Analisis Penerapan Activity Based Costing Sistem Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Pada PT. V. Collection Sejahtera Periode 2011 Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : 22209555 Kelas : 3 EB 18
LATAR BELAKANG Ditengah perkembangan teknologi yang semakin pesat ini banyak perusahaan yang belum optimal dalam menghasilkan labanya. Perkembangan dunia usaha saat ini, masih banyak perusahaan yang menggunakan sistem tradisional. Lingkungan teknologi manufaktur maju memerlukan sistem informasi akuntansi yang dirancang untuk mempertahankan keunggulan bersaing.
Rumusan dan Batasan Masalah 1. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi dengan sistem tradisional (Full Costing) yang saat ini digunakan PT. V. Collection Sejahtera? 2. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi pada PT. V. Collection Sejahtera dengan menggunakan sistem akuntansi berdasarkan Activity Based Costing (ABC)? 3. Apakah metode ABC (Activity Based Costing) dapat diterapkan pada perusahaan PT. V. Collection Sejahtera?
TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui cara menghitung harga pokok dengan sistem tradisional yang saat ini digunakan oleh perusahaan. 2. Untuk mengetahui metode Activity Based Costing (ABC) dapat dijadikan alternatif lain dalam penentuan harga pokok produk untuk mengantisipasi kelemahan yang terjadi pada sistem tradisional. 3. Untuk mengetahui metode Activity Based Costing (ABC) dapat dijadikan sebagai acuan atau pertimbangan dalam penentuan harga pokok oleh perusahaan saat ini.
ALAT ANALISIS YANG DIGUNAKAN Adapun alat analisis yang akan digunakan oleh penulis guna menunjang proses pembuatan penulisan ilmiah ini adalah : Perhitungan Biaya Produksi dengan Metode Full Costing : 1. Biaya Bahan Baku 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung 3. Biaya Overhead Pabrik Metode Full Costing : BOP yang dianggarkan Tarif BOP = Kuantitas Total Pembebanan
ALAT ANALISIS YANG DIGUNAKAN BOP yang dibebankan = Kuantitas pembebanan x Tarif BOP Harga Pokok Produksi dapat dihitung sebagai berikut : Biaya Bahan Baku Rp. XXXXX Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. XXXXX Biaya Overhead Pabrik Rp. XXXXX + Jumlah Harga Pokok Rp. XXXXX Perhitungan Harga Pokok Produksi Sistem Activity Based Costing : 1. Prosedur Tahap Pertama. a. Penggolongan Berbagai Aktifitas. b. Pengasosiasian Berbagai Biaya dengan Berbagai Aktifitas. c. Penentuan Kelompok-kelompok Biaya (Cost Pools) yang homogen. d. Penentuan Tarif Kelompok Tarif kelompok dihitung dengan rumus : Pool Rate : Total BOP untuk kelompok aktifitas tertentu Dasar pengukur aktifitas kelompok tertentu
ALAT ANALISIS YANG DIGUNAKAN 2. Prosedur Tahap Kedua : Overhead yang dibebankan = Tarif kelompok x Unit cost driver yang digunakan Harga Pokok Produksi dapat dihitung sebagai berikut : Biaya Bahan Baku Rp. XXXXX Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. XXXXX Biaya Overhead Pabrik Rp. XXXXX + Jumlah Harga Pokok Produksi Rp. XXXXX
HASIL PERHITUNGAN LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI PER UNIT BERDASARKAN SISTEM TRADISIONAL Jenis Kaos BBB (Rp) BTKL (Rp) BOP (Rp) HPP (Rp) Kaos Pria 24.152 191.584 15.994 231.730 Kaos Wanita 28.159 54.738 15.994 98.891 Kaos Anak-anak 25.000 383.167 15.994 424.161 LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI PER UNIT BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING Jenis Kaos BBB (Rp) BTKL (Rp) BOP (Rp) HPP (Rp) Kaos Pria 24.152 191.584 12.108 227.844 Kaos Wanita 28.159 54.738 3.935 86.832 Kaos Anak-anak 25.000 383.167 22.799 430.966
HASIL PERHITUNGAN PERPERBANDINGAN HPP PER UNIT BERDASARKAN SISTEM TRADISIONAL DENGAN SISTEM ABCAN HPP PER UNIT BERDASARKAN SISTEM TRADISIONAL DENGAN SISTEM ABC Jenis Kaos HPP Sistem Tradisional HPP Sistem Activity Based Costing Selisih Kaos Pria 231.730 227.844 3.886 Kaos Wanita 98.891 86.832 12.059 Kaos Anak-anak 424.161 430.966 (6.805)
KESIMPULAN 1. Perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan perusahaan saat ini masih sangat sederhana, yaitu dengan menggunakan metode tradisional (Full Costing) Karena sistem ini memiliki beberapa kelemahan. 2. Sistem Tradisional melaporkan HPP (Harga Pokok Produksi) untuk Kaos Pria Rp. 231.730 lebih tinggi Rp. 3.886 dibandingkan sistem ABC (Activity Based Costing) sebesar Rp. 227.844 dan HPP Tradisional untuk Kaos Wanita Rp. 98.891 lebih tinggi Rp. 12.059 dibandingkan sistem ABC (Activity Based Costing) sebesar Rp. 86.832 atau terjadi Overcost baik Kaos Pria maupun Kaos Wanita sedangkan, Harga Pokok Produksi tradisional untuk Kaos Anak-anak Rp. 424.161 lebih rendah Rp. 6.805 dibandingkan sistem ABC (Activity Based Costing) sebesar Rp. 430.966 atau terjadi Undercost. 3. Pada perhitungan dengan metode ABC (Activity Based Costing) dapat disimpulkan bahwa perusahaan PT. V. Collection Sejahtera untuk mempertimbangkan kembali di masa yang akan datang dengan tetap menggunakan metode tradisional (Full Costing) yang saat ini perusahaan terapkan dikarenakan adanya distorsi biaya
SARAN 1. PT. V. Collection Sejahtera sebaiknya meninjau kembali sistem tradisional yang sedang diterapkan, apakah sistem tersebut menghasilkan harga pokok produksi yang akurat, mengingat persaingan industri dewasa ini sangat ketat. 2. PT. V. Collection Sejahtera sebaiknya untuk masa yang akan datang menerapkan Activity Based Costing sistem dalam menentukan Harga Pokok Produksi. Dengan menggunakan sistem activity based costing tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi pihak manajemen perusahaan dalam hal memperbaiki kualitas pengambilan keputusan, baik dalam hal jumlah unit yang diproduksi, penentuan harga jual, maupun mengenai pengembangan produk, sehingga keputusan yang diambil lebih bermanfaat bagi kemajuan perusahaan.