BAB III METODE PENELITIAN. atau explanative research. Menurut Sugiyono (2009), penelitian eksplanasi adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah explanative research dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah explanative research dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanative research dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah explanative research dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanative research dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat eksplanatory

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan menguji hipotesis (hypothesis

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian eksplanatori (explanatory research)

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com. pusat perkantoran yang berada di Jakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012). Penelitian ini dimaksudkan untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Hipotesis (hypothesis testing). Uji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan dan Achmad,

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan

BAB III METODE PENELITIAN. eksplanatory reasearch. Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengguna E-Banking dalam konteks E-Service Quality dan Customer Trust.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. menjelaskan keadaan pada objek penelitian yaitu dengan penelitian asosiatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah kerangka untuk melaksanakan proyek riset

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis (para

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. penelitian ini berlangsung selama periode Juli 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian eksplanatori (explanatory research) atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu sasaran

2 METODE. Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen.

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada PT. First Media Production yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jl. M.I Ridwan Rais No. 1 Gambir Jakarta Pusat.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan Emory,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bintaro Jaya Sektor IV Tangerang Selatan pondok betung no. 88 bintaro jaya sektor IV Tangerang Selatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif atau

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian terkait sebelumnya yang menggunakan metode Delone and

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan jumlah keseluruhan sampel kurang dari 100. Dikarenakan penelitian

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik penentuan sampel pada

BAB III METODE PENELITIAN. data, populasi dan sampel, variabel dan indikator, serta teknik analisis data.

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Sugiyono (2010:55) penelitian yang bersifat asosiatif merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian penulis adalah PT Surya Toto Indonesia, Tbk Divisi Fitting.

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu untuk dijadikan objek dalam sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Universitas Lampung yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun pengertian dari objek penelitian menurut Sugiyono (2010:13) adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:38)

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota

BAB III METODE PENELITIAN. ditempat yang akan digunakan sebagai, perumusan masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah metode studi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan nilai dari variabel variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TIPE PENELITIAN Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanasi atau explanative research. Menurut Sugiyono (2009), penelitian eksplanasi adalah penelitian yang digunakan untuk menjelaskan kedudukan-kedudukan dari variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian yang dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu kepuasan konsumen (X), dan variabel dependen minat beli ulang (Y), serta variabel moderator yakni kepercayaan konsumen (Z1) dan loyalitas konsumen (Z2). 3.2 DEFINISI KONSEPTUAL Menurut Galo dalam Simamora (2003) konsep adalah istilah atau simbol yang memiliki pengertian tertentu. Sementara itu, Zinkmud dalam Simamora (2003) menerangkan bahwa konsep adalah generalisasi ide tentang kelas objek, atribut, atau proses. Bagi Cooper dan Schindler dalam Simamora (2003) konsep adalah sekumpulan pengertian atau karakteristik yang bisa diasosiasikan dengan kejadian, objek, keadaan, situasi, atau perilaku tertentu.

39 Berdasarkan definisi konsep yang telah dijelaskan oleh para ahli di atas, pada dasarnya memiliki persamaan. Gulo mengartikan konsep sebagai sesuatu yang dapat diartikan dan Zinkmud menerangkan pengertian tersebut harus berlaku umum atau general, sehingga dapat diambil suatu kesimpulan bahwa konsep adalah sejumlah pengertian general tentang objek, kejadian, keadaan dan perilaku tertentu. Definisi konseptual dalam penelitian ini, yaitu terdapat satu variabel independen (X), yaitu kepuasan konsumen, dan satu variabel dependen (Y), yaitu minat beli ulang, serta dua variabel moderator (Z), yaitu kepercayaan konsumen (Z1) dan loyalitas konsumen (Z2). 1. Kepuasan Konsumen (X) Kepuasan konsumen merupakan keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen atas barang atau jasa yang telah diperoleh dan setelah dinggunakan konsumen. Ini merupakan penelitian evaluatif pasca pemilihan yang disebabkan oleh seleksi pembelian khusus dan pengalaman menggunakan barang atau jasa tersebut (Mowen dan Minor, 2002). 2. Minat Beli Ulang (Y) Minat beli ulang adalah keinginan konsumen untuk membeli kembali suatu produk, karena adanya kepuasan yang diterima atas suatu produk sesuai yang dinginkan. Merek yang sudah melekat dalam hati pelanggan akan menyebabkan pelanggan melanjutkan pembelian atau pembelian ulang (Nurhayati, 2012).

40 3. Kepercayaan Konsumen (Z1) Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai sikap rela atau kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995). 4. Loyalitas Konsumen (Z2) Loyalitas konsumen sebagai komitmen yang tinggi untuk membeli kembali suatu barang atau jasa yang disukai atau disenangi di masa mendatang, disamping pengaruh situasi dan usaha pemasar dalam merubah perilaku. Dengan kata lain konsumen akan setia untuk melakukan pembelian ulang secara terus-menerus. Oliver (dalam Taylor, Celuch, dan Goodwin, 1999)

41 3.3 DEFINISI OPERASIONAL Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Indikator Kepuasan Konsumen (X) Kepuasan konsumen sebagai perasaan konsumen, baik itu berupa kesenangan atau kekecewaan yang timbul dari membandingkan penampilan sebuah produk dihubungkan dengan harapan konsumen atas produk Berryshu. 1. Harapan 2. Kinerja 3. Perbandingan 4. Confirmation 5. Disconfirmation 6. Ketidaksesuaian Minat Beli Ulang (Y) Kepercayaan Konsumen (Z1) Loyalitas (Z2) Minat beli ulang adalah rasa ingin atau niat seorang konsumen untuk melakukan pembelian ulang terhadap produk Berryshu yang disebabkan hadirnya pengalaman positif yang telah konsumen dapatkan setelah menggunakan produk Berryshu. Kepercayaan konsumen adalah kesediaan konsumen menerima resiko dari Berryshu berdasarkan keyakinan dan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan sesuai yang diharapkan, meskipun kedua belah pihak belum mengenal satu sama lain. Loyalitas konsumen adalah sikap setia konsumen terhadap suatu produk Berryshu yang digunakan pada masa lampau, ditunjukkan dengan melakukan pembelian yang konsisten terhadap produk Berryshu serta sukarela merekomendasikan kepada orang lain untuk membeli produk Berryshu. 1. Keinginan untuk menggunakan produk 2. Rencana menggunakan produk di masa mendatang 3. Kebutuhan untuk menggunakan produk 1. Reputasi produk 2. Persepsi kualitas situs dari toko online 3. Keyakinan 1. Kepuasan 2. Perilaku Kebiasaan 3. Komitmen 4. Kesukaan Produk

42 3.4 POPULASI DAN SAMPEL 3.4.1 Populasi Sugiono (2010) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek ataupun subjek, yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, populasinya adalah konsumen Berryshu yang pernah berbelanja online di instagram Berryshu yang berjumlah 5553 orang. 3.4.2 Sampel Menurut Sugiyono (2010) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Sugiyono (2010), teknik purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah minimal dua kali melakukan pembelanjaan di instagram Berryshu sebagai acuan untuk mendapat responden yang loyal. Ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan formula slovin (dalam Riduwan, 2005) seperti berikut. Keterangan : n= jumlah sampel N= jumlah populasi e= persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.

43 Maka, perhitungan jumlah sampel dengan jumlah populasi (sampai pada bulan November) 5553 dan persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan sebesar 10%, adalah sebagai berukiut: 100 Berdasarkan perhitungan di atas, maka sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 100 orang. 3.5 JENIS DAN SUMBER DATA Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian, yaitu dengan cara melakukan penyebaran kuisioner kepada responden atau sampel yang terpilih (konsumen Berryshu yang pernah berbelanja online di instagram Berryshu). b. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang berupa informasi tertulis maupun tidak tertulis yang diperoleh dari perusahaan, internet, majalah, koran, dan buku-buku yang terkait atau berhubungan dengan penelitian ini.

44 3.6 METODE PENGUMPULAN DATA Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Kuisioner. Pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dibuat dalam rangka memperoleh data dalam penelitian, dimana kuisioner tersebut diajukan hal-hal yang relevan dan berkaitan dengan tujuan penelitian. Kuisioner dalam penelitian ini dibuat dengan menggunakan pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka, terkait dengan identitas responden. Pertanyaan tertutup, yakni pertanyaan yang meminta responden untuk memilih salah satu jawaban yang tersedia dari setiap pertanyaan yang telah tersedia. 3.7 SKALA PENGUKURAN Dalam pengukurannya, skala ini menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengatur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2008). Pertanyaan dalam kuesioner dibuat dengan menggunakan skala Likert dari pertanyaan yang diberikan kepada responden, yaitu : -Untuk jawaban sangat setuju diberi nilai = 5 -Untuk jawaban setuju diberi nilai = 4 -Untuk jawaban netral diberi nilai = 3 -Untuk jawaban tidak setuju diberi nilai = 2 -Untuk jawaban sangat tidak setuju diberi nilai = 1

45 3.8 METODE ANALISIS DATA 3.8.1 Pengujian Instrumen Data 3.8.1.1 Uji Validitas Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur mengukur apa saja yang ingin kita teliti atau sejauh mana dapat mengenai sasaran. Validitas menurut Sugiyono (2009) adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat keabsahan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diukur, karena suatu alat ukur yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya suatu alat ukur yang kurang valid memiliki validitas yang rendah. Validitas dapat diketahui dengan menggunakan rumus Product Moment Coeficient of Correlation sebagai berikut: r xy = { }{ } Sumber: Supranto (2000) Keterangan : r xy = Koefisien Korelasi antara variabel Xi dan variabel Yi n = Banyaknya variabel sampel yang dianalisis Xi = Skor dari masing-masing variabel (faktor yang mempengaruhi) Yi = Skor dari seluruh variabel Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

46 1. Jika r hitung > r tabel, maka kuesioner valid 2. Jika r hitung < r tabel, maka kuesioner tidak valid 3.8.2.2 Uji Reliabillitas Reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk di gunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas menggunakan teknik Alpha Crombach dengan rumus sebagai beikut: R ii = Sumber: Sugiyono (2008) Keterangan: r ii k α αt 2 = Reliabiltas Instumen = Banyaknya butir pertanyaan dan soal = varians butir pertanyaan = Varians total Menurut Ghozali (2002), instrumen penelitian dikatakan reliabel jika memiliki nilai Alpha Crombach> 0.60. Jika nilainya lebih kecil dari 0.60 maka kuesioner penelitian ini tidak reliabel. 3.8.2 Teknik Analisis Data 3.8.2.1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

47 umum atau generalisasi (Sugiyono, 2009). Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai suatu data. Dalam penelitian ini menggambarkan penilaian dan analisis jawaban responden. 3.8.2.2 Analisis Statistik Inferensial Analisis statistik inferensial bertujuan untuk melakukan pengujian konsepsi yang ditanyakan dalam hipotesis penelitian (Ferdinan, 2006). Sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS). PLS dikembangan pertama kali oleh Wold sebagai metode umum untuk mengestimasi path model yang menggunakan variabel laten dengan multiple indicator. Pendekatan PLS adalah distribution free (tidak mengasumsikan data berdistribusi tertentu, dapat berupa nominal, kategori, ordinal, interval, dan rasio) (Ghozali,2006). Lebih lanjut, Ghozali (2006) menjelaskan bahwa PLS merupakan metode analisis yang powerfull karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, jumlah sampel kecil. PLS juga digunakan untuk konfirmasi teori. Dibandingkan dengan covariance based SEM (yang diwakili oleh software LISREL, EQS dan AMOS) component based PLS mampu menghindarkan dua masalah besar yang dihadapi oleh covarian based SEM (CBSEM) yaitu inadmissible solution dan factor indeterminancy (Fornell and Bookstein, 1982). Terdapat 4 (empat) asumsi yang menjadi penyebab digunakannya PLS dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini keempat asumsi tersebut adalah: pertama, PLS merupakan metode analisis data yang didasarkan asumsi sampel tidak harus

48 besar, yaitu jumlah sampel kurang dari 100 bisa dilakukan analisis, dan residual distribution. Kedua, PLS dapat digunakan untuk menganalisis teori yang belum mapan, karena PLS dapat digunakan untuk prediksi.ketiga, PLS memungkinkan alogaritma dengan menggunakan analisis series ordinary least square (OLS) sehingga diperoleh efisiensi perhitungan olgaritma (Falk and Miller, 1992 dalam Ghozali, 2006). Keempat, pada pendektan PLS, diasumsikan bahwa semua ukuran variance dapat digunkan untuk menjelaskan. 3.8.2.2.1 Langkah-Langkah Pengujian PLS 1. Pengujian Model (Model Outer) Outer model sering juga disebut (outer relation atau measurement model) yang mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya. Blok dengan indikator refleksif dapat ditulis persamaannya (Jaya et.al., 2008) sebagai berikut: = +..(3.1) y = η+ εy...(3.2) Dimana x dan y adalah indikator variabel untuk variabel laten exogen dan endogen dan η, sedangkan dan merupakan matrix loading yang menggambarkan koefisien regresi sederhana yang menghubungkan variabel laten dengan indikatornya. Residual yang diukur dengan ε dan ε dapat diintrepresentasikan sebagai kesalahan pengukuran. Model pengukuran (outer model) digunakan untuk menguji validitas konstruk dan reliabilitas instrument.

49 Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrument penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur (Cooper dan Schindler, 2006). Sedangkan uji reliablitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu konsep atau dapat juga digunakan untuk mengukur konsistensi responden dalam menjawab item pernyataan dalam kuesioner atau instrument penelitian. Convergent validity dan measurement model dapat dilihat dari kolerasi antara skor indikator dengan skor variabelnya. Indikator dianggap valid jika memiliki nilai AVE diatas 0,5 atau memperlihatkan seluruh outer loading dimensi variabel memiliki nilai loading > 0,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengukuran tersebut memenuhi kriteria validitas konvergen (Chin 1995). Rumus AVE (average varians extracted) dapat dirumuskan sebagai berikut: AVE =.(3.3) Keterangan: AVE adalah rerata persentase skor varian yang diektrasi dari seperangkat variabel laten yang diestimasi melalui loading standarlize indikatornya dalam proses iterasi alogaritma dalam PLS. λ melambangkan standardize loading factor dan i adalah jumlah indikator. Uji yang dilakukan pada outer model menurut Vincenzo (2010): a. Convergent Validity. Nilai convergen validity adalah nilai loading faktor pada variabel laten dengan indikator-indikatornya. Nilai yang diharapkan >0.5. b. Discriminant Validity. Nilai ini merupakan nilai cross loading faktor yang berguna untuk mengetahui apakah konstruk memiliki diskriminan yang memadai

50 yaitu dengan cara membandingkan nilai loading pada konstruk yang dituju harus lebih besar dibandingkan dengan nilai loading dengan konstruk yang lain. c. Composite Reliability. Data yang memiliki composite reliability >0.7 mempunyai reliabilitas yang tinggi. d. Average Variance Extracted (AVE). Nilai AVE yang diharapkan >0.5. e. Cronbach Alpha. Uji reliabilitas diperkuat dengan Cronbach Alpha atau Composite Reliability. Nilai diharapkan >0.7 untuk semua konstruk. Di bawah ini hasil prariset untuk mengetahui kuesioner yang akan disebarkan layak atau tidak untuk penelitian berikutnya, prariset dilakukan dengan menyebarkan 30 kuesioner kepada konsumen Berryshu yang pernah berbelanja online di Instagram Berryshu. Kriteria layak dalam penelitian ini ini adalah AVE > 0,5 dan CrossLoading>0,5. Berikut hasil dari uji validitas terhadap 16 item pertanyaan kuesioner yang dilakukan pada 30 responden: Pada tabel 3.2 melalui pengukuran Outer Loading terdapat dua variabel yang tidak memenuhi kriteria sehingga dinyatakan tidak valid. Variabel tersebut yaitu Customer Satisfaction (X) dan Customer Loyalty (Z2). Untuk mengoreksi variabel yang tidak valid tersebut agar memenuhi kriteria yang telah ditentukan, maka indikator CS1 dan CL1 dikeluarkan atau tidak diikut sertakan pada uji selanjutnya dengan tujuan dapat menaikkan skor pengukuran model (outer loading) masingmasing item dan skor composite reliability.

51 Measurment Model Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Prariset Awal Hasil Nilai Kritis Evaluasi Model Outer Model Convergen Validity Variabel AVE CS 0.5763 Valid CT 0.6501 >0,5 Valid CL 0.5759 Valid RI 0.7514 Valid Indikator Cross Loading Diskriminant CS1 0.4446 Tidak Valid Validity CS2 0.9536 Valid CS3 0.9536 Valid CS4 0.5373 Valid >0,5 RI1 0.9694 Valid RI2 0.6120 Valid RI3 0.9694 Valid CT1 0.5950 Valid CT2 0.6299 Valid CT3 0.9694 Valid CT4 0.6120 Valid CT5 0.9694 Valid CL1 0.4553 Tidak Valid CL2 0.9529 Valid CL3 0.9529 Valid CL4 0.5292 Valid Sumber: Data Diolah, 2014 Karena ketidak valid-an beberapa item tersebut, maka dilakukan kembali uji validitas pada 30 responden dan didapatkan hasil pada tabel 3.3 melalui pengukuran (outer loading) menyatakan bahwa semua variabel dan indikator memenuhi kriteria sehingga dinyatakan valid dengan nilai kritis >0,5.

52 Measurment Model Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Prariset Akhir Hasil Nilai Kritis Evaluasi Model Outer Model Convergen Variabel AVE Validity CS 0.7272 Valid CT 0.7272 >0,5 Valid CL 0.6069 Valid RI 0.7508 Valid Indikator Cross Loading Diskriminant CS2 0.9701 Valid Validity CS3 0.9701 Valid CS4 0.5470 Valid CT1 0.8035 Valid >0,5 CT2 0.7685 Valid CT3 0.8803 Valid CT4 0.6453 Valid CL2 0.9714 Valid CL3 0.9714 Valid CL4 0.5426 Valid RI1 0.9591 Valid RI2 0.6423 Valid RI3 0.9591 Valid Sumber: Data Diolah, 2014 Selanjutnya uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach s Alpha dan nilai Composite Realibility (pc). Untuk dapat dikatakan suatu item pernyataan reliabel, maka nilai Cronbach s alpha harus >0,6 dan nilai composite reliability harus 0,7. Dengan menggunakan output yang dihasilkan SmartPLS maka composite reliability dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:. (3.4) Dimana adalah component loading ke indikator dan. Dibandingkan dengan Cronbach s Alpha, ukuran ini tidak mengasumsikan tau equivalence antar pengukuran dengan asumsi semua indikator diberi bobot sama. Sehingga Cronbach s Alpha cenderung lower bond estimate reliability, sedangkan

53 Composite Reliability merupakan closer Approximation dengan asumsi estimasi parameter adalah akurat. Hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada 30 responden, dapat dilihat dalam Tabel 3.4 berikut ini: Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Composite Nilai Kritis Evaluasi Model Reliability CS 0.8831 CT 0.8592 >0,7 Reliabel CL 0.8830 RI 0.8977 Sumber: Data Diolah, 2014 2. Evaluasi Model Struktural (Inner Model) Menurut Vincenzo (2010) Uji pada model struktural dilakukan untuk menguji hubungan antara konstruk laten. Ada beberapa uji untuk model struktural yaitu: a. R Square pada konstruk endogen. Nilai R Square adalah koefisien determinasi pada konstruk endogen. Menurut Chin (1998), nilai R square sebesar 0.67 (kuat), 0.33 (moderat) dan 0.19 (lemah). b. Estimate for Path Coefficients, merupakan nilai koefisen jalur atau besarnya hubungan/pengaruh konstruk laten. Dilakukan dengan prosedur Bootrapping. c. Prediction relevance (Q square) atau dikenal dengan Stone-Geisser's. Uji ini dilakukan untuk mengetahui kapabilitas prediksi dengan prosedur blinfolding. Apabila nilai yang didapatkan 0.02 (kecil), 0.15 (sedang) dan 0.35 (besar). Hanya dapat dilakukan untuk konstruk endogen dengan indikator reflektif. Model struktural (Inner Model) merupakan model struktural untuk memprediksi hubungan kausalitas antar variabel laten. Melalui proses bootstrapping, parameter uji T-statistic diperoleh untuk memprediksi adanya hubungan kausalitas. Model

54 struktural (inner model) dievaluasi dengan melihat persentase variance yang dijelaskan oleh nilai untuk variabel dependen dengan menggunakan ukuran Stone-Geisser Q-square test (Stone, 1974; Geisser, 1975) dan juga melihat besarnyakoefisien jalur struktural. Model persamaanya dapat ditulis seperti dibawah ini... (3.4) menggunakan vector endogen (dependen) variabel laten, adalah vector variabel exogen (independent),dan adalah vector variabel residual. karena PLS didesain untuk model recursive, maka hubungan antar variabel laten, setiap variabel laten dependen, atau sering disebut causal chain system dari variabel laten dapat dispesifikasikan sebagai berikut: (3.5) dan adalah koefisien jalur yang menghubungkan prediktor endogen dan variabel laten exogen dan sepanjang range indeks i dan b, dan adalah inner residual variabel. Jika hasil menghasilkan nilai lebih besar dari 0,2 maka dapat diinterprestasikan bahwa predictor laten memiliki pengaruh besar pada level struktural. Goodness of Fit Model diukur dengan menggunakan R-square variabel laten dependen dengan interpretasi yang sama dengan regresi; Q-Square predictive relevance untuk model struktural, mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square > 0 menunjukkan model memilki predictive relevance; sebaliknya jika niali Q-square 0 menunjukkan model kurang memilki predictive relevance. Perhitungan Q- square dilakukan dengan rumus:

55 = 1 ( 1- R 1 2 ) ( 1 R 2 2 )... ( 1- R p 2 )...(3.6) Dimana R 1 2, R 2 2... R p 2 adalah R-square variabel endogen dalam model persamaan. Besaran Q 2 memilki nilai dengan rentang 0 < Q 2 < 1, dimana semakin mendekati 1 berarti model semakin baik. Besaran Q 2 ini setara dengan koefisein determinasi total pada analisis jalur (path analysis). R m 2. 3.8.3 Model Analisis Persamaan Struktural Model analisis struktural tahap pertama yang dibangun dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 3.1 Model Analisis Persamaan Struktural Model struktural (Inner Model) merupakan model struktural untuk memprediksi hubungan kausalitas antar variabel laten. Goodness of Fit Model diukur dengan menggunakan R-square variabel alten dependen dengan interpretasi yang sama dengan regresi; Q-Square predictive relevance untuk model struktural, mengukur

56 seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square > 0 menunjukkan model memiliki predictive relevance; sebaliknya jika niali Q-square 0 menunjukkan model kurang memilki predictive relevance. Perhitungan Q-square dilakukandengan rumus : 2 2 = 1 ( 1- R 1 ) ( 1 R 2 )... ( 1- R 2 p )...(3.6) Dimana R 1 2, R 2 2... R p 2 adalah R-square variabel endogen dalam model persamaan. Besaran Q 2 memilki nilai dengan rentang 0 < Q 2 < 1, dimana semakin mendekati 1 berarti model semakin baik. Besaran Q 2 ini setara dengan koefisein determinasi total pada analisis jalur (path analysis). R m 2.\ 3.9 Pengujian Hipotesis Menurut Jogiyanto dan Abdillah (2008), ukuran signifikansi keterdukungan hiptesis dapat digunakan perbandingan nilai T-table dan T-statistic. Jika T- statistic lebih tinggi dibandingkan nilai T-table, berarti hipotesis terdukung atau diterima. Analisis PLS (Partial Least Square) yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan SmartPLS versi 2.0.m3 yang dijalankan dengan media komputer.