PERAKITAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN HARA SPESIFIK LOKASI PADI SISTEM GOGO RANCAH DI DESA SEMAWUNG KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOLAAN HARA TANAMAN PADI SISTEM GOGORANCAH DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN NUTRIENTS MANAGEMENT OF THE GOGO RANCAH RICE SYSTEM IN RAINFED SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

METODE PETAK OMISI : DASAR PENETAPAN PEMBATAS HARA TANAH DAN EFISIENSI NITROGEN, FOSFOR, DAN KALIUM PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP PERBANDINGAN PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK KIMIA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAMPUNG SELATAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Hubungan Serapan Hara N, P, dan K dengan Hasil Gabah di Lahan Sawah Tadah Hujan

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGELOLAAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA LAHAN SAWAH BUKAAN BARU

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang Oktober 2015 ISBN:

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

Pemakaian Pupuk Organik Cair Sebagai Dekomposer dan Sumber Hara Tanaman Padi (Oriza sativa L.)

SKRIPSI. Oleh MOCHAMAD IQBAL WALUYO H

PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH PUPUK MAJEMUK PELET DARI BAHAN ORGANIK LEGUM COVER CROP (LCC) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI VARIETAS IR 64 PADA MUSIM PENGHUJAN

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh:

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KOMPOS JERAMI PADA TANAMAN PADI SAWAH

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

Pengaruh Pupuk NPK Tunggal, Majemuk dan Pupuk Daun Terhadap Peningkatan Produksi Padi Gogo Varietas Situ Patenggang

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

PENGARUH BERBAGAI DOSIS BIOCHAR SEKAM PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI WORTEL

I. PENDAHULUAN. ini. Beras mampu mencukupi 63% total kecukupan energi dan 37% protein.

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum


Pengaruh Pupuk NPK Tunggal, Majemuk, dan Pupuk Daun terhadap Peningkatan Produksi Padi Gogo Varietas Situ Patenggang

APLIKASI PUPUK NPK DAN UREA PADA PADI (Oryza sativa L.) SISTEM RATUN. THE APPLICATION OF NPK AND UREA ON PADDY (Oryza sativa L.

THE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

Keywords: assistance, SL-PTT, rice Inpari, increased production

KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS

SKRIPSI RESPON KACANG TANAH DAN JAGUNG TUMPANGSARI SECARA DERET PENGGANTIAN TERHADAP PUPUK ORGANIK PENGGANTI NPK. Oleh Yuni Restuningsih H

EFEKTIFITAS KOMPOS CAMPURAN AMPAS TEH, KOTORAN SAPI DAN KOTORAN KAMBING TERHADAP SERAPAN N PADA TANAMAN BAWANG DAUN PADA INCEPTISOL

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

Hanafi Ansari*, Jamilah, Mukhlis

EFEKTIVITAS KOMPOS SAMPAH PERKOTAAN SEBAGAI PUPUK ORGANIK DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN MENURUNKAN BIAYA PRODUKSI BUDIDAYA PADI

PEMBERIAN KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL WORTEL (Daucus carota) DAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) DENGAN BUDIDAYA TUMPANG SARI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBEDAAN UMUR BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L)

Jurnal Agrotek Indonesia 1 (1) : (2016) ISSN :

Pemanfaatan Pupuk Organik untuk Meningkatkan Populasi Bakteri dan Produksi Tanaman Padi Gogorancah

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

Oleh TIMBUL SIMBOLON ILMU TANAH DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN. Universitas Sumatera Utara

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL GABAH BERBAGAI GALUR PADI GOGO BERAS MERAH TERHADAP DOSIS PUPUK P

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

dwijenagro Vol. 4 No. 1 ISSN :

SKRIPSI OPTIMALISASI PRODUKSI PADI

Contact Author : Keywords : Azolla inoculum, organic potassium, organic matter, fertilizers, soil fertility

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

PENGARUH AKSESI DAN KEPADATAN POPULASI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

IDENTIFIKASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL PADI GOGO DI ACEH BESAR. The Identification Some Upland Rice Superior Varieties in Aceh Besar

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

III. BAHAN DAN METODE

AGROVIGOR VOLUME 3 NO. 2 SEPTEMBER 2010 ISSN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI POLONG SEGAR EDAMAME VARIETAS RIOKO PADA EMPAT JENIS PUPUK

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata Sturt) SKRIPSI

Efisiensi Penggunaan Jumlah Bibit Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah

Sumber : Nurman S.P. (

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BOKASHI MELALUI PEMBERIAN CANGKANG TELUR, ABU DAPUR, DAN URINE SAPI SERTA PENERAPANNYA DALAM BUDIDAYA SAWI SECARA ORGANIK

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

SKRIPSI OLEH : FRISTY R. H. SITOHANG PEMULIAAN TANAMAN

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

Transkripsi:

Perakitan Teknologi Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi Padi Sistem Gogo Rancah (Andrias, dkk.) Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 SALATIGA 50711 - Telp. 0298-321212 ext 354 email: agric_fpb@yahoo.co.id, website: ejournal.uksw.edu/agric PERAKITAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN HARA SPESIFIK LOKASI PADI SISTEM GOGO RANCAH DI DESA SEMAWUNG KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI ASSEMBLY TECHNOLOGY OF SPECIFIC LOCATION NUTRIENT MANAGEMENT FOR GOGO RANCAH SYSTEM-BASED PADDY AT SEMAWUNG VILLAGE IN THE SUB-DISTRICT OF ANDONG BOYOLALI REGENCY Andrias Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 512011019@student.uksw.edu Suprihati Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Diah Setyorini Balai Penelitian Tanah, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor Diterima 25 Juni 2016, disetujui 11 Juli 2016 ABSTRACT Rainfed ricefield, planted at least for one cropping season in a year, depends heavily on rainfall for its water supply. This land generally is low in fertility as indicated by the limited availability of essential plant nutrients in particular nitrogen (N), phosphorus (P), and potassium (K) as well as organic matter. Its productivity is relatively low with a rather erratic precipitation distribution. In order to overcome fertility issue in rainfed land, it is necessary to conduct an integrated nutrient management; one of which is by implementing location-specific nutrient management. This study aims to seek the appropriate nutrient management in rainfed paddy field of Semawung village in the sub-district of Andong of Boyolali regency to be provisioned as a technological tool of location-specific nutrient management. Research on nutrient management of gogo rancah system-based paddy production was carried out from October 2014 to January 2015. The field experiment was arranged in a Randomized Block Design involving eight treatments and three replications for each treatment. Treatments were combinations of NPK fertilizer, Organofosfat, and straw-based organic fertilizer. Nutrient management using NPK fertilizer and its combination with Organofosfat or organic fertilizer had very significant effect on plant height and number of stem per hill, significantly affected number of panicle per hill, panicle length, and number of fully-filled grain but did not result in difference of 31

AGRIC Vol. 28, No. 1 & No.2, Juli & Desember 2016: 31-40 fully-filled grain percentage and weight of 1000 grains. There was no significant difference between the treatment of 100% of NPK fertilizer and the combination of 75% of NPK fertilizer with straw-based fertilizer regarding these variables: number of stem per hill, number of panicle per hill, panicle length, number of grain per hill, number and percentage of fully-filled grain, weight of 1000 grains, and weight of fresh grain and milled grain yield. Therefore, the latter treatment is feasible as an option of location-specific nutrient management in Semawung village. Keywords: Rainfed ricefield, Organofosfat, straw-based organic, nutrients management. PENDAHULUAN Kebutuhan pangan nasional khususnya beras kedepan akan semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Di lain pihak laju peningkatan produksi padi semakin menurun disebabkan beberapa faktor seperti tidak efisiennya penggunaan pupuk, terjadinya degradasi lahan, adanya cekaman lingkungan seperti kekeringan, kebanjiran, dan gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan penyakit serta adanya penyusutan lahan. Ketua harian Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat (Sastraatmaja, 2012) mengungkapkan, penyusutan lahan sawah produktif untuk akibat alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian di Jawa Barat mencapai 4.000 hektar setiap tahunnya. Luasnya penciutan lahan sawah akibat alih fungsi memerlukan pengembangan pertanian ke lahan-lahan kering secara optimal, salah satunya adalah dengan mengembangkan pertanian di sawah tadah hujan. Lahan sawah tadah hujan (STH) di Indonesia dengan luas yang mencapai 2,1 juta ha dapat menjadi lumbung padi kedua setelah lahan sawah irigasi. Namun, produktivitas lahan sawah tadah hujan di Indonesia masih rendah. Menurut survei Fagi dan Kartaatmadja (2002) menunjukkan bahwa padi varietas lokal yang ditanam dengan sistem gogo rancah secara tradisional pada lahan sawah tadah hujan menghasilkan Gabah Kering Panen (GKP) 1,8-3,1 t per hektar sedangkan saat ditanam dengan teknologi yang modern menghasilkan GKP 4,0-6,1 t per hektar. Salah satu teknologi modern yang dapat digunakan ialah teknologi Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi (PHSL). Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi merupakan suatu pendekatan untuk menyediakan hara bagi tanaman padi saat dan bila dibutuhkan. Aplikasi dan pengelolaan hara secara dinamis disesuaikan dengan kebutuhan tanaman menyediakan hara bagi tanaman padi saat dan bila dibutuhkan. Ada beberapa jenis pupuk yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas suatu lahan, yang utama adalah pupuk makro nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium (K). Selain pemberian pupuk kimia N, P, K, upaya peningkatan tanah dan tanaman serta efisiensi pemupukan dapat dicapai melalui pemberian pupuk organik Sebagai contoh adalah pupuk organik dari jerami, serta organofosfat. Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan bahwa produktivitas padi di lahan sawah tadah hujan masih rendah yang disebabkan karena secara umum mempunyai kesuburan tanah relatif rendah serta belum dilakukan pengelolaan pupuk yang tepat. Kegiatan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan pupuk NPK maupun kombinasinya dengan Organofosfat dan pupuk organik dari jerami terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo rancah di lahan sawah tadah hujan serta mengetahui pengaruh pengurangan dosis pupuk anjuran (NPK 15-15-15) disertai penambahan materi lokal jerami sebagai alternatif teknologi Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) di Desa Semawung Kec. Andong Kab. Boyolali. 32

Perakitan Teknologi Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi Padi Sistem Gogo Rancah (Andrias, dkk.) METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2015- Januari 2016, di Desa Semawung, Kec. Andong, Kab. Boyolali lahan milik bapak Sunardi. Analisis tanah dan jaringan dilakukan di Balai Tanah Bogor. Rancangan Percobaan Penelitian ini dilaksanakan menggunakan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan delapan perlakuan dan tiga ulangan. Delapan perlakuan yang diuji adalah Kontrol (tanpa pupuk) (D1), NPK tunggal (D2), 100% NPK 15-15-15 (D3), 75% NPK 15-15- 15 (D4), 100% NPK + Organofosfat (D5), 75% NPK + Organofosfat (D6), 100% NPK + PO dari jerami (D7), 75% NPK + PO dari jerami (D8). Data respon tanaman dan perubahan sifat-sifat tanah dianalisis secara statistik deskriptif untuk melihat hubungan antar peubah sifat kimia tanah dan respon hasil tanaman. Untuk mengetahui perbedaan atar perlakuan dianalisis sidik ragam (ANOVA), dilanjutkan dengan uji Ducan s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Jaringan Analisis jaringan tanaman dan gabah dilakukan di laboratorium Balai Penelitian Tanah Bogor. Analisis jaringan dilakukan setelah penelitian selesai. Analisis jaringan yang dilakukan yaitu berupa analisis jaringan tanaman dan analisis jaringan gabah. Hasil analisis jaringan tanaman dan gabah dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan hasil analisis jaringan tanaman, diketahui bahwa serapan hara N pada jerami padi terbilang rendah, ini berarti bahwa tanaman padi di lahan penelitian mengalami defisiensi hara nitrogen. Serapan P dan K pada pada tanaman tergolong safisien, hal ini menunjukan bahwa kebutuhan hara P dan K pada tanaman sudah tercukupi. Tabel 1 Hasil analisis jaringan tanaman dan gabah Perlakuan N (%) P (%) K (%) tanaman gabah tanaman Gabah tanaman Gabah Kontrol (tanpa pupuk) (D1) 0.43 0.86 0.10 0.43 1.02 0.54 NPK tunggal (D2) 0.36 0.76 0.12 0.43 0.64 0.58 100% NPK 15-15-15 (D3) 0.33 0.84 0.12 0.40 1.21 0.51 75% NPK 15-15-15 (D4) 0.37 0.85 0.10 0.47 0.92 0.60 100% NPK + Organofosfat (D5) 0.42 0.95 0.11 0.19 0.99 0.39 75% NPK + Organofosfat (D6) 0.33 0.95 0.10 0.46 0.75 0.58 100% NPK + PO dari Jerami (D7) 0.35 0.84 0.10 0.37 1.33 0.48 75% NPK + PO dari Jerami (D8) 0.35 0.88 0.11 0.40 1.47 0.52 Rerata 0.37 (D) 0.11 (S) 1.04 (S) Keterangan: Kriteria hasil analisis jaringan tanaman defisiensi dan cukup (Klasifikasi menurut Tanaka and Yoshida, 1970 dalam Sanchez, 1973) D = Defisiensi, S = Safisien 33

AGRIC Vol. 28, No. 1 & No.2, Juli & Desember 2016: 31-40 Pengaruh Pengelolaan Hara terhadap Tinggi Tanaman Umur 15-45 hst merupakan fase pertumbuhan vegetatif bagi tanaman padi, salah satunya adalah fase dimana tanaman padi mengalami pertumbuhan tinggi tanaman cepat. Dari (Grafik 1) dapat dilihat bahwa pada pengukuran tinggi tanaman 15-60 hari setelah tumbuh (hst), pertumbuhan tinggi tanaman terhambat pada perlakuan kontrol (tanpa pupuk). Tinggi Tanaman (cm) 100 50 0 15 hst 30 hst 45 hst 60 hst Waktu Pengukuran Grafik 1 Pengaruh hara terhadap tinggi tanaman pada 15-160 HST Dari Grafik 1, juga dapat dilihat bahwa penambahan tinggi tanaman terus terjadi secara signifikan mulai dari umur 15 hst sampai 45 hst. Akan tetapi setelah 45 hst menuju ke 60 hst, grafik penambahan tinggi tanaman sudah mulai melandai. Hal ini dikarenakan pada 15-45 merupakan fase dimana tanaman padi mengalami fase pertumbuhan vegetatif, sedangkan pada 45 hst-60 hst tanaman padi sudah memasuki fase pertumbuhan generatif. Pengaruh Pengelolaan Hara terhadap Jumlah Individu Per rumpun Umur 15-30 hst merupakan fase dimana tanaman padi menghasilkan anakan, semakin banyak jumlah anakan yang dihasilkan maka jumlah individu per rumpun akan meningkat. Akan tetapi setelah melewati umur 30 hst, terjadi penurunan jumlah individu. Hal ini disebabkan ada beberapa tanaman yang mati dikarenakan tanaman kekurangan hara N. D1 D2 D3 D4 D5 D7 D8 D6 Berdasarkan Grafik 2 dapat terlihat bahwa pembetukan anakan terhambat pada perlakuan kontrol (tanpa pupuk). Hal ini menunjukan bahwa, pemupukan NPK di lahan penelitian diperlukan guna meningkatkan jumlah individu tiap rumpun. Jumlah Individu (batang) 25 20 15 10 5 0 15 hst 30 hst 45 hst 60 hst Grafik 2 Pengaruh pengelolaan hara terhadap jumlah individu per rumpun pada 15-60 HST Pengaruh Pengelolaan Hara terhadap Komponen Hasil Berdasarkan uji F (ANOVA) terhadap komponen hasil menunjukan bahwa pengelolaan hara berpengaruh nyata terhadap jumlah malai per rumpun, panjang malai, jumlah bulir bernas, dan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah bulir, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap persentase bulir bernas. Penambahan pupuk Organofosfat maupun jerami pada NPK dosis 100% belum dapat meningkatkan jumlah malai panjang malai jumlah bulir per rumpun dan jumlah bulir bernas. Berdasarkan Tabel 2, perlakuan 100% NPK + Organofosfat (D5) dan 100% NPK + PO dari Jerami (D7) dibandingkan dengan perlakuan 100 NPK 15-15-15 (D3) memiliki jumlah malai per rumpun panjang malai jumlah bulir dan bulir bernas yang tidak berbeda nyata. Pengurangan 25% dosis NPK jika ditambahkan Organofosfat maupun jerami akan menghasilkan jumlah malai per rumpun panjang malai jumlah bulir dan bulir bernas yang nyata tidak berbeda. Terlihat dari perlakuan 75% NPK + Organo- D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 34

Perakitan Teknologi Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi Padi Sistem Gogo Rancah (Andrias, dkk.) fosfat (D6) dan 75% NPK + PO dari Jerami (D8) yang menghasilkan jumlah malai per rumpun panjang malai jumlah bulir dan bulir bernas yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan 100 NPK 15-15-15 (D3). Hal ini diduga karena kehilangan hara 25% akibat pengurangan dosis NPK dapat digantikan oleh hara yang berasal dari pupuk organik Organofosfat maupun jerami. Rosmarkan dan Yuwono (2002) menyatakan bahwa dalam proses mineralisasinya bahan organik akan melepaskan hara tanaman yang lengkap (N P K Ca Mg S serta hara mikro) meskipun dalam jumlah tidak tentu. Perlakuan 75% NPK 15-15-15 (D4) dibandingkan dengan 100% NPK 15-15-15 (D3) keduanya memiliki jumlah malai per rumpun panjang malai jumlah bulir dan bulir bernas yang nyata tidak berbeda. Meski pengurangan 25% dosis NPK juga tidak berpengaruh terhadap jumlah malai per rumpun panjang malai jumlah bulir dan bulir bernas akan tetapi dalam hal ini peneliti lebih menyarankan kepada petani untuk tetap menambahkan pupuk Orgaofosfat maupun jerami dengan pertimbangan untuk memperbaiki kesuburan tanah di lahan penelitian. Rosmarkam dan Yuwono (2002) menyatakan bahwa penambahan bahan organik mampu memperbaiki struktur tanah menyebabkan tanah menjadi ringan dan mudah diolah mudah ditembus akar serta mampu memperbaiki kehidupan biologi tanah (baik hewan tingkat tinggi ataupun tingkat rendah). Meski perlakuan hara berpengaruh terhadap panjang malai dan jumlah bulir bernas akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap persentase bulir bernas. Hal ini diduga karena pada tahap penyumplaian hasil asimilasi ke malai untuk pengisian bulir, pada malai yang lebih panjang membutuhkan waktu yang lebih lama, sehingga tidak semua bulir dapat terisi. Jumlah individu per rumpun dan jumlah malai memiliki korelasi yang positif dengan nilai korelasi 0.88, artinya bahwa semakin banyak jumlah individu per rumpunmaka jumlah malai yang dihasilkan juga akan bertambah banyak. Pengaruh Pengelolaan Hara terhadap Bobot 1000 Butir, GKP dan GKG Berdasarkan uji ANOVA bobot 1000 butir, GKP dan GKG menunjukan bahwa pengelolaan hara tidak berpengaruh nyata terhadap bobot 1000 butir, berpengaruh sangat nyata terhadap berat gabah Tabel 2 Hasil analisis pengaruh pengelolaan hara terhadap komponen hasil Perlakuan Jumlah Malai Per rumpun Panjang Malai (cm) Jumlah Bulir Per rumpun Bulir Bernas (butir) Persentase bulir bernas (%) Kontrol (tanpa pupuk) (D1) 7.67a 21.14a 628.60a 500.47a 79.59 NPK tunggal (D2) 12.90b 24.03b 1217.53b 973.67b 79.72 100% NPK 15-15-15 (D3) 11.47b 23.75b 1076.07b 834.87b 77.48 75% NPK 15-15-15 (D4) 12.13b 23.85b 1114.27b 856.10b 77.24 100% NPK + Organofosfat (D5) 13.33b 23.97b 1269.67b 963.10b 75.88 75% NPK + Organofosfat (D6) 11.37b 24.40b 1102.20b 885.40b 80.29 100% NPK + PO dari Jerami (D7) 11.67b 24.34b 1115.97b 844.27b 75.84 75% NPK + PO dari Jerami (D8) 11.50b 24.27b 1100.13b 850.90b 77.60 Keterangan: angka dalam kolom yang sama dan diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata berdasarkan analisis DMRT pada kepercayaan 95% 35

AGRIC Vol. 28, No. 1 & No.2, Juli & Desember 2016: 31-40 GKP dan GKG. Hasil uji lanjut DMRT (5%) terhadap GKP dan GKG disajikan dalam Tabel 3. Berdasarkan hasil analisis bobot 1000 butir GKP dan GKG (Tabel 3.) menunjukan bahwa bobot 1000 butir yang dihasilkan pada penelitian ini sekitar 25.91-28.18 gram. Berdasarkan deskripsi varietas padi Situbagendit yang dikeluarkan oleh Balai Besar Penelitian Tanaman Padi yang menyatakan bahwa padi situbagendit memiliki bobot 1000 butir mencapai 27.5 gram maka hanya perlakuan 100% NPK + PO dari Jerami (D7) dan 75% NPK + PO dari Jerami (D8) yang bisa mencapainya. Hal ini dikarenakan kandungan hara yang berasal dari jerami membantu tanaman disaat pengisian bulir padi. Di Indonesia rata-rata kandungan unsur hara yang terkandung dalam jerami adalah 04% N 002% P 14% K dan 56% Si dengan kata lain ketika kita memanen padi 5 ton/ha akan dihasilkan jerami sebanyak 75 ton yang mengandung 45 kg N 10 Kg P 125 Kg K 350 Kg Si (Maspary 2010). Penggunaan pupuk NPK tunggal (D2) maupun majemuk (D3) menghasilkan GKP dan GKG nyata lebih banyak dibanding dengan perlakuan kontrol (D1).Penggunaan jenis pupuk NPK baik tunggal (D2) maupun majemuk (D3) di lahan penelitian saling tidak berbeda nyata terhadap hasil GKP dan GKG dikarenakan kandungan hara pada pupuk NPK baik tunggal dan majemuk sudah setara. Penambahan Organofosfat dan jerami pada NPK dosis 75% mampu menghasilkan GKP dan GKG yang nyata tidak berbeda dengan perlakuan 100% dosis NPK akan tetapi penambahan Organofosfat dan jerami pada NPK dosis 100% belum mampu meningkatkan hasil GKP dan GKP. Terlihat dari perlakuan 100% NPK + Organofosfat (D5) dan 100% NPK + PO dari Jerami (D7) dibandingkan dengan perlakuan 100 NPK 15-15-15 (D3) memiliki hasil GKP dan GKG yang nyata tidak berbeda. Hasil analisis jaringan tanaman dan gabah (tabel 3) menunjukan bahwa tanaman sudah mendapatkan hara fosfat dan kalium yang cukup dengan menggunakan perlakuan 75% NPK + Organofosfat (D6) dan 75% NPK + jerami (D8). Pupuk kalium dan fosfat dibutuhkan oleh tanaman pada saat proses pembungaan dan pengisian bulir. Rosmarkam dan Yuwono (2002) menyatakan bahwa kalium berfungsi untuk membantu Tabel 3 Hasil analisis bobot 1000 butir, GKP dan GKG Perlakuan Bobot 1000 butir (gram) Parameter GKP (ton/ha) GKG (ton/ha) Kontrol (tanpa pupuk) (D1) 25.91 4.41a 3.06a NPK tunggal (D2) 27.34 7.18bc 4.88b 100% NPK 15-15-15 (D3) 25.60 7.50c 4.96b 75% NPK 15-15-15 (D4) 26.84 6.70bc 4.58b 100% NPK + Organofosfat (D5) 26.99 7.14bc 4.69b 75% NPK + Organofosfat (D6) 26.80 7.24bc 4.97b 100% NPK + PO dari Jerami (D7) 27.55 6.95bc 4.67b 75% NPK + PO dari Jerami (D8) 28.18 6.48b 4.58b Keterangan: angka dalam kolom yang sama dan diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata berdasarkan analisis DMRT pada kepercayaan 95% 36

Perakitan Teknologi Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi Padi Sistem Gogo Rancah (Andrias, dkk.) meningkatkan pengisian biji tanaman supaya lebih berisi dan padat. Perlakuan 75% NPK 15-15-15 (D4) dibandingkan dengan 100% NPK 15-15-15 (D3) keduanya juga memiliki GKP dan GKG yang nyata tidak berbeda. Akan tetapi peneliti lebih menyarankan ke petani untuk tetap menambahkan pupuk organosofat maupun jerami guna meningkatkan kesuburan tanah di lahan penelitian. Perlakuan hara dilahan penelitian menghasilkan GKP sebanyak 4.58-4.97 ton per hektar hasil tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan deskripsi varietas padi Situbagendit yang dikeluarkan oleh Balai Besar Penelitian Tanaman Padi yang menyatakan bahwa padi Situbagendit memiliki rerata hasil 40 ton per hektar dan memiliki potensi hasil 60 ton per hektar. Meskipun sudah melebihi dari rerata hasil akan tetapi semua perlakuan belum bisa mecapai potensi hasil secara genetis seperti yang dikeluarkan oleh balai. Hal ini dikarenakan tanaman mengalami kahat nitrogen didukung oleh hasil penelitian Yahya dkk. (1990) yang mengatakan bahwa nitrogen merupakan unsur hara paling menentukan dalam peningkatan hasil padi gogo rancah di Jeneponto. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat baik dari segi pertumbuhan maupun hasil maka peneliti lebih menyarankan 75% NPK 15-15-15 + jerami sebagai teknologi Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) di Desa Semawung Kec. Andong Kab. Boyolali dikarenakan jerami merupakan materi lokal yang lebih mudah didapatkan oleh petani yang ada di Desa Semawung tanpa harus mengeluarkan biaya karena petani bisa mendapatkan jerami dari hasil panen di lahan mereka. KESIMPULAN 1. Pengelolaan pupuk NPK maupun kombinasinya dengan Organofosfat maupun jerami berpengaruh nyata-sangat nyata terhadap tinggi tanaman jumlah individu per rumpun nyata terhadap jumlah malai per rumpun panjang malai jumlah bulir bernas dan tidak berpengaruh nyata terhadap persentase bulir bernas dan bobot 1000 butir. 2. Jumlah individu per rumpun jumlah malai per rumpun panjang malai jumlah bulir per rumpun bulir bernas pesentase bulir bernas bobot 1000 butir GKP dan GKG per hektar pada pemberian jerami pada NPK 15-15-15 dosis 75% tidak berbeda nyata dengan pemupukan NPK 15-15-15 dosis anjuran sehingga pemberian (75% NPK 15-15-15 + pupuk organik dari jerami) menjadi teknologi Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) di Desa Semawung Kec. Andong Kab. Boyolali. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kami sampaikan kepada Kepala Balai Penelitian Tanah, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor yang sudah membiayai penelitian ini. terimakasih juga kami sampaikan kepada Bapak Mulyadi (teknisi lapang), Bapak Sunardi (pemilik lahan) yang sudah membantu pelaksanaan kegiatan penelitian selama di lapangan. DAFTAR PUSTAKA Al-Jabri, M., 2008. Pengelolaan Hara Makro dan Mikro Pada Tanaman Padi. Pros. Seminar Apresiasi Hasil Penelitian Padi Menunjang P2BN. Balitbang Pertanian Deptan. Jakarta. Hal. 90-113. Arafah. 2004. Effektivitas pemupukan P dan K pada Lahan Bekas Pemberian Jerami Selama 3 Musim Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah. Jurnal Sains dan Teknologi. (2) 4, 2004 : 65-71. Balitbang. 2008. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi sawah Tadah Hujan. Departemen Pertanian. Jakarta. 37

AGRIC Vol. 28, No. 1 & No.2, Juli & Desember 2016: 31-40 Balitsereal. 2002 dalam Faesal dan Syuryawati. 2009. Kendala dan Prospek Pengembangan JagungPada Lahan Sawah Tadah Hujan di Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Serealia 2009. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Barus, J. 2009. Uji Efektivitas Kompos Jerami Dan Pupuk NPK Terhadap Hasil Padi. Jurnal Agrivigor. 10 (3), 2011 : 247-252. Fairhurst, C. Witt, R. J. Buresh, dan A. Dobermann. 2007 dalam Anonim, 2015. Panduan Praktis Pengelolaan Hara. http:// 203.176.181.70/bppi/lengkap/bpp08096.pdf. [26 September 2014]. Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. IRRI.1997 dalam A. Wihardjaka dan S. Abdurachman. 2007. Dampak Pemupukan Jangka Panjang Padi Sawah Tadah Hujan terhadap Emisi Gas Metana. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. (3) 26, 2007:199-205. Kasniari, D. N. & Nyoman Supadma. A. A., 2007 dalam S. Putra. 2012. Pengaruh Pupuk NPK Tunggal, Majemuk, dan Pupuk Daun terhadap Peningkatan Produksi Padi Gogo Varietas Situ Patenggang. Jurnal Agrotop. (1) 2, 2012: 55-61. Krismawati, A. 2007. Kajian Teknologi Usahatani Padi di Lahan Kering kalimantan Tengah. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Balai Besar Pengkajian danteknologi Pertanian. Bogor. 10 (2): 84-94. Maspary. 2010. Tahukan Anda Kandungan Unsur Hara Dalam Jerami Padi. http:// www.gerbangpertanian.com/2010/04/ tahukah-anda-kandungan-unsur-haradalam.html [16 Mei 2016]. Mulyani M. S. dan A. G. Kartasapoetra. 1988. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bina Aksara. Jakarta. Pirngadi, K. & S. Abdulrachman. 2005. Pengaruh Pupuk Hayati terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah. Jurnal Agrivior. Fakultas Pertanian dan Kehutanan Unhas. Makasar. (2) 4: 137-147. Purnowo dan P. Heni. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya. Bogor. Rosmarkam A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta. Sanchez, P. A. 1976. Properties and Management of Soils in the Tropics. Jhon Wiley and Sons. New York. Sastraatmaja, E. 2012.Alih Fungsi Lahan Pertanian. http://regional. kompas. com/read/ 2012/12/ 13/16491299. [18 September 2014]. Setiawan, D., Syekhfani dan R. Suntari. 2006. Pengaruh Pemberian Guano Sebagai Substitutor Urea Terhadap Ketersediaan Dan Serapan Unsur N Tanaman Sawi (Brasicca Juncea L), Pada Inseptisol Wlingi, Blitar. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. Swain, D. K., S. Herath, A. Pathirane and B. N. Mittra. 2005. Rainfed lowland and flood pronerice: A critical review on ecology and management technology improving the productivity in Asia. Role of Water Sciences in Transboundary River Basin Management. Thailand. Toha, H. M., dan D. Juanda. 1991. Pola tanam tanaman pangan di lahan kering dan sawah tadah hujan (Kasus Desa Ngumbul dan Sonokulon, Kabupaten Blora). Prosiding Seminar Hasil Penelitian Pertanian Lahan Kering dan Konservasi Tanah di Lahan Sedimen dan Vulkanik DAS Bagian Hulu. Proyek penelitian penyelamatan hutan tanah dan air. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. p. 37-49. 38

Perakitan Teknologi Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi Padi Sistem Gogo Rancah (Andrias, dkk.) Widyantoroet al. 2007. Peningkatan Produktivitas Padi Gogo melalui Pendekatan Model Pengelolaan Tanaman Terpadu. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Wihardjaka, A., S. Abdulrachman, Susanto, dan C.P. Mamaril.1999. Potassium dynamic under intensified and diversi-fied ricebased cropping system. p.: 170-182 Dalam Menuju Sistem Produksi Padi Berwawasan Lingkungan. Risalah Seminar Hasil Penelitian Emisi Gas Rumah Kaca dan Peningkatan Produktivitas Padi di Lahan Sawah (S. Patohardjono, J. Soejitno dan Hermanto, ed.). Puslibang Tanaman Pangan Bogor. Yahya M. dkk. 1990. Petumbuhan dan Produksi Padi Gogorancah dalam Hubungannya dengan Pemberian N P K S dan Zn. Balai Penelitian Tanaman Pangan Maros: Ujung Pandang. Zahrah, S. 2011. Aplikasi Pupuk Bokashi dan NPK Organik pada Tanah Ultisol untuk Tanaman Padi Sawah Dengan Sistem SRI. Jurnal Ilmu Lingkungan. (2) 5, 2011: 114-129. *** 39

AGRIC Vol. 28, No. 1 & No.2, Juli & Desember 2016: 31-40 40