1. Sambungan tampang satu 2. Sambungan tampang dua

dokumen-dokumen yang mirip
Dimana : g = berat jenis kayu kering udara

STRUKTUR KAYU. Dosen Pengampu: Drs. DARMONO, M.T.

STRUKTUR BAJA I. Perhitungan Sambungan Paku Keling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Struktur baja i. Perhitungan Sambungan Paku Keling

SIFAT MEKANIK KAYU. Angka rapat dan kekuatan tiap kayu tidak sama Kayu mempunyai 3 sumbu arah sumbu :

PERHITUNGAN PANJANG BATANG

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

6. EVALUASI KEKUATAN KOMPONEN

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 12

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka:

I. Perencanaan batang tarik

KAJIAN KOEFISIEN PASAK DAN TEGANGAN IZIN PADA PASAK CINCIN BERDASARKAN REVISI PKKI NI DENGAN CARA EXPERIMENTAL TUGAS AKHIR

Gambar 5.1. Proses perancangan

Pertemuan IV,V,VI,VII II. Sambungan dan Alat-Alat Penyambung Kayu

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

penelitian ini perlu diketahui tegangan dan kelas kuat kayu teriebih dahulu sebelum

Macam-macam Tegangan dan Lambangnya

ANALISIS SAMBUNGAN PAKU

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

BAB III BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

Pertemuan IV II. Torsi

X. TEGANGAN GESER Pengertian Tegangan Geser Prinsip Tegangan Geser. [Tegangan Geser]

TUGAS MAHASISWA TENTANG

STRUKTUR BAJA 1 KONSTRUKSI BAJA 1

PERENCANAAN DIMENSI BATANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

Sambungan diperlukan jika

Dalam penelitian ini digunakan jenis kayu Bangkirai ukuran 6/12, yang umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 6.1 Gaya-gaya yang Bekerja pada Tembok Penahan Tanah Pintu Pengambilan

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Sambungan Baut.

Pertemuan XI : SAMBUNGAN BAUT

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II TYPE KUDA - KUDA VAULTED PARALLEL CHORD

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

batang tunggal yang dipisahkan pada ujung-ujungnya dan yang pada pertengahan

STUDI PUSTAKA KINERJA KAYU SEBAGAI ELEMEN STRUKTUR

TEGANGAN DAN REGANGAN

VI. BATANG LENTUR. I. Perencanaan batang lentur

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

PERENCANAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN BERDASARKAN SNI 7971 : 2013 IMMANIAR F. SINAGA. Ir. Sanci Barus, M.T.

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

PERHITUNGAN IKATAN ANGIN (TIE ROD BRACING )

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB IV PERHITUNGAN GAYA-GAYA PADA STRUKTUR BOX

BAB III LANDASAN TEORI. Bangunan Gedung SNI pasal

PENGEMBANGAN ALAT SAMBUNG KONSTRUKSI KAYU

BAB I PEKERJAAN KONSTRUKSI KAYU

BAB 1 PERHITUNGAN PANJANG BATANG

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MESIN PEMINDAH BAHAN

Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton

PENGGUNAAN KAWAT BAJA SEBAGAI PENGGANTI BATANG TARIK PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

V. PENDIMENSIAN BATANG

Kata Kunci : Tegangan batang tarik, Beban kritis terhadap batang tekan

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

4. Perhitungan dimensi Kuda-kuda

PERTEMUAN X PERSAMAAN MOMENTUM

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

Jl. Banyumas Wonosobo

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

sendi Gambar 5.1. Gambar konstruksi jembatan dalam Mekanika Teknik

SAMBUNGAN PADA RANGKA BATANG BETON PRACETAK

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TM. V : Metode RITTER. TKS 4008 Analisis Struktur I

8/21/2012 Client. Bunawan File : - Time : Ari, W. αs : 40. L : 1.00 m ht : 0.30 m

SAMBUNGAN DALAM STRUKTUR BAJA

PERHITUNGAN GORDING DAN SAGROD

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG

3.2 Alat Sambung Paku Sifat-sifat Sambungan Paku 14

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014

PENGENALAN ALAT SAMBUNG KAYU

Komponen Struktur Tarik

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

III. BATANG TARIK. A. Elemen Batang Tarik Batang tarik adalah elemen batang pada struktur yang menerima gaya aksial tarik murni.

Transkripsi:

SAMBUNGAN KAYU DENGAN BAUT Dikelompokkan menjadi dua macam: 1. Sambungan tampang satu 2. Sambungan tampang dua

1 SAMBUNGAN TAMANG SATU Arah gaya Arah gaya h Tampak depan b 1 b 2 Tampak penampang Baut teriris Arah gaya Tampak atas b 1 b 2 Arah gaya Baut lat ikutan Muur

2 SAMBUNGAN TAMANG DUA ah gaya h Arah gaya Tampak depan b 1 b 3 b 2 Tampak penampang Baut teriris b 1 b 3 b 2 Tampak atas

Syarat-Syarat Sambungan dengan Baut KKI asal 14 a. Baut terbuat dari baja ST.37 atau setara b. Kelonggaran lobang baut tidak boleh lebih dari 1,5 mm c. Diameter (Ø) paling kecil 10mm (3/8 ), dan untuk sambungan dengan tebal kayu > 8cm harus memakai baut Ø minimum 12,7 mm (1/2 ). d. Baut harus dilengkapi dengan plat ikutan (ring penutup) tebal minimum 0,3d, maksimum 5mm, dan garis tengah 3d. d 3d

Kekuatan Sambungan Sambungan tampang satu Sambungan patah sebagian. Tebal kayu b 1 = b 2 t k = tegangan luncur kayu t b = tegangan luncur besi (baut) D=0 terletak pada M maks, yakni p p b1 b 2 x x z z x x embagian tekanan Diagram Bid. D pada jarak 2x dari tepi luar. Di sini besarnya = ½. t k. d. 2z = t k. d. z = p z. Diagram Bid. M

p p x x z z x x =pz embagian tekanan Diagram Bid. D Dipandang dari sebelah dalam (kanan): M maks = z pz.½ z = pz.z ½ pz.z = ½ pz 2 Dari dua persamaan tsb diatas: px 2 = ½ pz 2 --- x 2 = ½ z 2 Diagram Bid. M Jadi x = z ½, karena l = 2.x + z M maks Maka x = 0,293 l, dan z = l. ( 2 1) = 0,414 l. Mencari besarnya M maks. Dipandang dari tepi kiri: M maks = p. x. 1,5 x px. 0,5 x = px2 Jadi jika yang rusak hanya kayunya saja maka: luncur () = 0,414 pl atau = 0,414 tk.d.l (1)

Jika baut ikut membengkok l 1 l 2 p z p z embagian tekanan Diagram Bid. D Tegangan pada baut: Seperti di atas, = pz D = di titik tempat M = 0. M maks = z pz.½ z = pz 2 ½ pz 2 = ½ pz 2, dapat ditulis M maks = ½ p 2 /p 2 = 2 /2p = 2 /2t k.d Dari kekuatan baut; M maks = t b. W = t b. 1/32 πd 3 Dari pers tersebut di atas maka diperoleh: 2 /2t k.d = t b. 1/32 πd 3 M maks Diagram Bid. M = 0,443 d 2 t b.t k Jadi = 0,443 d 2 tb.tk (2)

Sambungan Tampang Dua a. Kayu yang rusak ½ ½ Batang b3 adalah kayu asli, b1 dan b2 adalah kayu penyambung Bila batang b3 (b 1 +b 2 ), maka kayu penyambung rusak, besarnya l = 2 t k.b 1..(3) b 1 b 3 b 2

b. Baut membengkok sebagian Dalam keadaan baut membengkok sebagian, pembagian tekanan, bidang D dan bidang M masingmasing dilukiskan seperti gambar ½ x x z z ½ embagian b 1 b 3 b 2 tekanan samping. M maks timbul pada titik dengan jarak z dari kampuh sambungan. Di titik tersebut D = 0 = 2 pz = 2t k.d.l.. (4) Bid. D Bid. M

Sambungan tampang dua patah sempurna ½ ½ = 2 t k dz. atau = 0,886 d 2 t k t b (5)` z z embagian b 1 b 3 b 2 tekanan ½ Bid. D Bid. M

Rangkuman Untuk sambungan tampang satu rumus menjadi: = 0.414 t k d.l ------ jika terjadi patah sebagian = 0.443 d 2 t b.t k --- jika terjadi patah sempurna Untuk sambungan tampang dua, rumus menjadi: = 2 t k.d.l -- jika b 3 > (b 1 +b 2 ) = t k.b 3.d --- jika b 3 (b 1 +b 2 ) = 0,667 t k.d.b 3 (-1+ 4+3π/8.t b /t k.d 2 /b 3 ) = 0.886 d 2 t b.t k

enggunaan rumus Rumus digolongkan menjadi 3 golongan: Golongan I: untuk kayu dengan kokoh desak (t k ) ± 500 kg/cm 2 Golongan II: untuk kayu dengan kokoh desak (t k ) ± 400 kg/cm 2 Golongan III: untuk kayu dengan kokoh desak (t k ) ± 300 kg/cm 2

Contoh: Dengan mengambil angka keamanan; kayu (nk) = 4, dan baut (nb) = 2,25, maka diperoleh rumus untuk golongan I (notasi diganti S): Sambungan tampang satu S = 50. d. l S = 240 d 2 Sambungan tampang dua = 125 db 3 = 250 db 1 = 480 d 2 S dalam kg; d, b 1 dan b 3 dalam cm

Dengan memasukkan harga t k dan pengaruh penyimpangan arah serat, maka rumus selengkapnya sbb. Golongan I: Sambungan tampang satu: λb = 4,8 S = 50 db 1 (1 0,6 sin α), atau Sambungan tampang dua: λb = 3,8 S = 240 d 2 (1 0,35 sin α) S = 125 db 3 (1 0,6 sin α), atau S = 250 db 1 (1 0,6 sin α), atau S = 480 d 2 (1 0,35 sin α)

Golongan II Sambungan tampang satu: λb = 5,4 S = 40 db 1 (1 0,6 sin α), atau S = 215 d 2 (1 0,35 sin α) Sambungan tampang dua: λb = 4,3 S = 100 db 3 (1 0,6 sin α), atau S = 200 db 1 (1 0,6 sin α), atau S = 430 d2 (1 0,35 sin α)

Keterangan: S = Kekuatan sambungan (dalam kg) α = sudut antara arah gaya thd arah serat kayu b 1 = tebal kayu tepi (dalam cm) b 3 = tebal kayu tengah (dalam cm) d = diameter baut (dalam cm)

GAMBAR SOAL 1.

Golongan III Sambungan tampang satu: λb = 6,8 S = 25 db 1 (1 0,6 sin α), atau S = 170 d 2 (1 0,35 sin α) Sambungan tampang dua: S = 60 db 3 (1 0,6 sin α), atau λb = 5,7 S = 120 db 1 (1 0,6 sin α), atau S = 340 d 2 (1 0,35 sin α)

Dari tiap-tiap golongan diambil kekuatan dengan harga yang terkecil. Yang termasuk Golongan I adalah semua kayu kelas kuat I dan kayu Rasamala Yang termasuk Golongan II adalah semua kayu kelas kuat II. Yang termasuk Golongan III adalah semua kayu kelas kuat III.

Jika pada sambungan tampang satu salah satu batangnya terbuat dari besi (baja) atau sambungan tampang dua plat penyambungnya dari besi, maka harga S dalam rumus tersebut dapat dinaikkan 25%. lat begel Baut pelengkap Ø 3/8 Tampak depan Tampak samping

Jarak dan enempatan baut 1. Arah gaya sejajar arah serat kayu 2d 3d 2d 6d 6d 7d dan 10 cm untuk tarik 3.5 d untuk tekan - Antara sumbu baut dan ujung kayu yang dibebani = 7d dan 10 cm - Antara sumbu baut dan ujung kayu yang tidak dibebani = 3,5 d - Antara sumbu baut dengan sumbu baut dalam arah gaya = 6d - Antara sumbu baut dengan sumbu baut dalam arah tegal lurus gaya = 3d

2. Arah gaya tegak lurus arah serat kayu S S 5d 5d 2d 3d 7d dan 10 cm 2d 5d 5d 3d - Antara sumbu baut dengan tepi kayu yang dibebani = 5d - Antara sumbu baut dengan sumbu baut dalam arah gaya = 5d - Antara sumbu baut dengan tepi kayu yang tidak dibebani = 2d - Antara sumbu baut dalam arah tegak lurus gaya = 3d

3. Arah gaya membentuk sudut α (0 o < α < 90 o ) dengan arah serat kayu S S 5-6d 5-6d 7d dan 10cm ) α 2d 5-6d ) α 5-6d 2d 3d 2d 3d 2d - Antara sumbu baut dan tepi kayu yang dibebani dalam arah gaya, ditentukan = 5d a 6d, tetapi harus juga dipenuhi antara baut dengan tepi kayu yang dibebani = 2d - Antara sumbu baut dan sumbu baut dalam arah gaya ditentukan = 5d a 6d. - Antara sumbu baut dengan tepi kayu yang tidak dibebani = 2d - Antara baris baut dan baris baut dalam arah gaya = 3d.

Daftar diameter baut Inci cm 3/8 0,95 1/2 1,27 5/8 1,59 3/4 1,91 7/8 2,22 1 2,54