga memiliki fungsi-fungsi lainnya. B. Bank Perkreditan Rakyat 14
1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menurut UU nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan usaha BPR ditujukan untuk melayani usaha-usaha kecil dan masyarakat di daerah pedesaan. Bentuk hukum BPR dapat berupa persroan terbatas (PT), perusahaan daerah (PD), atau koperasi.menurut Julius R. Latumaerissa (2011:300) BPR adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani golongan usaha mikro, kecil, dan menengah dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan. Menurut Kasmir (2004:05) BPR adalah bank yang kkhusus melayani masyarakat kecil di kecamatan maupun pedesaan. BPR berasal dari Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa, Bank Pegawai, dan bank lainnya yang kemudian dilebur mejadi Bank Perkreditan Rakyat. Jenis produk yang ditawarkan BPR pun relatif sempit jika dibanding bank umum. 2. Fungsi Bank Perkreditan Rakyat Fungsi BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada pengusaha UMKM tetapi juga menerima simpanan dari masyarakat. BPR menggunakan prinsip 3T dalam menyalurkan kredit yaitu Tepat waktu, Tepat jumlah, dan Tepat sasaran. Penerapan 3T tersebut dilakukan karena proses kredit yang 15
relative cepat, persyaratan mudah dan sederhana, dan sangat mengerti kebutuhan masyarakat. 3. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat Adapun kegiatan usaha yang dapat dilakukan BPR maupun yang tidak dapat dilakukan BPR. Berikut adalah kegiatan usaha yang dapat dilakukan: a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang serupa. b. Memberikan kredit kepada masyarakat. c. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. Kegiatan usaha yang tidak dapat dilakukan oleh BPR antara lain: a. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran. b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing kecuali sebagai pedagang valuta asing (dengan izin Bank Indonesia). c. Melakukan penyertaan modal. d. Melakukan usaha perasuransian. e. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana disebutkan pada kegiatan usaha yang dapat dilakukan BPR. C. TABUNGAN 1. Pengertian Tabungan 16
Menurut undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Tabungan adalah bentuk simpanan yang dananya disimpan pada suatu rekening. Tabungan dapat dibuka oleh berbagai kalangan yang kelebihan dana baik dari anak-anak hingga dewasa. Setiap saat dan kapan saja pemilik tabungan dapat menarik uangnya baik tunai maupun nontunai (pindah buku, transfer ke bank lain) melalui mesin ATM atau Teller. Nasabah tabungan biasanya diberikan buku tabungan untuk media pencatatan setoran maupun tarikan, tetapi ada juga produk tabungan yang tanpa buku. Untuk menarik tabungan, nasabah dapat menggunakan slip tarikan (via teller) atau kartu ATM (Maryanto, 2011:24). 2. Sarana Penarikan Tabungan Ada beberapa sarana yang dapat digunakan nasabah menabung dalam melakukan penarikan uangnya. Sarana yang dimaksud adalah: a. Buku Tabungan Buku tabungan adalah buku yang dimiliki oleh nasabah yang berisikan catatan saldo tabungan, penarikan, penyetoran, dan pembebananpembebanan yang mungkin terjadi. Buku tabungan digunakan pada saat penarikan sehingga langsung dapat mengurangi saldo yang ada di buku tabungan tersebut. 17
b. Slip Penarikan Slip penarikan merupakan formulir penarikan dimana nasabah cukup menulis nama, nomor rekening, jumlah uang yang ditarik serta tanda tangan nasabah untuk menarik sejumlah uang. Slip penarikan ini biasanya digunakan bersamaan dengan buku tabungan. c. Kwitansi Kwitansi meruapakan bukti penarikan yang dikeluarkan oleh pihak bank yang memiliki fungsi sama dengan slip penarikan, dimana tertulis nama penarik, nomor penarik, jumlah uang yang ditarik, dan tanda tangan penarik. Kwitansi juga dapat digunakan secara bersama dengan buku tabungan. d. Kartu yang terbuat dari plastik Yaitu sejenis kartu yang terbuat dari plastik yang dapat digunakan untuk menarik sejumlah uang dari tabungannya, baik bank maupun di mesin automated Teller Machine (ATM). ATM ini biasanya ada di tempat-tempat yang strategis (Kasmir 2004:75). 3. Jenis Tabungan Sekarang ini ada beberapa jenis tabunan yang digunakan di industri perbankan. Perbedaan jenis tabungan ini terletak pada fasilitas yang diberikan kepada penabung. Berikut jenis-jenis tabungan yang ada: a. Tabanas Ada beberapa jenis bentuk tabanas, seperti: 18
1) Tabanas Umum 2) Tabanas Pemuda 3) Tabanas Pelajar 4) Tabanas Pramuka b. Taska Taska adalah tabungan yang berkaitan dengan asuransi jiwa. c. Tabungan lainnya Tabungan lainnya yaitu tabungan selain Tabanas dan Taska. Tabungan ini dikeluarkan oleh masin-masing bank dengan ketentutan yang diatur oleh Bank Indonesia. D. PEMASARAN 1. Pengertian Pemasaran Dalam dunia perbankan untuk mendapatkan nasabah tidak lepas dari pemasaran. Berikut definsi pemasaran menurut beberapa pendapat : a. Menurut Kotler (1999:18) yang dimaksud dengan pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai satu sama lain. Pemasaran terdiri atas semua aktivitas yang dirancang untuk menghasilkan dan memfasilitasi setiap pertukaran yang dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan konsumen. 19
b. Pemasaran merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para nasabahnya terhadap produk dan jasa (Kasmir 2004:53). c. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran (Freddy, 2009:20). Proses peertukaran tersebut yang kemudian dapat menjadi jawaban atas kebutuhan dan keinginan individu maupun organisasi. d. Pemasaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengusahakan agar produk yang dipasarkannya itu dapat diterima dan disenangi oleh pasar (Indriyo, 1999:01). e. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses menciptakan, mengomunikasikan, dan menyampaikan nilai bagi para konsumen, serta mengelola reaksi konsumen sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat bagi organisasi (American Marketing Association dalam fandy tjiptono, dkk., 2008:3). Dari beberapa penjelasan diatas dapat diketahui bahwa tujuan pemasaran adalah untuk memahami keinginan dan kebutuhan konsumen agar produk atau jasa sesuai bagi konsumen sehingga produk atau jasa tersebut dapat terjual dengan sendirinya. 2. Tujuan Pemasaran Dalam melakukan kegiatan pemasaran, suatu perusahaan memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Dalam jangka pendek biasanya untuk merebut hati 20
konsumen terutama untuk produk yang baru diluncurkan. Sedangkan dalam janka panjang dilakukan untuk mempertahankan produk-produk yang sudah ada agar tetap eksis. Berikut beberapa tujuan dari pemasaran menurut Kasmir (2004:52): a. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan akan suatu produk maupun jasa. b. Dalam rangka memenuhi keinginan para pelanggan akan suatu produk atau jasa. c. Dalam rangka memberikan kepuasan semaksimal mungkin terhadap pelanggannya. d. Dalam rangka meningkatkan penjualan dan laba. e. Dalam rangka ingin menguasai pasar dan menghadapi pesaing. f. Dalam rangka memperbesar kegiatan usaha. Kegiatan pemasaran sebelumnya hanya dilakukan oleh perusahaan yang berorientasi pada profit/keuntungan saja, namun sekarang ini pemasaran tidak hanya monopoli perusahaan yang berorientasi profit, bahkan usaha sosial pun sudah mulai menggunakan pemasaran dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya. 3. Konsep Pemasaran Dalam buku yang berjudul Pemasaran Bank karya Kasmir (2004) yang menjelaskan bahwa dalam kegiatan pemasaran terdapat beberapa konsep yang mana masing-masing konsep memiliki tujuan yang bebeda. Konsep ini timbul 21
dari satu periode ke periode lainnya akibat perkembangan pengetahuan baik produsen maupun konsumen. Penggunaan konsep ini tergantung kepada perusahaan yang juga dikaitkan dengan jenis usaha dan tujuan perusahaan yang bersangkutan. Saat ini ada lima kosep dalam pemasaran dimana masing-masing konsep saling bersaing satu sama lainnya. Setiap konsep dijadikan landasan pemasaran oleh masing-masing perusahaan untuk menjalankan kegiatannya. Adapun konsep-konsep yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Konsep produksi Konsep ini menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan mereka dan oleh karenanya manajemen harus berkonsentrasi pada peningkatan efisiensi produksi dan efisiensi distribusi. Konsep ini menekankan kepada volume produksi atau distribusi yang seluas-luasnya dengan harga ditekan serendah mungkin. b. Konsep Produk Konsep produk berpegang teguh bahwa konsumen akan menyenagi produk yang menawarkan mutu dan kinerja yang paling baik serta memiliki keistimewaan yang mencolok. Oleh karena itu, perusahaan harus mencurahkan upaya terus-menerus dalam perbaikan produk. Secara umum, konsep produk menekankan kepada kualitas, penampilan, dan ciriciri yang terbaik. c. Konsep Penjualan 22
Kebanyakan konsumen tidak akan membeli banyak produk, terkecuali perusahaan menjalankan suatu usaha promosi atau penjualan yang kokoh. Oleh karena itu, perusahaan harus menjalankan usaha-usaha promosi dan penjualan dalam rangka mempengaruhi konsumen. Dalam konsep ini kegiatan pemasaran ditekankan lebih agresif melalui usaha-usaha promosi yang gencar. d. Konsep Pemasaran Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. Menurut Philip Kotler, konsep ini menekankan ke dalam beberapa pengertian di bawah ini: 1) Menemukan keinginan pelanggan dan beberusaha memenuhi keinginan tersebut. 2) Membuat apa yang dapat dijual, daripada menjual apa yang dibuat. 3) Cintailah pelanggan. 4) Andalah yang menentukan. 5) Berhenti memasarkan produk yang dapat anda buat dan mencoba membuat produk yang dapat anda jual. e. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan Konsep Pemasaran Kemasyarakatan menyatakan bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan minat pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien 23
dibandingkan para pesaing sedemikian rupa sehingga dapat memperthankan dan mempertinggi kesejahteraan masyarakat. Konsep ini menekankan pada penentuan kebutuhan, keinginan, dan minat pasar serta memberikan kepuasan, sehingga memberikan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Bagi dunia perbankan, konsep yang paling tepat untuk diaplikasikan adalah konsep pemasaran yang bersifat kemasyarakatan atau paling tidak menggunakan konsep pemasaran. Dalam kedua konsep itu jelas tertuang bahwa pelanggan benar-benar harus diperhatikan. Tujuannya adalah agar pelanggan tetap setia menggunakan produk atau jasa-jasa yang dihasilkan oleh bank. 4. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan strategi kombinasi yang dilakukan oleh berbagai perusahaan dalam bidang pemasaran. Kombinasi yang terdapat dalam bauran pemasaran harus dilakukan secra terpadu. Artinya, pelaksanaan dan penerapan komponen ini harus dilakukan dengan memerhatikan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Kotler menyebutkan konsep bauran pemasaran terdiri dari 4P, yaitu: a. Product (Produk) Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu 24
diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli benefit dan value dari produk tersebut. b. Price (Harga) Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam pemberian value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. c. Place (Tempat/Saluran Distribusi) Tempat/ saluran distribusi merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis d. Promotion (Promosi) Yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi (promotion mix). Promotion mix sendiri terdiri dari 1) Advertising 2) Personal selling 3) Sales promotion 4) Public relation Sedangkan Boom dan Bitner menambah dalam bisnis jasa, bauran pemasaran deisamping 4P seperti yang dikemukakan diatas, ada tambahan dengan 3P, yaitu: a. People (Orang) 25
People, yaitu orang yang terlibat aktif dalam pelayanan dam memengaruhi persepsi pembeli, nama, pribadi pelanggan, dan pelangganpelanggan lain yang ada dalam lingkungan pelayanan. b. Physical Evidence (Bukti Fisik) Physical Evidence terdiri dari adanya logo atau simbol perusahaan, motto, fasilitas yang dimiliki, seragam karyawan, laporan, dan jaminan perusahaan. c. Process (Proses) Process merupakan keterlibatan pelanggan dalam pelayanan jasa, proses aktivitas, standar pelayanan yang ada di bank yang bersangkutan. E. Pemasaran Bank 1. Pengertian Pemasaran Bank Kegiatan pemasaran selalu ada dalam setiap usaha, baik usaha yang berorientasi pada profit maupun usaha-usaha sosial. Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat atas suatu produk atau jasa. Pemasaran menjadi semakin penting dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat. Pemasaran juga dilakukan dalam rangka menghadapi pesaing yang dari waktu ke waktu semakin meningkat. Melihat pentingnya pemasaran, perbankan dalam menjalankan usahanya harus tepat dalam melakukan pemasaran dengan mengemas kegiatan pemasarannya secara terpadu dan terus menerus melakukan riset pasar. 26
Secara umum pengertian pemasaran bank adalah suatu untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan (Kasmir, 2004:55). Kebutuhan nasabah bank yang dimaksud adalah suatu keadaan yang dirasakan tidak ada dalam diri seseorang. Sebagai contoh kebuthan masyarakat bank: a. Kebutuhan akan produk atau jasa bank. b. Kebutuhan rasa aman berhubungan dengan bank. c. Kebutuhan kenyamanan berhubungan dengan bank. d. Kebutuhan untuk diberi perhatian oleh seluruh karyawan bank. e. Kebutuhan status/prestise. f. Kebutuhan aktualisasi diri Keinginan nasabah bank merupakan kebutuhan yang dibentuk oleh kultur dan kepribadian individu. Berikut keinginan nasabah bank: a. Ingin memperoleh pelayanan yang cepat. b. Ingin memperoleh komitmen bank. c. Ingin memperoleh pelayanan yang bermutu. d. Ingin agar bank dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. e. Ingin memperoleh kepuasan nasabah atas layanan yang diberikan. f. Ingin memperoleh status/prestise g. Ingin memperoleh keamanan dari setiap transaksi yang berhubungan dengan bank. 27
2. Tujuan Pemasaran Bank Setiap tindakan yang dilakukan apakah oleh perusahaan atau badan usaha tentu mengandung suatu maksud dan tujuan tertentu. Penetapan tujuan ini disesuaikan dengan keinginan pihak menajemen perusahaan itu sendiri. Dalam praktiknya, tujuan suatu perusahaan dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek biasanya hanya bersifat sementara dan juga dilakukan sebagai langkah untuk mencapai tujuan jangka panjang. Demikian pula dalam hal melakukan pemsaran suatu perusahaan memiliki banyak kepentingan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Secara umum tujuan pemasaran bank (Kasmir, 2004:57) adalah a. Memaksimumkan konsumsi, atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang. b. Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan menjadi ujung tombak pemasaran selanjutnya, karena kepuasan ini akan ditularkan kepada nasabah lainnya melalui ceritanya (getuk tular). c. Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula. d. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien. 28