TUGAS AKHIR Perencanaan Kapal Muatan Curah Tanpa Air Ballast DISUSUN OLEH : Ronggo kusuma Wardhana 4104.100.042 Pembimbing : Ir. Wasis Dwi Aryawan, M,Sc. P,Hd. JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
LATAR BELAKANG Owner Requirement - Kapal pemuat curah ( Bulk Carrier) gandum - Mempunyai kecepatan 13 knot - Mempunyai bobotmati 25.000DWT / mempunyai ruang muat 30.000 m 3 - Radius pelayaran 6 000 nautical mile - Kapal tidak harus menggunakan sistem pengolahan air ballast seperti yang disarankan oleh IMO karena sistem ini dianggap mahal yaitu $ 500.000untuk setiap kapal. - Desainer diberikan kebebasan untuk menentukan metode lain sebagai alternatif pengganti sistem pengolahan air ballast yang disarankan IMO.
LATAR BELAKANG Perpindahan air ballast yang disimpan dalam tanki air ballast yang kemudian dibuang dapat menyebabkan beberapa dampak negatif bagi kesehatan manusia selain itu juga berdampak buruk pada lingkungan hidup laut dimana air ballast tersebut dibuang. Berikut beberapa contoh dampak buruk pembuangan air ballast yang dikeluarkan oleh IMO.(International Convention for Control and Management of Ship s Ballast Water and Sediment IMO (International Maritime Organization) pada 13 Februari 2004 :
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG 2. Metode desain kapal, dengan metode desain kapal telah dibuat beberapa desain kapal yang tidak menggunakan pengolahan air ballast diantaranya adalah: - Non Ballast Water Ship yang dikembangkan oleh Shipbuilding Research Center of Japan (SRC). - Free Ballast Ship yang dikembangkan oleh Prof. Michael G. Parson Departement Of Naval Architecture University Of Michigan
BATASAN MASALAH Jenis kapal yang dibahas adalah kapal pemuat curah atau yang biasa disebut kapal bulk carier. Desain kapal bulk carrier yang dibahas lazim sebagaimana kapal bulk carrier konvensional, perbedaanya hanya pada desain pengganti tanki air ballast. Perencanaan kapal menggunakan metode Parental Ship. Top side tank pada kapal ini tidak dibahas karena kapal pada kondisi kosong. Bagian konstruksi kapal tidak dibahas secara detail. Ownwer Requirement kapal ditentukan oleh dosen pembimbing tugas akhir.
TUJUAN Merencanakan kapal muatan curah sesuai dengan owner requirement Mendesain kapal tanpa menggunakan sistem pengolahan air ballast yang disarankan oleh IMO dengan alternatif lain yaitu air dialirkan melalui bottom kapal Memodifikasi kapal muatan curah konvensional menjadi kapal muatan curah tanpa air ballast Mengetahui stabilitas dari kapal yang dimodifikasi karena sebagai pengganti tanki ballast air dialirkan melalui bottom kapal. Mengetahui kondisi tertentu kapal yang dimodifikasi pada saat kapal terjadi kebocoran pada bagain tertentu
MANFAAT Perencanaan kapal tanpa ballast dapat digunakan oleh desainer kapal sebagai alternatif sistem pengolahan air ballast yang disarankan oleh IMO Model kapal muatan curah tanpa air ballast dapat digunakan sebagai media proses belajar mengajar
METODOLOGI PENELITIAN
PERENCANAAN Data kapal dan owner requirement - Didapatkan 6 data kapal 1. Yoki Maru 20.000 DWT Bulk Carrier 2. Sea Lova 25.500 DWT Bulk Carrier 3. Ryan 30.000 DWT Bulk Carrier 4. Dennis 25.000 DWT Bulk Carrier 5. Pacific Quen 7, 30.000 DWT Bulk Carrier 6. Tori Sea 23.800 DWT Bulk Carrier
Dipilih kapal no 4 sebagai Parental Ship karena mendekati owner requirement, dengan data kapal sebagai berikut: Owner requirement Kapal no 4 kecepatan / Vs 13 knot 13 knot DWT 20.000-30.000 ton 25.000 ton / ruang muat 30.000 m 3 30.495 m 3 radius pelayaran 6000 n.mile 12.000 n.mile Loa 159.2 m Lbp 149.4 m B 25 m H 13,3 m T 7.4 m Class BV
Kapal muatan curah tanpa ballast sebagai alternatif sistem pengolahan air ballast yang disarankan oleh IMO Dengan menggunakan metode no dua Kapal tidak menggunakan tanki ballast sebagai penyimpan air ballast karena air ballast dapat menyebabkan dampak negatif bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup laut dan metode ini sebagai alternatif sistem pengolahan air ballast yang disarankan IMO. Air mengalir pada bagian bottom kapal sebagai pengganti fungsi tanki ballast.
Dengan metode no dua Kapal diberikan lubang agar air dapat mengalir
Air mengalir pada bagian konstruksi bottom kapal
Rencana katup digunakan pada saat kapal bermuatan