terbanyak keempat didunia, menurut Akbar (2015), jumlah penduduk mencapai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

Perpustakaan Unika SKALA DISIPLIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memiliki satu

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. transportasi pribadi khususnya sepeda motor guna mempercepat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk berpindah atau bergerak tersebut akan semakin intensif. Hal ini tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. pemantapan integrasi nasional guna memperkukuh ketahanan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu

BAB I. Berdasarkan data dari Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia

KAWASAN TERTIB LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi.

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

BAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dengan mudah. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka

KUESIONER. Identitas Responden

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aas Assa adatul Muthi ah, 2015

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan tertentu dengan mempergunakan alat tertentu pula.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah

Perpustakaan Unika LAMPIRAN KUESIONER 30

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PENGEMUDI SEPEDA MOTOR PADA BERBAGAI KEADAAN LALU LINTAS JALAN DENGAN KARAKTERISTIK PENGEMUDI, KENDARAAN, DAN PERJALANAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan 4 Sekolah Menengah Pertama di Kota Yogyakarta. dengan Kampus, sekolah, dan rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Bandung dari hari ke hari

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sepeda motor yang tidak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi). Kurangnya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widya Budhi Wicoksono, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

Foto 5. public adress Foto 7. public adress

BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini banyak masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi sehingga tingkat

Gambar 2.1 Orang menyeberang jalan lewat zebra cross.

I. PENDAHULUAN. Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang permasalah. Semua makhluk hidup pasti sangat membutuhkan lalu lintas, untuk berpindah

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,

BAB I PENDAHULUAN. hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Masyarakat Transparansi Indonesia Kajian Page 1 of 6

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan penggunaan sepeda motor di Negara Indonesia sebagai salah

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

KONDISI EKSISTING. Data hasil survei angkot jalur ABG/H

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

Lampiran 1: Keterangan Telah Melakukan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

Detail denda lalu lintas berserta pasal ( tilang ),

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

INFORMASI KEHIDUPAN BERBAGAI BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

1. PENDAHULUAN. tidur hingga kembali tidur. Menurut Harold Lasswell, lalu lintas dimana polisi lalu lintas bertindak sebagai komunikator

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Lalu lintas di Yogyakarta sudah semakin padat dengan meningkatnya

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap pelarangan penggunaan HP saat berkendaraan dapat disimpulkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. tahun 2010 jumlah kecelakaan yang terjadi sebanyak sedangkan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang berbunyi Negara Indonesia adalah negara hukum. 1 Artinya

PERILAKU PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM MENGUTAMAKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS

BAB VI PENUTUP. Labuan Bajo Manggarai Barat NTT, maka dapat disimpulkan: 1) Berdasarkan kelengkapan pengendara kendaraan sepeda motor di

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadi di kota-kota besar di negara-negara sedang berkembang. Di Indonesia

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAJAR SMP MENGEMUDIKAN SEPEDA MOTOR TANPA MEMILIKI SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TATA TERTIB LALU LINTAS BAGI KENDARAAN BERMOTOR. yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengguna jalan itu bukan hanya satu, dua atau tiga orang. Belasan,

UPAYA MENEKAN TINGGINYA ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS MELALUI SOSIALISASI UU NO

EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia salah satu negara berkembang yang memiliki populasi penduduk terbanyak keempat didunia, menurut Akbar (2015), jumlah penduduk mencapai 254,9 juta jiwa. Dengan pola pertumbuhan penduduk semakin hari semakin cepat, maka penggunaan transportasi akan semakin meningkat dan kendaraan juga meningkat. Wulandari (2015), mengungkapkan jumlah kendaraan yang melintas di jalan-jalan perkotaan setiap harinya sangat banyak bahkan melebihi kapasitas jalan yang tersedia. Sejak ditemukan kendaraan bermotor lebih seabad lalu, diperkirakan sekitar 30 juta orang mengalami kecelakaan lalu lintas. Menurut sensus yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Aset Daerah (2013), pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Sukoharjo, Jawa Tengah terus meningkat. Pada tahun 2013 saja dengan jumlah penduduk 857.421 jiwa, dengan objek kendaran bermotor mencapai 425.965 unit. Masalah sikap berlalu lintas sudah merupakan suatu fenomena yang umum terjadi di kota-kota besar di negara-negara yang sedang berkembang. Pertambahan jumlah kendaraan yang lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan prasarana jalan mengakibatkan berbagai masalah lalu lintas, contohnya kemacetan dan kecelakaan. Kecelakaan lalu lintas di Indonesia, selama 2015 ternyata cukup tinggi hingga menembus angka puluhan ribu. Berdasarkan data Korps Lalu Lintas Mabes Polri hingga September 2015 jumlah kasus kecelakaan lalu lintas mencapai 23.000 kasus. Banyaknya angka kecelakaan ini diakibatkan human error, sifat tak 1

2 disiplin pengendara di jalanan, dan mindset masyarakat terkait kendaraan (merdeka.com 2015). Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan para pelajar seringkali terjadi di Sukabumi. Fenomena ini ditanggapi Satuan Lalu Lintas Polres Sukabumi Kota dengan melakukan sosialisasi keselamatan berlalu lintas ke sekolah-sekolah, upaya sosialisasi dilakukan ke SMP Negeri 15 Kota Sukabumi Menurut Karyaman, dari data kepolisian menyebutkan kasus kecelakaan terbanyak dialami pelajar tingkat SMP dan SMA, sehingga kedua tingkatan sekolah tersebut menjadi target sosialisasi dari petugas. Selain polisi orangtua juga harus memberikan arahan kepada anaknya agar tidak menggunakan kendaraan roda dua ke sekolah. Langkah ini efektif untuk menekan kasus kecelakaan lalu lintas di jalan raya (Prayogi, 2015). Menurut Akkateba & Gyimah (2013) bahwa jenis kelamin dan usia sangat berpengaruh pada pelanggaran lalu lintas. Semakin muda pengendara kendaraan maka tingkat pelanggaran lalu lintas semakin tinggi. Pelanggaran lalu lintas meliputi, menaati lampu lalu lintas, memotong kemacetan dan melawan arah. Laki-laki muda lebih banyak melakukan pelanggaran dan mengacuhkan keselamatan dibandingkan dengan perempuan. Dari fenomena tersebut peneliti melakukan interview terhadap empat orang subjek, dua subjek siswa SMP dan dua subjek siswa SMK. Subjek pertama berinisial B berusia ± 15 tahun yang saat ini duduk di bangku SMP kelas 3. Subjek mengaku ketika berangkat ke sekolah menggunakan kendara bermotor karena tidak ada yang mengantar ke sekolah. Subjek sudah mulai menggunakan

3 kendaraan untuk ke sekolah sejak kelas 1 SMP, kemudian menitipkan kendaraan di parkiran depan sekolah. Subjek tidak memiliki sim dan jarang menggunakan helm pada saat berkendara. Saya kalau ke sekolah naik motor mas, karena bapak ibu nggak bisa nganter semuanya kerja. Kalau mau naik sepeda capek. Udah dari kelas tujuh smp saya naik motor kadang ya pake helm kalau pas lewat jalan raya, tapi kalau lewat jalan kampung nggak pake helm. Kalau sekolah motornya ya saya titipkan di depan sekolah ada penitipan sepeda motor. Saya juga belum punya sim karena umur saya belum cukup. Subjek mengetahui peraturan-peraturan yang berlaku pada saat berkendara, namun subjek seringkali mengindahkan peraturan tersebut. Sekolah memiliki peraturan tidak memperbolehkan siswa untuk menggunakan motor ke sekolah, meskipun demikian masih banyak siswa yang tetap menggunakan kendaraan bermotor. Akhirnya pihak sekolah memberikan ijin untuk memperbolehkan penggunaan sepeda motor namun sesuai dengan peraturan lalu lintas yang sudah ada. Ya sebenere saya tahu mas peraturan lalu lintas yang ada, tapi ya mau gimana lagi yang penting selamat sampai tujuan. Rambu-rambu itu saya juga tahu makane saya mending lewat kampung aja. Dari sekolah yo sebenere nggak ngebolehin untuk naik motor ke sekolah tapi karena juga masalahe ndak ada yang nganter ya mau gimana lagi, terus juga akhire guru ngebolehin tapi harus pakai helm. Subjek kedua berinisial G berusia ± 15 tahun saat ini duduk di bangku SMP kelas 3. Subjek mengaku ketika berangkat ke sekolah menggunakan sepeda motor karena ayah dan ibunya tidak dapat mengantarkan sekolah karena berangkat ke kantor pagi hari. Subjek berangkat ke sekolah menggunakan sepeda motor sejak kelas 1 SMP, kemudian menitipkan sepeda motor dirumah teman yang dekat dengan sekolah subjek. Subjek belum memiliki sim karena umur subjek belum mencukupi untuk memiliki sim.

4 aku kalau berangkat ke sekolah naik motor mas papa sama bunda nggak bisa nganter karena mereka berangkat ke kantor pagi, dulu waktu awalawal kelas satu sempet dianter mas tapi pertengahan semester kelas satu ayah sama bunda berangkat kekantornya semakin pagi lagian masih punya dua adek yang harus dianter dan jaraknya nggak searah sama sekolahanku, jadi nggak ada yang nganter aku naik motor sendiri mas ke sekolah. Kalo naik motor ke sekolah pake helm mas soalnya rumah jauh dari sekolah terus lewatnya jalan raya, motor tak titipin di rumah temen mas yang nggak jauh dari sekolah. Aku belum punya sim mas soalnya dari orangtua belum boleh dan umurku belum cukup untuk buat sim. Subjek telah mengetahui peraturan-peraturan di jalan raya pada saat berkendara, namun subjek seringkali mengindahkan peraturan tersebut. Pihak sekolah memiliki peraturan tidak memperbolehkan siswa untuk menggunakan motor ke sekolah, meskipun demikian masih banyak siswa yang tetap menggunakan kendaraan bermotor. Akhirnya pihak sekolah memberikan ijin untuk memperbolehkan penggunaan sepeda motor namun sesuai dengan peraturan lalu lintas yang sudah ada. kalau perarturan lalu lintas aku udah lumayan tahu mas kalau naik motor itu haru pakai helm, sim, stnk, mematuhi rambu-rambu lalu lintas gitu mas kayak pas dilampu merah gitu semisal lampu merah kita mau jalan nunggu sampai lampu hijau dulu. Tapi ya mau gimana lagi mas aku belum punya sim jadi naik motor kemana-mana kayak les main kerumah temen gitu nggak pake sim mas. Dari sekolah sebenere nggak ngebolehin mas berangkat naik motor tapi ya mau gimana lagi mas dirumah nggak ada yang nganter sekolah, kalau mau naik sepeda juga lumayan jauh, terus kalau mau naik bis nanti takut telat mas. Soalnya pernah mas sekali naik bis berangkat ke sekolah itu terlambat mas masuk sekolahnya garagara bisnya itu nunggu penumpang lama banget. Akhrinya dari sekolah ngebolehin mas bawa motor yang penting kalau naik motor harus taat sama peraturan pakai helm sama bawa stnk gitu mas. Subjek ketiga berinisil D berusia ± 16 tahun saat ini duduk di bangku SMK kelas 2. Subjek ketika berangkat ke sekolah menggunakan kendaraan bermotor karena dari orangtua telah memperbolehkan subjek untuk menggunakan motor untuk berangkat ke sekolah. Subjek berangkat ke

5 sekolah menggunakan sepeda motor baru saja ketika awal-awal masuk SMK. Subjek belum memiliki SIM dikarenakan umur subjek belum mencukupi untuk memiliki SIM. Aku berangkat ke sekolah udah naik motor mas, dari bapak sama ibu udah ngebolehin aku naik motor. Aku berangkat kesekolah naik motor ya baru-baru masuk smk kelas satu mas. Belum punya sim mas, soale umurku ya masih enambelas baru tahun ini mau tujuhbelas tahun. Subjek berangkat ke sekolah lebih memilih lewat jalan kampung agar terhindar dari lampu merah dan lebih cepat dari pada lewat jalan raya yang cukup jauh jarak tempuh dari rumah. Subjek mengetahui peraturanperaturan yang berlaku pada saat berkendara, namun subjek seringkali mengindahkan peraturan tersebut. Subjek menjelaskan selama berkendara hingga saat ini belum sekalipun kena tilang, ketika ada razia motor yang dilakukan oleh polisi subjek memilih untuk menghindar dengan putar arah atau masuk-masuk ke gang. Subjek mengetahui di depan atau di sekitar daerah itu ada razia kendaraan dengan melihat dari kejauhan dan terkadang ada beberapa orang putar balik arah dan memberi tanda jika di depan ada razia kendaraan. Subjek juga menjelaskan sebelum berkendara yang diperlukan helm, surat-surat kendaraan, dan kelengkapan pada kendaraan bermotor. Kalo berangkat ke sekolah aku seringnya lewat cemani mas jalan-jalan kampung gitu soalnya lebih cepet lewat situ dari pada lewat jalan raya banyak lampu merahnya belum macetnya yang bikin lama kalo udah berangkat agak siang. Sampek sekarang alhamdulillah belum pernah kena tilang mas, biasanya kalo ada razia motor gitu aku udah lihat dari

6 kejauhan mas jadi langsung putar balik kalo ndak nanti ada orang pada putar arah terus ngasih kode kalo di depan ada razia motor, biasanya ngasih kode pake tangan suruh balik gitu, kalo udah gitu aku milih masuk ke gang-gang yang ada disitu cari jalan buat menghindar dari razia. Ya kalo rambu-rambu lalu lintas kayak gitu aku udah tau mas, kayak lampu lalu lintas gitu udah tau mas, terus rambu-rambu larangan parkir larangan berhenti kayak gitu mas. Ya sebelum naik motor yang perlu disiapkan helm mas itu utama untuk keselamatan, terus stnk, lampu siang malam harus dihidupin terus, sepion harus dua, sama kondisi badan yang sehat mas. Subjek keempat berinisial AN ± 17 tahun yang saat ini duduk dibangku SMK kelas 2. Subjek ketika berangkat ke sekolah menggunakan kendaraan bermotor karena jarak dari rumah kesekolah yang jauh. Subjek berangkat kesekolah menggunakan sepeda motor sejak kelas 1 SMK. Subjek belum memiliki SIM dikarenakan belum ada biaya untuk membuat SIM. Aku berangkat ke sekolah naik motor mas soalnya jarak dari rumah kesekolah jauh mas kalo semisal naik bisa apa angkutan sekarang udah jarang mas angkutan dari rumah sampai disekolah jadi ya aku naik motor. Ini mas aku kesekolah naik motor udah dari awal masuk sekolah mas ya dari kelas satu mas. Aku belum punya SIM mas, jane udah bisa buat cari SIM mas tapi ya belum ada biaya mas buat bikin SIM. Ketika berkendara hal-hal yang dilakukan subjek mengecek kendaraan, menggunakan helm, membawa surat-surat kelengkapan berkendara, dan berdoa. Subjek telah memahami rambu lalu lintas yang berada dijalan raya, namun subjek melanggar rambu lalu lintas karena terburu-buru untuk masuk sekolah sehingga subjek kurang memperhatikan rambu lalu lintas saat berkendara. Selain itu pelanggaran yang pernah atau sering subjek lakukan yakni melanggar lampu merah. Saat sedang ada razia kendaraan subjek memilih untuk masuk ke gang jalan kampung atau ketika saat sedang disekolah memilih untuk menunggu di sekolah hingga razia kendaraan selesai.

7 ya yang perlu disiapkan sebelum naik motor ya ini mas manasin motor dulu mas terus ngecek bensin masih penuh apa tinggal dikit kalo tinggal dikit ya nanti pas berangkat beli bensin dulu, pakai helm, ini bawa SIM sama STNK harusnya ada SIM tapi aku belum ada SIM mas jadi Cuma bawa STNK aja, yang terakhir berdoa mas minta doa kepada orangtua. Rambu lalu lintas aku udah tahu mas kayak pas lampu merah gitu berhenti terus dilarang berhenti sama kalo ada rambu dilarang parkir gitu-gitu mas. Ya aku seringe nglanggar lampu merah wis nggak sabar terus ya terburu-buru masuk sekolah mas jadine pas lampu merah aku blandang wae mas nek ra ngono telat mesti mas tur ya jalane mesti dah macet-macet gitu. Kalo ada razia kendaraan milih belok masuk gang kampung mas biar nggak kena tilang soalekan belum punya sim mas, nek ndak biasane di deket sekolah itu di utara jembatan itu nek ada mokmen aku nunggu di sekolah dulu sampek razia kendaraane selesai mas. Berdasarkan data-data di atas, mengungkapkan bahwa masih banyak siswa masih belum cukup umur untuk mengendarai kendaraan yang seharusnya belum diperbolehkan untuk mengendarai kendaraan. Selain itu, data-data tersebut juga menunjukkan bahwa siswa ketika berkendara tidak dilengkapi dengan kepemilikan SIM. Melihat fenomena kecelakaan lalu lintas yang didominasi oleh kalangan remaja khususnya pelajar, penulis tertarik untuk mengetahui dan memahami bagaimanakah sikap remaja ketika berkendara dan hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi disiplin berllu lintas. Oleh karena itu judul yang dipilih adalah Dispilin Berlalu Lintas Pada Remaja Pengendara Sepeda Motor. B. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu, untuk mengetahui disiplin berlalu lintas pada remaja pengendara sepeda motor dan faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin berlalu lintas pada remaja pengendra sepeda motor.

8 C. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian peneliti berharap agar penelitian ini dapat menjadi bahan informasi atau masukan yang bermanfaat antara lain: 1. Bagi para remaja, agar lebih disiplin dalam berlalu lintas di jalan raya, sehingga dapat mengurangi angka kecelakaan dikalangan remaja. 2. Bagi orang tua, untuk memperhatikan perizinan terhadap anak yang menggunakan kendaran bermotor. 3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini sebagai refrensi, menambah wawasan dan pengetahuan serta kesadaran mengenai disiplin dalam berlalu lintas pada remaja.