BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam meningkatkan pertumbuhan usahanya, salah satunya adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melaporkan hasil dari kinerjanya adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya saling memberi dan membutuhkan. Untuk menjaga keberlanjutannya,

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responcibility

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dimasyarakat meningkat, hal ini dapat dilihat pada banyaknya perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin banyak dan semakin sulit.

KATA PENGANTAR. hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

BAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Dalam proses pelaporan keuangan tahunan perusahaan,

SKRIPSI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial

BAB I PENDAHULUAN. investor, kreditur, dan pemerintah. Pengungkapan laporan keuangan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada dasarnya melaksanakan kegiatan usaha sesuai

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Laporan tahunan perusahaan yang go public di Bursa Efek, merupakan media UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kotler dan Nancy (2005) Corporate Social Responsibility (CSR)

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB I PENDAHULUAN. penting, tidak hanya bagi pihak internal tetapi juga bagi pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) memunculkan kesadaran baru dimana hal

BAB I PENDAHULUAN. sosial atau yang dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility),

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam akuntansi konvensional (mainstream accounting), tanggung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia perekonomian di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat di sekitar perusahaan tersebut. mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungannya, yaitu : Perseroan

SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR Oleh : MARULAK ELIANG / FE / EA

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial atau social responsibility semakin meningkat. Timbul selaras dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan informasi perusahaannya. Peran perusahaan tidak. hubungan yang harmonis dengan masyarakat sosial.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat (social benefit). Akan tetapi perusahaan dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan bisnis seperti sebuah perusahaan juga ikut terpengaruh dalam pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab sosial, yang lebih dikenal dengan CSR (Corporate Social

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

SKRIPSI. Oleh : HARTAWAN HARI MAYASTO B

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu menghasilkan laba. Dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka memberikan informasi tentang pertanggung triple bottom line,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu

BAB II LANDASAN TEORI. laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan publik dan didalamnya terdapat laporan

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008). informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. telah go publik di pasar modal. Di Indonesia sudah banyak perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perindustrian (perusahaan), mengambil peran besar dalam

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atau lingkungan sekitar (Hexa, 2008). Dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. alternatif sumber dana bagi perusahaan tersebut. Melaksanakan kegiatan investasi tersebut, para investor perlu mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi para investor dan salah satu sumber dana bagi perusahaan (emiten). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR. dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : PENGARUH TINGKAT LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sejak awal tahun 1970an yang secara umum dikenal dengan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer

BAB I PENDAHLUAN. bisa unggul dalam persaingan antar perusahaan. Informasi yang disajikan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial, dan lingkungan yang berlaku bagi perseroan yang. untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah lingkungan dan

17 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. (CSR) telah menjadi konsep yang kerap terdengar. Konsep yang digagas Howard

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responbility (CSR) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. (profit) melainkan juga kesejahteraan orang (people) dan menjamin kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang semakin berubah. Perusahaan menyampaikan informasi melalui

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber pembiayaan usaha. Pasar modal merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan yang dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan, akan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kinerja keuangan perusahaan adalah tujuan yang seharusnya

BAB 1 PENDAHULUAN. terjamin tumbuh secara berkelanjutan (sustainable) apabila perusahaan

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, TOTAL ARUS KAS DAN NILAI BUKU EKUITAS TERHADAP ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Keuntungan dari adanya perusahaan publik dari sudut pandang investor antara

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perkembangan isu Corporate Social Responsibility (CSR) cukup

BAB I PENDAHULUAN. Tidak bisa dipungkiri bahwa pertumbuhan sektor industri atau manufaktur

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi Negara memegang peranan yang penting dalam menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai salah satu komponen penggerak perekonomian, perusahaan harus senantiasa meningkatkan pertumbuhan dan perkembangannya dari waktu ke waktu. Berbagai cara dapat ditempuh oleh perusahaan dalam meningkatkan pertumbuhan usahanya, salah satunya adalah dengan go public. Perusahaan yang go public (emiten) merupakan perusahaan yang mendapatkan dana melalui pasar modal dengan menjual sekuritas atau efek kepada masyarakat luas. Pasar modal adalah sumber dana segar jangka panjang karena keberadaan institusi ini bukan hanya sebagai wahana sumber pembiayaan, tetapi juga sebagai sarana investasi yang melibatkan seluruh potensi dana masyarakat baik dari dalam maupun dari luar. Apresiasi masyarakat terhadap perusahaan yang go public sangat dipengaruhi oleh operasi perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang telah go public melalui pasar modal, tentunya harus lebih meningkatkan kinerja operasionalnya, memanfaatkan berbagai peluang yang bernilai ekonomis, menambah modal dengan tujuan penambahan kapasitas produksi serta melakukan ekspansi yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Gambaran tentang kesehatan suatu perusahaan akan terlihat pada laporan keuangan perusahaan tersebut. 1

Setiap perusahaan dalam melaporkan hasil dari kinerjanya adalah melalui laporan keuangan, dimana laporan keuangan yang disusun dan dilaporkan oleh manajemen perusahaan merupakan kinerja perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan yang dihasilkan dapat pula digunakan manajemen perusahaan untuk mengukur keefektifan dan keefisienan kinerja dari aktivitas operasional perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengambil langkah yang tepat untuk periode berikutnya. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2007:2-3) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan atas laporan keuangan, dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan digunakan oleh para investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yaitu pengkomunikasian laporan. Laporan keuangan merupakan mekanisme penting bagi manajemen untuk berkomunikasi dengan pihak investor luar, yaitu investor publik di luar lingkup manajemen serta tidak terlibat dalam pengelolaan perusahaan (Binsar dan Lusy, 2004:353). Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak internal perusahaan dengan pihak eksternal perusahaan, dimana laporan keuangan yang disusun pihak internal perusahaan merupakan pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya perusahaan oleh pihak internal 2

perusahaan kepada pihak eksternal perusahaan. Dalam hal ini yang dimaksud pihak internal adalah manajemen perusahaan yang berkewajiban menyusun laporan keuangan. Pihak eksternal adalah pemegang saham, kreditur dan pemerintah sebagai pihak yang menanamkan modalnya, memberi pinjaman serta memiliki kepentingan dalam kaitannya untuk memperoleh dana pembangunan dalam bentuk pajak. Akuntansi sebagai alat pertanggungjawaban yang mempunyai fungsi sebagai alat kendali utama terhadap aktivitas perusahaan. Tanggung jawab manajemen tidak hanya terbatas atas pengelolaan dana kedalam perusahaan kepada investor dan kreditor, tetapi juga meliputi dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan terhadap lingkungan alam dan sosial. Sejauh ini perkembangan akuntansi konvensional telah banyak dikritik karena tidak mampu mengakomodir kepentingan masyarakat secara luas, dimana akuntansi konvensional hanya memusatkan perhatiannya pada kepentingan manajemen dan pemilik modal. Hal ini membuat banyak perusahaan meninggalkan konsep akuntansi konvensional tersebut, sehingga muncul konsep akuntansi baru yang disebut sebagai Social Responsibility Accounting (SRA) atau akuntansi pertanggungjawaban sosial (Retno, 2006:2). Adanya akuntansi pertanggungjawaban sosial ini diharapkan mampu mengakomodir kepentingan manajemen, pemilik modal dan terutama masyarakat luas. Tanggung jawab atas laporan keuangan yang dibuat perusahaan dijelaskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 tahun 2007 paragraf kesembilan, secara implisit menunjukan bahwa Ikatan Akuntan Indonesia 3

menyarankan agar perusahaan mengungkapkan tanggung jawab akan masalah lingkungan dan sosial. Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Selain itu peraturan yang mengatur tentang tanggung jawab sosial diatur dalam Undang- Undang R.I. No. 40 tahun 2007 pasal 74 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan menjelaskan: perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan meperhatikan kepatutan dan kewajaran. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Ayuna, 2008:2-3). Manfaat yang akan diperoleh oleh suatu perusahaan dengan mengungkapkan informasi pertanggungjawaban sosial dalam laporan keuangannya adalah untuk membangun image baik perusahaan dan mendapatkan perhatian dari masyarakat di sekitarnya. Selain itu pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial juga berdampak positif bagi karyawan perusahaan misalnya melalui pemberian kompensasi berupa biaya kesejahteraan karyawan. Disamping itu pihak luar (investor dan kreditor) akan mendapatkan informasi 4

yang lebih lengkap tentang perusahaan, dimana luasnya pengungkapan sukarela dapat menjadi pertimbangan bagi investor dan kreditor dalam mengambil keputusan. Berbagai penelitian yang terkait dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan menunjukkan keanekaragaman hasil. Hubungan antara leverage dan pengungkapan sosial menunjukkan hasil yang tidak konsisten, penelitian yang dilakukan oleh Belkaoui dan Karpik (1989) menemukan hubungan yang negatif signifikan antara kedua variabel tersebut. Suda dan Kokubu (1994) tidak menemukan hubungan antara kedua variabel tersebut, selain itu Robert (1992) menemukan hubungan yang positif antara kedua variabel tersebut (Sembiring, 2005:2). Hubungan antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan laba merupakan hal sulit untuk dipahami, misalnya Hackston dan Milne (1996) menemukan tidak ada hubungan antara variabel tersebut, sedangkan Donovan dan Gibson (2000) menemukan hubungan yang negatif dari variabel tersebut, Gray et al. (2001) menemukan hubungan yang bervariasi setiap tahun untuk kedua variabel tersebut. Pada sisi lain beberapa penelitian yang disebutkan dalam Hackston dan Milne (1996) seperti Bowman dan Haire (1976) serta Preston (1978) menemukan hubungan yang signifikan (Sembiring, 2005:2). Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Retno (2006:8), ketika kepemilikan manajer terhadap perusahaan semakin kecil maka konflik kepentingan antara manajer dengan pemilik menjadi semakin besar. Dalam hal ini manajer akan berusaha untuk memaksimalkan kepentingan dirinya dibandingkan 5

kepentingan perusahaan. Sebaliknya semakin besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak dan pengawasan menjadi rendah. Manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut. Hackston dan Milne (1996) dalam hasil penelitiannya menunjukkan adanya pengaruh ukuran perusahaan dalam pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan, dimana perusahaan yang lebih besar cenderung akan lebih banyak dalam pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosialnya daripada perusahaan yang lebih kecil. Perusahaan besar cenderung akan memberikan informasi laba sekarang lebih rendah dibandingkan perusahaan kecil, sehingga perusahaan besar cenderung akan mengeluarkan biaya untuk pengungkapan informasi sosial yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil (Retno, 2006:9). Singh dan Ahuja (1983) dalam Gray et. al. (2001), tidak menemukan hubungan antara kedua variabel tersebut dan Cowen et. al. (1987), menemukan bahwa hubungan hanya terjadi dengan beberapa kategori tanggung jawab sosial tersebut bukan secara keseluruhan (Sembiring, 2005:2). Perusahaan yang termasuk dalam industri yang high-profile akan memberikan informasi sosial lebih banyak dibandingkan perusahaan yang lowprofile. Robert (1992) dalam Hackston dan Milne (1996) dalam Retno (2006:9) mendefinisikan industri yang high-profile adalah industri yang memiliki visibilitas konsumen, risiko politis yang tinggi, atau menghadapi persaingan yang tinggi. 6

Cowen, et al. (1987) dalam Hackston dan Milne (1996) dalam Retno (2006:9-10) menyatakan bahwa perusahaan yang berorientasi pada konsumen diperkirakan akan memberikan informasi mengenai pertanggungjawaban sosial karena hal ini akan meningkatkan image perusahaan dan mempengaruhi penjualan. Dalam hubungan antara jenis perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan juga terjadi ketidakkonsistenan hasil. Hackston dan Milne (1996), serta Gray et. al., (2001), menemukan hubungan yang positif dari kedua variabel tersebut. Demikian juga Patten (1991) dan Roberts (1992) seperti yang dinyatakan dalam Hackston dan Milne (1996). Bertolak belakang dengan hal tersebut seperti dinyatakan dalam Hackston dan Milne (1996) adalah penelitian yang dilakukan Kelly (1981), Davey (1982), Ng (1985) dan Cowen et. al., (1987), tidak menemukan hubungan antara kedua variabel tersebut. Sedangkan Ness dan Mirza dalam Gray et. al., (2001) menemukan bahwa hubungan ini secara khusus terdapat pada industri minyak (Sembiring, 2005:2). Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan pengujian kembali sebagai dukungan terhadap teori dan penelitian tentang pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial, dimana hasil penelitian dapat mengkonfirmasikan hasil penelitian terdahulu dengan sampel dan periode berbeda. Selain itu penulis tertarik untuk melihat apakah tingkat leverage, profitabilitas, kepemilikan manajeral, ukuran dan jenis perusahaan berpengaruh pada tingkat pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial perusahaan. Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah tingkat leverage, profitabilitas, 7

kepemilikan manajerial, ukuran dan jenis perusahaan berpengaruh pada pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji secara empiris pengaruh tingkat leverage, profitabilitas, kepemilikan manajerial, ukuran dan jenis perusahaan pada pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial perusahaan yang terdaftar di BEI. 1.3 Kegunaan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dirumuskan maka kegunaan dari laporan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Kegunaan teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi dan pengetahuan serta memberikan sumbangan pemikiran yang berarti untuk memperluas pengetahuan di bidang pasar modal khususnya mengenai pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial dan sebagai tambahan dokumentasi dan referensi di lingkungan akademis mengenai teori keagenan dan teori legitimasi sehingga dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. 8

2) Kegunaan praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi bagi pemakai laporan keuangan tentang bagaimanakah pengaruh dari tingkat leverage, profitabilitas, kepemilikan manajerial, ukuran dan jenis perusahaan terhadap pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial pada perusahaan yang terdaftar di BEI, sehingga dengan melihat hasil penelitian ini nantinya pemakai laporan keuangan dapat mempertimbangkan pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial sebagai bahan pertimbangan dalam keputusan berinvestasi ataupu memberikan pinjaman kredit terhadap peruahaan. 1.4 Sistematika Penyajian Penulisan laporan ini terdiri dari beberapa bab yang disusun berurutan secara sistematis sehingga antara satu bab dengan bab yang lainnya mempunyai hubungan yang sistematis. Adapun sistematika penyajiannya adalah sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, merumuskan pokok permasalahan, menentukan tujuan penelitian dan kegunaan penelitian, serta menguraikan sistematika penyajian yang digunakan untuk membahas masalah yang dihadapi. 9

Bab II: Kajian Pustaka Dan Rumusan Hipotesis Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang berkenaan dengan pokok permasalahan yang dibahas. Adapun teori-teori yang disajikan yaitu mengenai pengertian pasar modal, pengertian laporan keuangan, tujuan laporan keuangan, pengungkapan laporan keuangan, informasi pertanggungjawaban sosial, hubungan tingkat leverage dengan pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial, hubungan profitabilitas dengan pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial, hubungan kepemilikan manajerial dengan pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial, hubungan ukuran dengan pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial, hubungan jenis perusahaan dengan pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial, hasil penelitian sebelumnya dan rumusan hipotesis. Bab III: Metode Penelitian Pada bab ini menguraikan metode penelitian yang meliputi lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan. 10

Bab IV: Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan tentang deskripsi hasil penelitian, uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian yang menggunakan teknik analisis regresi logistik (multinomial logistic regression). Bab V: Simpulan Dan Saran Merupakan bab terakhir dalam skripsi ini yang menyajikan tentang simpulan dari hasil analisis pada bab IV serta saran-saran yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. 11