BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Kemampuan Mengenal Bentuk Bangun Datar Sederhana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Kemampuan fisik berkaitan dengan stamina dan karakteristik tubuh, sedangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Kemampuan Siswa Mengenal Bangun Datar Sederhana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013

BELAJAR VAN HIELE. Oleh: Andi Ika Prasasti Abrar Prodi Pendidikan Matematika Jurusan Tarbiyah STAIN Papopo

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

Inisiasi 2 Geometri dan Pengukuran

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam referensi kriteria yang efektif atau penampilan terbaik dalam pekerjaan pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

E-LAERNING TEORI BELAJAR VAN HIELE VS BARUDA

TEORI BELAJAR VAN HIELE

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB XI ALAT PERAGA DALAM GEOMETRI RUANG

MATEMATIKA NALARIA REALISTIK

BAB II LANDASAN TEORITIS. tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingka laku, baik yang menyangkut pengetahuan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

TEORI BELAJAR VAN HIELE

INSTRUMEN PERANGKAT PEMBELAJARAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui


Konsep Dasar Geometri

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

SD V BANGUN DATAR. Pengertian bangun datar. Luas bangun datar. Keliling bangun datar SD V

RINGKASAN MATERI MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS III SEMESTER 2 PEMBELAJARAN 1 PECAHAN SEDERHANA

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

Geometri Bangun Datar. Suprih Widodo, S.Si., M.T.

47

PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN TANGRAM GEOGEBRA UNTUK MENEMUKAN LUAS PERSEGI

BAB II KAJIAN TEORI 2.1Pengertian Belajar Hasil Belajar

DESKRIPSI PENGENALAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI POKOK CUACA DI SEKITAR KITA

PEMBELAJARAN BANGUN RUANG (1)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya akan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu,

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori mencakup hal pengertian belajar, hakikat kegiatan belajar mengajar, dan hakikat IPA.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Kemampuan Siswa Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan Dengan Bangun Datar Dan Bangun Ruang

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dibangkitkan, dipertahankan dan selalu dikontrol baik oleh siswa itu sendiri, guru

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. Berdasarkan analisis deskriptif hasil penelitian, maka pada bab ini akan

KATALOG MATEMATIKA ALAT PERAGA PENDIDIKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB II KAJIAN TEORI. berupa masalah ataupun soal-soal untuk diselesaikan. sintesis dan evaluasi (Gokhale,1995:23). Menurut Halpen (dalam Achmad,

CATATAN OBSERVASI PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. Halaman. Daftar Isi... BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Ruang Lingkup... 2

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menggunakan metode yang menarik dan bervariasi dalam mengajar. Bahri (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB II KAJIAN PUSTAKA

No Gambar Nama bangun Banyaknya simetri lipat

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. lambang yang formal, sebab matematika bersangkut paut dengan sifat-sifat struktural

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE DITINJAU DARI GENDER

Dengan makalah ini diharapkan para siswa dapat mengetahui tentang sudut, macam-macam sudut, bangun datar dan sifat-sifat bangun datar.

BAB II KAJIAN TEORI. Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi siswa dan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. Tujuan. D. Rumusan Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan jenisjenis. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar sudutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam KTSP 2007 tingkat kependidikan dasar adalah mengembangkan logika,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Azmy Lauranita ( )

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. BARISAN ARITMATIKA

BAB II KAJIAN TEORI A.

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

BAB I PENDAHULUAN. paling dasar yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang merupakan pondasi. atau dasar dari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang diungkapkan Sardiman (2004 : 95) bahwa didalam belajar diperlukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI. Endah Sulistiowati

BAB II KAJIAN TEORITIK

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual)

BAB II KAJIAN TEORITIS. 2.1 Hakekat Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengidentifikasi Bangun Datar Simetris

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari perkembangan dan kualitas pendidikannya. Perkembangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori Hakikat Pembelajaran Matematika Menurut H.W. Fowler dalam Pandoyo (1997:1) Matematika merupakan mata

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep merupakan prinsip dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Sifat-Sifat Bangun Datar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Hakikat Kemampuan Mengenal Bentuk Bangun Datar Sederhana Kemampuan mengenal bentuk bangun datar sederhana adalah suatu kemampuan yang yang dimiliki anak untuk menggambar dan mengklasifikasikan serta mengkomunikasikan bendabenda yang mereka temui dilingkungan sekitar. Anak juga memiliki kemampuan mengenal benda dengan berbagai bentuk dan ukuran.(rohmitawati. 2008. Matematikaku. (http://limas.p4tmatematikaku.com). Menurut Warner (1994;45) mengemukakan bahwa bentuk bangun datar merupakan sebuah bidang berbentuk datar yang dibatasi oleh beberapa ruas garis. Jumlah dan model ruas garis yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bentuk bangun datar tersebut. Bangun datar merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung. Menurut Sutan (2003:61) bahwa bangun datar merupakan bentuk geometri berdimensi dua terletak pada bidang datar dan memiliki dua unsur yaitu panjang dan lebar. Berdasarkan pendapat tersebut maka disimpulkan bahwa bangun datar merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung. 9 2.1.2 Pengembangan Bentuk Bangun Datar Sederhana 8

Menurut Van Hiele (dalam Dirjen Dikdasmen, 2004:25) mengemukakan bahwa siswa belajar geometri itu melalui 5 tahap yaitu (1) Pengenalan (2) Analisis (3) Pengurutan (4) Deduksi (5) Keakuratan. Pada tahap pengenalan ini siswa hanya baru mengenal bangun-bangun geometri seperti bola, kubus, segitiga, persegi dan bangun-bangun geometri lainnya. Seandainya kita hadapkan dengan sejumlah bangun-bangun geornetri, anak dapat memilih dan menunjukkan bentuk segitiga. Pada tahap pengenalan anak belum dapat menyebutkan sifat-sifat dari bangun-bangun geometri yang dikenalnya. Guru harus memahami betul karakter anak pada tahap pengenalan agar anak belajar bentuk geometri dengan mengerti, mereka harus memahami tahap-tahap yang lebih rendah dahulu. Tanpa memahami tahap-tahap yang lebih rendah mereka belajar bentuk geometri melalui hafalan. Pada tingkat analisis ini sering disebut juga deskriptif. Pada tingkat ini siswa sudah mengenal bangun-bangun geometri berdasarkan ciri-ciri dari masing-masing bangun. Dengan kata lain pada tingkat ini siswa sudah bisa menganalisis bagian-bagian yang ada pada suatu bangun dan mengamati sifat-sifat yang dimiliki oleh unsur-unsur tersebut. Pada tingkat pengurutan atau tingkat rasional, siswa sudah bisa memahami hubungan antara ciri yang satu dan ciri yang lain pada sesuatu bangun. Sebagai contoh siswa sudah bisa mengatakan bahwa jika pada suatu segi empat sisi-sisi yang berhadapan sejajar, maka sisi-sisi yang berhadapan itu juga sama panjang. Siswa juga sudah bisa memahami hubungan antara bangun yang satu dengan bangun yang lain. Misalnya pada tingkat ini siswa sudah dapat bisa memahami bahwa setiap persegi adalah juga persegi panjang karena persegi juga memiliki ciriciri persegi panjang.

Pada tingkat deduksi siswa sudah memahami peranan pengertian-pengertian pangkat, definisi-definisi, aksioma-aksioma dan teorema-teorema pada geometri. Pada tingkat ini siswa sudah mulai mampu menyusun bukti-bukti secara formal. Ini berarti bahwa pada tingkat ini siswa sudah memahami proses berfikir yang bersifat deduktif-aksiomatis dan mampu menggunakan proses berfikir tersebut. Pada tingkat keakuratan sama dengan tingkat matematis. Pada tingkat ini siswa mampu melakukan penalaran secara formal tentang sistem-sistem matematika (termasuk sistem-sistem geometri), tanpa membutuhkan model-model yang konkret sebagai acuan. Pada tingkat ini siswa memahami bahwa dimungkinkan adanya lebih dari satu geometri. Semua anak mempelajari geometri dengan melalui tingkat-tingkat tersebut, dengan urutan yang sama dan tidak dimungkinkan adanya tingkat yang diloncati. Akan tetapi, kapan siswa mulai memasuki sesuatu tingkat yang baru tidak selalu sama antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Pengenalan bentuk geometri pada anak TK adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki anak setelah menyelesaikan pengalaman belajar bentuk geometrinya yaitu: 11 1. Anak sudah dapat menyebutkan bentuk geometri. 2. Dapat menggambar suatu bentuk geometri secara lisan/tulisan. 3. Dapat membuat bentuk yang berupa produk seperti membentuk dari tanah liat atau plastisin. 4. Mengelompokkan benda 3 dimensi (benda-benda sebenarnya) yang berbentuk geometri (lingkaran, segitiga, segiempat). 5. Memasangkan bentuk geometri dengan benda tiga dimensi yang bentuknya sama (lingkaransimpai, segitiga-caping, segiempat-papan tulis)

Menurut Sujiono, dkk (2004:213) mengemukakan bahwa kemampuan ini berhubungan dengan konsep bentuk dan ukuran. Adapun kemampuan yang akan dikembangkan pada anak adalah sebagai berukut: 1. Memiliki benda menurut warna, bentuk dan ukuran. 2. Mencocokkan benda menurut warna, bentuk dan ukurannya. 3. Menciptakan bentuk dari kepingan geometri (segitiga, segiempat, lingkaran) 4. Menyebutkan benda-benda yang ada dikelas sesuai dengan bentuk geometri. 5. Mencontoh bentuk-bentuk geometri (segitiga, segiempat, lingkaran) 6. Menyebutkan, menunjukkan dan mengelompokkan bentuk (segitiga, segiempat, lingkaran) 2.1.3 Bentuk-Bentuk Bangun Datar Sederhana Menurut Sutan (2003:61-72) bahwa bentuk/bangun datar merupakan bentuk-bentuk geometri berdimensi dua terletak pada bidang datar yang memiliki dua unsur yaitu panjang dan lebar.menurutnya terdapat sembilan macam bentuk/bangun datar, tetapi yang dapat 12 dikembangkan pada anak TK adalah sebagai berikut: a) Segi empat Segi empat yaitu bangun datar yang memiliki empat sudut dan empat sisi. Bangunbangun datar dibawah ini di golongkan dalam segi empat:

b) Segitiga Segitiga yaitu bidang datar yang berisi tiga sisi yang dibentuk dengan cara menghubungkan segitiga buah titik yang tidak segaris (sebagai titik sudutnya dengan ruas-ruas garis). segitiga yaitu segitiga sama kaki dan segitiga sama sisi. Menurut Budhayanti, dkk (2009:3.2) mengemukakan segitiga merupakan model bangun 13 datar yang dibatasi oleh tiga ruas garis. Segitiga dapat diberi nama dengan menggunakan huruf kapital berurutan bisa searah putaran jarum jam atau sebaliknya. Selanjutnya segitiga bisa dikelompokkan menurut tiga hal yaitu menurut panjang sisinya, besar sudutnya dan besar sudut beserta panjang sisinya. c) Lingkaran Lingkaran secara umum adalah garis melengkung yang kedua ujungnya bertemu pada jarak yang sama dari titik pusat. Anak dapat mengenal lingkaran dengan cara permainan yang membuat anak mengelilingi sesuatu, mencari bentuk dan bangun berbentuk lingkaran disekitar rumah atau sekolah seperti Pada jam dinding, piring, kepingan CD, uang logam, tutup ember/dandang, bola dan lain-lain

d) Persegi panjang Persegi Panjang berbentuk segi empat khusus. Setiap bangun datar di namakan persegi panjang karena jika memiliki 4 sudut yang semuanya merupakan siku-siku. 14 c) Jajaran genjang Jajaran genjang merupakan suatu segi empat dengan sisi yang berhadapan sejajar sama panjang serta sudut-sudut yang berhadapan sama besar. d) Belah ketupat Belah ketupat adalah bentuk istimewa dari jajaran genjang dengan sifat keempat sisinya sama panjang, kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus dan saling membagi dua sama panjang.

2.1.4 Hakikat Metode Demonstrasi 2.1.4.1 Pengertian Metode Demonstrasi Menurut Sudjana (2002;260) metode adalah cara yang di gunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran, 15 oleh karena itu peranan metode pengajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Menurut Almatsir (2004:15) ada beberapa faktor yang ikut berperan dalam menentukan efektif tidaknya suatu metode mengajar. Faktor tersebut adalah: tujuan pengajaran, bahan pengajaran, siswa yang belajar, kemampuan guru yang mengajar, besarnya jumlah siswa, alokasi waktu yang tersedia, fasilitas yang tersedia, media dan sumber, situasi, dan sitim evaluasi. Menurut Isjoni (2010:91) mengemukakan demosntrasi berarti menunjukkan, mengerjakan dan menjelaskan. Jadi dalam demonstrasi kita menunjukkan dan menjelaskan caracara mengerjakan sesuatu. Melalui demontrasi diharapkan anak dapat mengenal langkah-langkah pelaksanaan. Demonstrasi mempunyai makna penting bagi anak TK yaitu: (1) dapat memperlihatkan secara kongkret apa yang dilakukan/dilaksanakan/ memperagakan, (2) dapat mengkomunikasikan gagasan, konsep, prinsip dengan peragam, (3) membantu mengembangkan kemampuan mengamati secara teliti dan cermat, (4) membantu mengembangkan kemampuan

untuk melakukan segala pekerjaan secara teliti, cermat dan tepat, dan (5) membantu mengembangkan kemampuan peniruan dan pengenalan secara tepat. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode sangat diperlukan oleh guru untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Berbagai metode pembelajaran yang biasa digunakan guru dalam kegiatan 16 pembelajaran Ada yaitu metode ceramah, pemberian tugas, demonstrasi dan sebagainya. Salah satu metode yang dapat mendorong anak untuk aktif dan kreatif adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk membantu siswa dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan. Menurut Djamarah (2000:2) mengatakan bahwa Metode Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Menurut Sumantri (dalam Roetiyah 2001:82) bahwa metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan Demonstrasi berarti menunjukkan, mengerjakan dan menjelaskan. Dalam demonstrasi kita menunjukkan dan menjelaskan cara-cara mengerjakan sesuatu. Melalui demonstrasi anak dapat mengenal langkah-langkah pelaksanaan. Dalam hal ini dengan metode demonstrasi peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil

kesimpulan-kesimpulan yang sesuai dengan harapan. Dengan demonstrasi siswa dapat mengamati apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung.. Metode demonstrasi adalah metode yang dilakukan dengan cara menunjukkan cara atau 17 memperagakan suatu cara atau suatu keterampilan. Dalam penggunaan metode ini guru bisa menjadi demonstrator dan bisa juga orang lain yang ahli dalam bidang pelajaran itu. Metode ini menggugah rasa ingin tahu anak dan rangsangan visual siswa. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk menolong anak mencari jawaban atas pertanyaannya Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa melalui metode demonstrasi, guru dapat memperlihatkan suatu proses, peristiwa atau cara kerja suatu alat kepada peserta didik, demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah bisa diterima begitu saja oleh peserta didik, sampai pada cara agar pserta didik dapat memecahkan suatu masalah. Jadi metode demonstrasi adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk pengenalan bentuk geometri pada anak. Melalui metode ini kegiatan menjadi lebih menarik karena mereka dapat melihat langsung bagaimana suatu proses berlangsung. Pada dasarnya tidak ada metode mengajar yang lebih baik daripada metode yang lain. Tiap tiap metode memiliki kelemahan dan kekurangan. Ada yang tepat digunakan terhadap siswa dalam jumlah kecil. Ada yang tepat digunakan didalam kelas, ada pula yang tepat digunakan diluar kelas. Kadang-kadang guru tampil mengajar dengan baik dengan metode ceramah dibanding dengan memberi kebebasan bekerja pada pelajar. Kadang-kadang pula suatu bahan pengajaran baik disampaikan dengan beberapa metode. Atas dasar itu tugas guru adalah memilih metode yang tepat untuk digunakan dalam menciptakan proses belajar mengajar. 2.1.4.2. Tujuan Metode Demonstrasi

18 Setiap kegiatan yang dilakukan pasti mempunyai tujuan. Begitu juga dengan metode Demonstrasi yang berkaitan dengan pendidikan atau pengajaran. Adapun tujuan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu. Menurut Syaiful (2008:210) mengemukakan tujuan metode demonstrasi adalah untuk memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara pencapaiannya dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajarn kelas. Metode demonstrasi mempunyai beberapa kelebihan dan kelekurangan. 2.1.4.3. Manfaat dan Fungsi Metode Demonstrasi bagi Anak TK Menurut Djamarah (2008:210) manfaat dan fungsi dari metode demonstrasi adalah: 1. Perhatian anak dapat lebih di pusatkan. 2. Proses belajar anak lebih terarah pada materi yang sedang di pelajari. 3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri anak. Fungsi demonstrasi adalah sebagai berikut: 1. Dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak. Bagi anak melihat bagaimana sesuatu peristiwa berlangsung lebih menarik dan merangsang perhatian serta lebih menantang daripada hanya mendengar penjelasan guru. 2. Membantu meningkatkan daya pikir anak usia dini terutama daya pikir anak dalam 19 meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen dan berpikir evaluatif. Pengembangan daya pikir yang dimulai di Tk akan sangat membantu anak dalam memperoleh pengalaman belajar di bidang ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial. Metode Demonstrasi mempunyai makna penting bagi anak antara lain:

1. Dapat memperlihatkan secara konkrit apa yang dilakukan/dilaksanakan/ memperagakan. 2. Dapat mengkomunikasikan gagasan, konsep, prinsip, dengan peragaan. 3. Membantu mengembangkan kemapuan mengamati secar teliti dan cermat. 4. Membantu mengembangkan kemampuan untuk melakukan segala pekerjaan secara teliti, cermat, dan tepat. 5. Membantu mengembangkan kemampuan peniruan secara tepat. 2.1.4.4.Prinsip-Prinsip Penerapan Metode Demonstrasi Dalam pembelajaran Datar Bangun Menurut Saputra (2012:62) memberikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Mengusahakan agar anak memahami apa yang didemonstrasikan. 2. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan. 3. Menyiapkan alat yang sesuai dan dapat diamati dengan jelas oleh anak didik. Dari uraian tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa prinsip-prinsip dalam penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran geometri adalah memuat analisis materi pendidikan yang dalam skala lebih luas adalah melakukan analisis terhadap kurikulum yang ada 20 secara operasional. Metode Demonstrasi ini adalah agar anak dapat memahami dan dapat melakukan dengan benar misalnya memasangkan benda dengan pasangannya, mengupas buah, memotong rumput, menanam bunga, mencampur warna dan lain-lain. 2.1.4.5.Langkah-Langkah Metode Demonstrasi Suatu metode demonstrasi yang baik membutuhkan persiapan yang teliti dan cermat. Sejauh mana persiapan itu dilakukan amat banyak bergantung kepada pengalaman yang telah dilalui dan bentuk demonstrasi apa yang ingin di gunakan.

Menurut Djamarah (2000:67) Agar pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi berlangsung secara efektif, langkah-langkah yang di anjurkan adalah sebagai berikut: a) Tahap persiapan Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus di lakukan: 1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap atau keterampilan tertentu. 2. Persiapan garis besar langkah-langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan. 3. Lakukan uji coba demonstrasi meliputi segala peralatan yang di perlukan. b) Tahap pelaksanaan 1. Langkah pembukaan 21 Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus di perhatikan diantaranya; a. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua anak dapat memperhatikan dengan jelas apa yang di demonstrasikan. b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh anak. c. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh anak misalnya anak ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi. 2. Langkah pelaksanaan metode demonstrasi a. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang anak untuk berpikir misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong anak untuk tertarik memperhatikan demonstrasi. Seperti menyebut bentuk salah satu bangun

datar dengan menggambarkan sebagian dari bentuk dan kemudian diminta pada anak untuk dapat mengenali apa sebenarnya bangun datar tersebut. b. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menyenangkan. Misalnya melalukan permainan tebak gambar bangun datar sederhana. c. Yakinkan bahwa semua anak mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa. Siswa fokus dan antusias melakukan demonstrasi dalam hal menggambar dan membuat bentuk dari plastisin. 22 d. Berikan kesempatan kepada anak untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. Anak melakukan sendiri kegiatan apa yang anak sukai diantara bangun datar sederhana dan membentuk bangun datar sederhana menggunakan menggambar bentuk plastisin dan cetakan kue yang berbentuk bangun datar sederhana. 3. Langkah mengakhiri metode demonstrasi Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah anak memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan ada baiknya guru dan anak melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya. 2.1.4.6. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Demonstrasi Menurut Djamarah (2008:211) kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi adalah sebagai berikut : a. Kelebihan Metode Demonstrasi

1. Perhatian anak dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga anak dapat menangkap hal-hal yang penting. Perhatian anak lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar dan tidak tertuju pada hal lain. 2. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan hanya mendengar keterangan guru. Sebab anak memperoleh persepsi yang jelas dari hasil pengamatannya. 23 3. Bila anak turut aktif melakukan metode demonstrasi maka anak akan memperoleh pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapan dan keterampilan. 4. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan anak akan dapat di jawab waktu mengamati proses metode demonstrasi. 5. Proses pembelajaran akan lebih menarik sebab siswa tidak hanya mendengar tetapi anak tidak hanya mendengar tetapi anak akan terus aktif secara fisik dan mental. 6. Dengan cara mengamati secara langsung anak akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. b. Kelemahan Metode Demonstrasi 1. Memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai metode demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasikan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak. 2. Memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan metode ceramah.

3. Memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru di tuntut untuk bekerja lebih profesional. Disamping itu metode demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran anak. 24 4. Demonstrasi tidak efektif bila tidak diikuti kegiatan yang memungkinkan anak ikut mencoba, yang merupakan pengalaman yang berharga bagi anak. 5. Aspek yang terpenting dalam menggunakan metode demonstrasi adalah: (a) Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar bila alat yang di demonstrasikan tidak bisa diamati oleh anak misalnya alat terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas. (b). Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas dimana anak sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga. 2.1.5. Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Mengenal Bangun Datar Sederhana Anak berusia 4-6 tahun rata-rata belum mampu menyebut atau belum dapat membentuk bangun datar sederhana yaitu segitiga segiempat dan lingkaran secara tepat. Alternatif yang dapat dijadikan untuk mengatasi masalah dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk bangun datar sederhana adalah meggambar bentuk bangun datar sederhana dan membentuk bangun datar sederhana menggunakan plastisin melalui metode demonstrasi. Kegiatan ini selain melatih anak mengenal bentuk bangun datar sederhana, pengenalan warna, melatih motorik halus anak dan melatih kreativitas anak. Cara melakukan: 1. Anak dibagi dalam beberapa kelompok.

2. Guru menjelaskan tentang makanan kue yang berbentuk bangun datar sederhana seperti 25 kue donat, kue wafel, kue lapis sambil memperlihatkan contoh bangun datar sederhana dari kardus yang beraneka warna. 3. Guru meminta anak untuk meyebutkan kembali bentuk bangun datar sederhana. 4. Anak diberi kesempatan untuk menggambar bentuk bangun datar sederhana dan membentuk bangun datar sederhana menggunakan plastisin yang beraneka warna dan cetakan kue. 5. Guru menanyakan kepada anak bentuk apa yang sedang mereka gambar dan bentuk apa yang mereka cetak.. 6. Karena bentuknya beraneka warna, guru tidak hanya menayakan bentuk namun guru juga menanyakan warna apa yang sedang dipegang oleh anak sambil berusaha mencari kelompok bentuk bangun datar sederhana yang sesuai. 7. Guru memberikan penguatan kepada anak yang dapat mengenal bentuk bangun datar sederhana dan memotivasi anak yang belum mengenal bentuk bangun datar sederhana. 2.1.6. Kajian Yang Relevan Suatu penelitian yang dilaksanakan oleh Ram Sude pada jurusan PAUD Program Studi PGTK Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Dalam penelitiannya tahun 2008 dengan skripsinya yang berjudul Mengembangkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan Papan Geo Pada Kelompok B di TK Abdi Jaya 2 Hepuhulawa Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siklus awal terdapat 50% anak yang mampu dan menguasai, siklus I terdapat 65% anak yang mampu dan menguasai dan siklus II terdapat 80% anak yang mampu dan menguasai bentuk geometri, ini berarti indikator kinerja telah tercapai.

2.2. Hipotesis Tindakan Berdasarkan latar belakang dan kajian teori diatas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Jika metode demonstrasi digunakan dalam pembelajaran maka kemampuan mengenal bentuk bangun datar sederhana pada anak Kelompok B TK Remaja Desa Poowo kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan. 2.3. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah minimal 16 orang anak atau 80% dari jumlah 20 orang anak telah memiliki kemampuan mengenal mengenal bentuk bangun datar sederhana yakni dengan kriteria baik.