PEMBUATAN INSTRUMEN TIUP BALOBAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah Karo adalah salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang

EKSPLORASI MELODI PATAM PATAM KARO PADA GITAR ELEKTRIK. Tugas Akhir S1 Seni Musik. Oleh: Jacky Raju Sembiring NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERANAN ALAT MUSIK KEYBOARD PADA MUSIK TRADISIONAL MASYARAKAT KARO

BAB I PENDAHULUAN. berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

KAJIAN ORGANOLOGI INSTRUMEN SARUNE PADA MASYARAKAT KARO. Yobel Arista Sitepu Abstrak

A. Latar Belakang Masalah

PERTUNJUKAN RENGGET DALAM RESITAL TUGAS AKHIR MINAT UTAMA POP-JAZZ JURUSAN MUSIK ISI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR. Program Studi S-1 Seni Musik

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu cara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

STUDI ORGANOLOGIS KETENG KETENG PADA MASYARAKAT KARO BUATAN BAPAK BANGUN TARIGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

BAB II KEBUDAYAAN MUSIK KARO. Secara garis besar suku Karo adalah suku asli yang mendiami Dataran Tinggi Karo, dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membedakan suku-suku yang ada di Sumatera Utara. Yaitu ende dan ende-ende atau endeng-endeng. Ende adalah nyanyian

BAB IV PENUTUP. yang berada di provinsi Sumatera Utara. Gendang singindungi (double sided

ARTIKEL ILMIAH KAJIAN ORGANOLOGI GENDANG SINGINDUNGI DAN GENDANG SINGANAK DI DESA PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG. Hendrix Irvan Tarigan

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Utara. Secara geografis, wilayah Karo terletak di antara 02 o o 19 LU dan 97 o 55

KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO

MATERI AJAR. Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang berarti bersama-sama. Musik

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

GLOSARIUM. : Hari kelima dalam sisten penanggalan Karo. : Hari ke-13 dalam sistem penanggalan Karo.

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

BAB I PENDAHULUAN. dulu mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Nusantara. Sebagai suku bangsa mereka mempunyai kebudayaan yang berbeda

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika

BAB IV PENUTUP. Perkembangan Gordang Sambilan juga tidak lepas dari faktor pengaruh. dalam hal mempertahankan eksistensi, pertunjukan Gordang Sambilan

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam bahasa Batak disebut dengan istilah gorga. Kekayaan ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. tari, seni ukir, seni tekstil, seni patung, serta seni musik.

DALAN GENDANG: ANALISIS POLA RITEM DALAM ANSAMBEL GENDANG LIMA SENDALANEN OLEH TIGA MUSISI KARO SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

KEBERADAAN MUSIK TRADISIONAL SIMALUNGUN DALAM PESTA MARSOMBUH SIHOL DI KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nila yang berlaku.

ORGANOLOGI INSTRUMEN TIUP SARUNE. Yobel Arista Sitepu ABSTRAK

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E DAN 2014 KAJIAN ORGANOLOGIS SURDAM PUNTUNG BUATAN PAUZI

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

RUBIANA, 2015 PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

ORGANOLOGI MUSIK BAMBU DI DESA LONDOUN KECAMATAN POPAYATO TIMUR KABUPATEN POHUWATO. Oleh Syahrul Latapeng, Trubus Semiaji ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 44 : Tablatular Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

KEBERADAAN MUSIK TRADISIONAL SIMALUNGUN DALAM PESTAMARSOMBUH SIHOL DI KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN. Febi Andreas Manik.

BAB I PENDAHULUAN. disusun selaras dengan irama musik, serta mempunyai maksud tertentu. Tari pada

BAB III BANSI DALAM KEBUDAYAAN MINANGKABAU DAN DI SUMATERA UTARA. Awal perkembangan instrument musik Bansi adalah di daerah Pesisir Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang dikenal dunia kaya akan suku dan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai seperangkat norma, nilai, kepercayaan, adat-istiadat, aturan dan

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni.

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

BAB II GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. dengan spesifikasi objek penelitian surdam belin (tangko kuda) yang terdapat di Desa

BAB II BIOGRAFI BAPAK ROSSUL DAMANIK DALAM KONTEKS BUDAYA SIMALUNGUN DI KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

ARTIKEL ILMIAH ANALISA RHYTM DAN MELODY INSTRUMEN KULCAPI DALAM UPACARA ERPANGIR KU LAU PADA MASYARAKAT KARO ABSTRACT

BAB II MUSIK TRADISIONAL MASYARAKAT KARO. (meliputi Tanah Karo Simalem dan sekitarnya), Kabupaten Langkat, Kabupaten

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

2016 PENERAPAN MATERI PELATIHAN MARIMBA D ALAM 2009 CAROLINA GOLD PERCUSSION D I MARCHING BAND GITA SWARA SPANSA KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kelompok pemain gambus (Dokumentasi Tengku Firdaus)

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Kuantan Singingi termasuk kepada daerah Melayu

Alat Musik Bambu Asli Indonesia Yang Hampir Punah

PENERAPAN AKOR POKOK DALAM TANGGA NADA MAYOR 1# - 7# PADA PIANIKA

BAB I PENDAHULUAN. Etnik Pesisir merupakan salah satu etnik yang mendiami daerah pesisir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Provinsi Sumatera Utara adalah salah Provinsi yang terletak di Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik adalah ilmu atau seni menyusun nada suara yang diurutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide

STUDI ORGANOLOGI HASAPI BATAK TOBA BUATAN GUNTUR SITOHANG Di DESA TURPUK LIMBONG KECAMATAN HARIAN BOHO KABUPATEN SAMOSIR Skripsi Sarjana Dikerjakan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Photo 8 Saluang Darek (Dokumentasi: Wardizal)

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara:

KAJIAN ORGANOLOGIS TULILA BUATAN BAPAK J BADU PURBA SIBORO DI DESA LESTARI INDAH KECAMATAN SIANTAR KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI SARJANA

Genggong Kiriman: I Made Budiarsa, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar Jumlah Instrumentasi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,

ANALISIS RITME BAMBU'A DI PROVINSI GORONTALO PENULIS DWI ANGGELITA HAMZAH ANGGOTA PENULIS. TRUBUS SEMIAJI, S.Sn, M.Sn. NUGRA P. PILONGO, S.Pd, M.

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan dengan suatu hal yang sering kita samakan artinya yaitu suara. Bila

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

KAJIAN ORGANOLOGIS GENDANG SINGANAKI

Transkripsi:

10 PEMBUATAN INSTRUMEN TIUP BALOBAT Abraham Roma Virganta Abstrak Musik tradisional Karo sebagai salah satu bentuk kebudayaan adalah merupakan peninggalan dari leluhurnya, sebuah komitmen bagi suku karo untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya tradisi agar tidak lekang oleh waktu. sebuah upaya penulis sebagai bagian dari komitmen tersebut untuk dapat memaparkan bagaimana gambaran singkat tentang salah satu instrumen yang hampir tidak lagi dikenal oleh generasi muda masyarakat karo contohnya adalah instrumen balobat. Instrumen balobat merupakan salah satu instrumen musik tradisional tiup masyarakat etnis karo di Sumatra Utara. Dalam tulisan ini dijelaskan bagaimana keberadaan instrumen balobat dan juga tentang mekanisme dalam pembuatannnya. Dimulai dari bagaimana memulai pembuatan balobat, bahan apa yang digunakan dalam pembuatannya hingga sekilas tehnik memainkannya. Selain itu dalam tulisan ini juga dipaparkan beberapa funsi penggunaan instrumen balobat pada masyarakat karo dalam acara adat tertentu pada masyarakat pendukungnya. Kata Kunci : Pembuatan, Instrumen, Balobat A. Pendahuluan Suku Karo merupakan suku yang terdapat dipropinsi Sumatera Utara. Suku Karo banyak mendiami daerah perbukitan yang ada dibeberapa kabupaten di Sumatra Utara dan kadang kala suku ini juga disebut sebagai bagian dari Suku Batak atau yang disebut suku Batak Karo. Beberapa suku yang sering disebut sebagai rumpun suku Batak yaitu Batak Toba, Pak-pak Dairi, Simalungun, Angkola dan mandailing. Setiap rumpun ini mempunyai perbedaan dalam budaya dan keseniannya. Musik tradisional Karo sebagai salah satu bentuk kebudayaan adalah merupakan peninggalan dari leluhur mereka, suku karo akan tetap menjaga dan melestarikan budaya tradisi agar tidak lekang oleh waktu. Alat musik balobat yang merupakan salah satu bagian dari alat musik teradisional Karo, instrumen musik balobat terbuat dari bambu, bunyi balobat yang sendu bila didengar seolah-olah bagi masyarakat karo akan dapat mewakili atau dapat mengandung makna yang dapat menceritakan sesuatu hal yang pernah terjadi, selain itu bagi masyarakat karo istrumen musik tradisional balobat ini adalah alat musik yang dapat digunakan untuk mengungkapkan rasa atau perasaan. instrumen ini juga sering digunakan para pemuda untuk mencari perhatian para wanita muda, untuk membujuk, merayu dengan melalui permainan melodi lagu-lagu yang mereka alunkan lewat alat musik balobat ini. Balobat (block flute) sebagai instrumen solo juga merupakan alat musik yang sama dengan balobat yang terdapat dalam gendang balobat. Perbedaannya adalah konteks penyajian. Balobat sebagai instrumen solo selain seperti yang dijelaskan diatas digunakan sebagai hiburan pribadi ketika sedang mengembala ternak di padang rumput yaitu ketika sedang menjaga padi di sawah atau di ladang, fungsi instrumen balobat dalam ansamble gendang balobat berfungsi sebagai pembawa melodi Dokumen ini Diunduh dari Jurnal Online Grenek (Seni Musik) Unimed

11 Alat musik Balobat yang tergolong dalam instrumen melodis tunggal dapat berfungsi pula sebagai penghibur diri sendiri selain fungsinya dapat dijadikan sebagai instrumen pembawa melodi lagu tradisional karo dalam ansambel musik tradisional karo. Selain itu juga dapat berfungsi sebagai pengiring acara adat tertentu seperti erpangir kulau, pada acara ritual kemalangan. Dapat dijelaskan alat musik balobat biasanya selalu berpasangan dengan keteng-keteng dan mangkuk mbentar. Dalam ansamble gendang balobat yang termasuk juga gendang telu sendalanen ini,ada instrumen lain seperti mangkuk mbentar yang berfungsi sebagai pembawa tempo, walau hanya sebuah mangkok tetapi mangkok ini sangat berperan dalam permainan ansamble gendang telu sendalanen tersebut. Mangkok berbahan dasar batu keramik ini jika digabung dalam ansamble gendang telu sendalanen harus berwarna putih polos karena memiliki makna filosofis kepolosan dan hati yang bersih makanya dapat didengar gendang telu sendalanen musik sederhana enak untuk dinikmati, dalam memainkan musik atau gendang telu sendalanen mangkuk mbentar (mangkok putih) ini di isi air secukupnya oleh yang nantinya memainkan mangkuk ini, hal tersebut dilakukan adalah untuk mensetarakan nada hingga menimbulkan harmonisasi yang baik dan enak didengar, mankok mbentar yang yang berperan dalam gendang telu sendalanen ini berdiameter 12 cm, ketebalan + 0,3 cm. Selain itu ada juga keteng-keteng alat musik yang berbahan dasar buluh (bambu betung) adalah sebagai pembawa ritem, kata keteng-keteng secara ilmiah tidak mempunyai arti yang khusus namun menurut beberapa narasumber yang didapat secara lisan merupakan pemberian nama keteng-keteng berdasarkan dari suara yang dihasilkan oleh bunyinya, dimana keteng-keteng sebagai alat musik ritmis dapat menghasilkan tiga jenis bunyi yang menyerupai bunyi gong, gendang penganak, gendang singindungi dan dapat diklasifikasikan alat musik ini tergolong alat musik idiokordofon. Dalam musik tradisional masyarakat suku Karo dikenal tiga bentuk ritem, yaitu; 1. Simalungun Rayat, 2. Odak-odak, 3. Patam-patam. Ketiga ritem tersebut tetap akan dalam birama 8/4. Namun dalam pembagian dapat dibagi untuk simalungun rayat, 4/4 untuk odak-odak, dan untuk patam-patam 2/4 dan dalam bentuk pukulan ritem yang berbeda. Simalungun rayat bertempo lambat, Odak-odak bertempo sedang, dan Patam-patam bertempo cepat. Berdasarkan pengklasifikasian Horn von Bostel dan Curt Sach musik tradisional Karo dapat dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut : a. Kelompok Idiophone 1. Gung 2. Penganak 3. Keteng-keteng 4. Mangkuk mbentar b. Kelompok Membranofhon 1.Gendang anak 2.Gendang indung 3.Gendang binge c. Kelompok Aerofhon 1.Sarune 2.Balobat 3. Surdam d. Kelompok Kordofon 1. Kulcapi 2. Keteng-keteng

12 e. Kelompok Elektrofon 1. Organ elektrik B. Pembuatan Balobat. Dalam hal ini akan dipaparkan bagaimana pembuatan balobat, alat apa yang akan digunakan dalam pembuatantanya dan bahan bagaimana yang baik untuk pembuatan balobat. Hal pertama yang akan dipaparkan adalah tentang bagaimana tehnik pembuatan balobat. Sepenuhnya teknik pembuatan balobat ini masih dikerjakan secara manual, tidak berdasarkan hasil olahan mesin, pembuatan menggunakan alat-alat yang juga sering dipergunakan oleh para pembuat prabot rumah tangga. Peralatan tersebut antara lain adalah: 1. Parang 2. Gergaji 3. Pisau kecil 4. Meteran atau alat ukur panjang. Dalam pembuatan balobat gergaji berfungsi sebagai alat potong bambu yang akan dibuat sebagai bahan dasar pembuatan instrumen balobat. Awalnya pengerajin balobat akan memotong bambu setelah ditentukan terlebih dahulu diukur dan dipilih bambu yang akan digunakan sebagai bahan dasar, hal ini agar potongan bilah bambu yang terpilih dapat secara maksimal digunakan sebagai bahan dasar pembuatan balobat. Pisau kecil Gambar Pembuatan balobat Dalam hal pembuatan balobat pisau kecil berfungsi sebagai pembentuk lubang tulbat bahasa karo (lobang suara), pembentuk lubang melodi dan sekaligus merapikan pingiran lubang melodi. Gambar Pisau kecil untuk melobangi balobat

13 Dalam pembuatan balobat, disini meteran berfungsi sebagai alat untuk mengukur panjangnya balobat berdasarkan ketentuan yang sudah direncanakan, selain itu juga sebagai alat ukur ketebalan bambu menurut aturan pembuatan balobat. Sebab bilamana terjadi kesalahan dalam sistem pengukurun itu meleset maka dapat dipastikan gelombang suara dan warna suarapun bisa tidak tepat sasaran. Bahan bambu dasar sebagai pembuatan instrumen balobat dalam bahasa Karo buluh reggen (bambu biasa), selain bambu yang telah ditentukan tidak ada bambu sebagai bahan alternatif, berdasarkan penelitian walau dibuat dengan bambu yang berbeda jenis tidak menghasilkan suara yang sama walau cara pembuatannya sama, dan bila dibuat dengan bahan baku dari kayu suara yang dihasilkan agak kasar lebih mengarah kebunyi suara sarune, hal ini dapat diperkirakan karena serat kayu pada bambu maupun selain jenis bambu yang sudah ditentukan itu pasti seratnya berbeda. Gambar Buluh reggen/bambu biasa Jenis-jenis bambu yang terdapat di Indonesia diperkirakan sekitar 159 spesies dari total 1.250 jenis bambu yang terdapat di dunia. Bahkan sekitar 88 jenis bambu yang ada di Indonesia merupakan tanaman endemik. Bambu merupakan jenis rumput-rumputan yang dan beruas. Bambu merupakan anggota family Poaceae yang terdiri atas 70 jenis. Bambu termasuk jenis tanaman yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi. Beberapa jenis bambu mampu tumbuh hingga sepanjang 60 cm dalam sehari. Indonesia merupakan salah satu wilayah yang menjadi surga bagi jenis tanaman yang disebut juga sebagai buluh, aur, dan eru ini. Diperkirakan terdapat sedikitnya 159 jenis bambu di Indonesia yang 88 diantaranya merupakan spesies endemik Indonesia. Pembuatan balobat menggunakan bahan buluh reggen (bambu biasa) yang berumur paling tidak 5 tahun untuk menjamin kepadatan ruas-ruas bambu. Kemudian bambu yang digunakan harus yang tumbuh jauh dari sumber air, hal ini dimaksudkan untuk menjamin bambu tidak kelebihan kandungan air atau istilah dalam bahasa Karo buluh buntang. Jika bambu yang dikemukakan tadi bisa didapat, maka nantinya hasil warna suara dalam proses pembuatan akan lebih terjamin kualitasnya.

14 Gambar Pemilihan pohon cabe dijadikan tutup sumbi/ tutup untuk peniupan Dalam pembuatan balobat pohon cabe ini sangat diperlukan karena pohon cabe ini akan difungsikan sebagai penutup lubang sumbi (lobang peniupan). Batang cabe yang paling rapat ke tanah dikikis atau dibersihkan, dipotong sesuai ukuran yaitu panjang 2,2 cm dan lebar 1,2 cm. Pembuatan balobat menggunakan bahan buluh reggen (bambu biasa) yang berumur paling tidak 5 tahun untuk menjamin kepadatan ruas-ruas bambu. Dalam pembuatan balobat pohon cabe sangat diperlukan karena pohon cabe ini akan difungsikan sebagai penutup lubang sumbi (lobang peniupan). Batang cabe yang paling rapat ke tanah dikikis atau dibersihkan, dipotong sesuai ukuran yaitu panjang 2,2 cm dan lebar 1,2 cm. Sistem perendaman dilakukan pada air yang mengalir selama 14 hari, hal ini dimaksudkan untuk membunuh bakter-bakteri dan serangga yang ada di dalam bambu yang hendak dijadikan alat musik balobat. bambu yang telah kering dicermati secara seksama apakah dapat dibentuk dan setelah itu siap untuk pengukuran pembagian atau skets jarak, panjang dan lebar lubang tulbat (lobang suara), panjang 26,5 cm, lebar 2 cm. Jarak dari pangkal tempat peniupan ke lobang tulbat yaitu + 2,3 cm, panjang lobang tulbat +1,1 cm, lebar 1,2 cm. ` Menentukan posisi lobang pertama yaitu dengan cara, panjang keseluruhan balobat dibagi dua, jika tadi sudah dikatakan panjang balobat adalah 26,5 cm maka 26,5 cm dibagi dua. Itulah cara untuk mendapatkan atau menentukan lobang pertama. membentuk dan merapikan lobang melodi yang sudah ditentukan berdasarkan alat pengukur (meteran). C. Sekilas teknik memainkan balobat a. Posisi badan dalam memainkan balobat adalah dengan cara duduk bersila, kedua kaki dilipat karna pada umumnya setiap memainkan alat musik Karo baik itu kulcapi, surdam, sarune, gong dan sebagainya, yang manapun itu alat musik karo maka sikap tubuhnya semua dengan posisi duduk bersila. b. Dalam memainkan balobat, posisi jari telunjuk((kiri) menutup lobang I, jari tengah (kiri) menutup lobang II. Jari telunjuk (kanan) menutup lobang III, jari tengah (kanan) menutup lobang IV, jari manis (kanan) menutup lobang V, jari kelingking menutup lobang VI. Sedangkan kedua jempol menahan bambu sekaligus menahan tekanan karena jari-jari bergerak-gerak untuk membentuk melodi. 1. Dalam proses pembuatan balobat memerlukan beberapa tahap, antara lain pemilihan pucuk buluh reggen (pohon bambu biasa), memotong, mengikis, pengukuran panjang balobat + 26,5 cm, penyongkelan untuk keenam lobang nada yang berdiameter bulatan + 0,6 cm, penentuan lubang sumbi (lobang suara) + 2,2 cm dan penyeteman dan dalam hasil penelitian balobat yang dihasilkan bernada dasar, B b = do.

15 DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad. (1998). Kamus besar bahasa Indonesia Modern. Jakarta: Pustaka Amani Asmawi, (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Banoe, Pono.(2003). Kamus Musik:Yogyakarta : Kanisius Bina Anugrah Barus. (2010) Keteng Keteng Karya Ropong Tarigan Tinjauan Dari Organologi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Maryaeni, (2005) Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara. Nazril, Muhamad. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia Pulumun Ginting. (2005). Materi Kuliah Musik Tradisional II. Medan : Unimed Silitonga, Pita HD. Organologi, Universitas Negeri Medan Diktat Mata Kuliah Organologi Sumadi (2005 ; 17). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rajawali Surakhmand, Winarno.(1992). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito