KINGDOM ANIMALIA : INVERTEBRATA 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KINGDOM ANIMALIA : INVERTEBRATA 1"

Transkripsi

1 KINGDOM ANIMALIA : INVERTEBRATA 1 by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta 1

2 CiriAnimalia 1. Organisme Eukariotik 2. Multiseluler 3. Heterotrof 4. Bergerak aktif 5. Memiliki banyak otot 6. Memiliki sistem saraf 7. Memiliki sistem respirasi 8. Memiliki sistem ekskresi 9. Reproduksi secara umum dengan generatif 2

3 BentukTubuh Hewan Asimetrik Tak Beraturan Radial Mempunyai tubuh atas(dorsal) dan ventral (bawah) tapi tidak punya bagian depan(anterior) dan bagian belakang(posterior) Bilateral Mempunyai tubuh atas(dorsal) dan ventral (bawah) dan punya bagian depan(anterior) dan bagian belakang(posterior) 3

4 StrukturTubuh Invertebrata Parazoa Eumetazoa Tidak memiliki jaringan Sudah memiliki jaringan Animalia Vertebrata Diploblastik Ektoderm Endoderm Triploblastik Ektoderm Mesoderm Endoderm 4

5 PenyokongTubuh Eksoskeleton RangkaLuar(Arthropoda, Ikan, Ular, Kura-Kura, Penyu, dsb) Denganzatkitinataukapur Endoskeleton RangkaDalam(SemuaVertebrata) Denganzatcalcium carbonat 5

6 PhyllumInvertebrata 1. P 2. C 3. P 4. N 5. A 6. M 7. A 8. E orifera oelenterata latyhelminthes emathelminthes nnelida ollusca rthropoda chinodermata Vermes 6

7 Tigakelompok kelompokhewan hewantriploblastik Cacing pipih Cacing gilig Mesoderm (otot) Endoderm (usus) Mesenkim Aselomata Ektoderm Ektoderm Endoderm (usus) Mesoderm (otot) Pseudoselomata Pseudoselom Organ internal Cacing tanah Mesoderm (otot) Organ internal Ektoderm Selom Endoderm (usus) Mesoderm (peritoneum) Selomata 7

8 Porifera 8

9 Ciri-ciriPorifera Hewan multiseluler paling sederhana Tubuhnya berpori(ostium) Asimetri(tidak beraturan) dan simetri radia Berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan Memilikitigatipesaluranair, yaituasconoid, syconoid, dan leuconoid Pencernaan secara intraseluler di dalam sel koanosit dan sel amoebosit Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton Habitat padaumumnya dilaut 9

10 Ciri-ciriPorifera Aseksual dengan pembentukan tunas dan gemmule. Gemmule disebutjugatunas internal. Gemmule dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh Porifera yang hidup di air tawar. Seksual dengan pembentukan gamet 10

11 Ciri-cirikhususPorifera Pelindung Pinakosit = sel berbentuk pipih dan berdinding tebal Rangka Dari spikula dan spongin TransportasiMakanandanO 2 Digerakkan oleh sel amoeboid (amoebosit) Pencernaan Intraselular; menggunakan sel koanosit 11

12 12

13 Macam-MacamSpikula 13

14 KlasifikasiPorifera A. Calcarea(kapur kapur) Spikula tersusun atas zat kapur karbonat (CaCO 3 ), hidup di air dangkal dan koanositnya besar. Contoh: Sycon dan Clathrina Clathrina coriacea 14

15 B. Hexactinellida(ujung enam) Spikula dari zat kersik (silika), hidup di laut dalam. Contoh: Pheronema, Euplectella Euplectella aspergillum (Venus' Flower Basket) 15

16 C. Demospongia(spons spons tebal) Umumnya tidak berangka karena tersusun dari serabut spongin Memiliki saluran air rumit seperti sponge Contoh: Spongilla, Euspongia molisima, Hypospongia equina 16

17 PerananPorifera Porifera Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi. Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi sebagai obat penyakit kanker. Alat pembersih kaca Alat penggosok lantai Penyusun terumbu karang Menurunkan kualitas tiram (merugikan) 17

18 Coelenterata 18

19 Ciri-Ciri CiriCoelenterata Coelenterata 1. Memiliki gastrovaskular (rongga usus) 2. Memiliki tentakel 3. Memiliki sel knidoblas yang membentuk sel penyengat yang disebut nematocyst 4. Memiliki mulut. 5. Hidup dalam air laut 6. Tubuh berbentuk simetris radial 7. Diploblastik yang terdiri dari : 1.Epidermis, 2.Gastrodermis. 19

20 Ciri-Ciri CiriCoelenterata Coelenterata 8. Bentuk tubuh Coelenterata ada 2 macam: 1.Polip, berbentuk tabung 2.Medusa, berbentuk payung 9. Reproduksi: Aseksual pembentuan tunas pada polip Seksual pembentukan gamet pada medusa 20

21 Tentakel berfungsi menangkap mangsa dan memasukkannya ke dalammulut. Tentakel memiliki Knidosit/ knidoblas Tiap knidosit memiliki nematokis 21

22 KlasifikasiCoelenterata A. Hydrozoa (hewan air) 1)Bentuk tubuh selalu polip 2)Terdiri dari a. Hydra sp(hidupdiair tawar, hermafrodit, sistem saraf difusi atau sel saraf tersebar) dan Obelia geniculata (hidup di laut bermetagenesis, hidup berkoloni). 22

23 Cyanea capillata Hydra sp 23

24 KlasifikasiCoelenterata B. Scyphozoa(hewan hewan mangkuk) 1) bentuk tubuh selalu medusa 2) beralat kelamin terpisah. Contoh: Aurelia (uburubur) Aurelia aurita 24

25 KlasifikasiCoelenterata C. Anthozoa(hewan hewan bunga) 1) Berbentukpolip, meliputi anemon laut dan karang 2) Gastrovaskular: - berongga 6 (Metridium marginatum, mawar laut; Fungiapatella, Acroporasp) -berongga8 (Euplexauraantipathes, akarbahar; Alcyonium, karang kulit) Anthopleura xanthogrammica 25

26 Contohsiklus siklushidup hidupcoelenterata Polip untuk makan Tentakel Mulut Medusa dewasa melepaskan telur Ovum Zigot Tunas medusa Sperma Medusa dewasa melepaskan sperma Larva planula Rongga gastrovaskuler Polip bereproduksi secara aseksual Koloni dewasa Siklus hidup Obelia aurita Koloni muda 26

27 PerananCoelenterata Hewan ubur-ubur dibuat tepung ubur-ubur yang diolah menjadi bahan kosmetik / kecantikan. Di Jepang, ubur-ubur dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari aberasiair air laut. Karang merupakan tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan. 27

28 Platyhelminthes 28

29 Ciri-Ciri Platyhelminthes 1. tubuh bulat pipih, bilateral simetris, dan lunak, 2. tidak memiliki sistem peredaran darah dan hermafrodit. 3. Alat pencernakannya belum sempurna, dengan satu lubang, yaitu mulut. 4. Alat eksresi berupa sel api (flame cell). 5. Bersifat triploblastik dimana tubuh terdiri atas entoderm (lapisan dalam), ektoderm (lapisan luar), dan mesoderm (lapisan tengah). 29

30 Kelas Platyhelminthes 1. Tubellaria (Cacing Bulu Getar) 2. Trematoda (Cacing Hisap) 3. Cestoda (Cacing Pita) 30

31 Tubellaria (Cacing Bulu Getar) Contohnya adalah Planaria, dimana: Ciri : 1-60 cm, hidup di air tawar jernih, mempunyai faring yang dapat dijulurkan untuk menangkap makanan. Sistem saraf: sistem tangga tali Sistem ekskresi : flame cell (sel api) Sistem reproduksi : aseksual dengan cara fragmentasi. Bila terpotong, setiap potongan tubuh menjadi planaria baru. seksual, yaitu pembuahan silang. Sistem gerak: dengan silia, atau otot di bawah epidermis. 31

32 Struktur Tubuh Planaria 32

33 Reproduksi Planaria A = Terpotong alami B = Terbelah menjadi 2 C = Terbelah menjadi 3 33

34 34

35 Trematoda (Cacing Hisap) Merupakan parasit. Memiliki penghisap (sucker). Contoh speciesnya: dalam darah: Schistostoma japonicum, Schistostoma mansoni, Schistostoma haematobium. dalam hati: Fasciola hepatica (hati kambing), Clonorchis sinensis (hati manusia) dalam usus: Fasciola buski dalam paru-paru: Paragonimus westermani 35

36 Daur Hidup Fasciola hepatica 36

37 Cestoda (Cacing Pita) Sebagai parasit pada vertebrata. Ciri-cirinya: Tubuh bersegmen-segmen (proglotid). Kepala (skoleks) mempunyai alat penghisap. Tidak memiliki mulut dan alat pencernaan. Penyerapan makanan oleh seluruh permukaan tubuh. contoh: Taenia saginata, Taenia solium 37

38 Daur Hidup Taenia saginata 38

39 Peranan Platyhelminthes Pada umumnya Platyhelminthes merugikan, sebab parasit pada manusia maupun hewan, kecuali Planaria. Planaria dapat dimanfaatkan untuk makanan ikan. Agar terhindar dari infeksi cacing parasit (cacing pita) sebaiknya dilakukan beberapa cara, antara lain: memutuskan daur hidupnya, menghindari infeksi dari larva cacing, tidak membuang tinja sembarangan (sesuai dengan syarat-syarat hidup sehat),dan tidak memakan daging mentah atau setengah matang (masak daging sampai matang). 39

40 Nemathelminthes 40

41 Ciri-Ciri Nemathelminthes Tubuh berbentuk gilig (bulat panjang) Tertutup lapisan lilin (kutikula), Tidak bersegmen, simetris bilateral. Triploblastik pseudoselomata Mempunyai mulut, anus, tidak berkaki dan silium. Kosmopolit atau terdapat di laut, air tawar, darat, kutub, hingga tropis. Hidup bebas dan sebagian parasit. Tidak memiliki jantung dan peredaran darah, tetapi memiliki cairan mirip darah. Kelamin terpisah (jantan dan betina) 41

42 42

43 Struktur tubuh Nemathelminthes Mulut Cincin saraf Faring Usus Ovarium Kutikula Pseudoselom Lubang tempat masuknya sperma dan keluarnya sel telur Anus 43

44 Siklus hidup Ascaris (cacing perut) 1. Cacing dewasa hidupdi dalam usus halus dan bertelur 2. Telur dikeluarkan manusia melalui feses. Tanaman yang ditempeli telur cacing mungkin termakan manusia dan masuk masuk ke mukosa usus halus Telur cacing mengalami perkembangan (18 hari) dan dibawa oleh peredaran darah menuju paru-paru. Cacing menetas dan berkembang menjadi cacing dewasa di dalam paru-paru (10-14 hari) 7. Cacing dewasa menembus dinding alveoli dan menuju bronkus, selanjutnya menuju kerongkongan. Dari kerongkomgan, cacing dewasa menuju usus halus. Cacing dapat hidup di dalam usus halus 2-3 tahun.

45 Daur Hidup Ascaris lumbricoides 45

46 Daur Hidup Cacing Tambang (Ancylostoma duodenale & Necator americanus) 46

47 Contoh Nemathelminthes Ascaris lumbricroides, cacing perut pada manusia Ascaris megalocephala, cacing perut pada kuda Ascaris suilae, cacing perut pada babi Ancylostoma duodenale, cacing tambang Necator americanus, cacing tambang di Amerika tropis Oxyuris/Enterobius vermicularis, cacing kremi Trichinella spirallis, cacing otot pada manusia Trichuris, cacing cambuk Wuchereria/Filaria bancrofti, penyebab kaki gajah Strongyloides sp, infeksi melalui luka Loa sp, cacing mata Onchocerca sp, cacing pembuta Heterodera radicicota, cacing akar 47

48 Contoh-contoh Nemathelminthes Cacing Ascaris jantan dan betina Tiga bibir Ascaris pada ujung anterior Kait kitin pada cacing Ancylostoma duodenale Kaki yang terkena elefantiasis yang disebabkan oleh 48 salah satu Nemathelminthes

49 Annelida 49

50 50

51 Ciri-Ciri Annelida Memiliki segmen seperti cincin Triploblastik selomata Simetri Bilateral Memliki sistem pencernaan yang lengkap Hermafrodit 51

52 Klasifikasi Annelida 1. Polychaeta (Cacing berambut banyak) Cacing palolo (Eunice sp) Cacing wawo (Lysidice oele) Nereis virens 52

53 Klasifikasi Annelida 2. Olygochaeta (Cacing berambut sedikit) Cacing tanah (Lumbriscus terestris) Digaster longmani (cacing tanah raksasa Australia) Pheretima sp 53

54 Klasifikasi Annelida 3. Hirudinea (Cacing tidak berambut) Lintah (Hirudo medicinalis) Haemodipsa sp (pacet) 54

55 Thank you ea/animalia animalia- invertebrata 1-ppt/bio x/feb feb/201 /2016

KINGDOM ANIMALIA. Sebelum belajar kita berdoa dulu yuuuk kawan Berdoa di mulai..

KINGDOM ANIMALIA. Sebelum belajar kita berdoa dulu yuuuk kawan Berdoa di mulai.. KINGDOM ANIMALIA Sebelum belajar kita berdoa dulu yuuuk kawan Berdoa di mulai.. CIRI-CIRI UMUM : Eukariotik, multiseluler tidak memiliki dinding sel Tidak berklorofil dan bersifat heterotrof Dapat bergerak

Lebih terperinci

ANIMALIA. STANDAR KOMPETENSI: Memahami manfaat keanekaragaman hayati

ANIMALIA. STANDAR KOMPETENSI: Memahami manfaat keanekaragaman hayati ANIMALIA STANDAR KOMPETENSI: Memahami manfaat keanekaragaman hayati KOMPETENSI DASAR : Mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan peranannya bagi kehidupan. CIRI CIRI UMUM KINGDOM ANIMALia Eukariot,

Lebih terperinci

Filum Cnidaria dan Ctenophora

Filum Cnidaria dan Ctenophora Filum Cnidaria dan Ctenophora Filum CTENOPHORA dan CNIDARIA dikelompokkan dalam COELENTERATA (berasal dari kata coelos = rongga tubuh atau selom dan enteron = usus). Coelenterata hidupnya di perairan laut

Lebih terperinci

Disebut Cacing Pipih (Flat Worm) dengan ciri antara lain:

Disebut Cacing Pipih (Flat Worm) dengan ciri antara lain: Disebut Cacing Pipih (Flat Worm) dengan ciri antara lain: Tubuh simetri bilateral Belum memiliki sistem peredaran darah Belum memiliki anus Belum memiliki rongga badan (termasuk kelompok Triploblastik

Lebih terperinci

COELENTERATA Coilos = rongga Enteron = usus. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

COELENTERATA Coilos = rongga Enteron = usus. By Luisa Diana Handoyo, M.Si. COELENTERATA Coilos = rongga Enteron = usus By Luisa Diana Handoyo, M.Si. COELENTERATA (= CNIDARIA) Cnido = penyengat Multiseluler Tubuh bersimetri radial Diploblastik (ektoderm dan endoderm) Diantara

Lebih terperinci

CIRI-CIRI COELENTERATA :

CIRI-CIRI COELENTERATA : FILUM COELENTERATA Coelenterata berasal dari kata KOILOS = rongga tubuh atau selom dan ENTERON = usus. Jadi COELENTERON artinya rongga yang berfungsi sebagai usus. Sering juga disebut CNIDARIA CIRI-CIRI

Lebih terperinci

KINDOM ANIMALIA. Drs. Refli., MSc. Disampaikan pada pelatihan Guru-Guru SLTP se Kabupaten Sabu-Raijua Juli 2013

KINDOM ANIMALIA. Drs. Refli., MSc. Disampaikan pada pelatihan Guru-Guru SLTP se Kabupaten Sabu-Raijua Juli 2013 KINDOM ANIMALIA Drs. Refli., MSc Disampaikan pada pelatihan Guru-Guru SLTP se Kabupaten Sabu-Raijua 16-25 Juli 2013 Pengelompokkan Animalia?? (10 mnt) Kingdom Animalia Invertebrata/ Avertebrata (tidak

Lebih terperinci

biologi SET 22 ANIMALIA 2 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM PLATYHELMINTHES a. Struktur Tubuh b.

biologi SET 22 ANIMALIA 2 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM PLATYHELMINTHES a. Struktur Tubuh b. 22 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 22 ANIMALIA 2 A. FILUM PLATYHELMINTHES a. Struktur Tubuh Plathyhelmintes memiliki bentuk tubuh bilateral simetris. Bagian ujung anterior

Lebih terperinci

CARA PERKEMBANGBIAKAN INVERTEBRATA

CARA PERKEMBANGBIAKAN INVERTEBRATA CARA PERKEMBANGBIAKAN INVERTEBRATA Dalam perkembangbiakannya,invertebrata memiliki cara reproduksi sebagai berikut 1. Reproduksi Generatif Reproduksi generative melalui fertilisasi antara sel kelamin jantan

Lebih terperinci

Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata

Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata Ima Yudha Perwira, SPi, MP, MSc (Aquatic) Para saintis menempatkan hewan pada dua katergori utama, yaitu: invertebrata (in = tanpa, vertebrae

Lebih terperinci

Adina Rizka Amalia. Hafizhuddin Wafi. Annisa Putri Ningsih FILLUM PORIFERA. Nurul Hasna K. Bunga Amalia. Ulya Amalia

Adina Rizka Amalia. Hafizhuddin Wafi. Annisa Putri Ningsih FILLUM PORIFERA. Nurul Hasna K. Bunga Amalia. Ulya Amalia Adina Rizka Amalia Hafizhuddin Wafi Annisa Putri Ningsih Nurul Hasna K Bunga Amalia Ulya Amalia FILLUM PORIFERA Istilah porifera berasal dari bahasa latin, yaitu Pori yang artinya lubang dan Fere yang

Lebih terperinci

1. PLATYHELMINTHES. Gambar 1. penampang membujur tubuh Planaria dan preparat awetannya Sumber: (http://www.sinauer.com/)

1. PLATYHELMINTHES. Gambar 1. penampang membujur tubuh Planaria dan preparat awetannya Sumber: (http://www.sinauer.com/) VERMES 1. PLATYHELMINTHES Platys= pipih, Helmins = cacing. Jadi Platyhelminthes adalah cacing pipih. Tubuh pipih, epidermis bersilia, tripoblastik, acoelomata, dan simetris bilateral Belum mempunyai sistem

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.5

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.5 1. Organisme yang termasuk organisme uniseluler... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.5 Jamur kancing Singa Amoeba Melinjo Kunci Jawaban : C Organisme uniseluler adalah organisme

Lebih terperinci

Modul III : Animalia 1 hal 1

Modul III : Animalia 1 hal 1 PENDAHULUAN Assalamu alaikum Wr Wb, Selamat bertemu dengan modul yang ketiga ini. Modul ini merupakan modul ketiga dalam mata pelajaran Biologi. Yakni Animalia/ Hewan 1. Dan selamat mempelajari modul Biologi

Lebih terperinci

I MA Y UDHA P E R W I R A

I MA Y UDHA P E R W I R A PORIFERA IMA YUDHA PERWIRA Porifera (Latin, Phorus = pori-pori, ferre = pembawa) adalah hewan invertebrata yang mempunyai tubuh berpori-pori. Bentuk tubuh hewan ini tidak hanya kotak, tapi bermacam macam.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 28 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2 MATERI KINGDOM ANIMALIA FILUM PLATHYHELMINTHES, FILUM NEMATHELMINTHES DAN FILUM ANNELIDA

LAMPIRAN 28 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2 MATERI KINGDOM ANIMALIA FILUM PLATHYHELMINTHES, FILUM NEMATHELMINTHES DAN FILUM ANNELIDA 39 LAMPIRAN 28 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2 MATERI KINGDOM ANIMALIA FILUM PLATHYHELMINTHES, FILUM NEMATHELMINTHES DAN FILUM ANNELIDA K.D 3.8 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke

Lebih terperinci

N E M A T H E L M I N T H E S

N E M A T H E L M I N T H E S N E M A T H E L M I N T H E S Nema = benang, helminthes = cacing Memiliki rongga tubuh yang terbentuk ketika ektodermis membentuk mesodermis, tetapi belum memiliki mesenterium untuk menggantungkan visceral

Lebih terperinci

MAKALAH BIOLOGI HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA. Disusun Oleh : Ira Melita Kelas : XII. IPA. 1

MAKALAH BIOLOGI HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA. Disusun Oleh : Ira Melita Kelas : XII. IPA. 1 MAKALAH BIOLOGI HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA Disusun Oleh : Ira Melita Kelas : XII. IPA. 1 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA MADRASAH ALIYAH NEGERI SURADE 2016 KATA PENGANTAR Assallamu alaikum

Lebih terperinci

ANNELIDA (Annulus=cincin, Oidos=bentuk)

ANNELIDA (Annulus=cincin, Oidos=bentuk) ANNELIDA (Annulus=cincin, Oidos=bentuk) By Luisa Diana Handoyo, M.Si. Christmas tree fanworm LANGKAH KERJA Ambil cacing yg paling besar Letakkan cacing di bak parafin Kedua ujung di tahan dengan jarum

Lebih terperinci

PORIFERA DAN COELENTERATA

PORIFERA DAN COELENTERATA PORIFERA DAN COELENTERATA PORIFERA pori= lubang-lubang kecil, dan faro= membawa, jadi porifera adalah hewan yang membawa/memiliki lubang-lubang kecil pada tubuhnya. Porifera adalah metazoa bersel banyak

Lebih terperinci

PLATYHELMINTHES. Dugesia tigrina. A. Karakteristik

PLATYHELMINTHES. Dugesia tigrina. A. Karakteristik A. Karakteristik PLATYHELMINTHES 1.Tubuh terdiri atas 3 lapisan sel: ektodermis, mesodermis, dan endodermis (triploblastik) 2. Hidup bebas atau parasit 3. Alat ekskresi berupa sel api 4. Alat pencernaan

Lebih terperinci

Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat:

Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: Cacing Tanah (Lumbricus terrestris) I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan karakteristik Lumbricus terrestris b. Menunjukkan apparatus digestorius

Lebih terperinci

biologi SET 21 ANIMALIA 1 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM PORIFERA a. Ciri Ciri Porifera

biologi SET 21 ANIMALIA 1 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM PORIFERA a. Ciri Ciri Porifera 21 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 21 ANIMALIA 1 A. FILUM PORIFERA a. Ciri Ciri Porifera Porifera memiliki permukaan tubuh yang berpori (ostium; ostia (jamak)). Setiap

Lebih terperinci

KLASIFIKASI CNIDARIA. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

KLASIFIKASI CNIDARIA. By Luisa Diana Handoyo, M.Si. KLASIFIKASI CNIDARIA By Luisa Diana Handoyo, M.Si. Tujuan pembelajaran Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan klasifikasi Cnidaria Menjelaskan daur hidup hewan yang

Lebih terperinci

CACING TANAH (Lumbricus terrestris)

CACING TANAH (Lumbricus terrestris) CACING TANAH (Lumbricus terrestris) Kode MPB2b Fapet I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan karakteristik Lumbricus terrestris b. Menunjukkan apparatus

Lebih terperinci

Dimas Dwi Kurniawan KELAS X SMA NEGERI 1 CIBEBER

Dimas Dwi Kurniawan KELAS X SMA NEGERI 1 CIBEBER Dimas Dwi Kurniawan KELAS X SMA NEGERI 1 CIBEBER Saat ini diketahui ada sekitar 9.812.298 jenis hewan dan baru 1.326.239 jenis yang telah diberi nama Dorsal punggung Ventral perut Anterior kepala Posterior

Lebih terperinci

Annelida. lembab terletak di sebelah atas epithel columnar yang banyak mengandung sel-sel kelenjar

Annelida. lembab terletak di sebelah atas epithel columnar yang banyak mengandung sel-sel kelenjar Annelida Karakteristik 1.Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik), tubuhnya bulat dan memanjang biasanya dengan segmen yang jelas baik eksternal maupun internal. 2.Appendages kecil

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan

Lebih terperinci

Porifera dan Coelenterata

Porifera dan Coelenterata Porifera dan Coelenterata Pandangan para ahli: 1.Sponge jar.masih sederhana sehingga koordinasi antar sel belum begitu baik. 2.Belum memiliki jar. yg bertanggung jawab terhadap penghantaran impul dan pergerakan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal Singa. Jamur kancing. Amoeba. Melinjo

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal Singa. Jamur kancing. Amoeba. Melinjo 1. Organisme yang termasuk organisme uniseluler... SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.6 Singa Jamur kancing Amoeba Melinjo Kunci Jawaban : C Organisme uniseluler adalah

Lebih terperinci

Adanya rangka dalam (endoskeleton) berduri yang menembus kulit. Tubuh terdiri dari bagian oral (yang memiliki mulut) dan aboral (yang tidak memiliki mulut). Pada waktu masih larva tubuhnya berbentuk bilateral

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Biologi Task Identification of Annelida. By : Anjar Wicitra Wening Khalikul Haqqur Rahman Taufiqurrahman

Assalamu alaikum Wr. Wb. Biologi Task Identification of Annelida. By : Anjar Wicitra Wening Khalikul Haqqur Rahman Taufiqurrahman Assalamu alaikum Wr. Wb. Biologi Task Identification of Annelida By : Anjar Wicitra Wening Khalikul Haqqur Rahman Taufiqurrahman Ciri-ciri Annelida : ⱷ Tubuhnya tersusun atas cincin-cincin (gelang-gelang)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. STH adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Strongyloides stercoralis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. STH adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Strongyloides stercoralis, 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Soil Trasmitted Helminth Soil Transmitted Helminth ( STH ) merupakan infeksi kecacingan yang disebabkan oleh cacing yang penyebarannya melalui tanah. Cacing yang termasuk STH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Bahan Ajar Sains A. Kajian Teori Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus

Lebih terperinci

VIII BAB. Kingdom Animalia. Kata kunci: hewan, selom, simetris, invertebrata, vertebrata, metamorfosis, notokord

VIII BAB. Kingdom Animalia. Kata kunci: hewan, selom, simetris, invertebrata, vertebrata, metamorfosis, notokord BAB VIII Kingdom Animalia Pada bab ini kamu akan mempelajari ciri-ciri divisi pada kingdom Animalia dan peranannya dalam kehidupan. Setelah mempelajari bab ini diharapkan kamu dapat mengemukakan ciri-ciri

Lebih terperinci

CONEGARAN TRIHARJO KEC. WATES 20 JANUARI 2011 (HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM DESEMBER

CONEGARAN TRIHARJO KEC. WATES 20 JANUARI 2011 (HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM DESEMBER PENGAMATAN EPIDEMIOLOGI HASIL PEMERIKSAAN KECACINGAN di SD MUH. KEDUNGGONG, SD DUKUH NGESTIHARJO,SDN I BENDUNGAN dan SD CONEGARAN TRIHARJO KEC. WATES 20 JANUARI 2011 (HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM DESEMBER

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLATIHAN SOAL BAB 11

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLATIHAN SOAL BAB 11 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLATIHAN SOAL BAB 11 1. Bagian sel yang berfungsi untuk mengatur seluruh kegiatan sel adalah http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/bio-7-11a.png

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Suzuki Metode Suzuki adalah suatu metode yang digunakan untuk pemeriksaan telur Soil Transmitted Helmints dalam tanah. Metode ini menggunakan Sulfas Magnesium yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Soil Transmitted Helminth Soil Transmitted Helminth adalah Nematoda Intestinal yang berhabitat di saluran pencernaan, dan siklus hidupnya untuk mencapai stadium infektif dan

Lebih terperinci

2. Strongyloides stercoralis

2. Strongyloides stercoralis NEMATODA USUS CIRI-CIRI UMUM Simetris bilateral, tripoblastik, tidak memiliki appendages Memiliki coelom yang disebut pseudocoelomata Alat pencernaan lengkap Alat ekskresi dengan sel renette atau sistem

Lebih terperinci

FILUM MOLLUSCA KELOMPOK 1

FILUM MOLLUSCA KELOMPOK 1 FILUM MOLLUSCA KELOMPOK 1 PENGERTIAN MOLLUSCA Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu molluscus yang artinya lunak. Jadi Filum Mollusca adalah kelompok hewan invertebrata yang memiliki tubuh lunak. Tubuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soil transmitted helminths adalah cacing perut yang siklus hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soil transmitted helminths adalah cacing perut yang siklus hidup dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Soil Transmitted Helminths 1. Pengertian Soil transmitted helminths adalah cacing perut yang siklus hidup dan penularannya melalui tanah. Di Indonesia terdapat lima species cacing

Lebih terperinci

1.Tumbuhan Lumut. Ciri-ciri lumut:

1.Tumbuhan Lumut. Ciri-ciri lumut: 1.Tumbuhan Lumut Ciri-ciri lumut: 1. Habitat tempat lembab dan di batu-batuan 2. Autotrof Fotosintetik (memiliki klorofil) 3. Belum terdapat floem dan Xilem, fotosintesis dilakukan dengan cara difusi dan

Lebih terperinci

TREMATODA PENDAHULUAN

TREMATODA PENDAHULUAN TREMATODA PENDAHULUAN Trematoda termasuk dalam filum Platyhelminthes Morfologi umum : Pipih seperti daun, tidak bersegmen Tidak mempunyai rongga badan Mempunyai 2 batil isap : mulut dan perut. Mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu keperawatan dasar adalah ilmu penting dalam perawatan manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu keperawatan dasar adalah ilmu penting dalam perawatan manusia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu keperawatan dasar adalah ilmu penting dalam perawatan manusia yang saling berhubungan. Nematda adalah ilmu yang mempelajari tentang hewan kecil/cacing gilik. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ascaris lumbricoides Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar nematoda ini menyebabkan masalah kesehatan masyarakat Indonesia (FKUI, 1998). Termasuk dalam

Lebih terperinci

Ciri-ciri umum cestoda usus

Ciri-ciri umum cestoda usus Ciri-ciri umum cestoda usus Bentuk tubuh pipih, terdiri dari kepala (scolex) dilengkapi dengan sucker dan tubuh (proglotid) Panjang antara 2-3m Bersifat hermaprodit Hidup sebagai parasit dalam usus vertebrata

Lebih terperinci

BIOLOGI LAUT Mollusca

BIOLOGI LAUT Mollusca MAKALAH BIOLOGI LAUT Mollusca MUSDALIFAH L211 13 006 MELINDA DAVID L211 13 016 JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 KATA PENGANTAR Tiada untaian

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.1 1. Berikut ini yang termasuk fase-fase perkembangan manusia 1. Morula 2. Brastula 3. Grastula Dari pernyataan diatas yang menunjukkan

Lebih terperinci

Struktur dan Fungsi Tubuh

Struktur dan Fungsi Tubuh Phylum Porifera Porifera dalam bahasa latin, kata Porus berarti Pori dan Fer berarti membawa. Porifera adalah hewan multiseluler (metazoa) yang paling sederhana. Hewan ini memiliki ciri umum, yaitu tubuhnya

Lebih terperinci

Kadang2 ada kait2 Tanpa kait-kait Tanpa mulut Mempunyai mulut Rongga Badan Rongga Badan Tidak ada Tidak ada Saluran Pencernaan Saluran Pencernaan Tida

Kadang2 ada kait2 Tanpa kait-kait Tanpa mulut Mempunyai mulut Rongga Badan Rongga Badan Tidak ada Tidak ada Saluran Pencernaan Saluran Pencernaan Tida HELMINTHES (CACING) * NEMATODA Bentuk : Selinder Tidak bersegmen Bagian Anterior Tanpa alat isap Tanpa kait-kait Mempunyai mulut Rongga Badan Ada Saluran Pencernaan Ada, mempunyai anus Kelamin Terpisah

Lebih terperinci

Kode Mata Kuliah : BI402 Program Studi : Pendidikan Biologi Jenjang : S 1

Kode Mata Kuliah : BI402 Program Studi : Pendidikan Biologi Jenjang : S 1 S A T U A N A C A R A P E R K U L I A H A N Mata Kuliah : Zoologi Invertebrata Kode Mata Kuliah : BI402 Program Studi : Pendidikan Biologi Jenjang : S 1 Semester : Ganjil/Genap Jumlah SKS : 3 Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah seperangkat proses kognitif yang merubah sifat stimulasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah seperangkat proses kognitif yang merubah sifat stimulasi 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1.1 Pengertian Belajar Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2006), belajar adalah seperangkat proses kognitif yang merubah sifat stimulasi lingkungan,

Lebih terperinci

PENGANTAR KBM MATA KULIAH BIOMEDIK I. (Bagian Parasitologi) didik.dosen.unimus.ac.id

PENGANTAR KBM MATA KULIAH BIOMEDIK I. (Bagian Parasitologi) didik.dosen.unimus.ac.id PENGANTAR KBM MATA KULIAH BIOMEDIK I (Bagian Parasitologi) Pengertian Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari jasad renik yang hidup pada jasad lain di dalam maupun di luar tubuh dengan maksud mengambil

Lebih terperinci

TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF

TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF ANGGOTA KELOMPOK : 1. ANNISA SALIZA 2. REGYTA ANUGRAH MAHAPUTRI SAMUEL 3. TYAS AYU FADILLAH 4. WIRA YUDA KHOIRUL A 5. WIWID SEKAR U 6. YOHANES JUAN BAGUS

Lebih terperinci

Sistem Respirasi Pada Hewan

Sistem Respirasi Pada Hewan Sistem Respirasi Pada Hewan Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang

Lebih terperinci

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Pengertian pertumbuhan adalah Proses pertambahan volume dan jumlah sel sehingga ukuran tubuh makhluk hidup tersebut bertambah besar. Pertumbuhan bersifat irreversible

Lebih terperinci

B. Ekosistem Hutan Mangrove

B. Ekosistem Hutan Mangrove B. Ekosistem Hutan Mangrove 1. Deskripsi merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh di daerah pasang surut pantai berlumpur. umumnya tumbuh

Lebih terperinci

ANIMALIA (DUNIA HEWAN ) LOGO

ANIMALIA (DUNIA HEWAN ) LOGO ANIMALIA (DUNIA HEWAN ) LOGO CIRI UMUM ANIMALIA Ukurannya bervariasi yaitu mulai dari yang mikroskopis sampai yang paling besar Uniseluler atau Multiseluler Tidak berdinding sel Tidak berplastida dan klorofil

Lebih terperinci

E C H I N O D E R M A T A

E C H I N O D E R M A T A E C H I N O D E R M A T A A. Karakteristik 1.Umumnya bilateral simetris pada waktu larva dan radial simetris setelah dewasa; tubuhnya terdiri atas lima bagianatau keping ; memiliki tiga lapisan sel (triploblastik

Lebih terperinci

DAUR HIDUP PARASIT MALARIA VCB 99

DAUR HIDUP PARASIT MALARIA VCB 99 Ukuran 700 1000 mm, berat kertas ± 200 g/m² dilapisi dengan "UV cure coating untuk melindungi dari kelembaban. Ujung atas dan bawah diberi rangka logam, dilengkapi dengan lubang penggantung. Hasil cetakan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.3. igotik. Embrionik. Pasca lahir

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.3. igotik. Embrionik. Pasca lahir 1. Metamorfosis merupakan tahap pada fase... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.3 igotik Embrionik Pasca embrionik Pasca lahir Fase Pasca Embrionik Yaitu pertumbuhan

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN 2. JENIS PENYAKIT CACINGAN

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN 2. JENIS PENYAKIT CACINGAN I. JEMS.JENIS CACING PARASIT USUS YANG UMUM MENYERANG ANAK BALITA DAN ORANG YANG PROFESINYA BERHUBTJNGAN DENGAN TANAH Oleh: Dr. Bambang Heru Budianto, MS.*) I. PENDAHULUAN Penyakit cacing usus oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nematoda adalah cacing yang berbentuk panjang, silindris (gilig) tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nematoda adalah cacing yang berbentuk panjang, silindris (gilig) tidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Soil Transmitted Helminhs Nematoda adalah cacing yang berbentuk panjang, silindris (gilig) tidak bersegmen dan tubuhnya bilateral simetrik. Panjang cacing ini mulai

Lebih terperinci

Struktur dan Fungsi Hewan Tujuan Instruksional Khusus

Struktur dan Fungsi Hewan Tujuan Instruksional Khusus Struktur dan Fungsi Hewan Tujuan Instruksional Khusus Menjelaskan: Struktur Hewan Fungsi Hayati Hewan Energi dan Materi Kuliah Hewan 1 Homeostasis Koordinasi dan Pengendalian Kuliah Kontinuitas Kehidupan

Lebih terperinci

A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem difusi Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah tertutup 2. Porifera

A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem difusi Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah tertutup 2. Porifera A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem sirkulasi pada hewan dibedakan menjadi 3, yaitu : Sistem difusi : terjadi pada avertebrata rendah seperti paramecium, amoeba maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi

Lebih terperinci

BAB II PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENDEKATAN NILAI PADA SUBKONSEP INVERTEBRATA TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA

BAB II PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENDEKATAN NILAI PADA SUBKONSEP INVERTEBRATA TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA BAB II PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENDEKATAN NILAI PADA SUBKONSEP INVERTEBRATA TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA A. Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Nilai Pembelajaran berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecacingan (Ascariasis dan Trichuriasis) 1. Definisi Ascariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing Ascaris lumbricoides dalam tubuh manusia. Spesies cacing yang

Lebih terperinci

Simetri. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/29/2016. Kingdom Animalia (Dunia Hewan)

Simetri. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/29/2016. Kingdom Animalia (Dunia Hewan) UNSYIAH Universitas Syiah Kuala Pengantar Biologi MPA-107, 3 (2-1) Kuliah 12 BIOSISTEMATIKA & EVOLUSI: HEWAN Tim Pengantar Biologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah Kingdom Animalia (Dunia Hewan) Ilmuwan telah

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 2.1 Helminthiasis Cacing merupakan parasit yang bisa terdapat pada manusia dan hewan yang sifatnya merugikan dimana manusia merupakan hospes dari beberapa Nematoda usus. Sebagian besar daripada Nematoda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Spesies Soil Transmitted Helminths termasuk fillum Nematohelminthes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Spesies Soil Transmitted Helminths termasuk fillum Nematohelminthes BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Cacing Yang Siklus Hidupnya Melalui Tanah 1. klasifikasi Spesies Soil Transmitted Helminths termasuk fillum Nematohelminthes dan mempunyai kelas Nematoda, sedangkan superfamili

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM AVERTEBRATA AIR

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM AVERTEBRATA AIR 1 LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM AVERTEBRATA AIR Laporan ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Kelulusan Mata Kuliah Avertebrata Air OLEH : ARDANA KURNIAJI I1A2 10 097 PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih dari satu miliar orang terinfeksi oleh Soil Transmitted Helminth (STH) (Freeman et al, 2015).

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.3.

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.3. SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.3 1. Jenis organisme dan cara reproduksi yang tepat adalah... Jahe -Stolon

Lebih terperinci

1.Klasifikasi dan Nomenklatur a.macam-macam Klasifikasi yang dilakukan oleh para ahli taksonomi b.nomenklatur

1.Klasifikasi dan Nomenklatur a.macam-macam Klasifikasi yang dilakukan oleh para ahli taksonomi b.nomenklatur Khusus I. Tujuan Umum (TPU) mengkomunikasikan tentang Klasifikasi dan Nomenklatur. Tujuan Khusus (TPK) mahasiswa diharapkan dapat: 1.mendeskripsikan mbali pengertian klasifikasi 2.menjelaskan prinsip dasar

Lebih terperinci

9/28/2016 BIOSISTEMATIKA HEWAN. Simetri. Kingdom animalia (Dunia hewan)

9/28/2016 BIOSISTEMATIKA HEWAN. Simetri. Kingdom animalia (Dunia hewan) U1 Kingdom animalia (Dunia hewan) Ilmuwan telah mengidentifikasi lebih dari 1,3 juta spesies hewan. BIOSISTEMATIKA HEWAN Hewan merupakan organisme multiselular dan heterotrof Reproduksi umumnya secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Cacingan Cacing merupakan salah satu parasit pada manusia dan hewan yang sifatnya merugikan dimana manusia merupakan hospes untuk beberapa jenis cacing yang termasuk

Lebih terperinci

Pertemuan XI: Struktur dan Fungsi Hayati Hewan. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

Pertemuan XI: Struktur dan Fungsi Hayati Hewan. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 Pertemuan XI: Struktur dan Fungsi Hayati Hewan Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 1 Struktur dan Fungsi Hewan Tujuan Instruksional Khusus Menjelaskan: Struktur Hewan Fungsi Hayati Hewan Energi

Lebih terperinci

Porifera. Nama : Nazwir. Kelas : X. 8. Tugas : Biologi

Porifera. Nama : Nazwir. Kelas : X. 8. Tugas : Biologi Nama : Nazwir Kelas : X. 8 Tugas : Biologi Porifera Porifera merupakan hewan yang tubuhnya mengandung lubang-lubang kecil atau hewan berporipori. Fungsi dari pori tersebut sebagai jalan masuknya air ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizhopoda merupakan satu kelas dari lima pembagian kelas yang termasuk dalam protozhoa. Ukuran protozoa bervariasi, yaitu mulai kurang dari 10 mikron(µm) dan ada yang

Lebih terperinci

EKOSISTEM LAUT DANGKAL EKOSISTEM LAUT DANGKAL

EKOSISTEM LAUT DANGKAL EKOSISTEM LAUT DANGKAL EKOSISTEM LAUT DANGKAL Oleh : Nurul Dhewani dan Suharsono Lokakarya Muatan Lokal, Seaworld, Jakarta, 30 Juni 2002 EKOSISTEM LAUT DANGKAL Hutan Bakau Padang Lamun Terumbu Karang 1 Hutan Mangrove/Bakau Kata

Lebih terperinci

RPP MATERI INDIKATOR Pengertian klasifikasi

RPP MATERI INDIKATOR Pengertian klasifikasi Analisis Materi Pembelajaran (AMP). RPP MATERI INDIKATOR Untuk mempermudah dalam mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, manusia melakukan pengelompokkan makhluk hidup. Pengelompokan makhluk hidup itu

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id la l b T'b ', */'i I. PENDAHULUAN zt=r- (ttrt u1 II. JENIS PENYAKIT CACINGA}I '"/ *

bio.unsoed.ac.id la l b T'b ', */'i I. PENDAHULUAN zt=r- (ttrt u1 II. JENIS PENYAKIT CACINGA}I '/ * i zt=r- (ttrt u1 la l b T'b ', */'i '"/ * I. JENIS.JENIS CACING PARASIT USUS YANG UMUM MENYERANG ANAK SEKOLAH DASAR-) Oleh : Dr. Bambang Heru Budianto, MS.**) I. PENDAHULUAN Penyakit cacing usus oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. firman Allah ( QS. An-Nahl : 78),

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. firman Allah ( QS. An-Nahl : 78), A. Landasan Teori BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 1. Belajar dan Pembelajaran a. Definisi Belajar Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian

Lebih terperinci

Taenia saginata dan Taenia solium

Taenia saginata dan Taenia solium Taenia saginata dan Taenia solium Mata kuliah Parasitologi Disusun Oleh : Fakhri Muhammad Fathul Fitriyah Ina Isna Saumi Larasati Wijayanti Sri Wahyuni Kelompok 6 DIV KESEHATAN LINGKUNGAN TAKSONOMI Taenia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang prevalensinya sangat tinggi di Indonesia, terutama cacing usus yang ditularkan melalui tanah atau Soil Transmitted Helminth

Lebih terperinci

PARASIT. Yuga

PARASIT. Yuga PARASIT Yuga 03008028 Keterangan AL : Ascaris Lumbricoides BC : Balantidium Coli Telur AL Dibuahi Ukuran 60-45 mikron, Bentuk agak lonjong, dinding luar ada 3 lapis salah satunya lapisan albuminoid bergerigi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Budidaya Sapi Potong Ternak sapi khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan makanan berupa daging yang memiliki nilai

Lebih terperinci

MAKALAH MASALAH KECACINGAN DAN INTERVENSI

MAKALAH MASALAH KECACINGAN DAN INTERVENSI MAKALAH MASALAH KECACINGAN DAN INTERVENSI Oleh: Muhammad Fawwaz (101211132016) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA 1 DAFTAR ISI COVER... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I... 3 A. LATAR BELAKANG...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. personal hygiene. Hygiene berasal dari kata hygea. Hygea dikenal dalam sejarah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. personal hygiene. Hygiene berasal dari kata hygea. Hygea dikenal dalam sejarah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hygiene Perorangan Hygiene perorangan disebut juga kebersihan diri, kesehatan perorangan atau personal hygiene. Hygiene berasal dari kata hygea. Hygea dikenal dalam sejarah Yunani

Lebih terperinci

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Materi Pokok Sub Topik Alokasi Waktu : SMP N 1 Prambanan Klaten : IPA : VII/I : Klasifikasi Makhluk Hidup : Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetahuan 2.1.1.1 Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah terjadinya pengindraan terhadap suatu objek menggunakan panca indra manusia,

Lebih terperinci

Terdiri dari 1. Nemathelminthes ( Cacing gilik / nema = benang) 2. Platyhelmintes (Cacing pipih) A. Trematoda (Cacing daun) B. Cestoda (Cacing pita)

Terdiri dari 1. Nemathelminthes ( Cacing gilik / nema = benang) 2. Platyhelmintes (Cacing pipih) A. Trematoda (Cacing daun) B. Cestoda (Cacing pita) Ani Radiati MKes Terdiri dari 1. Nemathelminthes ( Cacing gilik / nema = benang) 2. Platyhelmintes (Cacing pipih) A. Trematoda (Cacing daun) B. Cestoda (Cacing pita) NEMATODA USUS - Ascaris lumbricoides

Lebih terperinci

BIOLOGI X. 1. Menjelaskan keanekaragaman hayati tingkat gen

BIOLOGI X. 1. Menjelaskan keanekaragaman hayati tingkat gen Keanekaragaman Hayati BIOLOGI X 1. Menjelaskan keanekaragaman hayati tingkat gen Keanekaragaman individu dalam species yang sama. Misal : mawar merah, mawar putih kelapa kopyor, kelapa hijau, kelapa gading

Lebih terperinci

Sub Bab Gastrulasi mengatur kembali blastula untuk membentuk sebuah embrio berlapis tiga dengan perut primitif

Sub Bab Gastrulasi mengatur kembali blastula untuk membentuk sebuah embrio berlapis tiga dengan perut primitif UNIT TUJUH BENTUK DAN FUNGSI HEWAN BAB 47 Perkembangan Hewan Sub Bab mengatur kembali blastula untuk sebuah embrio berlapis tiga perut primitif Teks Asli Penghapusan Penyisipan Teks Dasar Proses morfogenetik

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

Phylum Echinodermata

Phylum Echinodermata Phylum Echinodermata Echinodermata berasal dari bahasa yunani yaitu echinos/echinus = landak, derma = kulit. Echinodermata adalah hewan kulitnya seperti landak atau kulit berduri. Pada umumnya hidup di

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Landak Jawa ( Hystrix javanica

TINJAUAN PUSTAKA Landak Jawa ( Hystrix javanica 14 TINJAUAN PUSTAKA Landak Jawa (Hystrix javanica) Klasifikasi Landak Jawa menurut Duff dan Lawson (2004) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Rodentia Famili

Lebih terperinci

xvii Universitas Sumatera Utara

xvii Universitas Sumatera Utara xvii BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Soil Transmitted Helminths Manusia merupakan hospes yang utama untuk beberapa nematoda usus. Sebagian besar dari nematoda ini menyebabkan masalah kesehatan yang penting

Lebih terperinci