dan tiga juta di antaranya ditemukan di negara sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit penyebab kematian utama di dunia setelah penyakit jantung (Baratawidjaya & Rengganis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dokumen nomor : CCRC Tanggal : 23 April 2013 Mengganti nomor : CCRC Tanggal : 26 Februari 2009

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk memelihara kesehatan (Dorly,

I. PENDAHULUAN. (medicinal mushroom) adalah Ganoderma lucidum. Jamur ini telah digunakan

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM. Dokumen nomor : CCRC Tanggal : Mengganti nomor : - Tanggal : -

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan

BAB I PENDAHULUAN. pertiga bagian wilayahnya berupa lautan sehingga memiliki sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012, 32,6 juta orang hidup dengan kanker di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kontaminasi di mana saja dan kapan saja. Bila terus-menerus terpapar oleh agen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker paru merupakan keganasan penyebab kematian. nomer satu di dunia (Cancer Research UK, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Uji Sitotoksik Analisis Statistik HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Sitotoksik Analisis Siklus Sel dengan Flow Cytometry

UJI EFEK SITOTOKSIK HASIL FRAKSINASI EKSTRAK ETANOL AKAR ASAM KANDIS (Garcinia cowa Roxb.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D DENGAN METODA MTT

I. PENDAHULUAN. Ganoderma spp. sebagai jamur dengan genus paling besar. Menurut Bhosle (2010),

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masih tingginya angka kematian akibat kanker. Lebih detail, jenis kanker serviks

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Aktivitas Sitototoksik Fraksi Polar Umbi Bawang Putih (Allium sativum L.) Terhadap Sel T47D

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan. Kanker paru memiliki prevalensi tertinggi di dunia. mencapai 18 % dari total kanker (World Health

UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN FRAKSI NON POLAR EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus BURM F.) TERHADAP SEL KANKER HELA

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Di Indonesia, diantara berbagai jenis kanker, karsinoma paru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. senyawa bioaktif yang tidak ditemukan dalam produk alami terrestrial (Jimeno,

BAB I PENDAHULUAN. I.A Latar Belakang. Kanker paru merupakan penyebab tertinggi kematian. akibat kanker di dunia, baik negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang. Kanker paru merupakan salah satu dari keganasan. tersering pada pria dan wanita dengan angka mortalitas

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu penyakit yang termasuk. dalam kelompok penyakit tidak menular (Non-communicable

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Organisasi kesehatan dunia WHO (2013) mencatat terdapat 7,6 juta

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur perbaikan Deoxyribonucleic Acid (DNA) sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kosmetik. Jenis biota laut di daerah tropis Indonesia diperkirakan 2-3 kali lebih

BAB I PENDAHULUAN. peradaban manusia, tumbuhan telah digunakan sebagai bahan pangan, sandang maupun obat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada

BAB VI PEMBAHASAN. Rimpang temu putih yang sudah dipotong kecil-kecil didestilasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. paku di dunia (Jones dan Luchsinger, 1987; Sastrapradja, 1980 dalam Susilawati,

BAB I PENDAHULUAN I.1

Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Sel Kanker Serviks (HeLa) Secara In Vitro

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi

UJI SITOTOKSI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA MERAH

EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG TANJUNG (Mimusopsi cortex) TERHADAP SEL T47D

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Indonesia penyakit kanker menduduki urutan ke-3 penyebab kematian sesudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. sebagai obat. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang (WHO, 2008 dalam Jemal et al., 2011). Menurut data dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman. viii. PDF created with pdffactory Pro trial version

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. menimbulkan kematian. Menurut data WHO (World Health Organization) tahun

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. disembuhkan, bahkan tidak jarang menyebabkan kematian (Saputra, dkk.,

AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL UMBI UBI JALAR UNGU DAN UMBI UBI JALAR ORANYE (Ipomoea batatas L.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 SKRIPSI

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 16, No.2, 2011, halaman ISSN :

Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kanker diseluruh dunia diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2030 dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ISOLASI DAN KARAKTERISASI STRUKTUR SANTON SERTA UJI ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L)

SKRIPSI. UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix) PADA SEL HeLa CERVICAL CANCER CELL LINE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2000, kematian akibat kanker. diperkirakan mencapai 7 juta kematian (12% dari semua

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian kedua di negara-negara barat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK n-heksana DAN EKSTRAK METANOL HERBA PACAR AIR (Impatiens balsamina Linn) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian paling banyak kedua setelah serangan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SITOTOKSISITAS FRAKSI PROTEIN DAUN MIMBA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan dapat melakukan sintesis senyawa organik kompleks. menghasilkan golongan senyawa dengan berbagai macam struktur.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jinten hitam (Nigella sativa L.) merupakan salah satu tanaman obat yang digunakan untuk mengobati

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit degeneratif yang ditandai dengan keadaan sel yang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker merupakan salah satu penyakit dengan kasus tertinggi di dunia

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI POLAR, SEMIPOLAR, DAN NON POLAR EKSTRAK ETANOL DAUN TUMBUHAN SALA (Cynometra ramiflora Linn.) TERHADAP SEL T47D SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setiap tahunnya terjadi di Afrika, Asia dan Amerika Tengah dan Selatan.

Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Kanker Paru yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Kanker masih merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia dan menjadi penyebab kematian kelima di Indonesia. Jumlah penderita baru per tahun 5,9 juta di seluruh dunia dan tiga juta di antaranya ditemukan di negara sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru untuk setiap 100.000 penduduk per tahunnya. Sementara, berdasarkan data Globocan tahun 2012, sekitar 14,1 juta kasus kanker dan 8,2 juta kematian akibat kanker terjadi pada tahun 2012, dibandingkan dengan tahun 2008 terdapat 12,7 juta kasus kanker dan 7,6 juta kematian akibat kanker. Diperkirakan terjadi peningkatan substantif menjadi 19,3 juta kasus kanker baru per tahun pada tahun 2025 (WHO, 2013). Kanker merupakan suatu penyakit yang terjadi melalui proses transformasi. Proses ini akan berlangsung apabila sel mengalami perubahan genetik dan mendapat kemampuan untuk melepaskan diri dari mekanisme regulator. Kanker pada dasarnya adalah suatu penyakit yang ditandai dengan suatu pergeseran pada mekanisme kontrol sel yang mengatur proliferasi dan diferensiasi sehingga mengakibatkan pertumbuhan sel menjadi abnormal. Kanker dapat disebabkan oleh faktor endogen maupun faktor eksogen (Hanahan, 2000). Salah satu penyakit kanker yang menyebabkan kematian tertinggi di dunia adalah kanker paru. Kanker paru merupakan salah satu jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, sebanyak 17% insidensi terjadi pada pria (peringkat kedua setelah kanker prostat) dan 19% pada wanita (peringkat ketiga setelah kanker payudara dan kanker kolorektal) (Ancuceanu & Victoria, 2004). WHO World Report 2000 melaporkan, PMR (Postneonatal Mortality Rate) kanker paru pada tahun 1999 di dunia 2,1%. Menurut WHO, Cause Specific Death

Rate (CSDR) kanker trakea, bronkus, dan paru di dunia 13,2 per 100.000 penduduk dengan PMR 2,3% (WHO, 2004). Kanker paru tumbuh dari pertumbuhan tak terkontrol (proliferasi) dari sel yang abnormal di dalam paru-paru. Terdapat dua bentuk dari penyakit ini, yaitu Non-small Cell Lung Cancer (NSCLC) dan Small Cell Lung Cancer (SCLC). NSCLC merupakan bentuk paling sering yang terjadi pada kanker paru, dihitung sebanyak 85% kasus dari semua kasus Kanker Paru (Barzi, 2010). Penyakit ini tumbuh dan menyebar lebih lambat daripada SCLC. Setiap stadium penyakit dihubungkan dengan gejala spesifik, maka dari itu kira-kira 70% dari kasus tidak terdeteksi sampai penyakit ini sampai pada stadium lanjut ketika kesempatan untuk penyembuhan atau peluang kesembuhan pasien sudah terbatas (Schiller, 2002). NSCLC terdiri atas beberapa tipe dari kanker paru, yakni tergabung dalam kelompok squamous atau non-squamous. Non-squamous NSCLC sejauh ini termasuk ke dalam subtipe adenokarsinoma dan karsinoma sel besar (Cancer Research UK, 2011). Sel H1299 juga diketahui sebagai NCI - H1299 (ATCC, CRL-5803 TM ) merupakan salah satu sel kanker paru bukan sel kecil yang diturunkan dari nodus limfa yang biasa digunakan dalam banyak penelitian (Giaccone, 1992). Sel H1299 memiliki ekspresi gen seperti neuromedin B. Sel ini memiliki penghapusan homozigot sebagian dari protein p53, dan sedikit ekspresi dari protein p53 (ATCC, CRL-5803 TM ). Penanganan kanker pada umumnya masih bergantung pada kemoterapi yang berasal dari bahan kimia sintetis. Idealnya, obat antikanker akan membunuh sel kanker tanpa merusak jaringan yang normal. Akan tetapi, antikanker dengan senyawa kimia sintetis tidak hanya akan mempengaruhi sel kanker tetapi juga mempengaruhi sel sehat yang ada disekitarnya. Sayangnya,

tidak ada agen kemoterapi yang tersedia saat ini yang tidak menimbulkan toksisitas sama sekali pada pasien (Katzung, 2010; Kusumastuti, 2013). Telah banyak dilakukan penelitian untuk menemukan obat dari tumbuhan yang memiliki efek sitotoksik terhadap sel kanker payudara. Salah satunya yaitu tumbuhan Garcinia cowa Roxb yang dikenal dengan nama daerah asam kandis atau kandis. Tanaman dari genus Garcinia (guttiferae) telah diteliti secara luas secara fitokimia dan biologis (Na et al., 2013). Genus Garcinia kaya akan metabolit sekunder terutama triterpen, flavonoid, santon dan phloroglucinol. Senyawasenyawa yang telah diisolasi dilaporkan memiliki berbagai aktifitas farmakologis, seperti aktivitas antikanker, anti-inflamasi, antibakteri, antivirus, antijamur, anti-hiv, antidepresan, dan antioksidan (Ritthiwigrom et al., 2013). Tanaman ini banyak tersebar di daratan Indonesia dan Malaysia (Lim, 2012). Di Indonesia, asam kandis merupakan tanaman yang digunakan sebagai bumbu masak, terutama di Sumatera Barat. Tumbuhan Garcinia cowa Roxb. sendiri telah dilaporkan mengandung senyawa santon dari kulit batang asam kandis yang berpotensi sebagai obat antikanker payudara (Wahyuni et al., 2015). Senyawa santon terutama dikenal dengan potensinya sebagai antikanker (Jabit et al., 2009). Pada penelitian sebelumnya, telah berhasil diperoleh senyawa cowanin dari kulit batang asam kandis sebanyak 100,3 mg (Iqbal, 2015). Beberapa hasil penelitian terkait Garcinia cowa Roxb. menunjukkan nilai IC50 yang potensial sebagai antikanker. Hasil penelitian Darwati et al. (2009), menyatakan bahwa dari kulit batang G.cowa Roxb. telah berhasil diisolasi senyawa santon teroksigenasi yang ditetapkan sebagai Cowanin dan mempunyai aktvitas antikanker terhadap sel T47D dengan nilai IC 50 10,4 µg/ml. Kemudian Jhovi (2016), menyatakan bahwa senyawa cowanin dari kulit batang asam (Garcinia cowa Roxb) memiliki efek sitotoksik terhadap sel kanker payudara T47D dengan nilai IC50 sebesar 6,986 ± 0,786 µg/ml. Cowanin merupakan suatu

santon dari kulit batang Garcinia cowa Roxb. yang dapat ditemukan dibeberapa bagian dari tumbuhan Garcinia cowa Roxb. seperti pada buah, lateks, ranting, dan kulit. (Ritthiwigrom et al., 2013) Oleh karena itu, pada penelitian kali ini dilakukan uji efek sitotoksik pada sel kanker paru H1299 yang dilakukan dengan MTT assay. MTT Assay merupakan salah satu metode yang digunakan dalam uji sitotoksik. Kelompok senyawa dengan sitotoksisitas potensial dapat digunakan sebagai agen antikanker sedangkan sitotoksisitas moderat dapat dimanfaatkan untuk kemoprevensi yang dapat mencegah dan menghambat pertumbuhan sel kanker (Melannisa, 2004). Sitotoksisitas dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu, sitotoksik potensial jika IC50 < 100 µg/ml (µm), sitotoksik moderat jika 100 µg/ml (µm) < IC50 < 1000 µg/ml (µm) dan tidak toksik jika IC50>1000 µg/ml (µm) (Krippendorff, 2006). Metode MTT ini merupakan metode kolorimetrik, dimana terjadinya reduksi garam kuning tetrazolium MTT (3-(4,5-dimetiltiazol-2-il)2,5- difeniltetrazolium bromid) oleh sistem reduktase suksinat tetrazolium yang termasuk dalam rantai respirasi dalam mitokondria sel-sel yang hidup membentuk kristal formazan berwarna ungu dan tidak larut air. Penambahan reagen DMSO akan melarutkan kristal berwarna ini yang kemudian diukur absorbansinya menggunakan microplate reader. Intensitas warna ungu yang terbentuk proporsional dengan jumlah sel hidup. Sehingga jika intensitas warna ungu semakin besar, maka berarti jumlah sel hidup semakin banyak (Mosmann, 1983). Berdasarkan uraian diatas, maka kami mengajukan sebuah gagasan penelitian tentang uji sitotoksik cowanin, senyawa isolat dari kulit batang asam kandis (Garcinia cowa roxb.) terhadap sel kanker paru-paru H1299 dengan MTT Assay. Hal ini dilakukan untuk menemukan nilai IC50 cowanin terhadap sel kanker paru H1299.