I. Klasifikasi dan Nomenklatur

dokumen-dokumen yang mirip
Protozoa (Proto = pertama/primitif, zoa = binatang)

Porifera dan Coelenterata

PLATYHELMINTHES. Dugesia tigrina. A. Karakteristik

ZOOLOGI INVERTEBRATA (BI402) 3 SKS. OLEH: TIM ZOOLOGI INVERTEBRATA (Nono Sutarno, Ammi Syulasmi, Rini Solihat)

Kode Mata Kuliah : BI402 Program Studi : Pendidikan Biologi Jenjang : S 1

1.Klasifikasi dan Nomenklatur a.macam-macam Klasifikasi yang dilakukan oleh para ahli taksonomi b.nomenklatur

KINGDOM ANIMALIA. Sebelum belajar kita berdoa dulu yuuuk kawan Berdoa di mulai..

CARA PERKEMBANGBIAKAN INVERTEBRATA

A.Pendahuluan Zologi (Yunani, Zoon = hewan + logos = ilmu) merupakan cabang biologi yang khusus mempelajari tentang hewan tidak bertulang belakang.

Filum Cnidaria dan Ctenophora

Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata

N E M A T H E L M I N T H E S

Annelida. lembab terletak di sebelah atas epithel columnar yang banyak mengandung sel-sel kelenjar

Disebut Cacing Pipih (Flat Worm) dengan ciri antara lain:

COELENTERATA Coilos = rongga Enteron = usus. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

CIRI-CIRI COELENTERATA :

TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF

ANIMALIA. STANDAR KOMPETENSI: Memahami manfaat keanekaragaman hayati

MAKALAH BIOLOGI HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA. Disusun Oleh : Ira Melita Kelas : XII. IPA. 1

CACING TANAH (Lumbricus terrestris)

Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat:

KLASIFIKASI CNIDARIA. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

biologi SET 21 ANIMALIA 1 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM PORIFERA a. Ciri Ciri Porifera

PROTISTA a. Protista Mirip Tumbuhan 1. Diatomae 2. Dinoflagellata. 3. Euglenoid b. Protista Mirip Hewan

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.3. igotik. Embrionik. Pasca lahir

PROTOZOA. Otot-rangka. Pencernaan. Saraf. Sirkulasi. Respirasi. Reproduksi. Ekskresi

PORIFERA DAN COELENTERATA

Uraian Kegiatan Perkuliahan. Standar Kompetensi. No. Kompetensi Dasar Materi Perkuliahan Metode Perkuliahan

I MA Y UDHA P E R W I R A

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.1

RPP MATERI INDIKATOR Pengertian klasifikasi

Adina Rizka Amalia. Hafizhuddin Wafi. Annisa Putri Ningsih FILLUM PORIFERA. Nurul Hasna K. Bunga Amalia. Ulya Amalia

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal Singa. Jamur kancing. Amoeba. Melinjo

A.Karakteristik 1. Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik schizocoelom), epithel satu lapis umumnya bersilia dan mengandung

Protozoologi I M A Y U D H A P E R W I R A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

biologi SET 22 ANIMALIA 2 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM PLATYHELMINTHES a. Struktur Tubuh b.

2. BENTUK UMUM PROTOZOA ---- TDK. TERBATAS : SIMETRI BILATERAL RADIAL SPHERIS MIKROSKOPIS INDIVIDU ANAPLASMA KOLONI 1/6 1/10 ERITROSIT PERIOSTOMUM KOM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

E C H I N O D E R M A T A

KINDOM ANIMALIA. Drs. Refli., MSc. Disampaikan pada pelatihan Guru-Guru SLTP se Kabupaten Sabu-Raijua Juli 2013

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

1. PLATYHELMINTHES. Gambar 1. penampang membujur tubuh Planaria dan preparat awetannya Sumber: (

2. BENTUK UMUM PROTOZOA ---- TDK. TERBATAS : SIMETRI INDIVIDU ANAPLASMA KOLONI 1/6 1/10 ERITROSIT KOMENSALISMA MUTUALISMA PARASIT MIKROSKOPIS BILATERA

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 12. KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUPLATIHAN SOAL BAB 12

Modul III : Animalia 1 hal 1

LAMPIRAN 28 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2 MATERI KINGDOM ANIMALIA FILUM PLATHYHELMINTHES, FILUM NEMATHELMINTHES DAN FILUM ANNELIDA

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLATIHAN SOAL BAB 11

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

KINGDOM PROTISTA. Dyah Ayu Widyastuti

Simetri. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/29/2016. Kingdom Animalia (Dunia Hewan)

FILUM MOLLUSCA KELOMPOK 1

BAB III KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP


B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

BIOLOGI LAUT Mollusca

DI SUSUN OLEH. KELOMPOK : II Anggota : 1. Nurhaliza ( ) 2. Nevri Isnaliza ( ) 3. Siti wardana ( )

9/28/2016 BIOSISTEMATIKA HEWAN. Simetri. Kingdom animalia (Dunia hewan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar

PROTOZOA. Marlia Singgih Wibowo

Kadal berbiak dengan ovovivipar (bertelur beranak), bukan vivipar (beranak).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Protozoa merupakan mahkluk hidup bersel satu yang sering menjadi

A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem difusi Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah tertutup 2. Porifera

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Protozoa I M A Y U D H A P E R W I R A

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLATIHAN SOAL. Pernyataan yang merupakan ciri dari pertumbuhan ditunjukkan oleh nomor...

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Assalamu alaikum Wr. Wb. Biologi Task Identification of Annelida. By : Anjar Wicitra Wening Khalikul Haqqur Rahman Taufiqurrahman

ANIMALIA (DUNIA HEWAN ) LOGO

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.3.

Pokok Bahasan (PB)/ Sub Pokok Bahasan (SPB) 5. Annelida a.struktur tubuh Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea

SISTEM REPRODUKSI HEWAN

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 12. KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUPLatihan Soal 12.1

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Biologi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengembangan Tes Formatif yang Berfungsi sebagai Tes Diagnostik

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLATIHAN SOAL BAB 10

TINJAUAN PUSTAKA Landak Jawa ( Hystrix javanica

2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemon laut merupakan hewan invertebrata atau hewan yang tidak

KISI-KISI SOAL ULANGAN HARIAN BAB II

Struktur dan Fungsi Tubuh

BAB II KERANGKA TEORI

DAUR HIDUP PARASIT MALARIA VCB 99

SOAL DAN PEMBAHASAN Jawaban: C Jawaban: A Jawaban: E

TREMATODA PENDAHULUAN

MAKALAH SISTEM RESPIRASI PADA HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA. (Makalah Struktur Perkembangan Hewan) Oleh Sarah Niati

BAB IX REPRODUKSI A. STANDAR KOMPETENSI

Sistem Respirasi Pada Hewan

E. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi berikut: 1. bentuk ameboid, ukuran μm 2.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

5. Phylum Brachiopoda Invertebrata 6. Phylum Mollusca 7. Phylum Arthropoda 8. Phylum Echinodermata >>> Vertebrata

LEMBAR KERJA SISWA KINGDOM ANIMALIA 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Organisme Hidup. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Tema-tema dalam Mempelajari Kehidupan. Organisasi Biologi

KINGDOM ANIMALIA : INVERTEBRATA 1

Keanekaragaman Organisme Kehidupan

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN

LEMBAR KERJA SISWA TIPE A

Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan

Transkripsi:

I. Klasifikasi dan Nomenklatur Tujuan Pokok Bahasan: Mahasiswa memahami prinsip-prinsip klasifikasi dan nomenklatur zoologi invertebrata Target minimal yang : Mahasiswa mampu: harus dikuasai 1.menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelompokan yang digunakan oleh para ahli taksonomi 2.menjelaskan sejarah perkembangan klasifikasi 3.menjelaskan pengertian nomenklatur 4.membedakan antara nama ilmiah dan nama local A.Pendahuluan Zologi (Yunani, Zoon = hewan + logos = ilmu) merupakan cabang biologi yang khusus mempelajari tentang hewan tidak bertulang belakang. Karena biologi itu sendiri merupakan bagian dari sains, maka dalam prkembangannya atau pemecahan masalah-masalah zoologi senantiasa menggunakan metode ilmiah. Sebagaimana juga tumbuhan, klasifikasi pada invertebrata pun mengalami berbagai masalah. Oleh karena itu bentuk dan cara pengklasifikasian invertebrata belum dapat ditentukan secara tegas dan pasti, baik ditinjau dari sudut pengelompokannya maupun dari sudut kesempurnaan hewannya itu sendiri. Sejak zaman Aristoteles pengelompokan hewan di alam ini telah mengalami beberapa kali perubahan, bahkan pengelompokan ke dalam katagori takson filum pun berbeda-beda sesuai dengan dasar atau kriteria pengelompokan yang digunakan oleh masing-masing ahli. Sebagai contoh: pada awalnya kita hanya mengenal 7 filum yang termasuk ke dalam invertebrata, yaitu : 1.Protozoa 2.Porifera 3.Coelenterata 4.Vermes 5.Mollusca 6.Echinodermata 7.Arthropoda Sejalan dengan perkembangannya yang dilakukan melalui observasi dan penelitian, para ahli sepakat bahwa filum Vermes yang semula membawahi 3 kelas (classis) yaitu Platyhelminthes, Nemathelminthes dan Annelida sudah tidak cocok lagi karena masing-masing kelas tersebut 1

memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dilihat dari habitat, struktur, maupun fisiologinya. Oleh karena itu kedudukan katagori takson kelas berubah menjadi filum dan Vermes tidak digunakan lagi. Dengan demikian sekarang ini kita mengenal 9 filum invertebrata, yaitu: 1.Protozoa 2.Porifera 3.Coelenterata 4.Platyhelminthes 5.Nemathelminthes 6.Annelida 7.Mollusca 8.Echinodermata 9.Arthropoda Dilihat dari susunan filum tersebut, berdasarkan struktur tubuhnya para ahli menetapkan bahwa Protozoa merupakan filum yang paling rendah derajatnya dibandingkan dengan filum-filum berikutnya, filum Porifera/Sponge dianggap lebih tinggi dari Protozoa akan tetapi lebih rendah dari Coelenterata, demikian seterusnya. Namun pada saat ini, dasar penyusunan tinggi rendahnya tingkat filum tersebut telah mengalami perkembangan, ada yang didasarkan pada fisiologi yang mencakup: respirasi; ekskresi; nutrisi; sistem saraf; sistem peredaran darah, dan reproduksi), filogenetik (kekerabatan), susunan kimia tubuh, dan coelomnya. Berdasarkan susunan kimia tubuh dan coelomnya, para ahli menetapkan bahwa Echinodermata dianggap paling tinggi derajatnya di antara invertebrata karena susunan kimia penyusun tubuh echinodermata paling lengkap dibandingkan dengan invertebrata lainnya, bahkan hampir sama dengan susunan kimia tubuh yang dimiliki Chordata. Berdasarkan filogenetiknya Annelida dianggap memiliki kekerabatan yang sangat dekat dengan Arthropoda sehingga dalam urutannya Annelida senantiasa berdekatan Arthropoda. Demikian pula dengan fisiologi yang dimiliki oleh setiap filum, semakin lengkap fisiologinya semakin tinggi derajatnya. Namun yang menjadi masalah bagi para ahli adalah tidak adanya keteraturan di antara dasar pengelompkan yang digunakannya. Misalkan saja, tidak seluruh filum yang memiliki susunan kimia tubuh lebih lengkap, memiliki struktur tubuh yang lebih lengkap pula dibandingkan dengan filum-filum yang dianggap derajatnya lebih rendah, sebagai contoh: struktur tubuh Echinodermata tidak lebih baik dibandingkan dengan Arthropoda atau Mollusca, dll. 2

B. Sejarah Klasifikasi Aristoteles George Cuvier Karl E.v. Siebald Leucart A.Enaima 1.Vivipar a.manusia b. Ikan Paus c.mammalia 2.Ovipar a.aves b.reptilia c.ular d.amphibia e.pisces B.ANAIMA a.crustacea b.insecta c.laba-laba d.echinodermata e.mollusca f.coelenterata g.sponge VERTEBRATA 1.Mammalia 2.Aves 3.Reptilia 4.Amphibia 5.Pisces ARTICULATA Tubuh beruas-ruas: Kepiting, Laba-laba, Serangga, cacing MOLLUSCA Bertubuh lunak, Keong/Siput, Kerang RADIATA Hewan-hewan kecil : Echinodermata Nematoda, Coelenterata, Sponge. VERTEBRATA 1.Mammalia 2.Aves 3.Reptilia 4.Amphibia 5.Pisces 1.ARTHROPODA kepiting,laba-laba,serangga 2.VERMES Cacing MOLLUSCA Bertubuh lunak, Keong/Siput, Kerang 1. ZOOPHYTA Hewan yang memiliki bentuk seperti tumbuhan 2. PROTOZOA VERTEBRATA 1.Mammalia 2.Aves 3.Reptilia 4.Amphibia 5.Pisces 1.ARTHROPODA kepiting,laba-laba, serangga 2.VERMES Cacing MOLLUSCA Bertubuh lunak, Keong/ Siput, Kerang 1.Coelenterata, Echinodermata 2. PROTOZOA Klasifikasi diperlukan dalam biologi dengan tujuan untuk memudahkan dalam mempelajari dan mengkomunikasikannya. C. Nomenklatur 1. Katagori takson yang digunakan dalam pengelompokan organisme, sbb: Latin Indonesia Regnum Dunia Disio/Phylum Divisi/Filum Classis Kelas Ordo Bangsa Familia Suku Genus Marga Spesies Jenis 3

2. Perbedaan antara nama ilmiah dan nama daerah Nama Ilmiah (Scientific name) Diatur dalam kode internasional Dalam bahasa yang diperlakukan sebagai bahasa latin Berlaku internasional Memberi indikasi untuk katahori takson yang mana nama itu Untuk setiap takson denhgan definisi, posisi, dan tingkat tertentu hanya ada satu nama yang benar Kadang-kadang sukar dilafalkan Nama Daerah (Vernacular name) Tidak mengikuti ketentuan manapun Dalam bahasa daerah atauu bahasa setempat Hanya bersifat local Tidak jelas untuk katagori takson yang mana nama itu diberikan Satu takson dapat mempunyai lebih dari satu nama yang berbeda-beda menurut bahasa yang menyebutnya Mudah dilafalkan 3.Aturan penulisan: a. Species: 1) Ditulis ganda (genus dan epitheton specificum) 2) Huruf pertama marga harus ditulis dengan huruf kapital dan epitheton specificum huruf kecil. 3) Dicetak miring atau diberi garis bawah pada marga dan epitheton specificum yang terpisah (tidak disatukan) 4) Tidak boleh tautonim (samar atau hampir sama, contoh Linnaria linnaria kecuali untuk hewan, misalnya Gallus gallus. b. Marga : Satu kata, huruf pertama dengan huruf kapital c. Suku : Satu kata, bentuk jamak ahiran aceae (tumb.), idae (hewan) D. Latihan 1. Cobalah jelaskan prinsip-prinsip dasar pengelompokan yang digunakan oleh para ahli taksonomi 2. Buatlah table sejarah perkembangan klasifikasi mulai dari Aristoteles, Geoorge Cuvier, Karl Ernest von Siebald, dan Leucart 3. Sebutkan dasar pengelompokan yang sering digunakan oleh para ahli. Mengapa para ahli menempatkan Echinodermata paling tinggi derajatnya di antara invertebrate? 4. Buatlah table perbedaan antara nama ilmiah dan nama local 4

II. P R O T O Z O A (Proto = pertama/primitif + zoon = hewan) Tujuan Pokok Bahasan:Mahasiswa memahami perbandingan struktur tubuh dan fisiologi Protozoa serta kaitannya dengan kehidupan manusia. Target minimal yang : Siswa mampu: harus dikuasai 1. mendeskripsikan ciri khas masing-masing kelas Protozoa dan contohnya 2. menjelaskan perbedaan struktur luar masing-masing kelas pada Protozoa 3. menjelaskan simbiosis pada masing-masing kelas Protozoa. 4. membandingkan proses fisiologi pada setiap kelas Protozoa. 5. menjelaskan perbedaan cara memperoleh makanan pada masingmasing kelas Protozoa. 6. menjelaskan hubungannnya Protozoa dengan kehidupan manusia. A. Karakteritik 1. Bersel satu, berkoloni, simetris tubuh tidak ada, bilateral, radial atau spherical 2. Bentuk sel umumnya tetap kecuali Rhizopoda 3. Inti jelas, satu atau lebih, tidak memiliki organ atau jaringan 4. Pergerakan dengan flagella, cilia, atau pseudopodia atau dengan sel itu sendiri 5. Beberapa species memiliki pelindung/cangkok, banyak di antaranya yang membentuk kista 6. Hidup bebas, komensalisme, mutualisme, atau parasitisme 7. Nutrisi: holozoik (memakan organisme hidup lain), saprozoik (memakan organisme yang telah mati), holofitik atau autotrof (dapat membentuk makanan sendiri melalui fotosintesis), saprofitik (menyerap zat yang terlarut di sekitarnya). 8. Reproduksi vegetatif dengan binary fission atau multiple fission sedangkan generatifnya melalui persatuan gamet, konyugasi, atau autogami. 5

B. Struktur tubuh Flagellata Rhizopoda Ciliata Sporozoa Dinding tubuh Dinding tubuh berupa plasmolemma, bentuk pellicle, bentuk relatif tubuh berubah-ubah. tetap. tetap. Dinding tubuh berupa pellicle, bentuk relatif tetap. Bergerak dengan flagellum (a): Memiliki inti dan pada beberapa species memiliki kloroplast dengan klorofilnya yang berfungsi untuk fotosintesis Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil, sementara hewan parasit tidak ada. Bergerak dengan pseudopodium: lobopodia, filopodia, aksopodia, dan retikulopodia Memiliki inti jelas Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil, sementara hewan parasit tidak ada. Bergerak dengan cilia: Memiliki inti dan beberapa species intinya lebih dari satu, contoh Paramecium Aurelia Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil, sementara hewan parasit tidak ada. 6 Dinding tubuh berupa pellicle, bentuk relatif Tidak neniliki alat gerak atau bergerak dengan sel itu sendiri Memiliki inti dan pada waktu melakukan pembelahan ganda, inti membelah berulang-ulang, setiap inti membentuk pembungkusnya dan akhirnya dihasilkan individu anak yang cukup banyak. Tidak memiliki vakuola kontraktil B. Fisiologi Flagellata Rhizopoda Ciliata Sporozoa Respirasi melalui permukaan tubuh Respirasi melalui permukaan tubuh Respirasi melalui permukaan tubuh Respirasi melalui permukaan tubuh Ekskresi melalui permukaan tubuh. Ekskresi melalui permukaan tubuh. Ekskresi melalui permukaan tubuh dan v. kontraktil bagi yang Ekskresi melalui permukaan tubuh. V. kontraktil: sebagai osmoregulator atau pengatur keseimbangan air, tapi dapat juga berfungsi sebagai alat ekskresi. Bagi yang berklorofil holofitik dan yang tidak pencernaan makanan secara internal pada vakuola makanan. Reproduksi : Vegetatif: pembelahan biner, secara longitudinal. V. kontraktil berfungsi sebagai osmoregulator atau pengatur keseimbangan air tapi dapat juga berfungsi sebagai alat ekskresi. Pencernaan makanan secara internal pada vakuola makanan. Reproduksi : Vegetatif: pembelahan biner, secara ortodhox. hidup bebas. V. kontraktil berfungsi sebagai osmoregulator atau pengatur keseimbangan air tapi dapat juga berfungsi sebagai alat ekskresi. Pencernaan makanan secara internal pada vakuola makanan. Reproduksi : Vegetatif: pembelahan biner, secara transversal. Tidak terdapat vakuola kontraktil, karena hidupnya parasit Merupakan hewan yang saprofitik Reproduksi : Vegetatif: Melalui pembelahan berganda sehingga

Generatif: terjadi pada flagellata berkoloni, misalnya Volvox sp. Proses reproduksi: Sperma x Ovum Fertilisasi Zigot Zigospora Zoospora Individu baru Generatif: - Generatif: konyugasi pada Paramecium caudatum dan autogami pada Paramecium Aurelia dihasilkan banyak individu anak. Generatif: Pada Plasmodium melalui pergiliran keturunan antara fase vegetatif pada tubuh manusia dan fase generatif pada tubuh nyamuk Anopheles betina. Beberapa konsep yang perlu dipahami: Bioluminiscence : Makhluk hidup yag dapat mengeluarkan cahaya Polisaprobik : Perairan yang mengandung banyak zat oeganik Mesosaprobik : Kandungan zat organiknya sedang Oligosaprobik : Kandungan zat organiknya sedikit Katarobik : Air murni Jembatan protoplasma: Bagian pada Euglena yang menghubungkan stigma dengan badan paraflagellar Palmella state : Suatu lapisan hijau pada permukaan air karena mengandung banyak Euglena. Euglena dapat secara cepat membentuk cyste dan dapat melakukan pembelahan selama di dalam cyste. Oral groove : Celah mulut Cytostome : Mulut sel Cytopharynx : Kerongkongan sel Cytopyge : Anus sel Flagellata Rhizopoda Ciliata Sporozoa a.hidup bebas Amoeba proteus Plasmodium vivax, Arcella, Difflugia, P. malariae, Globigerina, Actinophrys P. falciparum a.hidup bebas Euglena viridis Phacus, Pleodorina, Eudorina, Bodo, Noctiluca, Astasia Volvox dan Synura (koloni), Chlamidomonas, Oxymonas dan Pyrsonympha (simbiosis) b.parasit Trypanosoma Leishmania b.parasit Entamoeba dysentriae, E. gingivalis, E. coli a.hidup bebas Paramecium caudatum, P. Aurelia. Stentor,Spirostomum, Stylonichia,Euplotes, Prorodon, Dileptus, Coleps Vorticella, Carchecium, Epistylis. Podophrya b.parasit Balantidium coli P. cynomologi, P. knowlest, P gonderi Plasmodium berghei P. gallinaceum Monocystis 7

C. Latihan 1. Deskripsikan beberapa ciri khas masing-masing kelas Protozoa dan berikan minimal tiga Contoh dari masing-masing kelas! 2. Jelaskan perbedaan struktur tubuh masing-masing kelas pada Protozoa! 3. Mengapa simbiosis antara Flagellata dengan rayap disebut simbiosis mutualistis? Jelaskan! 4. Jelaskan perbedaan antara konyugasi dan autogami pada Paramecium caudatun dan Paramecium Aurelia! 5.Jelaskan metagenesis pada Plasmodium! 6.Jelaskan repruduksi generatif pada Volvox! 7..Jelaskan peranan Protozoa dalam kehidupan manusia. III. PORIFERA DAN COELENTERATA Tujuan Pokok Bahasan:Mahasiswa memahami perbandingan struktur tubuh dan fisiologi Target minimal yang harus dikuasai A.Karakteristik Porifera dan Coelenterata serta kaitannya dengan kehidupan manusia. : Siswa mampu: 1. mendeskripsikan ciri khas masing-masing filum dan contohnya 2. membandingkan struktur luar pada masing-masing filum 3. membanding struktur dalam pada masing-masing filum 4. membandingkan proses fisiologi pada setiap filum. 5. menjelaskan hubungannnya Protozoa dengan kehidupan manusia. No. Porifera Colenterata 1. Diploblastik: Ektoderm dan endoderm di antara kedua lapisan tersebut terdapat mesenchyme 2. Umumnya hidup bebas di laut dan air tawar Diploblastik: Ektoderm dan endoderm di antara kedua lapisan tersebut terdapat mesenchym/mesoglea Hidup bebas di laut dan air tawar 3. Tubuhnya memiliki pori & spongocoel Memiliki rongga gastrovaskuler (usus) 4. Respirasi: difusi melalui permukaan Respirasi: difusi melalui permukaan tubuh tubuh 5. Ekskresi: melalui permukaan tubuh Ekskresi: melalui permukaan tubuh 6. Penc. makanan: intrasel Penc. makanan: ektrasel dan intrasel 7. Belum memiliki sistem saraf Sudah memiliki sistem saraf diffuse 8. Reproduksi vegetatif: membentuk tunas luar dan tunas dalam (gemule). Generatif: persatuan antara spermatozoid dan ovum Reproduksi vegetatif: membentuk tunas luar. Generatif: persatuan antara spermatozoid dan ovum 9. Tidak memiliki appendages/embelan Memiliki appendages berupa tentakel 8

B. Pandangan tentang Porifera: Para ahli a.sponge jaringan.masih sederhana sehingga koordinasi antar sel belum begitu baik. b.belum memiliki jaringan yang bertanggung jawab terhadap penghantaran impul dan pergerakan (saraf & otot) c.pencernaan masih intrasel mirip Protozoa/ protista d.belum memiliki jar. sejati yang merupakan karakteristik mendasar Eumetazoa. Porifera tidak termasuk hewan Parazoa Tuzzet a. Sel berflagel (choanocyte) dan amoebocyte terdapat pada sel-sel lain b. Tidak adanya sist. saraf dan otot sebab porifera merupakan hewan permulaan c. Spongin mirip dengan kolagen pada jaringan hewan yang lain d. Tidak ada mulut dan alat gerak mungkin dikarenakan adanya rudimentasi. Porifera adalah hewan C. Perbandingan Struktur Porifera Coelenterata osculum Spongocoel ektodermis mesenchyme endodermis mulut rongga gastrovasculer sel epitheliomuscular sel interstitial Ektodermis satu jenis sel Ektodermis disusun sel sensoris nematocyst Amoebocyte - collencyte Mesenchyme - tecocyte Mesenchyme/mesogle terdapat saraf - sel schleroblast - chromatocyte Archeocyte (sel embrionik) - membentuk tunas - membentuk gemule - mengganti bag. yang rusak - regenerasi - membentuk gamet sel epitheliomuscular Endodermis disusun satu jenis sel yg Endodermis disusun sel interstitial disebut choanocyte sel berflagel sel kelenjar 9

D. Perbandingan Fisiologi No. Porifera Colenterata 1. Respirasi: difusi melalui permukaan Respirasi: difusi melalui permukaan tubuh tubuh 2. Ekskresi: melalui permukaan tubuh Ekskresi: melalui permukaan tubuh 3. Penc. makanan: intrasel pada choanocyte Penc. makanan: ektrasel pada rongga gastrovascular dan intrasel pada sel berflagel 4. Sistem saraf belum ada Sudah memiliki sistem saraf diffuse dengan ganglion yang tersebar di seluruh bagian tubuh. Proses Stimulus - Respon: Stimulus sel sensoris sel saraf ganglion terdekat respon sel saraf efektor. 5. tunas luar Reproduksi vegetatif Reproduksi vegetatif tunas luar gemule Reproduksi generatif : Reproduksi generatif : archeocyte archeocyte sel interstitial sel interstitial oogonium spermatogonium ovarium testis ovum sperma oogonium spermatogonium Zigot ovum sperma Embrio Zigot Amphiblastula Porifera calcareous Parenchymula Porifera non calcareous Embrio larva/tidak ada individu muda 10

E. Perbedaan Reproduksi Generatif Obelia dan Aurelia Obelia medusa jantan medusa betina Aurelia medusa (Aurelia) medusa jantan betina spermatozoid ovum spermatozoid ovum fertilisasi (eksternal) fertilisasi (internal) tunas medusa zigot ephyra zigot gonangium Hydranth embrio embrio Obelia planula hydratula/ Polip Aurelia scyphystoma planula (Strobilasi) E. Perbedaan Medusa Obelia dan Aurelia Obelia Gonad berbentuk bulat Memiliki 4 saluran radial yg tak bercabang Tidak memiliki oral arm Tidak selalu memiliki statocyst Aurelia Gonad berbentuk tapal kuda (ladam) Memiliki banyak saluran radial Memiliki oral arm Selalu memiliki statocyst Contoh-contoh Porifera Calcispongiae (rangka terbuat dari kapur) Leucosolenia, Grantia, Scypha, Sycon Hyalospongiae (rangka terbuat dari silikat) Demospongiae (rangka terbuat dari spongin) Euplectella, Hyalonema Spongilla lacustris, Spongilla fragilis, Halicondria, Halisarca, Cliona, Spongia Contoh-contoh Coelenterata Hydrozoa Scyphozoa Anthozoa Hydra, Obelia, Physalia Aurelia, Pelagia, Haliclystus, Metridium, Antipathes, Acropora, oculina, Tubiphora musica, Fungia, Madrepora, Meandra, Gorgonia, corallium 11

F. Latihan 1. Deskripsikan ciri khas masing-masing filum dan berikan contohnya 2. Bandingkan struktur luar pada masing-masing filum dengan menggunakan bagan gambar! 3. Bandingkan struktur dalam pada masing-masing filum 4. Bandingkan sayatan melintang Porifera dengan Coelenterata! 5. Jelaskan persamaan antara archeoit pada Porifera dan sel interstitial pada Colenterata, mengpa keduanya dikatakan sebagai sel embrionik? 6.Apakah Obelia dan Aurelia pada Coelenterata mengalami metagenesis? Jelaskan! 7. menjelaskan hubungannnya Protozoa dengan kehidupan manusia IV. P L A T Y H E L M I N T H E S Tujuan Pokok Bahasan: Mahasiswa memahami perbandingan struktur tubuh dan fisiologi Platyhelminthes serta kaitannya dengan kehidupan manusia. Target minimal yang : Mahasiswa mampu: harus dikuasai 1. mendeskripsikan ciri khas masing-masing kelas Platyhelminthes dan contohnya 2. menjelaskan perbedaan struktur luar masing-masing kelas pada Platyhelminthes 3. menjelaskan pemutusan daur hidup hewan-hewan parasit pada setiap kelas Platyhelminthes. 4. membandingkan proses fisiologi pada setiap kelas Platyhelminthes. 5. menjelaskan perbedaan cara memperoleh makanan pada masingmasing kelas Platyhelminthes. 6. menjelaskan hubungann Platyhelminthes dengan kehidupan manusia. A. Karakteristik 1. Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik), tubuhnya pipih dorsoventrally 2. Epidermis lunak bersilia atau ditutupi oleh kutikula dan dengan sucker luar atau hook (kait) atau keduanya untuk melekatkan diri pada hospes. 3. Alat pencernaan tidak komplit, memiliki mulut tetapi tidak ada anus, intestin bercabangcabang. Cestoda tidak memiliki mulut. 12

4. Lapisan otot berkembang dengan baik, tidak memiliki coelom (triploblastik acoelom). 5. Tidak memiliki rangka, sistem respirasi, dan sistem peredaran darah 6. Sistem ekskresi dengan sel-sel api yang dihubungkan dengan saluran ekskresi utama. 7. Sistem saraf dengan sepasang ganglia anterior yang dihubungkan dengan satu atau 3 pasang tali saraf longitudinal dan tali-tali saraf transversal, disebut sistem saraf tangga tali. 8. Setiap individu memiliki alat reproduksi jantan dan betina (berumah satu), ada yang tidak dapat melakukan fertilisasi sendiri (Turbellaria), tetapi umumnya dapat (Trematoda dan Cestoda). Fertilisasi internal, umumnya memiliki bentuk larva tetapi ada juga yang tidak. B. Struktur tubuh Platyhelminthes terdiri atas tiga kelas Turbellaria Trematoda Cestoda Turbellaria (Dugesia tigrina) Kepala berbentuk segitiga dengan dua buah bintik mata. Mulut terletak di permukaan ventral pertengahan tubuh nya. Faring atau proboscis dapat dikeluarkan untuk mengambil makanan. Tubuh ditutupi epidermis yang selnya berbentuk columnar atau cuboidal. Bagian ventral ditutupi oleh cilia. Memiliki serabut-serabut otot: circular, longitudinal, diagonal, dan dorsoventral. Rongga di antara otot dengan organ-organ dalam diisi oleh parenkim. Di dalam parenkim tersebar sel-sel formatif yang Trematoda (Fasciola hepatica) Mulut terletak di bagian anterior dikelilingi sucker, bintik mata terdapat pada beberapa tingkat larva. Dinding tubuh tidak/kurang ditutupi cilia. Sistem otot yang kompleks. 13 Cestoda (Taenia solium) Tidak memiliki mulut, memiliki sucker tipe acetabula (sucker sebenarnya). Tipe sucker lainnya yang dimiliki cestoda adalah: bothria dan bothridia. Ektodermis ditutupi kutikula yang memiliki tiga lapisan: Comidial, homogen pusat, dan membran dasar.

secara aktif membelah untuk mengganti bagianbagian yang rusak pada regenerasi. Alat pencernaan tidak komplit terdiri atas mulut, faring dan intestin yang bercabang-cabang. Alat ekskresi berupa sel-sel api. Sistem saraf terdiri atas sepasang ganglion anterior yang dihubungkan dengan tali saraf longitudinal, dan tali saraf transversal (sist. saraf tangga tali). Merupakan hewan berumah satu tetapi tidak dapat melakukan pembuahan sendiri Alat pencernaan tidak komplit terdiri atas mulut, faring dan intestin yang bercabang-cabang. Alat ekskresi berupa sel-sel api. Sistem saraf tidak berbeda dengan Turbellaria. Merupakan hewan berumah satu dan dapat melakukan pembuahan sendiri Tidak memiliki mulut/alat pencernaan makanan Alat ekskresi berupa sel-sel api. Sistem saraf tidak berbeda dengan Turbellaria. Merupakan hewan berumah satu dan dapat melakukan pembuahan sendiri C. Fisiologi Turbellaria (Dugesia tigrina) Respirasi permukaan tubuh: obligat aerob Trematoda (Fasciola hepatica) Cestoda (Taenia solium) Respirasi permukaan tubuh: obligat aerob atau fakultatif aerob Ekskresi: sel api Ekskresi: sel api Ekskresi: sel api Pencernaan makanan: Holozoik atau saprozoik. Pencernaan ekstrasel, sisa pencernaan dikeluarkan kembali melalui mulut. Sistem saraf: Proses Stimulus Respon: stimulus sel sensoris t.s trans t.s long Ganglion anterior respon t.s trans t.s long efektor. Reproduksi: Vegetatif: pembelahan transversal Generatif: Persatuan antara gamet jantan dan gamet betina. Alat reproduksi jantan: Pencernaan makanan: Memakan jaringan atau cairan tubuh hospes. Pencernaan ekstrasel, sisa pencernaan dikeluarkan kembali melalui mulut. Sistem saraf: Proses Stimulus Respon: stimulus sel sensoris t.s trans t.s long Ganglion anterior respon t.s trans t.s long efektor. Reproduksi: Vegetatif: - Generatif: Persatuan antara gamet jantan dan gamet betina. Alat reproduksi jantan: testis, vas deferen, seminal vesicle, 14 Respirasi permukaan tubuh: obligat aerob atau fakultatif aerob Tidak memiliki mulut dan alat pencernaan makanan, Makanan berupa sari-sari makanan diserap dari tubuh inang (intestin) melalui setiap proglotid (saprofitik) Sistem saraf: Proses Stimulus Respon: stimulus sel sensoris t.s trans t.s long Ganglion anterior respon t.s trans t.s long efektor. Reproduksi: Vegetatif: - Generatif: Persatuan antara gamet jantan dan gamet betina. Alat reproduksi jantan: testis, vas deferen, seminal vesicle,

testis, vas deferen, seminal vesicle, penis, lubang kelamin. Tidak memiliki bentuk larva. Alat reproduksi betina: ovarium, oviduct, seminal receptacle, vagina, lubang kelamin. penis, lubang kelamin. Larva: miracidium, sporocyst, redia, cercaria metacercaria (bentuk infektif) Alat reproduksi betina: ovarium, oviduct, seminal receptacle/uterus, vagina, lubang kelamin. penis, lubang kelamin. Larva: Hexacanth, oncosphere, cysticercus. Alat reproduksi betina: ovarium, oviduct, seminal receptacle/uterus, vagina, lubang kelamin. Contoh-contoh: Turbellaria Trematoda Cestoda Dugesia tigrina, Bipalium, Fasciola hepatica, Fasciolopsis Taenia solium, Taenia saginata, Notoplana, Planocera buski, Clonorchis sinensis, Taenia pisiformis, Schistosoma haematobium, Echinococcus granulosus, Paragonimus westermani. Hymenolepsis diminuta, Dibothriocephalus latus, Myzophyllobothrium D. Latihan 1.Deskripsikan beberapa ciri khas masing-masing kelas Platyhelminthes dan berikan contoh masing kelas! 2.Jelaskan perbedaan struktur tubuh masing-masing kelas pada Platyhelminthes dengan bagan gambar! 3.Untuk mencegah terjadinya penyebaran dari satu hospes ke hospes yang lainnya, cobalah jelaskan dimana sebaiknya kita memutus rantai daur hidup hewan-hewan parasit Platyhelminthes. 4.Untuk memahami proses fisiologi (resprasi, ekskresi, nutrisi, system saraf, dan reproduksi) pada setiap kelas Platyhelminthes, cobalah anda deskripsikan persamaan dan perbedaan proses tersebut! Untuk lebih mudahnya gunakan table perbandingan. 5.Apabila seorang manusia yang kondisinya sedang lemah kemudian orang tersebut memakan hati sapi yang mengandung telur Fasciola hepatica, lalu memasaknya kurang sempurna sehingga telur tesebut masih memungkinkan untuk menetas, mungkinkah orang tersebut terkena fasciolopsis? 6.Jelaskan keterkaitan antara Platyhelminthes dengan kehidupan manusia! 15

16