BAB I PENDAHULUAN. Jenis pajak yang ada di Negara Indonesia dibagi menurut :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Sudirman & Amirudin, 2012:1). Kementerian Keuangan, 2013:3-4). (Resmi, 2013:11).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan tujuan nasional mensejahterakan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Supriyanto, 2011). (Supadmi, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. didalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu bagian dari pendapatan yang diterima oleh negara. Di

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, kita tidak bisa bebas dari yang namanya pajak. Bahkan

PENGGOLONGAN PAJAK, JENIS PAJAK, TARIF PAJAK, DAN SANKSI DALAM PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. Pada era Globalisasi saat ini, upaya untuk meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. pada sensus penduduk yang dilakukan pada 1 Mei 15 Juni 2010 tercatat paling

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar.

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu pemasukan negara yang mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus yang sifatnya memperbaiki dan bertujuan untuk mewujudkan

Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh. untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan perekonomiannya, Indonesia harus meningkatkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Pelaksanaan praktek kerja lapangan mandiri ( PKLM ) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

ekonomi K-13 PERPAJAKAN K e l a s A. PENGERTIAN PAJAK Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

BAB II LANDASAN TEORI. keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 ketentuan Umum dan Tata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul ,

BAB I PENDAHULUAN. membuat pengelompokkan jenis pajak berdasarkan aktivitas yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Utara, oleh sebab itu mahasiswa/i diwajibkan untuk melakukan riset dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk. membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan tujuan nasional yaitu mensejahterakan. masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor.

BAB 1 BUKU SAKU PERPAJAKAN BAGI UMKM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar dibandingkan penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu agenda reformasi nasional yang dicanangkan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dari luar negeri dapat berupa pinjaman dari negara lain.

PENGANTAR PERPAJAKAN. Amanita Novi Yushita, M.Si

BAB II BAHAN RUJUKAN

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang sebagai

MODUL PERPAJAKAN EKONOMI SMA / MA

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB III KONTRIBUSI PENDAPATAN PAJAK PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber-sumber pendapatan negara yang digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi besar terhadap pembangunan negara. Pajak. digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masalah perpajakan di Indonesia bukan menjadi persoalan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. Suksesnya pembangunan negara Indonesia tidak terlepas dari dana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 yaitu PAD. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disingkat PAD, adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengertian pajak menurut Marihot P. Siahaan (2010:7) adalah: 1. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara.

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II)

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia termasuk negara yang berkembang yang memiliki pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu tumpuan penting dalam penerimaan negara,

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, daerah harus mampu menggali potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan pemerintah daerah, baik ditingkat provinsi maupun tingkat

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 39 SERI B

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI UNIT PELAYANAN PAJAK DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat ini di negara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan daerahnya sendiri, membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta

BAB I PENDAHULUAN. Bab I : Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan usaha terencana dan terarah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan potensi dan kepentingan daerah itu sendiri. yang sesuai denganperaturan perundang-undangan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. provinsi. Setiap provinsi terbagi dari beberapa Kabupaten maupun Kota.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Keberhasilan suatu Negara dapat dilihat dengan terpenuhinya salah satu syarat kemakmuran rakyat dalam bidang ekonomi. Untuk mencapai tujuan tersebut, masyarakat dituntut mengikuti perkembangan ekonomi yang terus berkembang dan mengalami pertumbuhan yang begitu pesat, serta meningkatkan penerimaan pendapatan Negara yang sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan pembangunan nasional dan kelangsungan jalannya roda pemerintahan (Sudirman & Amirudin, 2012:1). Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Undang-undang Perpajakan no.12 Tahun 1994 Pasal 1). Salah satu faktor yang menunjang agar penerimaan pajak berjalan secara optimal, yaitu tingkat perekonomian negara yang menentukan kemampuan ekonomi rakyat sebagai wajib pajak yang melaksanakan kewajiban dalam membayar pajak, yang didukung dengan sistem perpajakan di Indonesia yaitu Self Assesment System. Penggunaan sistem ini disampaikan dalam bentuk Surat Pemberitahuan (Resmi, 2013:11). Jenis pajak yang ada di Negara Indonesia dibagi menurut : 1. Menurut Golongan 1) Pajak Langsung, yaitu pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung Wajib Pajak yang bersangkutan, misalnya Pajak Penghasilan (PPh). 2) Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan ke pihak lain, misalnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN). 1

2 2. Menurut Sifatnya 1) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berdasarakan pada subjeknya, yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dan arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak, misalnya Pajak Penghasilan (PPh). 2) Pajak Objektif, yaitu pajak yang didasarkan pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri dari wajib pajak, misal Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak atas barang Mewah (PPnBM). 3. Menurut Pungutannya 1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. Misalnya adalah PPh, PPN& PPn BM, dan Bea Materai. 2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Misalnya Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Air Tanah, Pajak Parkir, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C. Berdasarkan pemungutannya di atas pajak dibagi menjadi dua, yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Oleh sebab itu untuk menunjang keberhasilan suatu Negara maka pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengurus sendiri rumah tangga daerahnya, salah satunya dengan memberikan kewenangan kepada daerah untuk menggali potensi sumber pajak daerah yang akan menjadi sumber pendapatan asli daerah. Permasalahan yang dihadapi oleh daerah pada umumnya adalah berkaitan dengan penggalian sumber-sumber pajak daerah dan retribusi daerah yang belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penerimaan daerah secara keseluruhan. Untuk itu dibutuhkan rencana strategis Dinas Pelayanan Pajak dalam peranannya sebagai pengelola pendapatan daerah untuk mendukung pembangunan Kota Bandung (Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung 2014). Salah satu komponen yang berpengaruh dalam pendapatan asli daerah adalah Pajak Air Tanah. Pajak ini semula bernama Pajak Pengambilan dan

3 Pemanfaatan Air Tanah dan Permuka (PPPABTAP) berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 dan merupakan jenis pajak provinsi. Akan tetapi berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, PPPABTAP dibagi menjadi dua jenis pajak, yaitu Pajak Air Permukaan dan Pajak Air Tanah. Dimana Pajak Air Tanah Permukaan dimasukkan sebagai pajak provinsi sedangkan Pajak Air Tanah ditetapkan menjadi pajak kabupaten atau kota (Marihot Pahala Siahaan 2010). Pajak Daerah Kota Bandung dipungut oleh Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK) Kota Bandung. Beberapa macam pajak yang dipungut oleh Dinas Pelayanan Pajak sesuai amanat Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 2 Ayat (2) jenis pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah, dalam hal ini Kota Bandung yaitu Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Reklame, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, serta Pajak Bumi dan Bangunan yang telah dipungut sejak bulan Januari tahun 2013 (Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung 2014). Menurut Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2011 Pasal 2 disebutkan bahwa Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan atau pemanfaatan air tanah. Pajak Air Tanah bisa menjadi sumber penerimaan yang besar bagi Pemerintah Daerah khususnya Kota Bandung apabila proses pelaksanaan pemungutannya, dilaksanakan dengan benar sesuai peraturan yang berlaku dan ditambah dengan kesadaran Wajib Pajak untuk membayar kewajiban pajaknya (Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2011). Pencapaian penerimaan Pajak Air Tanah akan dikatakan berhasil apabila antara target atau rencana pemerintah tidak berbeda jauh dengan realisasinya, sehingga dibuat target atau rencana penetrimaan agar dapat tercapainya hasil penerimaan seperti yang diharapkan. Target atau rencana penerimaan Pajak Air Tanah sangat penting karena sebagai titik awal menentukan besarnya jumlah Pajak Air Tanah yang harus dicapai dalam 1 (satu) tahun pajak. Pemerintah daerah mempunyai peranan penting dalam upaya terwujudnya target atau rencana

4 penerimaan, karena sebagian besar penerimaan Pajak Air Tanah yang diserahkan kepada daerah dan digunakan untuk mengembangkan dan membangun daerahnya. Tabel 1.1 Target dan Penerimaan Pajak Air Tanah Kota Bandung Selama 2 (dua) Tahun Anggaran 2013 dan 2014 THN WP TARGET JAN s.d APRIL REALISASI PENERIMAAN MEI s.d AGUS SEP s.d DES JUMLAH REALISASI SETAHUN % SETELAH PERUBAHA N 2013 7172 3,000,000,000 1,118,322,303 1,035,677,211 1,412,097,696 3,566,097,210 118,87 2014 7205 30,000,000,000 3,703,568,225 10,031,618,916 12,297,467,984 26,029,234,745 86,78 Sumber : Dinas Pelayanan Pajak (DISANJAK) Kota Bandung Tabel menunjukan bahwa pada bulan Mei hingga Agustus 2013 terjadi penurunan penerimaan Pajak Air Tanah dibandingkan dengan penerimaan sebelumnya pada bulan Januari hingga April 2013 sebesar 82,645,092, selain itu pada tahun 2014 target yang ditetapkan oleh Dinas Pelayanan Pajak Air Tanah sebesar 30,000,000,000 tidak dapat terealisasi sebesar 3,970,765,255 yang disebabkan oleh tunggakan pembayaran Pajak Air Tanah. Atas dasar pemikiran tersebut penulis merasa tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang pengenaan pajak dengan mengadakan penelitian dan membahas masalah ini sebagai bahan untuk penyusunan laporan tugas akhir dengan judul TINJAUAN ATAS DASAR PENGENAAN, TATA CARA PERHITUNGAN SERTA PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH PADA DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG.

5 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka untuk membatasi ruang lingkup permasalahan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Dasar Pengenaan Pajak Air Tanah pada Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung? 2. Bagaimana Tata Cara perhitungan Pajak Air Tanah pada Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung? 3. Bagaimana Tata Cara pemungutan Pajak Air Tanah pada Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung? 1.3 Maksud dan Tujuan Laporan Tugas Akhir Pelaksanaan Penelitian yang dilakukan penulis dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik, guna menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Widyatama. Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pelaksanaan dasar pengenaan Pajak Air Tanah pada Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung. 2. Mengetahui pelaksanaan tata cara perhitungan Pajak Air Tanah pada Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung. 3. Mengetahui pelaksanaan tata cara pemungutan Pajak Air Tanah pada Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung. 1.4 Kegunaan Laporan Tugas Akhir 1) Kegunaan Teoritis Informasi yang diperlukan dari hasil penelitian mengenai Mata Kuliah Perpajakan dengan pokok bahasan Pajak Air Tanah yang dilakukan pada Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung Jalan Cianjur Nomor 34 Bandung ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis sebagai perbandingan antara teori-teori yang

6 diperoleh dalam perkuliahan dengan keadaan yang sesungguhnya terjadi dilapangan. 2) Kegunaan Praktis Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang perpajakan khususnya mengenai penyusunan Laporan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal, disamping itu sebagai sarana untuk membandingkan penerapan ilmu yang diperoleh penulis selama mengikuti kuliah dengan peraktek dilapangan. a) Bagi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung Laporan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Pemerintah Kota Bandung khususnya Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung dan memberikan informasi untuk mengingatkan serta menambah efektifitas dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya terutama pajak air tanah. b) Bagi Pihak Lain Penulisan laporan tugas akhir ini dapat dijadikan bahan kepustakaan dan bahan penelitian lebih lanjut mengenai masalah yang serupa yang dapat dijadikan informasi tambahan dalam melakukan penyesuaian Laporan Tugas Akhir mengenai pengenaan, tata cara perhitungan, serta pemungutan Pajak Air Tanah pada Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam menyusun laporan tugas akhir ini penulis mengumpulkan data yang diperlukan baik informasi secara lisan maupun tulisan dengan cara melakukan observasi dan wawancara yang dilakukan pada Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung di Jalan Cianjur Nomor 34 Bandung. Observasi dan wawancara dilakukan pada tanggal 16 Juni 2015 sampai dengan 23 Juni 2015.