BAB II TINJAUAN PUSTAKA. individual sendiri tetapi juga mencakup perilaku ekonomi yang lebih luas, seperti

dokumen-dokumen yang mirip
Keterlekatan (embeddesness)

PENDEKATAN SOSIOLOGIS TENTANG EKONOMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto (2009:29)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diversifikasi pekerjaan. Diversifikasi pekerjaan ini lebih diarahkan tidak untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdapat suatu aturan yang sudah disepakati dalam masyarakat tersebut. Salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bentuk informal. Hubungan sosial adalah gambaran atau cerminan dari kerjasama

BAB II KERANGKA TEORI. tindakan pada kurun waktu tertentu, oleh suatu kelompok tertentu atau keseluruhan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. serta pendorong dan penarik tumbuhnya sektor sektor ekonomi, dapat. dan pengangguran serta dapat mensejahterakan masyarakat.

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi

BAB I PENDAHULUAN. dan kota terbesar kedua di provinsi tersebut setelah Medan. Luas daratan Kota

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar minyak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (entrepreneurship) sering sekali terdengar, baik dalam bisnis, seminar, pelatihan,

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

BAB I PENDAHULUAN. hiburan, musik dapat juga digunakan sebagai sarana untuk membangkitkan

BAB I PENDAHULUAN. golongan pedagang adalah orang-orang yang dalam pekerjaan sehari-harinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

PROGRAM RINTISAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN PEREKONOMIAN KAWASAN BERBASIS IPTEK (KIMBIS) DI LAMONGAN

VISI DAN MISI CALON WALIK0TA DAN WAKIL WALIKOTA SOLOK PERIODE

BAB V KESIMPULAN. Pada kehidupan masyarakat pulau Ende pertukaran menjadi dasar dari

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. terdengar istilah organisasi. Menurut Edgar H. Schein, organisasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. terletak di kota Medan. Kecamatan Medan Marelan merupakan satu-satunya

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi

BAB VI KOMUNITAS DIBO-DIBO SEBAGAI JARINGAN YANG HIDUP

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB 1 PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang menunjang pergerakan baik orang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup benda hidup dan benda mati dari satu tempat ke tempat lainnya.

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. Kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Utara setelah Medan. Karena letak Kota

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Situasi Problematik

SOCIAL CAPITAL. The important thing is not what you know, but who you know

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. disekelilingnya. Ini merupakan salah satu pertanda bahwa manusia itu

DAFTAR ISI PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. didalam bisnisnya. Hal tersebut dilakukan oleh para pelaku usaha agar dapat tetap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia mulai diajarkan sejak usia dini di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya di dunia termasuk di Indonesia. Ini disebabkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Untuk mendukung kelancaran pergerakan dan interaksi penduduk

Pilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Sibolga merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Sektor informal merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam kota-kota besar di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pengertian sosial ekonomi jarang dibahas secara bersamaan. Pengertian sosial

Peran Pemerintah dalam Perekonomian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB V. Kesimpulan. A. Pengantar. B. Karakter Patronase di Alun-Alun Kidul Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat kita rasakan, sehingga tampak persaingan tajam dalam

PENGARUH BIAYA TRANSPORTASI DAN BIAYA PROMOSI TERHADAP HASIL PENJUALAN PADA PT. BATIK KERIS SURAKARTA

Fungsi saluran distribusi: Anggota Saluran Distribusi. a) Informasi, b) Promosi, c) Kontak, d) Penyesuaian, e) Negosiasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Biaya. Promosi. Penjualan. Pengurangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ekonomi pasar yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan waktu lebih banyak, membuat masyarakat memerlukan alat bantu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Muhammad Ali), kata pegawai

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menerangkan mengenai landasan teori yang bersangkutan dengan

Jejaring Komunitas sebagai Modal Sosial dalam Strategi Pemasaran CV.Penerbit Ombak Natalia/ Bambang Kusumo Prihandono. Program Studi Ilmu Sosiologi

ANTARA FORMAL(ISME) dan SUBSTANTIF(ISME)

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

BAB I PENDAHULUAN. baca, tulis, hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar lainnya. Menurut

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut keputusan menteri kesehatan No. 193/ MenKes/ SK/ X/2004 tentang

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan dewasa ini berusaha memadukan konsep marketing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Iklan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Menciptakan Harmonisasi Hubungan Antaretnik di Kabupaten Ketapang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat dan timbulnya nilai-nilai sosial yang baru. Dengan

BAB I. PENDAHULUAN. (BPS, 2010). Oleh karena beras bersifat strategis, maka Pemerintah secara sengaja

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pemasaran Pada Perusahaan Kecil. Oleh Sukanti, M.Pd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagaimana pun ia didefinisikan menampilkan sisi-sisi buruk yang menantikan suatu

PENDAHULUAN. konsumen dalam keberadaannya dipengaruhi kepentingan masing-masing yang

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh : RISMAWATI RATNA ESTRI A

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada migrasi ulang-alik. Jika mereka memilih untuk tinggal (biasa

BAB IV ANALISIS DATA. Raya, Bandar Lampung adalah perusahaan yang bergerak di bidang industry

Sosiologi Kepentingan (Interest) dalam Tindakan Ekonomi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan orang tua terhadap produk bayi begitu tinggi dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai langkah dan strategi sendiri untuk mencapai tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang disebut masyarakat. Seperti yang kita ketahui pada zaman yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMKM DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi

BAB I PENDAHULUAN. Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan kalau etika sebagai perangkat

APLIKASI MEDIA INTERAKTIF PADA MEDIA PROMOSI BUSINESS TO BUSINESS

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan

Pembahasan Materi #5

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keterlekatan Keterlekatan menurut Granovetter, merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan melekat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung diantara para aktor. Ini tidak hanya terbatas terhadap tindakan aktor individual sendiri tetapi juga mencakup perilaku ekonomi yang lebih luas, seperti penetapan harga dan institusi-institusi ekonomi, yang semuanya terpendam dalam suatu jaringan hubungan sosial. Adapun yang dimaksudkan jaringan hubungan sosial ialah sebagai suatu rangkaian hubungan yang teratur atau hubungan sosial yang sama di antara individu-individu atau kelompok-kelompok (Granovetter dan Swedberg, 1992:9). Tindakan yang dilakukan oleh anggota jaringan adalah terlekat karena ia diekspresikan dalam interaksi dengan orang lain. Cara seorang terlekat dalam jaringan hubungan sosial adalah penting dalam penentuan banyaknya tindakan sosial dan jumlah dari hasil institusional. Dalam litelatur sosiologi dan ekonomi, Granovetter (1985) menemukan perdebatan antara kubu oversocialized, yaitu tindakan ekonomi yang kultural dituntun oleh aturan berupa nilai dan norma yang diinternalisasi dan kubu undersocialized, yaitu tindakan ekonomi yang rasional dan berorientasi pada pencapaian keuntungan individual (self-interest), dalam menentukan apa yang sebenarnya menuntun orang dalam perilaku ekonomi. Kubu oversocialized, memandang bahwa perilaku ekonomi seperti memilih pekerjaan, melaksanakan profesi, menjual, membeli, menabung, dan lain sebagainya tunduk dan patuh

terhadap segala sesuatu yang diinternalisasi dalam kehidupan sosial seperti nilai, norma, adat-kebiasaan, dan tata-kelakuan. Berbeda dengan kubu undersocialized yang melihat kepentingan individu di atas segala-galanya. Kubu ini tidak melihat ada ruang bagi pengaruh budaya, agama, dan struktur sosial terhadap tindakan ekonomi. Oleh sebab itu, kubu ini memandang setiap tindakan ekonomi merupakan refleksi dari suatu pencapaian perolehan keuntungan pribadi. Berbeda dengan pandangan Polanyi mengenai keterlekatan bahwa ekonomi dalam masyarakat pra-industri melekat dalam institusi-institusi sosial, politik, dan agama. Yang bermakna bahwa fenomena seperti perdagangan, uang, dan pasar digerakkan oleh tujuan selain mencari keuntungan. Dalam membahas keterlekatan ekonomi dalam masyarakat, Polanyi mengajukan tiga tipe proses ekonomi yaitu : 1. Resiprositas, menunjuk pada gerakan di antara kelompok-kelompok simetris yang saling berhubungan. Terjadi apabila hubungan timbal balik antara individu-individu sering dilakukan. 2. Redistribusi merupakan gerakan appropriasi yang bergerak ke arah pusat kemudian dari pusat didistribusikan kembali. Terjadi karena adanya komunitas politik yang terpusat. 3. Pertukaran, proses ekonomi yang berlangsung antara tangan-tangan di bawah sistem pasar. Dalam pasar dilakukan aktivitas perdagangan dengan menggunakan uang sebagai alat pertukaran. Mekanisme pasar ditentukan oleh pasar itu sendiri : permintaan dan penawaran.

Granovetter dan Swedberg (1992) tidak setuju dengan Polanyi tentang tingkat atau derajat dari keterlekatan. Dia menegaskan bahwa tindakan ekonomi dalam masyarakat industri juga melekat sebagaimana yang terjadi dalam masyarakat pra-industri, dengan tingkat dan level yang berbeda. Semakin tinggi tingkat keterkenalan pemberi referensi semakin besar kemungkinan yang membawa referensi tersebut diterima. Sedangkan persyaratan lain merupakan penimbang apabila ada dua calon mempunyai tingkat keterkenalan pemberi referensi sama. Disamping itu, dalam masyarakat pra-industri terdapat pula orang yang terobsesi untuk mencari uang sebagaimana dalam masyarakat modern. Demikian dalam masyarakat kapitalis modern tidak menunjukkan bahwa tindakan ekonomi tidak melekat dalam masyarakat, seperti yang dinyatakan Polanyi. Penerapan dari persepektif jaringan terhadap struktur sosial dari dua masyarakat menolong untuk menentukan derajat dari keterlekatan dan dapat mengatasi masalah yang dialami oleh Polanyi. 2.2 Sosial Ekonomi Pengertian sosial ekonomi jarang dibahas secara bersamaan. Pengertian sosial dan pengertian ekonomi sering dibahas secara terpisah. Pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Sedangkan pada departemen sosial menunjukkan pada kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkup pekerjaan dan kesejahteraan sosial. Kata sosial berasal dari kata socius yang artinya kawan (teman). Dalam hal ini arti kawan bukan terbatas sebagai teman sepermainan, teman sekelas,

teman sekampung, dan sebagainya. Yang dimaksud kawan disini adalah mereka (orang-orang) yang ada di sekitar kita, yakni yang tinggal dalam satu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi (Wahyuni, 1996 : 60). Jadi sosial harus mencakup lebih dari seorang individu yang terikat pada satu kesatuan interaksi, karena lebih dari seorang individu berarti terdapat hak dan kewajiban dari masing-masing individu yang saling berfungsi satu dengan lainnya. Sedangkan istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos yang artinya rumah tangga dan nomos yang artinya mengatur. Jadi secara harfiah ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga. Seiring dengan perkembangan dan perubahan masyarakat, pengertian ekonomi juga sudah menjadi lebih luas, yaitu sebagai cara manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi dapat dikatakan bahwa ekonomi bertalian dengan proses pemenuhan keperluan hidup manusia sehari-hari. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain dalam sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Agustina (2010), berdasarkan penelitiannya mengenai keadaan sosial ekonomi pengemudi angkutan umum Kota Malang, hasil penelitiannya adalah Strategi adaptasi yang dilakukan para sopir angkutan kota agar tetap survive dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti ngetem, putar balik, dan menambah kapasitas penumpang. Selain itu, strategi adaptasi itu dilakukan keluarga sopir angkot untuk penambah pemasukan.

Sosial ekonomi juga menyangkut seseorang dalam hubungannya dengan orang lain dalam hal pemenuhan kebutuhan hidupnya (ekonomi). Dalam penelitian ini, sosial ekonomi yang akan dilihat yaitu yang menyangkut ciri/kondisi serta bagaimana hubungan yang terjadi dalam kegiatan atau aktivitas dari pedagang dan sopir angkutan kota trayek 43 dalam melakukan segala usaha dengan cara bekerja untuk memenuhi pemenuhan hidupnya. 2.3 Pedagang Pangkalan Dalam aktivitas perdagangan, pedagang adalah orang atau institusi yang memperjualbelikan produk atau barang, kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam ekonomi, pedagang dibedakan menurut jalur distribusi yang dilakukan, yaitu: a. Pedagang distributor (tunggal) yaitu pedagang yang memegang hak distribusi satu produk dari perusahaan tertentu. b. Pedagang (partai) besar yaitu pedagang yang membeli suatu produk dalam jumlah besar yang dimaksudkan untuk dijual kepada pedagang lain. c. Pedagang eceran yaitu pedagang yang menjual produk langsung kepada konsumen. Sedangkan sosiologi ekonomi membedakan pedagang berdasarkan penggunaan dan pengelolaan pendapatan yang dihasilkan dari perdagangan dan hubungannya dengan ekonomi keluarga. Dari studi ekonomi tentang pedagang yang telah dilakukan seperti Geertz (1963), Mai dan Buchholt (1987), dan lainlain dapat disimpulkan bahwa pedagang dibagi atas:

a. Pedagang Profesional yaitu pedagang yang menganggap aktifitas perdagangan merupakan pendapatan dari hasil perdagangan yang merupakan sumber utama dan satu-satunya bagi ekonomi keluarga. b. Pedagang Semi Profesional yaitu pedagang yang mengakui aktivitasnya untuk memperoleh uang tetapi pendapatan dari hasil perdagangan merupakan sumber tambahan bagi ekonomi keluarga. c. Pedagang Subsistensi merupakan pedagang yang menjual produk atau barang dari hasil aktivitas subsistensi untuk memenuhi ekonomi rumah tangga. d. Pedagang Semu adalah orang melakukan kegiatan perdagangan karena hobi atau untuk mendapatkan suasana baru atau mengisi waktu luang. Pangkalan adalah tempat tertentu yang dijadikan sebagai tempat pemberhentiannya suatu kendaraan umum dengan jumlah kendaraan yang lebih dari dua. Di setiap pangkalan terdapat pedagang yang berjualan produk-produk yang dipasarkan seperti, makanan, minuman, ataupun rokok. Dalam penelitian ini yang disebut dengan pangkalan adalah tempat pemberhentian dan tempat para sopir-sopir menunggu giliran untuk dapat bekerja kembali menjadi sopir. Jadi pedagang pangkalan adalah orang-orang yang memperjualbelikan produk di setiap tempat pemberhentian atau tempat para sopir-sopir menunggu giliran untuk dapat bekerja kembali menjadi sopir. Pedagang pangkalan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pedagang yang memperjualbelikan makanan, minuman ataupun rokok di pangkalan angkutan kota trayek 43. Di pangkalan juga terdapat

interaksi yang terjalin langsung antar sesama sopir dan juga sopir dengan pedagang yang terdapat di pangkalan. 2.4 Strategi Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsiprinsip pelaksaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan bersama. Snel dan Staring dalam Resmi Setia (2005:6) mengemukakan bahwa strategi bertahan adalah sebagai rangkaian tindakan yang dipilih secara standar oleh individu dalam rumah tangga yang miskin secara sosial ekonomi. Melalui strategi ini seseorang bisa berusaha untuk menambah penghasilan lewat pemanfaatan sumber-sumber lain ataupun mengurangi pengeluaran lewat pengurangan kuantitas dan kualitas barang atau jasa. Cara-cara individu menyusun strategi dipengaruhi oleh posisi individu atau kelompok dalam struktur masyarakat, sistem kepercayaan dan jaringan sosial yang dipilih, termasuk keahlian dalam mobilitas sumber daya yang ada, tingkat keterampilan, kepemilikan asset, jenis pekerjaan, status gender dan motivasi pribadi. Nampak bahwa jaringan sosial dan kemampuan memobilitas sumber daya yang ada termasuk didalamnya mendapatkan kepercayaan dari orang lain membantu individu dalam menyusun strategi bertahan hidup.

Edi Suharto (2003) menyatakan strategi bertahan dalam mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara-cara tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu: 1. Strategi aktif, yaitu strategi yang mengoptimalkan segala potensi. 2. Strategi pasif, yaitu dengan mengurangi pengeluaran. 3. Strategi jaringan, membangun relasi baik formal maupun informal. Fandi (2009) berdasarkan penelitiannya mengenai analisis strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan kendaraan motor pada CV Turangga Mas Motor, hasil penelitian dari analisis tersebut diketahui strategi yang dapat digunakan adalah membuka lokasi baru, dan memberikan potongan penjualan yang lebih besar jika konsumen melakukan pembelian ulang, strategi yang dapat digunakan adalah dengan memberikan bonus secara intensif kepada pegawai, dan menambah tenaga pemasaran, strategi yang dapat digunakan adalah dengan terus meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan dan dengan membangun gudang tempat penyimpanan motor-motor suzuki yang siap dijual, strategi yang dapat digunakan adalah dengan terus meningkatkan kegiatan-kegiatan promosi dan dengan meminimalkan biaya dan operasi yang tidak efisien. Strategi yang terjadi di pangkalan angkutan kota trayek 43 ini berkaitan dengan pedagang pangkalan yang memiliki strategi untuk dapat menarik minat para sopir agar membeli produk yang diperjualbelikan oleh pedagang. Pedagang yang ada dipangkalan angkutan kota trayek 43 tersebut adalah orang-orang yang telah di tetapkan oleh beberapa orang yang menbuat pangkalan, maka pedagang yang memperjualbelikan produk hanya 1 (satu) orang. Namun banyak juga

pedagang yang berjualan disekitar pangkalan tersebut, maka pedagang yang berada dipangkalan juga harus memiliki strategi agar para sopir tidak membeli dari pedagang yang ada diluar pangkalan.