BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MEMBUAT KUDA-KUDA DENGAN SAMBUNGAN BAUT NO REVISI TANGGAL HALAMAN JST/TSP/ dari 7

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

Gambar 3.1. Incinerator

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB III METODELOGI PELAKSANAAN 3.1 DIAGRAM ALIR PERANCANGAN ALAT PENGEPRES GERAM SAMPAH MESIN PERKAKAS

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota

BAB III DESAIN DAN FABRIKASI

BAB IV METODE PEMBUATAN ALAT

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III PENELITIAN DAN ANALISA

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT

BAB III METODE PEMBUATAN ALAT

PEMBUATAN HEATING CHAMBER PADA TUNGKU KILN / HEAT TREAMENT FURNACE TYPE N 41/H

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6]

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO

BAB III METODE PEMBUATAN

SOAL TES. Pilihlah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d.

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Pemilihan Bahan. Proses Pengelasan. Pembuatan Spesimen. Pengujian Spesimen pengujian tarik Spesimen struktur mikro

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

BAB III CARA PEMBUATAN ALAT TRACKE R BEARING. Rahang penahan berfungsi sebagai rumah atau sarang dari bagian komponen lain

PERALATAN KERJA PEMIPAAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Identifikasi gambar kerja merupakan langkah untuk mengetahui gambar

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada

STRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Tmanufacture of the upper frame (handle) and lower frame of plate bending

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor

Tabel Uji Keseragaman Data Pada Work Center Pengukuran dan Pemotongan

Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel

TUGAS DESAIN MEKATRONIKA II

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode analisa, yaitu suatu usaha

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa

Transkripsi:

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Adapun maksud dan tujuan dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah: a. Dapat memberikan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). b. Dapat memberikan Alat Perlindungan Diri (APD). c. Dapat mencegah dan mengendalikan timbul tersebarnya suhu, kelembaban, debu, asap, radiasi dan Penyakit Akibat Kerja (PAK). Adapun keselamatan kerja selama proses pembuatan rangka pada incinerator secara umum adalah : a. Memakai alat pelindung kaki (sepatu) yang sesuai saat berada di dalam bengkel. b. Menggunakan kaca mata pelindung sehingga mata terhindar dari benda berbahaya. c. Menggunakan sarung tangan saat memegang benda kerja. d. Menggunakan helm pelindung kepala agar terhindar dari terbentur benda disekitar bengkel. 24

4.2 Gambar Teknik Incinerator Gambar 4.1 Gambar teknik incinerator limbah padat mesdis Keterangan gambar : 1. Cerobong asap 2. Pintu ruang bakar 3. Pintu utama 4. Ruang bakar 5. Ruang pembakaran awal 6. Pintu ruang abu 7. Ruang pembakaran asap 25

4.3 Spesifikasi Incinerator Limbah Padat Medis a. Dimensi : 700 mm x 500 mm x 900 mm. b. Rangka utama : Besi siku (40 mm x 40 mm x 4 mm). c. Ruang bakar utama : 250 mm x 240 mm x 635 mm. d. Ruang pembakaran awal : 145 mm x 280 mm x 190 mm. e. Ruang bakar asap : 250 mm x 130 mm x 805 mm. f. Dinding chamber : Batu bata merah. g. Casing incinerator : Plat baja tebal 2,8 mm. h. Cerobong : ø 160 mm tinggi 2.455 mm. i. Sistem : Tanpa mesin pembakar (burner). j. Thermocouple : Tipe K (0 ~ +1000⁰C). 4.4 Pembuatan Rangka Mesin Langkah pertama dalam proses membuat rangka pada incinerator limbah padat medis adalah perencanaan pemotongan dan pengukuran bahan yang akan dipotong. Perencanaan pemotongan bahan bertujuan untuk meminimalkan jumlah sisa bahan yang terbuang selama pemotongan berlangsung. Dalam pembuatan rencana pemotongan bahan, didasarkan pada identifikasi kebutuhan bahan untuk pembuatan rangka incinerator. Adapun kebutuhan yang digunakan dalam pembuatan rangka incinerator ini terlihat pada tabel 4.1 : 26

Tabel 4.1 Kebutuhan rangka utama incinerator Profil besi siku 40 mm x 40 mm x 4 mm Bahan Panjang 500 mm 620 mm 900 mm Rangka Depan 2 buah - 2 buah Rangka Samping - 4 buah - Rangka Belakang 2 buah - 2 buah Jumlah 4 buah 4 buah 4 buah Setelah kita mengidentifikasi kebutuhan bahan yang dibutuhkan, maka kita dapat membuat perencanaan pemotongan sesuai dengan ukuran bahan baku yang ada. Adapun ukuran bahan baku yang digunakan adalah : a. Profil besi siku 40 mm x 40 mm x 4 mm panjang 6000 mm sebanyak 2 buah. b. Basi plat dengan ketebalan 2,8 mm sebanyak 2 lembar Setalah cutting plan bahan dibuat maka langkah selanjutnya adalah pengukuran bahan dan penandaan/penggambaran bahan dengan menggunakan ukuran sesuai dengan cutting plan yang telah dibuat. Peralatan yang digunakan adalam pengukuran bahan adalah : a. Mistar gulung panjang 3 m. b. Mistar baja panjang 30 cm. c. Penggaris siku. d. Spidol/kapur besi. 27

4.4.1 Pemotongan Awal Bahan Baku Langkah dalam membuat rangka adalah pemotongan awal bahan baku yang dibutuhkan. Pemotongan dilakukan setelah benda kerja ditandai menggunakan kapur atau spidol agar lebih jelas saat dilakukan proses pemotongan. Peralatan yang digunakan dalam proses pemotongan awal bahan baku adalah mesin gerinda potong. Langkah-langkah dalam proses pemotongan dengan mesin gerinda potong adalah sebagai berikut : a. Mempersiapkan bahan baku yang akan dipotong, yaitu profil besi siku 40 mm x 40 mm x 4 mm yang sudah diukur dan diberi tanda yg telah ditentukan sebelumnya. b. Mempersiapkan mesin gerinda potong, cek semua kelengkapan mesin gerinda potong terutama batu gerinda potongnya, pastikan kondisinya masih layak dipakai sehingga tidak ada kendala saat pemotongan bahan berlangsung. c. Menjepit bahan yang akan dipotong pada ragum mesin dengan posisi mata batu gerinda tepat diatas tanda/garis potong. Kencangkan ragum dan cek kembali panjang bahan yang akan dipotong agar hasilnya tepat dan sesuai. 28

d. Menghidupkan mesin dengan menekan tombol ON dan mulailah memotong bahan dengan menekan handle ke bawah hingga bahan terpotong. e. Setelah bahan sudah terpotong maka angkat kembali dan mengulangi langkah (a) sampai (d) untuk pemotongan berikutnya hingga semua bahan terpotong. 4.4.2 Perakitan Rangka Proses perakitan dilakukan dengan melakukan penyambungan tiap komponen menjadi bagian rangka. Penyambungan dilakukan dengan sambungan las. Sambungan las yang digunakan adalah sambungan tumpul jenis alur persegi (I) dan sambungan T dengan jenis alur las sudut. Langkah-langkah dalam merakit rangka incinerator adalah : a. Mempersiapkan komponen yang telah dipotong dan diukur sebelumnya yaitu baja siku yang berukuran 500 mm 2 buah dan 900 mm 2 buah. b. Mempersiapkan mesin las busur listrik beserta kelengkapannya. c. Melakukan penitikan pada setiap ujung baja siku menggunakan las listrik dengan arus listrik sebesar 60 sampai 80 ampere untuk elektroda jenis RD 260 ø 2 mm. 29

Gambar 4.2 Penitikan las rangka depan d. Merangkai komponen siku diatas meja rata dengan mengecek kesikuan sudutnya dengan penggaris siku. e. Bila telah siku, jepit kedua komponen dan lakukan pengelasan ikat (tack weld) pada ujung titik pertemuan. Lepas penjepit dan lakukan pengelasan ikat pada ujung lainnya. 30

Gambar 4.3 Pengelasan ikat rangka depan f. Lakukan langkah yang sama untuk komponen rangka bagian belakang. Setelah proses perakitan rangka bagian depan dan belakang maka segera melakukan penyambungan tiap komponen rangka menjadi bagian rangka utama. Penyambungan dilakukan dengan sambungan las dan jenis sambungan tumpul alur persegi (I) dan sambungan T dengan jenis las sudut. Langkah-langkah dalam merakit rangka utama incinerator adalah : a. Penyambungan rangka bagian samping kanan dan rangka bagian samping kiri, dengan baja siku panjang 620 mm. b. Sebelum melakukan penyambungan, maka melakukan penitikan lasan. Gambar 4.4 Penitikan las rangka penghubung 31

c. Lakukan pengelasan ikat (tack weld) pada ujung titik pertemuan. Gambar 4.5 Hasil pembuatan rangka incinerator 4.4.3 Pembuatan dan Pemasangan Bagian Alas Incinerator a. Persiapkan besi plat dengan tebal 2 mm dan ukuran 692 mm x 492 mm. Gambar 4.6 Plat alas incinerator b. Mempersiapkan mesin las busur listrik beserta kelengkapannya. 32

c. Melakukan penitikan pada setiap ujung besi siku dengan besi plat menggunakan las listrik dengan arus listrik sebesar 60 sampai 80 ampere untuk elektroda jenis RD 260 ø 2 mm. d. Ukur kembali hasil perakitan rangka untuk mengecek kesesuaian ukuran dengan gambar kerja. e. Bila telah sesuai, dapat dilakukan pengelasan penuh menggunakan elektroda RD 260 ø 2 mm. Sambungan las yang digunakan adalah sambungan tumpul jenis alur persegi (I) dan sambungan T dengan jenis alur las sudut. Gambar 4.7 Hasil akhir pemasangan alas incinerator 4.4.4 Pembuatan Ruang Chamber Incinerator Bagian utama dalam membuat incinerator adalah membuat ruang - ruang chamber incinerator. Untuk membuat ruangan tersebut, hal yang dilakukan adalah membuat dinding dan menyekat ruangan dengan menggunakan batu bata yang 33

disusun, sehingga menjadi beberapa ruang yang mempunyai fungsi masingmasing. Langkah-langkah membuat chamber incinerator adalah : a. Persiapkan bahan-bahan untuk membuat dinding seperti batu bata, tanah, pasir, air. b. Membuat adonan untuk perekat menggunakan campuran tanah dan pasir dengan perbandingan 1:2 dan diberi sedikit air. c. Susun batu bata dan diberi perekat dengan campuran bahan yang telah disiapkan. Gambar 4.8 Pembuatan ruang chamber incinerator d. Lakukan dengan cara yang sama sampai sesuai dengan desain yang telah ditentukan. 34

Gambar 4.9 Hasil akhir pembuatan ruang chamber incinerator 4.4.5 Pembuatan Casing Incinerator Casing incinerator berfungsi untuk melindungi dinding chamber dari udara luar dan berfungsi juga sebagai penutup incinerator serta menahan tekanan dari dalam ruang chamber. Casing incinerator ini terbuat dari bahan plat besi dengan ketebalan 2,8 mm. Adapun proses pembuatan casing incinerator sebagai berikut : a. Casing Depan 1) Mempersiapkan bahan baku plat besi tebal 2,8 mm yang akan dipotong dan telah diukur sebelumnya. 35

Gambar 4.10 Desain casing depan dan ukurannya 2) Persiapkan alat las potong dan perlengkapannya. 3) Mulai melakukan pemotongan dengan mengikuti garis potong yang telah dibuat. 4) Langkah selanjutnya membuat lubang pada plat tersebut untuk lubang pintu ruang bakar utama dan ruang pembakaran awal. 5) Melakukan pemotongan sesuai dengan pola yang telah ditentukan. Gambar 4.11 Hasil pembuatan casing depan incinerator 36

b. Casing Belakang 1) Mempersiapkan bahan baku yaitu plat besi tebal 2,8 mm yang akan dipotong dan telah diukur sebelumnya. Gambar 4.12 Desain casing belakang dan ukurannya 2) Persiapkan alat las potong dan perlengkapannya. 3) Mulai melakukan pemotongan dengan mengikuti garis potong yang telah dibuat. 4) Membuat lubang pada plat tersebut dengan las potong untuk lubang pintu ruang abu yang telah diukur sebelumnya. Gambar 4.13 Hasil pembuatan casing belakang incinerator 37

c. Casing Samping a) Mempersiapkan bahan baku yaitu plat besi 2 lembar tebal 2,8 mm yang akan dipotong dan telah diukur sebelumnya. Gambar 4.14 Desain casing samping dan ukurannya b) Persiapkan alat las potong dan perlengkapannya. c) Mulai melakukan pemotongan dengan mengikuti garis potong yang telah dibuat. d) Membuat lubang pada plat tersebut untuk ventilasi udara. Gambar 4.15 Hasil pembuatan casing samping incinerator 38

d. Casing Atas a) Mempersiapkan bahan baku yaitu plat besi tebal 2,8 mm yang akan dipotong dan telah diukur sebelumnya. Gambar 4.16 Desain casing atas dan ukurannya b) Persiapkan alat las potong dan perlengkapannya. c) Mulai melakukan pemotongan dengan mengikuti garis potong yang telah dibuat. d) Membuat lubang pada plat tersebut untuk pintu ruang pembakaran dan lubang cerobong asap. Gambar 4.17 Hasil pembuatan casing atas incinerator 39

4.4.6 Pemasangan Casing Incinerator a. Mempersiapkan bahan baku yang telah dipotong sebelumnya. b. Tempelkan glass wool pada dinding incinerator. Gambar 4.18 Pemasangan glass wool pada incinerator c. Bila telah terpasang rapi, maka pasang casing incinerator dan ditempelkan dengan menjepit plat dengan sisi dalam incinerator. d. Melakukan penitikan pada setiap ujung menggunakan las listrik dengan arus listrik sebesar 60 sampai 80 ampere untuk elektroda jenis RD 260 ø 2 mm. e. Lakukan pengeboran bodi dan rangka incinerator dengan diameter 4 mm dan langsung memasangan baut roofing untuk menyatukan bodi dengan rangka menggunakan mesin bor. f. Lakukan hal yang sama untuk semua sisi incinerator. 40

Gambar 4.19 Hasil Pemasangan casing incinerator 4.4.7 Pembuatan Pintu Incinerator a. Pintu Depan 1) Mempersiapkan komponen yang telah dipotong dan diukur sebelumnya yaitu baja siku yang berukuran 300 mm 2 buah dan 900 mm 2 buah. 2) Mempersiapkan mesin las busur listrik beserta kelengkapannya. 3) Melakukan penitikan pada setiap ujung baja siku menggunakan las listrik dengan arus listrik sebesar 60 sampai 80 ampere untuk elektroda jenis RD 260 ø 2 mm. 41

Gambar 4.20 Penitikan las rangka pintu depan 4) Merangkai komponen siku diatas meja rata dengan mengecek kesikuan sudutnya dengan penggaris siku. 5) Bila telah siku, jepit kedua komponen dan lakukan pengelasan ikat (tack weld) pada ujung titik pertemuan. Lepas penjepit dan lakukan pengelasan ikat pada ujung lainnya. Gambar 4.21 Pengelasan ikat rangka pintu depan 42

6) Langkah selanjutnya memasang plat besi dengan ketebalan 2,8 mm pada rangka pintu. Gambar 4.22 Desain pintu depan dan ukurannya 7) Persiapkan alat las potong dan perlengkapannya. 8) Mulai melakukan pemotongan dengan mengikuti garis potong yang telah dibuat. 9) Memasang plat pada rangka pintu yang telah dibuat dengan cara dilas. Gambar 4.23 Hasil pemasangan plat pada rangka pintu 43

10) Langkah selanjutnya memasang handle dan engsel yang tinggal pasang pada casing incinerator, untuk engsel menggunakan bahan besi pejal ø 23 mm panjang 120 mm. 11) Setelah semua komponen terpasang, selanjutnya mengecor bagian dalam pintu menggunakan castable untuk melindungi dari panas api dari pembakaran. Gambar 4.24 Hasil pengecoran castable pada pintu 12) Ulangi langkah (1) sampai (11) untuk pintu atas dan pintu belakang dengan ukuran yang berbeda, pintu atas (280 mm x 280 mm) dan pintu belakang (232 mm x 182 mm). 4.4.8 Pembuatan Cerobong Asap Cerobong asap terbuat dari pipa ø 60 mm dengan ketebalan 2 mm. Berikut langkah-langkah pembuatannya : a. Mempersiapkan bahan baku yaitu pipa profil ø 60 mm tebal 3 mm yang akan dipotong dan telah diukur sebelumnya. 44

Gambar 4.25 Desain cerobong asap dan ukurannya b. Mulai melakukan pemotongan dengan mengikuti garis potong yang telah dibuat. c. Mempersiapkan mesin las busur listrik beserta kelengkapannya. d. Pasang flange pada setiap sisi ujung pada pipa dengan melakukan penitikan pada setiap ujung pipa menggunakan las listrik dengan arus listrik sebesar 60 sampai 80 ampere untuk elektroda jenis RD 260 ø 2 mm. e. Bila telah siku, lakukan pengelasan ikat (tack weld) pada ujung titik pertemuan. f. Langkah selanjutnya membuat caping cerobong asap, siapkan bahan yang telah disiapkan dan diukur sebelumnya. 45

Gambar 4.26 Desain caping cerobong asap dan ukurannya g. Mulai melakukan pemotongan dengan mengikuti garis potong yang telah dibuat. h. Potong plat tebal 2 mm bentuk lingkaran dan dibentuk menjadi kerucut dengan tinggi 50 mm. i. Satukan dengan strip plat bentuk melingkar dan diberi penyangga dan melakukan penitikan lasan. Gambar 4.27 Cerobong asap incinerator 46

4.4.9 Finishing a. Pendempulan Pendempulan dilakukan pada bagian sisi ujung incinerator dan bagian penyambungan las untuk meratakan hasil penyambungan. Gambar 4.28 Pendempulan incinerator b. Pengecatan Pengecatan dilakukan pada bagian casing, pintu, dan cerobong incinerator. Pengecatan ini bertujuan untuk melindungi material dari terjadinya korosi dan menambah penampilan. 47

Gambar 4.29 Proses pengecatan incinerator 4.5 Proses Perakitan Dalam proses perakitan alat terdapat langkah-langkahnya yaitu : a. Mempersiapkan komponen yang akan dirakit. b. Mempersiapkan alat bantu untuk proses perakitan. c. Pertama yang dilakukan adalah memasang pintu bagian depan incinerator, masukkan poros pengunci pada engsel pintu. d. Setelah pintu bagian depan terpasang, lanjutkan memasang pintu bagian belakang dengan menyatukan engsel menggunakan mur dan baut berdiameter 14 mm. e. Lakukan langkah yang sama (d) untuk perakitan pintu bagian atas incinerator. 48

f. Setelah semua pintu terpasang, langkah berikutnya adalah pemasangan cerobong asap dengan mengkaitkan flange cerobong dan rangka mesin menggunakan mur dan baut diemeter 14 mm. g. Langkah terakhir adalah memasang caping cerobong agar tidak kemasukan air hujan. h. Incinerator siap dioperasikan. 4.6 Langkah-Langkah Pengoperasian Adapun langkah-langkah pengoperasian mesin incinerator sistem tanpa bahan bakar yaitu : a. Panaskan ruang bakar utama dengan membakar potongan kayu atau batok kelapa di ruang pembakaran awal. b. Tutup rapat semua pintu incinerator dan tunggu selama 10 menit hingga suhu ruangan tersebut panas. c. Masukkan limbah padat dan dibungkus dengan kantong plastik kedalam ruang pembakaran. d. Tambahkan nyala api pada ruang pembakaran awal hingga api membakar sampah dari bawah. e. Tutup pintu incinerator dan diatur lubang ventilasi udara pada pintu incinerator supaya api tidak mengalami kekurangan oksigen. f. Selesai operasi pembakaran, abu hasil pembakaran dikumpulkan dengan kantong untuk dibawa ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) 49

4.7 Proses Perawatan Alat Pengertian umum perawatan adalah suatu usaha untuk melakukan pemeliharaan, perbaikan dan penggantian komponen-komponen alat agar selalu bekerja pada kondisi yang baik dan siap dipakai setiap waktu serta dapat memperpanjang umur alat tersebut. Berikut macam-macam perawatan mesin incinerator : a. Perawatan berkala Perawatan pada komponen alat dapat dilakukan secara rutin oleh pemakai ataupun operator setiap kali pemakaian alat. Pemeriksaan dapat dilakukan saat sebelum dan sesudah alat dioperasikan, sehingga apabila ada kerusakan dapat diketahui. b. Pengecekan dinding chamber Perawatan ini adalah mengecek kondisi fisik batu bata setelah lama dilakukan pengoperasian. c. Pembersihan kotoran Perawatan yang sering dilakukan adalah pembersihan kotoran dari sisa-sisa pembakaran limbah padat medis setelah pengoperasian mesin incinerator. d. Pengecatan Pengecatan ini berfungsi untuk mencegah korosi dan memberikan nilai keindahan serta memberikan suasana kerja yang nyaman. 50

4.8 Pengujian Incinerator Pengujian incinerator ini dengan melakukan pembakaran limbah padat medis seperti botol infus, spet dan pempers bayi. Dari hasil pengujian tersebut temperatur alat ini mampu mecapai suhu 998⁰C dan dapat dioperasikan untuk mengolah limbah padat medis dibakar menjadi abu kecuali limbah berbahan plastik, jarum dan kaca. Gambar 4.30 Pembakaran limbah padat medis Gambar 4.31 Temperatur yang dapat dicapai 51

4.9 Biaya Anggaran Pembuatan Incinerator Tabel 4.2 Biaya anggaran pembuatan No. Nama Barang Volume Harga satuan Harga 1. Besi siku 40 x 40 x 4 mm 2 batang Rp 123.000 Rp 246.000 2. Bata merah 148 Pcs Rp 800 Rp 118.400 3. Besi plat tebal 2,8 mm 1 lembar Rp 645.000 Rp 645.000 4. Engsel 2 Pcs Rp 13.000 Rp 26.000 5. Castable NP-16 1 zak Rp 350.000 Rp 350.000 6. Pipa ø 160 mm (3 meter) 1 batang Rp 751.000 Rp 375.500 7. Dempul 1 kaleng Rp 52.000 Rp 52.000 8. Cat besi humertun 1 kaleng Rp 65.000 Rp 65.000 9. Pilox Hi-Temp 1 kaleng Rp 23.000 Rp 23.000 10. Thermocouple tipe K 1 Pc Rp 950.000 Rp 950.000 11. Thermo control 1 Pc Rp 825.000 Rp 825.000 12. Jumlah Rp 3.675.900 52