BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mirharatulisa Dyah Amoendria, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suciati Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I. yang mengkaji bahasa sebagai bahasa, bukan sebagai disiplin ilmu yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

BAB I PENDAHULUAN. Baik dalam hal pelafalan, intonasi, kosakata, pola kalimat, maupun tata

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa di dunia yang memiliki ciri dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam makna. Bagi linguistik- ilmu yang khusus mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Jepang sebagai bahasa asing pada tingkat SMA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhan jasmani dan rohani dapat terpenuhi. Oleh karena itu, bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

2015 ANALISIS MAKNA VERBA TORU SEBAGAI POLISEMI (KAJIAN SEMANTIK)

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa asing dengan baik, salah satu proses yang

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan. Sedangkan metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. Kosakata, yang dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah goi

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dapat berinteraksi di berbagai bidang kehidupan, manusia menggunakan bahasa.

dengan perubahan yang mengikuti perkembangan sosial budaya masyarakat dipakai manusia untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan-kenginan dan

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

Bab 5. Ringkasan. Saat ini banyak orang yang mempelajari bahasa Jepang dan mulai tertarik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali kata-kata yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki ciri khas atau karakteristik tersendiri. Setiap bahasa juga

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri misalnya bahasa Jepang yang memiliki ciri khas yang sangat menonjol dari

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu. serta latar belakang suatu bangsa (Simatupang, 1999 : 8)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

Bab 1. Pendahuluan. antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Bab 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Bab 5. Ringkasan. Bahasa itu sendiri mempunyai dua pengertian, pertama menyatakan alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki aturan dalam penggunaannya. Misalnya, setiap kata

Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam. kehidupan manusia. Bahasa terus berkembang sesuai dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia ke bahasa Jepang, kita dapat menerjemahkan suatu teks dari

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki lebih dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Kurang lebih 30 mahasiswa dan mahasiswi masuk program studi Jepang

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, yang di dalamnya terdapat unsur-unsur atau kaidah-kaidah yang berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan kalimat pasif bahasa Indonesia. Penggunaannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam gramatika suatu bahasa, terdapat penggunaan adverbia. Adverbia

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa yang ada di dunia ini pasti memiliki perbedaan tersendiri jika dibandingkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang dapat kita amati bersama, perkembangan pembelajaran bahasa Jepang di Indonesia dewasa ini meningkat. Hal ini bisa terlihat dari semakin banyak diselenggarakannya pembelajaran bahasa Jepang baik secara formal (di sekolah dan universitas) maupun non-formal (kursus). Namun sayangnya hal ini belum diimbangi dengan kemampuan berbahasa Jepang yang memadai sehingga masih sering muncul kesalahan berbahasa di kalangan pembelajar bahasa Jepang. Hal ini disebabkan oleh karena adanya berbagai faktor yang dianggap terlalu berbeda dari bahasa Indonesia dan menghambat dalam penguasaan bahasa asing tersebut secara maksimal. Salah satu hal yang menjadi penghambat bagi pembelajar bahasa Jepang di Indonesia adalah masalah kata yang bersinonim. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutedi (2011: 46) bahwa ketidakjelasan tentang perbedaan makna dan fungsi dari kata yang bersinonim menjadi penyebab munculnya kesalahan berbahasa. Dalam bahasa Jepang, ada begitu banyak kelompok kata yang memiliki arti yang sama ketika kita menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia, tetapi sebenarnya berbeda baik dari segi makna maupun penggunaannya. Sehingga sering menciptakan kondisi dimana pembelajar merasa kesulitan untuk memilih padanan kata mana yang paling tepat dalam bahasa Jepang untuk konteks yang dimaksud. Kondisi ini diperburuk dengan masih minimnya penjelasan mengenai kata-kata bersinonim dalam bahasa Jepang dari referensi yang tersedia di negeri kita yang bisa digunakan sebagai acuan. Kata bersinonim sendiri hampir terdapat di semua kelas kata bahasa Jepang, baik dari kelas kata yang sejenis maupun yang berbeda jenis. Seperti yang bisa ditemukan pada kasus ooi ( 多い ), takusan ( たくさ 1

ん ) dan ippai ( いっぱい ). Ketiga kata ini berasal dari kelas kata yang berbeda, ooi ( 多い ) tergolong dalam keiyooshi ( 形容詞 ) atau kelas kata adjektiva dalam bahasa Jepang yang berakhiran silabel /i/, sementara takusan ( たくさん ) dan ippai( いっぱい ) termasuk ke dalam fukushi ( 副詞 ) atau adverbia. Meskipun ketiganya berasal dari kelas kata yang berbeda, namun ketika dipadankan ke dalam bahasa Indonesia ketiganya sama-sama memiliki makna banyak dan ketiganya bisa saling menggantikan pada konteks kalimat tertentu, sebagaimana yang bisa kita lihat pada contoh kalimat berikut: (1) 私はサラダをいっぱい食べた (http://ejje.weblio.jp/) Watashi sarada wo ippai tabeta. Saya banyak memakan salad. Seperti yang dapat kita amati bersama bahwa pada kalimat ini kata yang mengandung arti banyak yang digunakan adalah ippai ( いっぱい ). Namun kata ooi ( 多い ) dan takusan ( たくさん ) pun dapat digunakan untuk menggantikan ippai ( いっぱい ) pada tipe kalimat seperti ini sebagaimana bisa kita lihat berikut: (2) 私はサラダを多く食べた Watashi sarada ooku tabeta. Saya banyak memakan salad. (3) 私はサラダをたくさん食べた Watashi sarada takusan tabeta. Saya banyak memakan salad. Namun pada kasus yang lain, terdapat keadaan dimana hanya masing-masing dari kata itu yang dapat digunakan sementara kata yang lain tidak dapat menggantikannya sekalipun memiliki arti yang sama yaitu 2

banyak. Sebagaimana bisa kita lihat pada beberapa contoh kalimat berikut ini: (4) 今年は去年よりも雪が多い (Shibata dan Yamada, 2002: 1167) Kotoshi ha kyonen yori mo yuki ga ooi. Salju pada tahun ini dibanding tahun kemarin lebih banyak. (5) 嬉しさで胸にいっぱいになり 何も言えなかった (Masayoshi dan Kakuko, 1994: 146) Ureshisa de mune ni ippai ni natari, nani mo ienakatta. Karena di dada menjadi banyak dipenuhi dengan kebahagiaan, saya jadi tidak bisa mengatakan apa-apa. (6) 五十円でたくさんか (http://ejje.weblio.jp/) Gosen en de takusan ka. Apakah cukup banyak dengan 50 yen? Dari contoh kalimat yang dipaparkan di atas, dapat kita pahami bahwa pada konteks kalimat tertentu, pemakaian kata ooi ( 多い ), takusan ( たくさん ) dan ippai ( いっぱい ) dipadankan ke dalam satu kata yang sama dalam bahasa Indonesia, yaitu banyak. Sejalan dengan itu, Momiyama (Sutedi, 2011: 145) mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk mengidentifikasikan sinonim adalah ketika beberapa kata jika diterjemahkan ke dalam bahasa asing (dalam hal ini dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia) akan menjadi satu kata. Dengan ini bisa dikatakan bahwa ketiganya merupakan kata-kata yang bersinonim. Meskipun begitu yang patut menjadi perhatian di sini adalah belum diketahui secara jelas mengenai persamaan dan perbedaan ketiga kata yang bersinonim tersebut terutama dari segi penggunaannya, sebagaimana yang bisa kita lihat pada beberapa contoh kalimat di atas 3

bahwa ada kalimat yang dapat menggunakan ketiga kata tersebut namun ada juga kalimat yang hanya dapat menggunakan satu dari kata ketiga kata yang sama-sama mengandung makna banyak tersebut. Ketidakjelasan dari penggunaan ketiga kata tersebut mungkin saja akan menimbulkan kesalahan berbahasa atau bahkan sudah, mengingat intensitas pemakaian ketiga kata tersebut cukup besar dalam kehidupan sehari-hari, tanpa disadari oleh pembelajar. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengangkat skripsi yang berjudul Analisis Kata Ooi, Takusan dan Ippai sebagai Sinonim dalam Kalimat Bahasa Jepang. 1.2 Rumusan dan Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah persamaan dari kata ooi ( 多い ), takusan ( たくさん ) dan ippai ( いっぱい ) dari segi penggunaannya? 2. Apakah perbedaan dari kata ooi ( 多い ), takusan ( たくさん ) dan ippai ( いっぱい ) dari segi penggunaannya? 3. Pada konteks kalimat yang bagaimanakah ketiga kata tersebut dapat saling menggantikan? Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penulis akan membatasi masalah penelitian sebagai berikut: 1. Penulis hanya akan meneliti persamaan dari kata ooi ( 多い ), takusan ( たくさん ) dan ippai ( いっぱい ) dari segi penggunaan. 2. Penulis hanya akan meneliti perbedaan dari kata ooi ( 多い ), takusan ( たくさん ) dan ippai ( いっぱい ) dari segi penggunaan. 3. Penulis hanya akan meneliti konteks kalimat tertentu yang dimana ketiga kata tersebut dapat saling menggantikan. 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk meneliti ooi ( 多い ), takusan ( たくさん ) dan ippai ( いっぱい ) sebagai kata yang bersinonim. Adapun secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui persamaan kata ooi ( 多い ), takusan ( たくさん ) dan ippai ( いっぱい ) dari segi penggunaan. 2. Untuk mengetahui perbedaan kata ooi ( 多い ), takusan ( たくさん ) dan ippai ( いっぱい ) dari segi penggunaan. 3. Untuk mengetahui dalam konteks kalimat yang seperti apa ketiga kata tersebut dapat saling menggantikan. Sedangkan manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah: A. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah untuk memperkaya khazanah keilmuan khususnya berkaitan dengan kata bersinonim dalam bahasa Jepang (ruigigo / ). B. Manfaat Praktis 1. Bagi penulis, penelitian ini dapat membantu untuk lebih memperdalam pemahaman penulis mengenai kata bersinonim, khususnya untuk kata ooi ( 多い ), takusan ( たくさん ) dan ippai ( いっぱい ). 2. Bagi pembelajar bahasa Jepang, hasil dari penelitian ini dapat menjadi referensi untuk lebih memperdalam pemahaman mengenai kata bersinonim khususnya untuk kata ooi ( 多い ), takusan ( たくさん ) dan ippai ( いっぱい ) sehingga diharapkan dapat mengurangi bahkan menghindari kesalahan dalam penggunaannya. 5

3. Bagi pendidik bahasa Jepang, hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk pembelajaran kata bersinonim khususnya ooi ( 多 い ), takusan ( たくさん ) dan ippai ( いっぱい ). 1.4 Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan makna dari katakata atau istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis mendefinisikan istilah-istilah tersebut sebagai berikut: 1. Analisis Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia analisis berarti penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Sedangkan dalam linguistik, analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam (http://id.wikipedia.org/wiki/analisis). Dan analisis yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu kepada analisis terhadap kata ooi ( 多い ), takusan ( たくさん ) dan ippai ( いっぱい ) yang dimana jika dipadankan dalam bahasa Indonesia ketiganya sama-sama memiliki arti banyak pada konteks kalimat tertentu. Berkaitan dengan hal itu, lebih spefisik akan dibahas mengenai persamaan dan perbedaan dari penggunaan ketiga kata tersebut serta probabilitas bagi ketiga kata tersebut untuk dapat saling menggantikan pada suatu konteks kalimat tertentu. 2. Sinonim Chaer (2007: 297) menyatakan bahwa sinonim atau sinonimi sebagai hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya. Dalam bahasa Jepang sendiri, sinonim biasa disebut dengan istilah ruigigo ( 類義語 ). Ruigigo ( 類義語 ) sendiri dijelaskan oleh Iwabuchi (Sudjianto dan Dahidi, 6

2009: 114) sebagai beberapa kata yang memiliki ucapan yang berbeda namun memiliki makna yang sangat mirip. Dalam penelitian ini, kumpulan kata yang akan diangkat sebagai topik utama adalah sinonim ooi ( 多い ), takusan ( たくさん ) dan ippai ( いっぱい ), yang dalam Kamus Standar Bahasa Jepang Indonesia (Goro Taniguchi: 2008), ooi ( 多い ) dan takusan ( たくさん ) memiliki arti banyak sementara ippai ( いっぱい ) berarti penuh. Meskipun ippai ( いっぱい ) tidak didefinisikan secara tepat sebagai banyak layaknya kata ooi ( 多い ) dan takusan ( たくさん ), namun kata penuh pun merupakan indikasi dari suatu kuantitas yang banyak. Dan dalam konteks kalimat tertentu pun ippai ( いっぱい ) memang diartikan sebagai banyak bukannya penuh. 1.5 Metode Penelitian A. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari kata ooi ( 多い ), takusan ( たくさん ) dan ippai ( いっぱい ) serta probabilitas bagi ketiga kata tersebut untuk saling menggantikan dalam sebuah kalimat. Oleh karena itulah metode yang akan digunakan adalah metode deskriptif analisis. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (Sutedi, 2011: 58). Berkaitan dengan tema yang diangkat penulis yaitu mengenai kata ooi ( 多い ), takusan ( たくさん ) dan ippai ( いっぱい ) yang, pada konteks kalimat tertentu, memiliki kemiripan makna jika dipadankan ke dalam bahasa Indonesia, metode deskriptif analisis dianggap paling sesuai untuk penelitian ini. Dengan metode ini, tidak 7

hanya akan dijabarkan mengenai ooi ( 多い ), takusan ( たくさん ) dan ippai ( いっぱい ) sebagai kata yang berdiri sendiri, tetapi juga ketiganya akan diperbandingkan dan dianalisis secara mendalam untuk diketahui persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam ketiga kata tersebut. Yang pada akhirnya akan mencapai pada kesimpulan akan persamaan dan perbedaan serta probabilitas ketiga kata tersebut untuk saling menggantikan posisi masing-masing di sebuah kalimat. B. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur yaitu mengumpulkan, meneliti dan mempelajari sumber data yang berhubungan dengan tema penelitian yaitu kata ooi ( 多い ), takusan ( たくさん ) dan ippai ( いっぱい ). Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang berupa contoh kalimat yang diambil dari buku pelajaran, drama berbahasa Jepang, situs internet, dan literatur lain yang dipublikasikan (jitsurei) yang dianggap relevan serta beberapa contoh kalimat yang dibuat oleh penulis sendiri yang diterima oleh penutur asli (sakurei) sebagai bahan pembanding. 2. Klasifikasi Data Dari data yang sudah terkumpul, akan diklasifikasikan kembali ke dalam kategori data yang menggunakan kata ooi ( 多い ), data yang menggunakan kata takusan ( たくさん ), dan data yang menggunakan kata ippai ( いっぱい ). 3. Analisis Data Dalam upaya mengkaji persamaan dan perbedaan ketiga kata tersebut, teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik subtisusi (penggantian) kalimat. Data 8

yang sudah terkumpul mulai dianalisis dengan cara menelaah makna yang terkandung dari masing-masing kata, baik ooi ( 多い ), takusan ( たくさん )dan ippai ( いっぱい ) dalam sebuah kalimat. Lalu dibandingkan antara makna yang satu dengan yang lain dan juga saling disubtitusikan antara kata yang satu dengan yang lain agar dapat diketahui probabilitas bagi ketiga kata itu saling menggantikan dalam kalimat. 4. Generalisasi Data Setelah dilakukan analisis data secara teliti, maka langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan secara induktif untuk mengetahui persamaan dan perbedaan kata ooi, takusan dan ippai ( いっぱい ) baik dari segi makna maupun penggunaanya dalam kalimat. 9