BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN IKIP PGRI SEMARANG. A. Sejarah Perpustakaan IKIP PGRI Semarang

TUGAS. Oleh : MEI ZAQI HILDAYANA

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN: PENGALAMAN UPT PERPUSTAKAAN IPB 1

LAMPIRAN 1 : HASIL WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Ruang Lingkup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu organisasi baik besar maupun kecil ditentukan oleh interaksi antar sumber daya di dalamnya,

PROSEDUR PENGADAAN, PENGELOLAAN, SIRKULASI, PENYIANGAN DAN KERJASAMA PERPUSTAKAAN

Pendahuluan. kata kunci: pemanfaatan sms, pengembalian koleksi, keterlambatan

HP DesignJet T730 Printer HP DesignJet T830 Multifunction Printer Series. Jaminan Terbatas

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) MANAJEMEN KOLEKSI PERPUSTAKAAN BERBASIS TI. Wahyu Supriyanto Perpustakaan Pusat UGM

JASA PENELUSURAN INFORMASI

Universitas Sumatera Utara

Produksi emfp Designjet T3500. Jaminan Terbatas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Printer Produksi Designjet Z6600 Printer Produksi Foto Designjet Z6800. Jaminan Terbatas

BAB III HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat diperoleh melalui jalur non-formal salah satunya melalui perpustakaan.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

PENGEMBANGAN METODE BALANCED SCORE CARD (BSC) UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Mengukur Kualitas Perpustakaan Sekolah Menggunakan :

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS JASA LAYANAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. mencakup berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi. menyebabkan lambatnya kinerja petugas perpustakaan.

BAB 5. PEMBAHASAN DAN UJI COBA HASIL PENELITIAN

Morality Intellectuality Entrepreneurship

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

DesignJet T2500 Multifunction series. Jaminan Terbatas

Solusi Pencetakan HP Jet Fusion 3D. Jaminan Terbatas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dapat dirasakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PELAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN IPB. Oleh: Ir. Rita Komalasari

Pengembangan Koleksi. Presented by Yuni Nurjanah. Pengembangan Koleksi Modul 4 by Yuni Nurjanah

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kuesioner Penelitian PERSEPSI SISWA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH: STUDI KASUS SMP NEGERI 3 MEDAN

OTOMASI PERPUSTAKAAN: Alasan Otomasi dan Kontribusi Bagi Perpustakaan Oleh : Sri Wahyuni Pustakawan STMIK AKAKOM Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

BAB II DESKRIPSI TEMPAT MAGANG. Awal berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kusuma

DFD (DATA FLOW DIAGRAM)

Designjet SD Pro Scanner. Jaminan Terbatas

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB IV ANALISIS RESPON SISWA TERHADAP FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING

PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN CALON JEMAAH HAJI BERDASARKAN SISTEM KOMPUTERISASI HAJI TERPADU (SISKOHAT) DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN CIAMIS

BAB III ANALISIS SISTEM. komponen dengan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen

1 Universitas Indonesia

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelaya

MENGATUR STRATEGI PROMOSI PERPUSTAKAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Pelaksanaan Proyek Akhir berlangsung selama 3 (tiga) bulan pada

GAMBARAN UMUM. FISIP itu sendiri yang tergabung pada bulan Maret berguna bagi mahasiswa Universitas Lampung, khususnya Fakultas Ilmu Sosial

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

HP Designjet L28500 printer series. Jaminan terbatas

Pemindai HP HD Pro 42 inci. Jaminan Terbatas

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

yang ada di rak koleksi pada ruang baca utama dan pelayanan tertutup (closed Access) pengguna tidak dapat langsung mengambil bahan pustaka yang ada pa

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Printer Scitex FB550 dan FB750. Jaminan Terbatas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 51 TAHUN 2004 TENTANG

AKSES INFORMASI DAN PERSEPSI PESERTA DIKLAT TERHADAP JASA PERPUSTAKAAN

Perpustakaan umum kabupaten/kota

HP DesignJet Z2600 PostScript Printer HP DesignJet Z5600 PostScript Printer. Jaminan Terbatas

BAB 1 PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini

PENGADUAN PELAYANAN SALAH SATU BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Tugas Tutorial Mata Kuliah: Pengolahan Terbitan Berseri RANGKUMAN MODUL 6 PUST2250 (BUKU MATERI PENGOLAHAN TERBITAN BERSERI) Dibuat Oleh:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III PELAKSANAAN MAGANG DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA

Make Public Procurement Easy

Perpustakaan Universitas Bina Nusantara (Ubinus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Nama dan Sejarah Perusahaan

Promosi Jasa Pelayanan Referensi Di Perpustakaan

BAB III PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan harus memiliki strategi yang tepat sebagai penyedia informasi agar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Priatna, Lumintang dan Suparman di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat

SISTEM PELAYANAN PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

Perpustakaan sekolah

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

SISTEM LAYANAN SIRKULASI DENGAN MENGGUNAKAN LASer VERSI 2.0.1( EDISI BARU )

INVENTARISASI BAHAN PUSTAKA DAN PEMBUATAN LAPORAN PENGEMBANGAN KOLEKSI. Oleh : Damayanty, S.Sos.

PEMASARAN JAM TANGAN Roswita A. Putri saffran

CONTOH ANALISIS SWOT DI PERPUSTAKAAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI,

Software Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin

1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh Tim Pengampu: Sulistiyono dan Ahmad Nasrulloh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

TEKNOLGI INFORMASI BAGIAN DARI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN. Oleh: Drs. Habib, M.M. 2015

BAB III ANALISIS SISTEM. Analisis sistem adalah penguraian dari sistem informasi yang utuh kedalam

BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

SKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP : (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya)

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kendala-kendala yang dihadapi pengguna dalam pemanfaatan Perpustakaan P4TK BMTI Bandung yang berasal dari faktor internal perpustakaan adalah : a. Kendala dari faktor pustakawan : pustakawan masih membeda-bedakan pengguna dalam pelayanan, belum konsisten dalam menerapkan aturan dan tata tertib perpustakaan, serta belum memberikan solusi alternatif bilamana informasi yang dibutuhkan pengguna tidak tersedia di Perpustakaan P4TK BMTI Bandung. b. Kendala dari faktor koleksi : koleksi kurang relevan dengan kebutuhan pengguna, ketinggalan zaman (out of date), setengah jumlah koleksi berbahasa Inggris sedangkan pengguna belum mampu memahami teks bahasa Inggris dengan baik, dan perpustakaan tidak melanggan satu judul pun jurnal ilmiah dan majalah ilmiah. c. Kendala dari faktor komunikasi antara pengguna dengan pustakawan : pustakawan tidak mengedarkan koleksi baru sehingga pengguna buta terhadap perkembangan koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan P4TK BMTI Bandung. d. Kendala dari faktor penelusuran : pengguna menganggap bahwa penggunaan katalog secara manual tidak efisien dan petunjuk-petunjuk untuk memudahkan penelusuran di dalam rak tidak terpasang dengan lengkap dan kurang komunikatif.

e. Kendala dari faktor fasilitas : Perpustakaan P4TK BMTI Bandung tidak memiliki sama sekali perangkat keras sebagai alat penampil koleksi nonbuku yang jumlahnya mencapai 415 judul. 2. Harapan pengguna terhadap faktor internal yang mempengaruhi tingkat pemanfaatan perpustakaan P4TK BMTI Bandung adalah sebagai berikut : a. Sosok pustakawan : ramah, sabar, tidak diskriminatif, konsisten dalam menegakkan aturan dan tata tertib perpustakaan, merasa senang bila diminta bantuannya untuk mencari bahan pustaka/informasi, terampil, aktif dalam melakukan pelayanan, menunjukkan rasa empati bilamana tidak mampu memenuhi permintaan informasi dari pengguna, cepat tanggap terhadap kebutuhan informasi dari pengguna, dan memberikan solusi alternatif bilamana informasi yang dibutuhkan pengguna tidak tersedia di Perpustakaan P4TK BMTI Bandung. b. Keadaan koleksi : relevan dengan kebutuhan pengguna, aktual, bentuk yang bervariasi, dan mengutamakan koleksi yang berbahasa Indonesia. c. Keberagaman pelayanan : ketersediaan jasa layanan internet, jasa layanan penggunaan komputer, dan jasa layanan photocopy. d. Penelusuran : katalog dikomputerisasi dan adanya petunjuk (guide) pada rak buku dengan lengkap dan komunikatif. e. Bentuk komunikasi antara pengguna dengan pustakawan : adanya pemberitahuan secara rutin pertambahan koleksi baru kepada pengguna dan perlunya membentuk forum komunikasi antara pustakawan dengan pengguna. f. Pengaplikasian teknologi informasi/komputerisasi : komputerisasi kegiatan administrasi dan pelayanan dan membangun perpustakaan maya.

g. Fasilitas : pembaruan fasilitas dengan mengutamakan fasilitas yang berhubungan dengan teknologi informasi. h. Lokasi perpustakaan : supaya mudah dijangkau, pengguna mengharapkan agar dibangun di daerah pusat (center) P4TK BMTI Bandung. 3. Bentuk dukungan unsur pimpinan terhadap Perpustakaan P4TK BMTI Bandung sesuai dengan harapan pustakawan adalah sebagai berikut : a. Pendanaan : penyediaan dana secara rutin dan memenuhi kebutuhan minimal perpustakaan. b. Kedudukan perpustakaan dalam struktur organisasi internal : perpustakaan disejajarkan dengan seksi dan bidang yang membawahinya adalah yang menangani bidang pelatihan. c. Bentuk dukungan moral yang diberikan oleh unsur pimpinan kepada pustakawan : adanya perhatian dengan melakukan kunjungan kerja secara rutin ke perpustakaan untuk membicarakan memecahkan masalah-masalah yang terjadi di perpustakaan. B. Saran Berdasarkan dari kesimpulan di atas dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Mengingat pustakawan masih membeda-bedakan pengguna dalam pelayanan, yakni dengan hanya memberlakukan denda keterlambatan pengembalian bahan pustaka kepada kelompok pengguna di luar staf dan widyaiswara, maka hendaknya kebijakan seperti ini secepatnya dirubah. Bagaimanapun dalam menerapkan aturan dan tata tertib yang dibuat oleh pustakawan ditujukan kepada semua pengguna tanpa ada pengecualian. Sudah merupakan kewajiban pustakawan untuk menjalankan secara konsisten perihal peraturan

yang dibuat sendiri. Pustakawan tidak bisa membeda-bedakan pengguna dalam pelayanan hanya karena kelompok staf dan widyaiswara menunjukkan sikap tidak senang apabila kena denda. Apabila diikutkan kemauan pengguna maka pada dasarnya semua pengguna tidak senang apabila kena denda. Oleh karena itu pustakawan harus tegas, karena pustakawan harus mengontrol dan mengatur peredaran koleksi. Apabila ada kelompok pengguna yang bebas dari denda maka dampaknya seperti yang terjadi sekarang bahwa jumlah buku yang terlambat dari tahun ke tahun semakin membengkak. Itu artinya bahwa hak-hak pengguna lain dalam memanfaatkan buku yang terlambat telah dikorbankan. Oleh karena itu penerapan denda keterlambatan pengembalian bahan pustaka harus diberlakukan kepada semua pengguna. Kalau tidak, maka pustakawan pun akan kehilangan kewibawaannya dimata semua pengguna atas inkonsistensi dan diskriminasi yang dilakukan dalam pelayanan. 2. Mengingat pustakawan belum memberikan solusi alternatif bilamana informasi yang diminta tidak tersedia di Perpustakaan P4TK BMTI Bandung, maka sebaiknya kepala perpustakaan melakukan pengontrolan rutin atas perilaku bawahannya dalam melayani pengguna. Selain dari pengontrolan maka sebaiknya untuk mencegah perilaku pustakawan yang tidak standar dalam pelayanan, hendaknya kepala perpustakaan secara rutin mengingatkan dan memberikan pengarahan baik dalam pertemuan-pertemuan rutin maupun pada waktu pagi sebelum memulai pelayanan. Demikian pula dalam pemberian solusi alternatif, pustakawan harus menguasai sumbersumber informasi yang ada di sekitar kota Cimahi dan Bandung, terutama yang berkaitan dengan informasi iptek. Untuk itu disarankan agar pustakawan juga membuat daftar alamat perpustakaan maya atau perpustakaan digital yang ada di kedua kota. Untuk ke

depannya disarankan pula agar Perpustakaan P4TK BMTI Bandung dapat bergabung dengan program Katalog Bersama yang diprakarsai oleh Humas Depdiknas, sehingga dengan cepat dapat diketahui keberadaan bahan pustaka di perpustakaan-perpustakaan lingkungan Depdiknas. 3. Mengingat kondisi koleksi kurang relevan dengan kebutuhan dan sudah ketinggalan zaman (out of date), maka jalan satu-satu mengatasi kedua persoalan tersebut adalah dengan memperbarui koleksi. Seperti sudah dibahas sebelumnya bahwa terjadinya irelevansi koleksi berhubungan erat dengan perubahan perkembangan iptek. Pada saat bahan pustaka diadakan, sebetulnya rata-rata koleksi sudah disesuaikan dengan kebutuhan. Hanya persoalannya ketika iptek berkembang maka informasi yang ada dalam bahan pustaka terdahulu menjadi tidak relevan lagi digunakan, karena umurnya memang rata-rata di atas 20 tahun. Dalam melakukan pembaruan koleksi nampaknya tidak bisa lagi dilakukan hanya dengan mengandalkan dana rutin yang jumlahnya relatif kecil. Apabila Perpustakaan P4TK BMTI Bandung ingin menyesuaikan koleksinya dengan perkembangan iptek maka akan memerlukan dana yang besar karena rata-rata koleksi dalam bidang itu sudah ketinggalan zaman. Oleh karena itu disarankan agar dalam upaya memperbarui koleksi dalam tahap pertama harus melibatkan semua sumber dana yang ada di P4TK BMTI Bandung, seperti dana rutin, dana proyek, dan dari sumber unit produksi lembaga. Apabila semua sumber dana tersebut dimanfaatkan maka besar kemungkinan upaya pembaruan koleksi dapat terwujud. Di samping itu guna mengoptimalkan penggunaan dana yang sudah dianggarkan untuk perpustakaan, sebaiknya dana tersebut diserahkan langsung ke perpustakaan, agar

pustakawan bisa dengan bebas membelanjakan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan. Kelemahan selama ini adalah dana yang telah dianggarkan tidak pernah diserahkan ke perpustakaan. Pembelian bahan pustaka memang dilakukan oleh pustakawan, tetapi tempat pembelanjaan hanya dapat dilakukan pada satu toko buku saja. Hal ini disebabkan karena hanya toko buku tersebut yang bersedia menerima pembayaran di belakang. Dampaknya adalah pustakawan sering memaksakan diri untuk membeli bahan pustaka tertentu pada toko yang telah ditentukan walaupun kualitasnya tidak seperti yang diharapkan. Mengingat tidak semua pengguna mampu dengan baik memahami teks bahan pustaka yang berbahasa Inggris dengan baik, maka sangat wajar apabila Perpustakaan P4TK BMTI Bandung memprioritaskan bahan pustaka yang berbahasa Indonesia. Dalam menempuh kebijakan itu, hendaknya pustakawan tetap mempertimbangkan faktor kualitas. Artinya bahwa kalau pustakawan dihadapkan pada pilihan antara dua bahan pustaka dalam bidang yang sama dan kualitas yang sama, pustakawan dapat memprioritaskan bahan pustaka yang berbahasa Indonesia. Tetapi seandainya justru bahan pustaka yang berbahasa Inggris lebih baik, maka sebaiknya yang dipilih tetap yang berbahasa Inggris, karena walaupun pengguna tidak mampu memahami dengan baik tidak berarti mereka tidak paham sama sekali. 4. Perpustakaan P4TK BMTI Bandung sama sekali belum melanggan majalah ilmiah dan jurnal ilmiah. Kondisi ini jelas tidak wajar, mengingat P4TK BMTI Bandung merupakan lembaga diklat dan pengembangan yang tentunya sangat memerlukan informasi terbaru. Apalagi jenis Perpustakaan P4TK BMTI Bandung adalah perpustakaan khusus, maka lazimnya jurnal ilmiah dan majalah ilmiah termasuk jenis koleksi yang menjadi prioritas.

Dengan demikian maka sudah sewajarnya Perpustakaan P4TK BMTI Bandung mengadakan kedua jenis sumber informasi tesebut dengan berbagai cara. Apabila dana kurang mendukung maka pengadaan jurnal ilmiah dan majalah ilmiah tidak selalu harus dibeli, tetapi bisa melalui jalur exchange program. Melalui jalur ini setiap perpustakaan bisa memperoleh jurnal ilmiah dan majalah ilmiah sejumlah jurnal dan majalah yang kita kirimkan kepada anggota exchange program. Majalah yang diinginkan didapatkan terlebih dahulu diseleksi sesuai dengan kebutuhan. Persyaratan majalah yang dikirimkan sangat mudah, yakni bisa berbahasa Indonesia asal setiap artikel mempunyai abstrak yang berbahasa Inggris dan diterbitkan secara rutin. Exchange program ini jelas bisa dimasuki oleh Perpustakaan P4TK BMTI Bandung karena P4TK BMTI telah memiliki jurnal ilmiah yang sudah memenuhi persyaratan tersebut. 5. Mengingat penggunaan katalog secara manual dianggap tidak efisien dalam penelusuran bahan pustaka maka sudah saatnya Perpustakaan P4TK BMTI Bandung melakukan komputerisasi katalognya. Melihat dari perkembangan penerapan teknologi informasi di perpustakaan, seharusnya Perpustakaan P4TK BMTI Bandung sudah lama melakukan komputerisasi katalognya. Apalagi penggunaan katalog berhubungan langsung dengan kepentingan pengguna dalam penelusuran bahan pustaka, maka komputerisasi katalog harus mendapat perhatian yang serius. Kepala perpustakaan dalam hal ini harus terusmenerus mendesak para pengambil keputusan agar komputerisasi katalog dapat segera terwujud. 6. Mengingat petunjuk-petunjuk untuk memudahkan penelusuran bahan pustaka di dalam rak tidak terpasang secara jelas dan lengkap, maka Perpustakaan P4TK BMTI Bandung harus segera memperbaiki petunjuk-petunjuk yang ada. Kelemahan petunjuk-petunjuk

yang ada adalah hanya mencantumkan nomor klasifikasi bahan pustaka yang termuat dalam satu rak. Misalnya untuk rak pertama petunjuknya adalah 000 AAB s.d. 150 DAR. Dengan hanya simbol seperti itu maka pengguna tidak mengetahui buku tentang apa saja yang termuat dalam rak pertama tersebut, karena selain dari tidak memahami maksa simbol 000 atau 150 juga tidak mengetahui bahwa di antara 000 s.d. 150 masih ada nomor yang tentunya juga mewakili ilmu-ilmu tertentu. Oleh karena itu dalam membuat petunjuk disarankan agar yang dicantumkan bukan hanya nomor klasifikasi tetapi juga displin ilmu yang mewakili nomor tersebut. Demikian pula setiap tingkatan rak harus ada petunjuk yang menyatakan buku apa disimpan dalam tingkatan rak tersebut. 7. Mengingat pustakawan tidak memberitahukan perkembangan koleksi baru di Perpustakaan P4TK BMTI Bandung, maka sebaiknya dibuat daftar tambahan koleksi baru dalam bentuk tercetak dan diedarkan kepada pengguna. Daftar tambahan koleksi dicetak secara periodik dan diedarkan dengan konsisten. Untuk menghemat dana, maka daftar tersebut dapat ditempel pada papan pengumuman yang sudah terpasang di setiap instalasi. Pendanaannya dapat dimanfaatkan dana bantuan kerja sama dengan Politeknik TEDC Bandung atau dana hasil denda keterlambatan pengembalian buku. Di samping itu perlu juga disarankan kepada tim pemeriksa internal dan eksternal ISO agar lebih teliti dalam pemeriksaan karena pembuatan dan pengedaran daftar tambahan koleksi baru termasuk kegiatan perpustakaan yang resmi masuk ISO. 8. Perpustakaan P4TK BMTI Bandung saat ini tidak memiliki sama sekali perangkat keras sebagai alat penampil koleksi nonbuku yang jumlahnya mencapai 415 judul. Untuk mengganti semua perangkat keras yang sudah rusak total nampaknya hanya pemborosan belaka karena selain harga-harganya relatif mahal, fungsi-fungsi bisa digantikan oleh

fasilitas lain yang harganya relatif murah seperti komputer dan VCD/DVD player. Hanya persoalannya semua perangkat lunak tersebut tentunya tidak bisa secara langsung ditampilkan melalui komputer atau VCD/DVD player. Oleh karena itu disarankan agar Perpustakaan P4TK BMTI Bandung mengupayakan agar materi yang ada dalam koleksi nonbuku tersebut terlebih dahulu dialihkan ke dalam bentuk VCD/DVD atau secara langsung ke program-program komputer. Dengan cara itu maka pergantian berbagai perangkat keras dapat dilakukan dengan relatif murah, karena perpustakaan tinggal mengadakan komputer dan VCD/DVD player. 9. Mengingat kedudukan perpustakaan dalam struktur organisasi internal terlalu rendah dan ditempatkan di bawah bidang yang tidak sesuai dengan tupoksi perpustakaan, maka sebaiknya pihak pengambil keputusan pada P4TK BMTI Bandung mempertimbangkan agar kedudukan perpustakaan disejajarkan dengan seksi dan dipindahkan ke dalam bidang yang menangani pelatihan sesuai dengan harapan pustakawan.