ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Studi pada Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi) Rizqi Arum Mawarni Srikandi Kumadji Idris Effendy (PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, 115030407111046@mail.ub.ac.id ABSTRACT The purpose of this study is to determine the systems and procedures for payment of income tax Article 21 and the obstacles that occur in the process of payment of income tax Article 21 on the Civil Service Ngudi Waluyo Hospital. The research will use qualitative method to describe how a problem that has been identified and limited the extent to which efforts to uncover the problems and circumstances as they are, so that the disclosure of the existing facts. Results of analysis in this study shows that Ngudi Waluyo Wlingi hospital is cutting system that calculation withholding tax, deposit and tax reporting is done by the treasurer. In the income tax payment procedure of Article 21 of the salaries and emoluments accounting and tax payment has been carried out properly, but the treasurer are obstacles in the process of Article 21 of the Income Tax reporting to the STO Blitar and does not make payment of income tax cut proof Article 21. Treasurer Ngudi Waluyo Hospital does report and make proof of payment of income tax cut of Article 21 because no software support for the creation of pieces of evidence and reporting to the KPP Pratama return period Blitar. Based on PMK No. 262 / PMK.03 / 2010 then treasurer of Ngudi Waluyo Wlingi Hospital should need to perform the procedure for payment of income tax article 21 as well. Key word : system and procedure, Income Tax Article 21, Civil Servants. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem dan prosedur pembayaran pajak penghasilan Pasal 21 serta hambatan-hambatan yang terjadi pada proses pembayaran pajak penghasilan Pasal 21 pada Pegawai Negeri Sipil di RSUD Ngudi Waluyo. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan analisis data menggunakan metode interaktif yaitu reduksi data, model data dan penarikan kesimpulan. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukan bahwa RSUD Ngudi Waluyo Wlingi menggunakan sistem pemotongan withholding tax yang penghitungan, penyetoran dan pelaporan pajaknya dilakukan oleh bendahara. Pada prosedur pembayaran PPh Pasal 21 atas gaji dan honorarium penghitungan dan penyetoran pajak sudah dilaksanakan dengan baik dan benar, tetapi bendahara terdapat hambatan dalam proses pelaporan PPh Pasal 21 tersebut kepada KPP Pratama Blitar dan tidak membuat bukti potong pembayaran PPh Pasal 21. Berdasarkan PMK Nomor 262/PMK.03/2010 maka hal tersebut sebaiknya bendahara RSUD Ngudi Waluyo perlu melakukan prosedur pembayaran PPh Pasal 21 dengan baik. Kata kunci : Sistem dan Prosedur, PPh Pasal 21, Pegawai Negeri Sipil. PENDAHULUAN Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap masyarakat. Saat ini, pajak bukan lagi merupakan sesuatu hal yang asing bagi masyarat Indonesia. Oleh karena itu negara Indonesia menempatkan perpajakan sebagai kewajiban kenegaraan dalam mensejahterakan masyarakat dan pembangunan infrastruktur yang berfungsi untuk meningkatkan pelayanan publik bagi masyarakat. Pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 merupakan salah satu penerimaan pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apa pun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak pribadi dalam negeri. Salah satu yang dikenakan PPh Pasal 21 yaitu Pegawai Negeri Sipil. Sistem pemungutan di Indonesia terdapat 3 jenis menurut (Mardiasmo, 2011:7) yaitu self assessment system, official assessment system, dan withholding system. Self assessment merupakan pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak, sedangkan 1
official assessment memberi wewenang kepada Fiskus dan witholding tax memberikan wewenang kepada pihak ketiga sebagai penentu besarnya pajak terutang. Sistem withholding tax di Indonesia salah satunya diterapkan pada mekanisme pemotongan PPh Pasal 21. PNS merupakan salah satu Wajib Pajak yang pemotongan PPh Pasal 21 menggunakan sistem withholding systemy yaitu bendahara diberikan wewenang pada pemotongan pajaknya PPh Pasal 21 yang prosedur-prosedur pembayarannya dipotong, disetor, dan dilaporkan oleh bendaharawan yang sehubungan dengan penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, serta pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun. Sistem witholding tax salah satunya diterapkan pada RSUD Ngudi Waluyo. Pemilihan judul dan objek penelitian ini dilandasi pemikiran bahwa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo merupakan Rumah Sakit terbesar di Kabupaten Blitar dan merupakan salah satu instansi pemerintah yang menerapkan sistem withholding tax PPh Pasal 21 pada PNS yang PPh Pasal telah dipotong, disetor dan dibayarkan oleh bendaharawan. Bendahara tersebut memotong PPh Pasal 21 PNS dengan dua (2) jenis PPh yaitu atas gaji rutin dan honorarium pada PNS. Berdasarkan uraian penulis ingin menganalisis tentang sistem dan prosedur pembayaran PPh Pasal 21 dengan judul Analisis Sistem dan Prosedur Pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Pegawai Negeri Sipil (studi pada Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi). TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpajakan Pajak menurut Andriani (dalam buku Waluyo, 2011:2) ialah kewajiban warga negara kepada negara dalam upaya pembiayaan negara dan warga negara tidak mendapat timbal balik secara langsung dan dapat dipaksakankarena sudah diatur dalam Undang-Undang dan peraturan-peraturan pemerintah. Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan menurut (Mardiasmo, 2011:135) merupakan setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak baik yang berasal dari Indonesia mauupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dapat dalam bentuk apapun. Pajak Penghasilan Pasal 21 Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut (Resmi, 2011:167) adalah pajak atas penghasilan yang dapat berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, atau jenis pembayarann lain dengan nama dan bentuk apapun yang sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dann kegiatan yang dilakukan WP dalam negeri. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif menurut (Moelong, 2013:6 ) Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian secara langsung terhadap objek penelitian yaitu dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi dan analisis data menggunakan metode interaktif yaitu reduksi data, model data dan penarikan kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN RSUD Ngudi Waluyo merupakan salah satu instansi pemerintah yang sebagian besar pegawai merupakan PNS. Setiap bulan dengan kegiatan yang diadakan RSUD Ngudi Waluyo secara otomatis akan menimbukan kewajiban perpajakan. Dari kegiatan tersebut dilakukan dengan secara teratur atau tidak. Dari kegiatan tersebut PNS akan mendapatkan imbalan dari pemerintah berupa gaji teratur setiap bulannya dan dari gaji tersebut PNS akan dipotong pajak yang besarnya pajak tersebut nantinya akan ditanggung oleh pemerintah. Selain kegiatan teratur, PNS juga mendapatkan honorarium dari kegiatan yang diadakan oleh RSUD Ngudi Waluyo. Honorarium tersebut harus dipotong pajak PPh Pasal 21 yang bersifat final. 1. Sistem Pemotongan Pajak Penghasilan pada Pegawai Negeri Sipil RSUD Ngudi Waluyo merupakan instansi pemerintah yang sistem pemotongan menggunakan sistem with holding tax yaitu sistem pemotongan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga sebagai penentuan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Pihak ketiga yang dimaksud di RSUD Ngudi Waluyo adalah bendahara yang bertugas menghitung, menyetor dan melaporkan wajib pajak PNS yang bekerja di RSUD Ngudi Waluyo. Kegiatan perpajakan PNS setiap bulan dari gaji akan dipotong oleh bendahara, karena 2
pada RSUD Ngudi Waluyo menggunakan withholding system dengan bendahara yang bertugas sebagai pemotong, menyetor dan melaporkan. Bendahara RSUD Ngudi Waluyo bertugas dari menghitung pajak PPh Pasal 21 kemudian menyetorkan pajak kepada bank Jatim dan terakhir akan melaporkan pajak kepada KPP Pratama Blitar. Selain menghitung PPh Pasal 21 atas Gaji, bendahara juga bertanggung jawab PPh 21 atas honorarium PNS. 2. Prosedur Pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Gaji Pegawai Negeri Sipil Prosedur pembayaran pajak penghasilan pasal 21 sebagai contoh pada gaji bulan Februari dr. Y telah dipotong PPh 21 dan bendahara telah menerbikan A2, dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Formulir A2 Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan 21 Bagi PNS. Sumber : RSUD Ngudi Waluyo Wlingi (2015) Kewajiban menurut Peraturan Menteri Keuangan PMK.262/PMK.03/2010 dan pelaksanaannya di Ngudi Waluyo atas gaji adalah: a. Bendahara wajib memotong PPh Pasal 21 atas pembayaran gaji; Bendahara memotong PPh Pasal 21, sebagai contoh PNS di RSUD Ngudi Waluyo dengan nama dr. Y dengan A2 pada tahun 2014. b. Bendahara wajib menyetorkan PPh Pasal 21 paling lama tanggal 10 bulan berikutnya; BendaharaRSUD Ngudi Waluyo menyetor pajak PPh 21 kepada bank bank Jatim, tetapi dalam pajak PPh 21 PNS atas gaji merupakan pajak yang ditanggung oleh pemerintah maka hal tersebut akan dikurangi langsung dari gaji. Dalam hal ini bendahara tidak membayar pajak pada bank karena sudah dipotong secara otomatis dari gaji perbulannya. c. Bendahara wajib melaporkan SPT Masa PPh Pasal 21 ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blitar paling lama tanggal 20 bulan berikutnya. Bendahara RSUD Ngudi Waluyo tidak melaporkan pajak PPh 21 atas gaji kepada KPP Pratama Blitar dengan bentuk SPT Masa PNS sebagai kewajiban terakhir dari bendahara. SPT Masa tersebut diisi oleh PNS dengan mengacu pada A2 yang dibuat oleh bendahara untuk mempermudah pengisian SPT tersebut. 3. Prosedur Pembayaran Pajak Penghasilan 21 atas Tambahan Gaji/ Honorarium di RSUD Ngudi Waluyo Tambahan gaji/ honorarium pada PNS merupakan pajak yang bersifat final, tambahan gaji tersebut dapat berupa kegiatan yang dilakukan di RSUD Ngudi Waluyo yang bersifat menambah kekayaan atau menambah pendapatan PNS tersebut. Salah satu honorarium PNS pada RSUD Ngudi Waluyo adalah tambahan gaji rutin setiap bulannya pada pejabat yang terdiri dari direktur dan wakil direktur yang selain mendapatkan gaji pokok dari pemerintah juga mendapat tambahan gaji dari RSUD. Kewajiban bendahara RSUD Ngudi Waluyo atas pembayaran honor tersebut adalah : a. Bendahara wajib untuk memotong PPh Pasal 21 Final atas pembayaran honor; Bendahara memotong PPh Pasal 21 Final atas pembayaran honorarium dengan benar. b. Bendahara wajib untuk membuat bukti potong PPh Pasal 21 Final atas pembayaran honor; Bendahara membuat bukti potong PPh Pasal 21 Final atas pembayaran honorarium, tetapi bendahara tidak membuat bukti potong dikarenakan sarana dan prasarana tidak mendukung sehingga bendahara membuat bukti potong sendiri yang dilakukan secara manual bukan seperti lampiran dari DJP, membuat lampiran bukti potong sebenarnya hal yang sangat penting karena nantinya bukti potong tersebut akan diberikan kepada WP (Wajib Pajak) dan Bendahara/ pemotong. 3
c. Bendahara wajib menyetorkan PPh Pasal 21 Final paling lama akhir bulan dilakukan pembayaran; Bendahara wajib menyetorkan PPh Pasal 21 Final paling lama akhir bulan dilakukan pembayaran. Bendahara sudah tepat dalam hal penyetoran pajak yang telah dilaksanakan pada saat akhir bulan Februari. d. Bendahara wajib melaporkan SPT Masa PPh Pasal 21 ke Kantor PelayananPajak Pratama Blitar. RSUD Ngudi Waluyo tidak melaksanakan kewajiban pelaporan SPT dikarenakan oleh kekurangan tenaga pada bendahara yang mengatatur tentang perpajakan PNS. 4. Hambatan dalam Pelaksanaan Pembayaran PPh Pasal 21 di RSUD Ngudi Waluyo Hambatan yang terjadi pada saan pelaksanaan pembayaran pajak penghasilan pasal 21 pada Pegawai Negeri Sipil di RSUD Ngudi Waluyo adalah: a. Kurangnya tenaga atau staf yang bertugas menghitung pajak karena jumlah bendahara atau staff tidak sebanding dengan jumlah PNS di RSUD Ngudi Waluyo. b. RSUD Ngudi Waluyo tidak mempunyai software atau sistem yang digunakan untuk menghitung PPh 21 atas honorarium PNS secara modern. Bendahara melakukan perhitungan PPh 21 honorarium secara manual yang dihitung satu persatu setiap kegiatan yang ada pada RSUD, sedangkan dalam satu bulan terdapat banyak kegiatan-kegiatan yang menyangkut tentang tambahan gaji atau honorarium PNS. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. RSUD Ngudi Waluyo menggunakan sistem pemotongan dengan cara withholding taxyang proses pembayaran PPh Pasal 21 diserahkan kepada bendahara. Hal ini sudah tepat dan sesuai dengan peraturan menurut yang PNS sistem pemotongannya menggunakan withholding tax. 2. Pada tahap prosedur pembayaran PPh Pasal 21 atas gaji bendahara sudah melakukan perhitungan dengan benar, melakukan setor dengan tepat waktu namun tidak melakukan lapor SPT masa ke KPP Pratama Blitar, hal tersebut terjadi karena tenaga atau staf yang bertugas menghitung pajak dari RSUD Ngudi Waluyo yang kurang. 3. Pada tahap prosedur pembayaran PPh Pasal 21 Final atas honorarium bendahara sudah perhitungan PPh Pasal 21 dengar benar, melakukan setor tepat waktu tetapi tidak membuat bukti potong yang nantinya akan diserahkan kepada WP guna sebagai bukti atas pemotongan, hal ini terjadi karena tidak adanya sarana dan prasarana yang mendukung untuk membuat bukti potong. Selain tidak membuat bukti potong, bendahara tidak teratur untuk melapor SPT Masa yang akan dilaporkan kepada KPP Pratama Blitar. Saran 1. RSUD Ngudi Waluyo perlu menyediakan software guna untuk menunjang kegiatan dalam pembuatan bukti potong dan SPT Masa kepada KPP Pratama Blitar karena saat ini penghitungan pajak masih dilaksanakan secara manual; 2. RSUD Ngudi Waluyo perlu merekrut staf tambahan guna membantu bendahara dalam proses pembayaran PPh Pasal 21 karena akan menimbulkan ketidakpatuhan dalam prosedur pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21. 3. Bendahara RSUD Ngudi Waluyo perlu melaksanakan prosedur pembayaran PPh Pasal 21 dengan baik dan benar sesuai dengan PP No 80 Tahun 2010 dan PMK Nomor 262/PMK.03/2010 karena bendahara tidak membuat bukti potong dan tidak menyetor SPT Masa ke KPP Pratama Blitar dalam proses pembayaran PPh Pasal 21 atas gaji dan honorarium; DAFTAR PUSTAKA Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Yogyakarta: ANDI Moleong. 2013. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. PMK.262/PMK.03/2010 Tentang Tata Cara Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bagi Pejabat Negara, PNS, anggota TNI, anggota Polri, dan pensiunannya atas Penghasilan yang Menjadi Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 4
atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Resmi, Siti. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat. 5