PERENCANAAN JALAN LINGKAR UTARA KOTA WONOSARI, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KELAYAKAN TEKNIS JALAN LINGKAR SALATIGA. Kiki Trisnawati, Agnes Putri Wulandari, Bambang Riyanto *), Moga Narayudha *)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya Jawa Timur

LEMBAR PENGESAHAN. TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LINGKAR SELATAN SEMARANG ( Design of Semarang Southern Ringroad )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh : ARIF SETIYAFUDIN ( )

EVALUASI KELAYAKAN DAN PENINGKATAN KINERJA JALAN LINGKAR KUDUS

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Tol Pandaan-Malang dengan Jenis Perkerasan Lentur

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR EVALUASI RANCANGAN JALAN TOL KANCI - PEJAGAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN UNGARAN - CANGKIRAN. (Design Increasing Ungaran Cangkiran of Road)

BAB III METODOLOGI 3. 1 TINJAUAN UMUM

Peningkatan arus bongkar muat pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

BAB III METODOLOGI. Mulai. Persiapan. Identifikasi Masalah dan Kebutuhan Data. Pengumpulan Data. 1. Kondisi Data Primer eksisting : jalan, meliputi :

Perencanaan Peningkatan Jalan Ungaran-Cangkiran BAB III METODOLOGI START. Identifikasi Masalah dan Inventarisasi Kebutuhan Data

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN BANGKALAN BATAS KABUPATEN SAMPANG STA KABUPATEN BANGKALAN PROPINSI JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB III METODOLOGI III-1

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN TOL SEMARANG KENDAL

PERENCANAAN JALAN ALTERNATIF KAMPUS UNDIP TEMBALANG SAPTA MARGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring

Presentasi Proyek Akhir

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN SELATAN-SELATAN CILACAP RUAS SIDAREJA - JERUKLEGI

PERANCANGAN RUAS JALAN AKSES KE TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN TANJUNG EMAS

BAB III METODOLOGI III-1

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN ARIMBET-MAJU-UJUNG-BUKIT-IWUR PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN I-1


Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HADIRANTI 1, SOFYAN TRIANA 2

BAB 3 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN BATAS KABUPATEN TAPANULI UTARA SIPIROK (SECTION 2)

BAB III METODOLOGI III-1

EVALUASI GEOMETRIK JALAN PADA JENIS TIKUNGAN SPIRAL- CIRCLE-SPIRAL DAN SPIRAL-SPIRAL (Studi Kasus Jalan Tembus Tawangmangu Sta Sta

BAB I PENDAHULUAN I-1

MODUL 3 : PERENCANAAN JARINGAN JALAN DAN PERENCANAAN TEKNIS TERKAIT PENGADAAN TANAH

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN GARENDONG-JANALA

Disusun oleh : Firendra Hari Wiarta Praptono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN GEOMETRIK DN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN BARU SIMPANG PAGARALAM PAGARALAM STA PROVINSI SUMATERA SELATAN LAPORAN AKHIR

BAB I 1.1 Latar Belakang

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

terjadi, seperti rumah makan, pabrik, atau perkampungan (kios kecil dan kedai

PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN SISINGAMANGARAJA PADANG SIDEMPUAN (STA ) DENGAN METODE Pt-T B LAPORAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Oleh NRP :

BAB III METODOLOGI PENULISAN

PEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B

BAB 1 PENDAHULUAN Tahapan Perencanaan Teknik Jalan

PERENCANAAN RUAS JALAN RAYA YANG MENGHUBUNGKAN DISTRIT ERMERA DAN SUB-DISTRIT HATOLIA

BAB II STUDI PUSTAKA

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN CONGOT JALI WAWAR SISI SELATAN JAWA TENGAH. Disusun Oleh : Semarang, Nopember 2010

Pembimbing : Ir. Imam Prayogo ( )

PERENCANAAN PEMBANGUNAN JALAN LINTAS SELATAN JAWA TIMUR DI KABUPATEN TULUNGAGUNG PADA RUAS JALAN NGREJO PANTAI SINE STA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN NGIPIK KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK

PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API DARI STASIUN PEKALONGAN KE STASIUN TEGAL

III - 1 BAB III METODOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan

Perencanaan Jalan Akses Pelabuhan Teluk Lamong

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

ANALISA ALINYEMEN HORIZONTAL PADA JALAN LINGKAR PASIR PENGARAIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

PERENCANAAN JALAN LINGKAR UTARA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1. 2 LATAR BELAKANG

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BATAS DELI SERDANG DOLOK MASIHUL-BATAS TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN DENGAN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA GRESIK STA STA KABUPATEN GRESIK PROPINSI JAWA TIMUR

SKRIPSI PERBANDINGAN PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU, DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS BANGKALAN-SOCAH)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Abstrak BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor : 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan

BAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR. Untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1) Diajukan Oleh : ADI SISWANTO

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BATAS KOTA MEDAN TANAH KARO KM KM TUGAS AKHIR

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan

BAB III METODOLOGI START. Identifikasi Masalah dan Inventarisasi Kebutuhan Data. Survey dan Pengumpulan Data. Data Cukup?

BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM

Analisis Volume, Kecepatan, dan Kepadatan Lalu Lintas dengan Metode Greenshields dan Greenberg

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Jalan Raya

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR SRENGAT STA SAMPAI STA DENGAN METODE AASHTO TUGAS AKHIR

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN BERDASARKAN METODE BINA MARGA MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC

BAB III METODOLOGI III-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN MUARA BELITI TEBING TINGGI STA STA PROVINSI SUMATERA SELATAN LAPORAN AKHIR

EVALUASI TINGKAT PELAYANAN RAMP SIMPANG SUSUN BAROS

BAB I PENDAHULUAN. khusus untuk mengangkut hasil tambang batu bara dari (Pit) di Balau melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA RUAS JALAN TANJUNG MANIS NILAS KECAMATAN SANGKULIRANG

Transkripsi:

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 821 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 821 829 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts PERENCANAAN JALAN LINGKAR UTARA KOTA WONOSARI, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Anindita Dwi Anggraini, Judi Agnes Alvionita Siringoringo, Moga Narayudha *), Supriyono *) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. 50239, Telp.: (024)7474770, Fax.: (024)7460060 ABSTRAK Perkembangan ekonomi dan pertumbuhan di Kota Wonosari relatif berkembang cepat,sehingga menimbulkan tingginya mobilitas yang berdampak pada kenaikkan arus lalu lintas, volume lalu lintas dan sistem jaringan jalan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan adanya rencana Pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota Wonosari yang mampu mendukung terciptanya suatu sistem transportasi yang efektif, efisien, memberikan kelancaran transportasi, serta meningkatkan peran dan fungsi jalan nasional yang memiliki peran penting dalam melancarkan arus transportasi regional di Propinsi Jawa Tengah.Dari hasil analisa Perencanaan Jalan Lingkar Utara Kota Wonosari sesuai dengan survey volume lalu lintas dapat ditentukanjumlah lajur yaitu 2/2 UD.Dari hasil perhitungan perencanaan jalan lingkar utara Kota Wonosari, pada persimpangan ditetapkan penggunaan perkerasan rigidsedangkan untuk sepanjang jalur lalu lintas jalan lingkar utara Kota Wonosari menggunakan perkerasan lentur. kata kunci : perencanaan jalan lingkar, perkerasan rigid, perkerasan lentur ABSTRACT Economic development and growth in the City Wonosari relatively fast growing, giving rise to the high mobility of the impact on the increase in traffic flow, traffic volume and road network system. One effort to do that with the planned construction of the North Ring Road City Wonosari able to support the creation of a transportation system that is effective, efficient, provide smooth transport, and increasing the role and function of national roads which have an important role in the conduct of regional transport flows in the Province Central Java. From the analysis of the northern ring road planning Wonosari City in accordance with the volume of traffic survey determined the number of lanes is 2/2 UD. From the calculation of the northern ring road planning Wonosari City, at the intersection specified the use of rigid pavement while traffic along the ring road north of the City Wonosari using flexible pavements. keywords: ring road planning, rigid pavement, flexible pavement *) Penulis Penanggung Jawab 821

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 822 PENDAHULUAN Perkembangan ekonomi dan pertumbuhan pola tata guna lahan di Indonesia pada umumnya serta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kota Wonosari pada khususnya yang relatif cepat telah menimbulkan tingginya mobilitas yang berdampak pada kenaikkan arus lalu lintas, volume lalu lintas dan sistem jaringan jalan. Hal ini menimbulkan berbagai permasalahan lalu lintas seperti kemacetan lalu lintas akibat dari kapasitas jalan yang sudah tidak menampung volume lalu lintas dan kondisi jalan yang tidak baik. Menindak lanjuti dari masalah tersebut diperlukanlah suatu jaringan jalan baru yang mampu mendukung terciptanya suatu sistem transportasi yang efektif dan efisien tanpa membebani jaringan jalan yang sudah ada. Dengan pembangunan jalan lingkar diharapkan dapat lebih memberikan kelancaran transportasi, serta dapat meningkatkan peran dan fungsi jalan nasional yang akan memiliki peran penting dalam melancarkan arus transportasi regional di Propinsi Jawa Tengah. Jalan Lingkar Utara Kota Wonosari dapat membantu mengembangkan wilayah tersebut dan sekitarnya. Hal ini dikarenakan Kabupaten Gunung Kidul mempunyai beragam potensi perekonomian mulai dari pertanian, perikanan dan peternakan, hutan, flora dan fauna, industri, tambang serta potensi pariwisata. Dengan demikian untuk mengatasi permasalahan lalu lintas di Kota Wonosari tersebut harus perlu diadakan penanganan dengan merencanakan Pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota Wonosari. Maka pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Kota Wonosari tersebut akan berlangsung dengan baik apabila didukung oleh pengembangan prasarana transportasi yang baik pula. STUDI PUSTAKA Di dalam merencanakan suatu kegiatan atau proyek dibutuhkan dasar teori. Dasar teori ini diambil dari kajian pustaka yang ada dari bahan bahan kuliah dan literatur literatur yang berhubungan dengan perencanaan proyek tersebut.untuk lebih jelas dalam memberikan gambaran terhadap proses perencanaan ini maka studi pustaka diuraikan sebagai berikut : Aspek lalu lintas Aspek lalu lintas pada perencanaan jalan lingkar utara Kota Wonosari mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia ( MKJI 1997 ). Aspek geometrik jalan Aspek geometrik jalan terdiri atas dua alinyemen, yaitu : 1. Alinyemen Horizontal Alinyemen Horisontal merupakan proyeksi sumbu tegak lurus bidang horizontal yang terdiri dari susunan garis lurus dan garis lengkung. Perencanaan geometri pada bagian lengkung diperhatikan karena bagian ini dimaksudkan untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima kendaraan pada saat melewati tikungan dan gaya tersebut 822

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 823 cenderung melempar kendaraan ke arah luar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan tikungan pada alinyemen horizontal adalah superelevasi(e), jari-jari tikungan (r) dan lengkung peralihan. 2. Alinyemen Vertikal Alinyemen vertikal terdiri atas bagian landai vertikal dan bagian lengkung vertikal. Ditinjau dari titik awal perencanaan, bagian landai vertikal dapat berupa landai positif (tanjakan), landai negatif (turunan) atau landai nol (datar). Bagian lengkung dapat berupa lengkung cekung atau lengkung cembung. (Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota 97). Aspek struktural jalan Aspek struktural jalan terdiri atas duajenis perkerasan : 1. Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) terdiri atas lapis permukaan (Surface Course), lapis pondasi atas (Base Course) dan lapis pondasi bawah (Sub Base Course) 2. Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) Perkerasan kaku (Rigid Pavement)terdiri atas Rigid Pavement, Wet Lean Concrete dan Agregat Kelas A. Aspek drainase jalan Saluran drainase adalah bangunan yang bertujuan mengalirkan air dari badan jalan secepat mungkin agar tidak menibulkan bahaya dan kerusakan pada jalan. Pada umumnya kerusakan konstruksi jalan disebabakan oleh air, baik itu air permukaan maupun air tanah. Menurut fungsinya sistem drainase dibagi menjadi dua macam, yaitu drainase permukaan dan drainase bawah permukaan. Aspek bangunan penunjang dan pelengkap jalan 1. Marka Jalan Marka jalan adalah suatu tanda yang berupa garis, simbol, angka, huruf atau tandatanda lainnya yang digambarkan pada permukaan perkerasan jalan. Marka jalan berfungsi sebagai penuntun/pengarah pengemudi selama perjalanan. 2. Rambu Lalu Lintas Rambu lalu lintas adalah salah satu alat perlengkapan jalan dalam bentuk tertentu yang memuat lambang, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan di antaranya. Rambu lalu lintas digunakan untuk memberikan peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi pemakai jalan. 3. Lampu Penerangan Jalan Lampu penerangan jalan adalah bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan/dipasang di kiri/kanan jalan dan atau di tengah (di bagian median jalan) yang digunakan untuk menerangi jalan maupun lingkungan di sekitar jalan. 4. Persimpangan Jalan Persimpangan jalan adalah suatu lokasi dimana dua atau lebih jalan bergabung atau berpotongan atau bersilangan. 823

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 824 METODOLOGI Mulai Persiapan Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Perencanaan Trase Survey dan Pengumpulan Pemilihan Trase Data Primer dan Data Sekunder Pengolahan dan Analisis Data : Analisa Sistem Transportasi dan Jaringan Jalan Analisa Data Lalu Lintas Analisa Data Topografi Analisa Data Tanah Analisa Hidrologi TIDAK Data Lengkap atau Cukup YA A 824

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 825 A Perancangan Detail Pada Trase yang Terpilih Aspek Geometri Alinyemen Horisontal Alinyemen Vertikal Aspek Struktural Menentukan Muatan Sumbu Terberat Perancangan Konstruksi Perkerasan Aspek Drainase Jalan Menghitung Intensitas Hujan Menghitung Debit Banjir Rencana Menentukan Sistem Bangunan Drainase Aspek Bangunan Penunjang & Pelengkap Jalan Penentuan Marka Jalan Penentuan Rambu Lalu Lintas Persimpangan Jalan Lampu Penerangan Jalan RKS RAB Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 1. Bagan Ali Metodologi 825

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 826 PENGOLAHAN DATA Dari hasil analisis terhadap Jalan Lingkar Utara Kota Wonosari didapatkan data arus lalu lintas yang melalui ruas jalan Lingkar Kota Wonosari tersebut, yaitu : Arus lalu lintas tahun 2014 = 383,4 smp/jam Angka pertumbuhan kendaraan ( i ) = 7,18 % Arus lalu lintas awal umur rencana tahun 2015 = 1342,322 smp/jam Arus lalu lintas akhir umur rencana 2024 = 2505,420 smp/jam Maka nilai derajat kejenuhan yang terjadi sesuai arus dan kapasitas yang ada yaitu: Derajat Kejenuhan ( DS ) tahun 2014 = 0,131 Derajat Kejenuhan ( DS ) tahun 2015 = 0,476 Derajat Kejenuhan ( DS ) tahun 2024 = 0,788 Pada tahun 2014 dan tahun 2015 nilai derajat kejenuhan dibawah 0,75. Tapi pada Tahun 2024 nilai derajat kejenuhan diatas 0,75, maka jalan tersebut kurang mampu menampung arus lalu lintas dengan baik sehingga perlu adanya peningkatan jalan.. PERENCANAAN Pada perencanaan klasifikasi jalan didapatkan data rencana teknis sebagai berikut : Fungsi dan Kelas Jalan : Kolektor Primer, Kelas IIIA Jumlah Lajur : 2/2 UD Lebar Lajur : 3,5 m Lebar Bahu Jalan : 2 m Kecepatan Rencana : 50 km/jam Panjang Jalan Rencana : 2,7 km Pada perencanaan geometrik jalan dibagi menjadi dua yaitu 1. Alinyemen Horizontal Pada perencanaan jalan terdapat 5 tikungan yang memakai jenis tikungan SCS dengan kecepatan rencana 50 km/jam dengan superelevasi (e) = 5,5%. 2. Alinyemen Vertikal Pada perencanaan jalan lingkar terdapat dua macam lengkung vertikal yaitu vertikal cembung dan vertikal cekung. Vertikal cembung terdapat di STA 1 + 000 dan STA 1 + 200, sedangkan untuk vertikal cekung terdapat di STA 1 + 800 dan STA 1 + 900. Pada alinyemen vertikal kecepatan rencana yang digunakan yaitu 50 km/jam dengan Lv = 40 m. Pada perencanaan struktural jalan di persimpanganditetapkan penggunaan perkerasan rigid sedangkan untuk sepanjang jalur lalu lintas Jalan Lingkar Utara Kota Wonosari menggunakan perkerasan lentur. Dari perencanaan tebal perkerasan lentur didapatkan tebal tiap lapisan yang dapat dilihat pada Gambar 2. 826

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 827 Gambar 2. Tebal Perkerasan Lentur Sedangkan dari perencanaan tebal perkerasan rigid didapatkan tebal tiap lapisan dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar1 3. Tebal Perkerasan Rigid Pada perencanaan saluran draianse digunakan saluran segi empat dengan b = 1,5 m dan d = 0,7 m. untuk merancang dimensi saluran dipilih debit terbesar yaitu Q = 0,729 m³/s. pada Perencanaan Jalan Lingkar Utara Kota Wonosari digunakan gorong gorong berukuran diameter 0,75 m. Pada perencanaan persimpangan berdasarkan perhitungan diperoleh tipe simpang prioritas untuk jalan lingkar utara Kota Wonosari. RENCANA ANGGARAN BIAYA Rencana anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan jalan lingkar utara Kota Wonosari adalah sebesar Rp 13.310.000.000,00. KESIMPULAN 1. PerencanaanJalan Lingkar Utara Kota Wonosari direncanakan untuk pengembangan wilayah Kota Wonosari, dikarenakan Kabupaten Gunung Kidul mempunyai beragam potensi perekonomian. 827

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 828 2. Dari hasil analisis terhadap Jalan Lingkar Utara Kota Wonosari didapatkan data arus lalu lintas yang melalui ruas jalan Lingkar Kota Wonosari tersebut, yaitu : Arus lalu lintas tahun 2014 = 383,4 smp/jam Angka pertumbuhan kendaraan ( i ) = 7,18 % Arus lalu lintas awal umur rencana tahun 2015 = 1342,322 smp/jam Arus lalu lintas akhir umur rencana 2024 = 2505,420 smp/jam Maka nilai derajat kejenuhan dengan umur rencana 10 tahun yang terjadi sesuai arus dan kapasitas yang ada yaitu: Derajat Kejenuhan ( DS ) tahun 2024 = 0,788 Pada tahun 2024 nilai derajat kejenuhan diatas 0,75. Maka jalan tersebut kurang mampu menampung arus lalu lintas dengan baik. 3. Dari hasil Perencanaan Jalan Lingkar Utara Kota Wonosari didapatkan data rencana teknis sebagai berikut : Fungsi dan Kelas Jalan : Kolektor Primer, Kelas IIIA Jumlah Lajur : 2/2 UD Lebar Lajur : 3,5 m Lebar Bahu Jalan : 2 m Kecepatan Rencana : 50 km/jam Panjang Jalan Rencana : 2,7 km 4. Pada persimpangan ditetapkan penggunaan perkerasan rigid sedangkan untuk sepanjang jalur lalu lintas Jalan Lingkar Utara Kota Wonosari menggunakan perkerasan lentur. Dari perencanaan tebal perkerasan lentur didapatkan tebal tiap lapisan yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tebal Perkerasan Lentur Lapisan Surface Course Base Course Subbase Course Sumber : Hasil Analisa 2014 Metode Analisa Komponen 8 cm 20 cm 30 cm Sedangkan dari perencanaan tebal perkerasan rigid didapatkan tebal tiap lapisan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Tebal Perkerasan Rigid Lapisan Rigid Pavement Wet Lean Concrete Agregat Kelas A Sumber : Hasil Analisa 2014 Tebal 22 cm 15 cm 20 cm 5. Rencana anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan Jalan Lingkar Utara Kota Wonosari adalah sebesar Rp 13.310.000.000,00 828

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 829 DAFTAR PUSTAKA Anas, Aly Ir. 2007. Pengertian Dasar Dan Informasi Umum Tentang Beban Konstruksi Perkerasan Jalan. Jakarta Barat : Yayasan Pengembang Teknologi Dan Manajemen. Balitbang Pekerjaan Umum. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum. Kementrian Pekerjaan Umum. Departemen Pekerjaan Umum, 1987. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen (SKBI-2.3.26.1987). Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Pd T-14-2003. Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen. Departemen Pekerjaan Umum Pt T-01-2002-B. Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Departemen Pekerjaan Umum. Panduan Analisa Harga Satuan. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Departemen Pekerjaan Umum. Manual Pengoperasian Perangkat Lunak Analisa Harga Satuan. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Departemen Pekerjaan Umum. Spesifikasi Umum Khusus Jalan 2010. Kementerian Pekerjaan Umum Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Bina Jalan Antar Kota. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Binamarga, 1997. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Materi Kuliah Perencanaan Perkerasan Jalan. Materi Kuliah Perencanaan Geometri Jalan. Sukirman, S. 1999. Dasar Dasar Perencanaan Geometrik Jalan. Bandung : Penerbit Nova. Suryawan, Ari. 2009. Perkerasan Jalan Beton Semen Portland (Rigid Pvement). Yogyakarta : Beta Offset 829