BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

MODUL PRAKTIKUM PERANGGARAN PERUSAHAAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

Penganggaran Perusahaan 113 BAB 7 ANGGARAN KAS

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana otonomi daerah dalam bidang kesehatan dan dipimpin langsung

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. operasional, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

ANALISIS LAPORAN ALIRAN KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI ANALISIS

Safety cash balance (persediaan kas minimal)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Anggaran Kas. Cash Budget

Motif Penahanan Kas John Maynard Keynes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana yang

Membuat Bagan Akun (Chart Of Account)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB MANAJEMEN KAS A. Kas dan Aliran Kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Kas. kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu bank untuk periode waktu

Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

MANAJEMEN KAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA JANGKA PENDEK ANDRI HELMI M, SE., MM

ANGGARAN PERUSAHAAN DAGANG. Dosen Pengampu : Drs. Sukardi Ikhsan, M.Si. Disusun Oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan merupakan hal penting bagi sebuah perusahaan. Pertumbuhan dibutuhkan untuk merangsang dan menyalurkan bakat manajerial

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi Resimen IndukV/Brawijaya Malang tahun Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

ANGGARAN KOMPREHENSIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN

Oleh. Erfin Winda Sari

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penyelenggara pembuatan rumah, gedung, jalanan, jembatan, dan lainnya. Perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode

ANALISIS DANA DAN ARUS KAS

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

Kas merupakan arus kas yang terjadi karena kegiatan operasi perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perusahaan nomor 11 tanggal 21 Februari 2003 dihadapan notaris

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

MANAJEMEN KEUANGAN (3 SKS)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian rentabilitas menurut Sofyan Syafri Harahap (2007: 304)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Catatan 31 Maret Maret 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2)

BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

JUMLAH AKTIVA

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

Laporan Keuangan Neraca, Rugi Laba dan Perubahan Modal Perusahaan Dagang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi sekarang ini, perkembangan teknologi dan ilmu

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang telah kita ketahui bahwa kemajuan suatu bangsa dalam

ASSETS = LIABILITIES + EQUITY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. PROFIL PERUSAHAAN Sejarah Singkat CV. F & F Teknik Mandiri Berdirinya suatu perusahaan tidak terlepas dari maksud dan tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan tersebut. Jika dilihat dari tujuan perusahaan, yaitu suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa agar dapat memperoleh keuntungan dan agar dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. CV. F & F Teknik Mandiri merupakan suatu perseroan komanditer yang bergerak di bidang perdagangan alat-alat berat, yang berkedudukan dan berkantor pusat di kota Medan, tepatnya di Perumahan Bumi Asri Blok C nomor 44, Kelurahan Cinta Damai, Kecamatan Medan Helvetia. Didirikan oleh Ir. Indarawan Nusa, selaku pimpinan perusahaan, pada tanggal 24 Februari 2006, dengan akte pendirian No.10 tahun 2006, di hadapan notaris Darmansyah Nasution, SH. Adapun maksud dan tujuan didirikannya perseroan ini, sekaligus yang menjadi latar belakang pendiriannya, adalah sebagai berikut : 1. Menjalankan usaha berdagang alat-alat berat atau supply sparepart, alat-alat teknik, aspal mixing plant, Stone crusher plant yang diantaranya seperti : belt conveyor, roller conveyor, wirescreen, chain sprocket, gear box, elektro motor, dan lain-lain yang berhubungan dengan usaha tersebut diatas. 2. Menjalankan usaha-usaha sebagai grosir, distributor, dan leveransir (supplier) terutama barang-barang atau perlengkapan teknikal, elektrikal, mekanikal, laboratorium dan lain sebagainya, termasuk sebagai komisioner dan perwakilan atau keagenan dari perusahaan atau badan hukum lain, baik dalam maupun luar negeri. 3. Menjalankan usaha-usaha sebagai pemborong bangunan-bangunan (gedung-gedung, perkantoran, dan pusat perbelanjaan), jalan-jalan, jembatan, saluran air (irigasi, roil,

dan drainage), pabrik kelapa sawit, playwood, pemasangan instalasi dan pemipaan pada umumnya (listrik, telepon, dan air bersih), pembersihan dan penyiapan lahan, proyek perumahan (developer dan real estate) serta pekerjaan-pekerjaan lainnya dalam bidang teknik yang meliputi civil engineering dan electrical engineering (general contractor), didalamnya termasuk pula usaha-usaha sebagai perancang dan perencana bangunan-bangunan (design dan consultant). 4. Menjalankan usaha-usaha pengangkutan (transportation) umum maupun barang. 5. Menjalankan usaha-usaha dibidang jasa penunjang telekomunikasi, terutama membuka dan mengelola warung telekomunikasi (wartel) serta lain-lainnya yang bertalian dengan itu. 6. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang pembersihan dan perawatan alat-alat, perkakas-perkakas atau perlengkapan elektronika serta sarana dan prasarana industry (cleaning service dan maintenance) Selanjutnya menjalankan usaha-usaha lainnya yang bertalian dengan maksud dan tujuan tersebut diatas dalam arti kata seluas-luasnya, asal saja sepanjang tidak bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku serta kesusilaan yang baik. Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan oleh CV. F & F Teknik Mandiri adalah 20 orang yang merupakan karyawan bulanan, yang terdiri dari 15 orang tenaga kerja pria dan 5 orang tenaga kerja wanita. Semua tenaga kerja yang ada ditempatkan di bagian-bagian yang telah ditentukan sesuai dengan keahlian dan keterampilannya serta pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing tenaga kerja. Sistem pemberian upah yang berlaku adalah diberikan secara bulanan. Selain upah tetap yang diberikan, kepada setiap karyawan juga diberikan tunjangantunjangan bagi peningkatan kesejahteraan, antara lain : 1. Tunjangan kesehatan 2. Tunjangan kemalangan 3. Tunjangan hari raya dan tahun baru 4. Tunjangan lembur 5. Bonus

Struktur Organisasi Perusahaan Pada umumnya, setiap perusahaan memiliki struktur organisasi. Bagi perusahaan besar maupun kecil, struktur organisasi memiliki peranan yang sangat penting, dimana struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan dari hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda dari suatu organisasi. Secara garis besar struktur organisasi menunjukkan susunan jabatan, siapa atasan yang memberikan perintah dan siapa yang bertanggung jawab kepada atasan dalam melaksanakan perintah tersebut. Struktur organisasi CV. F & F Teknik Mandiri disusun sebagai berikut : Direksi Manager Sekretaris Site Engineer Pemasaran Keuangan Supervisor Personalia Mecanical Sumber : CV. F & F TEKNIK MANDIRI 1. Direksi Bertugas melakukan koordinasi, mengawasi dan mengontrol setiap unit tugas yang ada dibawah pengawasannya. Membuat strategy planning bagi perusahaan sebagai long term dan short term planning. Mengangkat dan memberhentikan pegawai yang berada di pengawasannya.

2. Manajer Bertanggung jawab kepada direksi. Membuat transaksi penjualan atau kontrak kerja. Membuat ramalan terhadap hasil penjualan. Membuat strategi penjualan dan operasi. Membuat anggaran belanja perusahaan. Mengontrol dan mengkoordinasi kegiatan yang ada di perusahaan. 3. Site engineer Bertanggung jawab kepada manajer. Sebagai pemegang wewenang tertinggi terhadap stone coordinator. Menjalankan proyek perusahaan. Menganalisa, mengawasi, mengevaluasi, dan melaporkan seluruh kegiatan proses produksi. Menemukan solusi yang tepat untuk memperbaiki kegiatan proses produksi. Mengatur pekerjaan dan mengkoordinir anggota-anggota di lapangan. 4. Pemasaran Bagian yang melaksanakan dan menganalisa segala hal yang berhubungan dengan konsumen. Bagian yang merencanakan, melaksanakan, dan menganalisa promosi perusahaan. 5. Keuangan Bertanggung jawab kepada manajer. Membuat arus kas harian, bulanan, triwulan, dan tahunan. Membuat faktur, kwitansi, dan tanda terima. Membuat jurnal pembelian, penjualan, dan laporan keuangan.

6. Personalia Bertanggung jawab kepada manajer. Melakukan proses seleksi karyawan. Mengatur, merencanakan, dan melaksanakan sistem penggajian karyawan. Input data karyawan. Menghitung jumlah lembur. Menghitung tunjangan, pinjaman, potongan, dan bonus karyawan. 7. Supervisor mechanical Bertanggung jawab kepada site engineer. Membawahi langsung unit produksi. Bertanggung jawab kepada kerusakan-kerusakan atas bahan-bahan dan alat-alat selama proyek berjalan. B. PENGERTIAN ANGGARAN KAS Kas mempunyai kedudukan sentral dalam usaha menjaga kelancaran operasi perusahaan. Jumlah kas yang memadai sangat penting bagi kelancaran usaha sehari-hari maupun bagi keperluan menunjang pelaksanaan keputusan-keputusan strategis berjangka panjang, seperti usaha penelitian dan pengembangan usaha, perluasan kapasitas dan sebagainya. Jumlah uang kas yang berlebihan maupun yang kurang, keduanya mempunyai akibat negatif bagi perusahaan. Kekurangan kas dapat mengakibatkan tidak terbayarnya berbagai kewajiban, seperti hutang gaji, bunga bank, hutang dagang, dan sebagainya. Jelas hal ini akan menurunkan produktifitas kerja, serta merugikan nama baik perusahaan dimata para supplier. Sebaliknya kas yang berlebihan berarti menyerap dana modal kerja yang langka dan mahal,

sehingga menaikkan beban tetap perusahaan. Dengan demikian uang kas yang ada dalam perusahaan juga merupakan salah satu bentuk atau pilihan investasi seperti halnya piutang dan persediaan. Kas merupakan elemen aktiva lancar, tetapi jumlah dana rata-rata yang tersimpan didalamnya adalah dana jangka panjang. Oleh karena itu, cara pembelanjaannya perlu pertimbangan hal tersebut. Dari penjelasan tersebut, maka pengertian anggaran kas, menurut beberapa ahli ekonomi, adalah sebagai berikut : 1. Menurut Nafarin (2004:122), Anggaran Kas (Cash Budget) adalah merupakan skedul yang menyajikan perkiraan aliran kas masuk dan kas keluar suatu perusahaan selama periode tertentu pada waktu yang akan datang. Periode penyusunan anggaran kas ini dapat disusun untuk waktu tahunan, semester, triwulan, bulanan, bahkan harian. Namun pada umumnya perusahaan menggunakan anggaran kas bulanan yang disusun untuk jangka waktu tiga bulan, enam bulan, sampai satu tahun. Anggaran kas untuk jangka waktu yang lebih panjang digunakan untuk perencanaan yang bersifat umum dan menyeluruh, sedangkan anggaran kas dalam jangka waktu yang lebih pendek biasanya untuk pengendalian kas yang lebih riil dan spesifik. 2. Menurut Munandar (2001:311), Anggaran Kas adalah anggaran yang merencanakan lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas. Anggaran kas secara langsung berhubungan dengan rencana lainnya, seperti anggaran penjualan, anggaran piutang, anggaran biaya-biaya, dan anggaran pengeluaran modal. Namun anggaran-anggaran tersebut tidak secara otomatis langsung berpengaruh terhadap anggaran kas, karena anggaran kas ini menekankan arus kas masuk dan keluar pada saat tertentu. 3. Menurut Bambang Riyanto (1997:97), bahwa Anggaran Kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu yang akan datang. Anggaran kas menunjukkan rencana aliran kas masuk, kas keluar, dan posisi akhir pada setiap periode. Anggaran kas memiliki hubungan erat secara langsung dengan anggarananggaran lain, misalnya rencana pembelian, anggaran piutang, dan anggaran pengeluaran modal. 4. Menurut Parentahen Purba (2002:244), Anggaran Kas adalah suatu daftar dari bagian penerimaan, pengeluaran, kelebihan, dan bagian keuangan dari suatu kesatuan

usaha yang disusun dengan tujuan meramalkan kebutuhan keuangan perusahaan pada masa yang akan datang (firm s future financial needs). 5. Menurut Abdul Halim (1999:141), Anggaran Kas adalah suatu skedul aliran kas masuk dan aliran kas keluar pada suatu periode tertentu, dimana periode tersebut bias harian, bulanan, triwulanan, atau tahunan. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa fokus anggaran kas meliputi dua bagian, yaitu penerimaan kas yang direncanakan dan pengeluaran kas yang direncanakan. Merencanakan aliran uang kas masuk dan kas keluar akan memberikan saldo posisi awal dan saldo akhir kas yang direncanakan untuk suatu jangka waktu tertentu. Perencanaan aliran uang kas masuk dan kas keluar akan menunjukkan : 1. Kebutuhan untuk membiayai kekurangan kas masuk dan kas keluar yang mungkin terjadi, atau 2. Kebutuhan terhadap perencanaan investasi atas kelebihan uang pada penggunaan yang mendatangkan keuntungan. Menurut Abdul Halim (1999:141), terdapat beberapa ciri pada anggaran kas, ciri-ciri tersebut antara lain : 1. Memusatkan pada Penerimaan dan Pengeluaran Ramalan aliran kas tidak mempedulikan laba atau rugi, penjualan dan biayabiaya. Alat ini memusatkan pada penerimaan kas, tanpa mempedulikan kapan penjualan itu dilakukan. Jadi penjualan tunai, pengumpulan piutang sebagai hasil penjualan kredit akan terliput. Mengenai utang-utang perusahaan, hanya pembayaran kas saja yang diperhatikan, penciptaan utang tidak menyangkut aliran kas dan oleh karenanya diabaikan. 2. Biaya-biaya Non-Kas Ditiadakan Anggaran kas harus jelas, karena biaya-biaya non-kas, seperti penyusutan, tidak menyangkut pembayaran, maka tidak dipertimbangkan didalam ramalan kas. Tetapi pembelian mesin per kas diliputkan. 3. Usaha Bersama beberapa Departemen

Walaupun anggaran kas dipersiapkan dibawah pengarahan manajer keuangan, tetapi menunjukkan suatu usaha bersama beberapa departemen operasi didalam perusahaan. Perkiraan penjualan, pengumpulan piutang disiapkan oleh personalia departemen pemasaran. Biaya produksi diperhitungkan oleh pimpinan departemen produksi dan akuntan. Departemen-departemen yang lain sedikit banyak terlibat bahwa mereka bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran kas masingmasing departemen. Didalam menyiapkan anggaran kas diperlukan tiga informasi, yaitu saldo awal, besarnya saldo kas yang diharapkan akan diterima, serta besarnya pembayaran yang diharapkan. Adapun untuk menyiapkan anggaran kas secara terperinci dijelaskan oleh Garbutt (1997:27), antara lain sebagai berikut : 1. Saldo Awal Kas Segala jenis kas harus diperhitungkan apabila jumlahnya material (besar). Angka-angka yang tidak material harus diabaikan. Bagi perusahaan kecil, nilai yang tidak material mungkin besarnya Rp.10.000,- yang sering terdapat didalam register kas. Bagi perusahan-perusahaan besar yang urusan sehari-harinya mungkin puluhan juta, maka nilai Rp.10.000.000,- dapat dianggap tidak material. Pada dasarnya penentuan material tidaknya suatu nilai bergantung pada skala pengeluarannya. 2. Penerimaan yang Diharapkan Penerimaan perusahaan yang utama adalah dari penjualan, baik penjualan tunai maupun penjualan kredit. Penjualan kredit menimbulkan pembayaran oleh kreditur. Kegiatan penjualan biasanya mendominasi penerimaan dalam daur modal kerja. Selain itu, ada pula penerimaan-penerimaan dari aktiva jangka panjang yang dijual ataupun dari penambahan modal, akan tetapi sifatnya tidak rutin. 3. Pembayaran yang Diharapkan Pembayaran untuk jangka pendek biasanya didominasi oleh dua pos, yaitu pembayaran untuk bahan baku dan perlengkapan (supplies) serta pembayaran untuk

gaji dan upah. Meskipun masing-masing perusahaan berbeda-beda. Kedua jenis pembayaran ini biasanya mencapai 70% - 80% dari anggaran biaya. Untuk alasan inilah maka kedua pos ini harus diperhatikan dengan seksama pada saat menyiapkan anggaran. Biaya-biaya lainnya juga perlu diperhatikan meskipun masih memungkinkan untuk ditaksir secara global. Akan tetapi, bisa jadi biaya-biaya ini menimbulkan keterkejutan, misalnya pada waktu pembayaran asuransi jatuh tempo, pembayaran pajak, dan lain-lain. Selain itu, biaya-biaya dapat ditimbulkan dalam jangka panjang, misalnya pembayaran dividen, bunga pinjaman, pembelian aktiva tetap, ataupun pembayaran hutang jangka panjang. Pembayaran ini juga sifatnya tidak rutin. 4. Kebutuhan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Baik dalam hal penerimaan maupun pembayaran, dalam mengestimasi biasanya seseorang cenderung lebih memfokuskan pada kebutuhan sekarang, atau kebutuhan akan modal kerja. Alasannya sudah jelas, yaitu bersifat rutin atau harian untuk kegiatan operasional perusahaan. Kebutuhan jangka panjang timbul dari kebutuhan yang lebih spesifik, sehingga kadang-kadang diutamakan. Beberapa kebutuhan ini dapat diprediksikan sebelumnya, seperti untuk membayar hutang jangka panjang, sedangkan lainnya mungkin tergantung pada tersedianya kas, seperti investasi dalam aktiva tetap. Meskipun bukan merupakan keharusan, sebaiknya perlu ada keluwesan (fleksibilitas) dalam perencanaan kas jangka panjang. Apabila perencanaan kas jangka panjang dilakukan dengan tidak benar, maka jumlah investasi yang besar ini memberikan kontribusi yang menonjol didalam krisis kas. 5. Saldo Akhir Kas Dari ketiga informasi disebutkan sebelumnya, yaitu saldo awal kas, besarnya kas yang diharapkan akan diterima dan dibayar, anggaran kas menunjukkan selisihnya saldo akhir. Karena angka ini hanya merupakan anggaran atau ramalan. Berdasarkan beberapa asumsi, maka saldo kas ini dapat ditaksir apakah sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Apabila sudah mencukupi maka kita dapat mulai memperhitungkan apakah saldo tersebut terlalu tinggi atau tidak. Dalam hal yang

demikian, maka surplus tersebut harus direncanakan untuk digunakan pada tempattempat yang menguntungkan. Sebaliknya, apabila saldo tersebut terlalu kecil untuk memenuhi kebutuhan, maka harus diambil tindakan guna menjamin bahwa akan tersedia dana pada saat diperlukan. Saldo akhir sebenarnya juga merupakan titik awal untuk anggaran kas periode berikutnya. Apa yang tersisa pada akhir periode merupakan saldo awal untuk periode berikutnya, dan seterusnya. Saldo akhir juga digunakan untuk tindakan manajerial dalam menangani kemungkinan posisi yang paling menguntungkan. Tujuan dari ramalan adalah untuk memberitahukan sesuatu sebelum peristiwa yang sebenarnya terjadi, untuk merencanakan sesuatu yang lebih baik sebelum terjadinya suatu hal yang mungkin terlambat untuk diperbaiki. 6. Data Pokok Lembaran Data Pada tahap awal didalam menyiapkan anggaran kas, perlu disiapkan lembaran data. Pada awalnya hal ini memerlukan suatu tindakan yang meskipun agak merepotkan, tetapi dapat mempermudah penyusunan anggarannya. Salah satu sebab sulitnya pekerjaan ini adalah karena memaksa untuk memikirkan bisnis kita dengan cara yang baru. Akan tetapi bukankah ini berarti juga suatu keuntungan penganggaran kas karena memberikan informasi mengenai bagaimana bisnis tersebut berlangsung. Lembaran data berisi tiga bagian yang akan diisi, yaitu : (1) saldo awal kas; (2) penerimaan kas; (3) pembayaran kas. Informasi pada masing-masing bagian dicatat dalam empat kolom yang tersedia, yaitu : a. Pos-pos (items). Disini diurutkan masing-masing pos yang akan dianggarkan sesuai dengan bagian masing-masing. b. Nilai (Rp). Pada kolom ini dicatat besarnya uang yang dianggarkan dikurangi dengan diskon dan rabat. Angka ini tidak boleh merupakan angka rata-rata (kecuali yang nilainya kecil). Apabila anggaran tersebut untuk tiga bulan dan pada suatu bulan tertentu dibayar Rp.300.000,- maka angka tersebut harus ditunjukkan untuk periode berapa. c. Waktu masing-masing pos. dalam kolom ini disebutkan tanggal atau estimasi waktu setiap penerimaan dan pembayaran. Pembayaran atau

penerimaan dapat ditulis sebagaimana adanya, misalnya gaji bulanan. Apabila satu kali pembayaran tertentu akan dilakukan, maka tanggal atau waktunya harus ditunjukkan secara khusus. d. Kondisi dan Fleksibilitasnya. Kadang-kadang penerimaan dapat dipercepat, atau pembayaran dapat diperlambat atau ditunda tanpa menimbulkan banyak kesulitan. Dalam hal lain tidak demikian, misalnya menunda pembayaran kepada pemasok dapat berarti kehilangan diskon. Informasi semacam inilah yang harus dicatat kedalam kolom ini. 7. Lembaran Data Sebagai Catatan Lembaran data harus menunjukkan judul, tanggal pembuatan, periode cakupan, dan oleh siapa disiapkan. Lembaran data adalah titik awal untuk menyiapkan anggaran kas, dan harus diarsipkan bersama-sama dengan anggarannya. Lembaran data ini akan sangat membantu pada waktu periode berikutnya, dimana anggaran harus disiapkan. 8. Kertas Kerja Apabila anggaran kas tersebut memerlukan perhitungan, maka kertas kerja perlu disiapkan guna mencatat perhitungan tersebut sebagai bukti pendukung dan perincian atas perhitungan yang dilakukan. Meskipun tidak ada format yang standar, disarankan kertas kerja ini mencakup : a. Lembaran data dan anggaran yang diacu. b. Bagian-bagian dalam anggaran, yang diurutkan sedemikian rupa sehingga lembaran data dan anggarannya dapat diacu. Menyiapkan kertas kerja adalah sangat berguna untuk mengingatkan mengapa suatu angka dapat muncul didalam anggaran. Hal ini disebabkan karena angka-angka tersebut akan sangat mudah dilupakan.

C. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN ANGGARAN KAS Penyusunan anggaran kas akan memberikan gambaran tentang sumber-sumber penerimaan kas, pengeluaran kas, saat terjadinya kelebihan atau kekurangan kas, dan saat pembayaran-pembayaran pinjaman dan atau bunga pinjamannya. Untuk penyusunan anggaran kas menurut Martono dan Harjito (2002:123), dilakukan melalui beberapa tahap, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Menyusun rencana penerimaan dan pengeluaran dari operasi perusahaan (transaksi operasi). Rencana penerimaan dapat berasal dari penjualan tunai, penerimaan piutang jika penjualan dilakukan dengan kredit, pendapatan bunga dan pendapatan lain-lain yang memungkinkan diperoleh perusahaan CV. F & F Teknik Mandiri. Sedangkan rencana pengeluaran meliputi pembelian tunai, pembayaran hutang, pembayaran gaji, dan pembayaran lainnya. Dengan rencana penerimaan dan pengeluaran ini, dapat diketahui pula adanya defisit atau surplus yang terjadi di perusahaan. 2. Menyusun rencana transaksi finansial, yaitu transaksi yang berhubungan dengan rencana kebutuhan dana yang diperoleh dari pinjaman untuk menutupi defisit yang terjadi serta rencana pembayaran-pembayaran pinjaman tersebut beserta bunganya. 3. Menyusun anggaran kas finansial, yaitu meliputi transaksi operasi dan transaksi finansial. Disini terlihat anggaran kas secara keseluruhan dari rencana penerimaan dan pengeluaran kas. Menurut Adisaputro (2002:98), ada dua pendekatan yang diperlukan dalam menyusun anggaran kas yang diperlukan, antara lain : a. Anggaran kas jangka pendek yang merupakan alat operasional pengendalian kas sehari-hari, jangka waktunya disesuaikan tidak lebih dari satu tahun. Anggaran kas seperti ini terutama berfungsi sebagai alat pemberian otorisasi kas keluar secara terus menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi keuangan perusahaan. b. Anggaran kas jangka panjang meliputi waktu 5 10 tahun. Kegunaannya yang terutama adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan menambah dana dari

sumber-sumber intern dan sekaligus memperkirakan saldo kas pada akhir setiap tahun anggaran. Sektor penerimaan kas pada umumnya berasal dari : a. Penjualan tunai. b. Penagihan piutang. c. Pendapatan lain-lain, seperti bunga. d. Menjual aktiva tetap yang tidak terpakai lagi. e. Penambahan modal sendiri oleh perusahaan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas menurut Munandar (2001:312), antara lain : 1. Anggaran penjualan, khususnya rencana tentang jenis dan jumlah barang yang akan dijual dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Semakin besar jumlah penjualan, maka akan cenderung semakin besar pula transaksi penjualan secara tunai yang akan dilakukan, sehingga akan memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya semakin kecil jumlah penjualan akan cenderung semakin kecil pula transaksi penjualan secara tunai yang akan dilakukan, sehingga akan memperkecil penerimaan kas. 2. Keadaan persaingan di pasar. Persaingan yang lebih keras akan memaksa perusahaan untuk lebih banyak melakukan transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga memperkecil transaksi penjualan secara tunai. Akibatnya akan memperkecil pula penerimaan kas. Sebaliknya persaingan yang lebih lunak akan memungkinkan perusahaan memperkecil transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga memperbesar transaksi penjualan secara tunai. Akibatnya akan memperbesar penerimaan kas.

3. Posisi perusahaan dalam persaingan. Bilamana posisi perusahaan cukup kuat, maka perusahaan lebih dapat memaksakan penjualan secara tunai, sehingga akan memperbesar angka penerimaan kas, sebaliknya posisi perusahaan yang lemah dalam persaingan kurang memungkinkan untuk memaksakan penjualan secara tunai, sehingga akan memperkecil penerimaan kas. 4. Syarat pembayaran yang ditawarkan perusahaan. Bilamana potongan penjualan (diskon) yang ditawarkan perusahaan cukup menarik para calon pembeli, maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian-pembelian secara tunai, sehingga akan memperbesar penerimaan kas, sebaliknya, bilamana potongan penjualan (diskon) yang ditawarkan perusahaan kurang menarik para calon pembeli, maka akan memperkecil penerimaan kas. 5. Kebijakan CV. F & F Teknik Mandiri dalam penagihan piutang. Penagihan piutang yang lebih aktif akan mempercepat penerimaan kas, sedangkan penagihan piutang yang kurang aktif akan memperlambat penerimaan kas. 6. Budget perubahan aktiva tetap, khususnya rencana tentang pengurangan (penjualan) aktiva tetap. Bilamana selama periode yang akan datang perusahaan merencanakan atau melakukan penjualan aktiva tetap, maka akan memperbesar penerimaan kas. Sedangkan sebaliknya, bilamana selama periode yang akan datang perusahaan tidak merencanakan akan melakukan penjualan aktiva tetap, maka akan memperkecil penerimaan kas. 7. Rencana-rencana yang lain tentang penerimaan kas (non-operating), misalnya penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan deviden, dan sebagainya. Langkah dalam menyusun anggaran kas bergantung pada pendekatan penyusunan anggaran kas yang digunakan. Dalam hal ini, pendekatan penyusunan anggaran kas ada dua, dengan demikian langkah penyusunan kas juga ada dua, yaitu sebagai berikut : 1. Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar Metode ini didasarkan pada analisis naik dan turun kas yang dianggarkan yang mencerminkan semua arus kas masuk dan kas keluar dari anggaran jualan, anggaran biaya/beban, dan anggaran tambahan produk modal. Disebut anggaran kas masuk dan kas keluar, karena dalam menyusun anggaran kas terlebih dahulu ditaksir sumber kas

masuk, kemudian ditaksir belanja kas keluar. Setelah itu ditentukan apakah terjadi kelebihan kas atau kekurangan kas. Penyusunan anggaran kas dengan menggunakan pendekatan kas masuk dan kas keluar ini dapat dilakukan dengan empat langkah, yaitu : 1. Penyusunan dimulai dari menyusun anggaran kas masuk (penerimaan), dimana bersumber dari kas masuk kegiatan operasi, kas masuk kegiatan pendanaan, dan kas masuk kegiatan investasi. 2. Menyusun anggaran kas keluar (pengeluaran). Juga bersumber dari kas keluar kegiatan operasi, kas keluar kegiatan pendanaan, dan kas keluar kegiatan investasi. 3. Mengurangkan arus kas masuk dengan arus kas keluar. Bila arus kas masuk lebih besar daripada arus kas keluar, maka terjadi kelebihan (surplus) kas. Sebaliknya jika arus kas masuk lebih kecil dari arus kas keluar berarti terjadi kekurangan (defisit) kas. Bila kekurangan kas tersebut lebih besar dari saldo kas awal dan/atau dibawah saldo minimal maka kekurangan kas tersebut harus segera ditutup, misalnya dengan menambah pinjaman (utang). 4. Menghitung saldo kas akhir, dengan cara saldo kas awal ditambahkan dengan kelebihan kas atau saldo kas awal dikurangi dengan kekurangan kas, ditambah dengan tambahan pinjaman, dikurangi dengan angsuran (pembayaran) pinjaman dan bunga. 2. Pendekatan Akunting Keuangan Titik tolak dalam pendekatan ini adalah laba bersih diubah dari dasar akrual menjadi dasar kas, artinya disesuaikan dengan perubahan rekening perubahan rekening bukan kas, seperti: beban/biaya terutang, beban/biaya dibayar dimuka, depresisasi / penyusutan / penghapusan / amortisasi. Pendekatan ini tidak membutuhkan data yang rinci dan lebih sedikit perinciannya tentang arus kas masuk dan keluar. Dikatakan pendekatan akunting keuangan karena cara penyusunan anggaran kas berdasarkan ikhtisar laba rugi dan neraca yang dihasilkan akunting keuangan. Dan oleh karena itu pula, metode ini disebut metode tidak langsung.

Penyusunan dalam pendekatan ini dilakukan dengan cara menganalisis perubahan yang terjadi dalam anggaran neraca dan anggaran laba rugi yang diperbandingkan antara dua periode serta informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut. Harus diperhatikan kemungkinan adanya perubahan atau transaksi yang tidak memengaruhi kas, yaitu : beban penyusutan, dividen dalam bentuk saham, dan asset dinilai kembali. Untuk selanjutnya, penulis akan melakukan langkah penyusunan dengan menggunakan Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar. Berikut adalah data-data yang diperoleh penulis dari CV.F & F Teknik Mandiri tentang anggaran kas masuk (penerimaan), yaitu sebagai berikut : CV. F & F TEKNIK MANDIRI ANGGARAN PENJUALAN TAHUN 2009 (dalam rupiah) Tabel.1 Periode Penjualan tunai Penjualan kredit Total Triwulan I 84.420.000 196.980.000 281.400.000 Triwulan II 93.000.000 217.000.000 310.000.000 Triwulan III 99.000.000 231.000.000 330.000.000 Triwulan IV 105.000.000 245.000.000 350.000.000 Jumlah 381.420.000 889.980.000 1.271.400.000 CV. F & F TEKNIK MANDIRI ANGGARAN PENERIMAAN PIUTANG TAHUN 2009 (dalam rupiah) Tabel.2 Periode 70 % dari 30 % dari Total

Penjualan kredit Penjualan kredit periode sebelumnya Triwulan I 105.021.000 59.094.000 164.115.000 Triwulan II 137.886.000 65.100.000 202.986.000 Triwulan III 151.900.000 69.300.000 221.200.000 Triwulan IV 161.700.000 73.500.000 235.200.000 CV. F & F TEKNIK MANDIRI ANGGARAN PENERIMAAN KAS TAHUN 2009 (dalam ribuan rupiah) Tabel.3 Keterangan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan (I) (II) (III) (IV) Jumlah Penjualan tunai 84.420 93.000 99.000 105.000 381.420 Penerimaan piutang 164.115 202.986 221.200 235.200 823.501 Penerimaan lain-lain 8.500 9.250 10.800 12.500 41.050 Total penerimaan 257.035 305.236 331.000 352.700 1.245.971 Sektor pengeluaran kas pada umumnya berupa pengeluaran untuk pembayaran biayabiaya, baik biaya utama (operating), maupun biaya bukan utama (non-operating). Biaya yang dikeluarkan CV. F & F TEKNIK MANDIRI antara lain : a. Pembelian tunai b. Pengeluaran biaya-biaya pengeluaran c. Pembayaran komisi penjualan d. Pembayaran gaji karyawan

e. Pembayaran biaya umum dan administrasi f. Pembayaran-pembayaran lainnya (non-operating), misalnya pembayaran bunga, sewa gedung, dan lain-lain. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas menurut Munandar (2001:312), antara lain : 1. Pembelian barang. Rencana tentang pembelian barang berhubungan dengan jenis, jumlah, dan kualitasnya. Semakin besar jumlah barang yang akan dibeli, maka akan cenderung semakin besar pula transaksi pembelian secara tunai yang akan dilakukan sehingga akan memperbesar pengeluaran kas. Sebaliknya semakin kecil jumlah pembelian maka akan cenderung semakin kecilpula transaksi pembelian secara tunai yang akan dilakukan, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas. 2. Keadaan persaingan para supplier barang di pasar. Persaingan yang lebih keras akan memaksa para supplier akan melakukan transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga memperkecil transaksi pembelian barang oleh perusahaan, akibatnya akan memperkecil pengeluaran kas. Sebaliknya persaingan yang lebih lunak akan memungkinkan supplier memperkecil transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga memperbesar transaksi pembelian tunai barang oleh perusahaan, akibatnya akan memperbesar pengeluaran kas. 3. Posisi perusahaan terhadap pihak supplier barang. Bilamana posisi perusahaan cukup kuat, maka perusahaan lebih dapat memaksakan pembelian barang secara kredit, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas. Sebaliknya posisi perusahaan yang lemah, kurang memungkinkan untuk memaksa pembelian secara kredit, sehingga lebih banyak dilakukan transaksi pembelian barang secara tunai, akibatnya akan memperbesar pengeluaran kas. 4. Syarat pembayaran yang ditawarkan oleh supplier. Bilamana potongan pembelian (diskon) yang ditawarkan supplier menarik perhatian perusahaan, maka akan mendorong perusahaan untuk melakukan pembelian-pembelian secara tunai, sehingga akan memperbesar pengeluaran kas. Sebaliknya bilamana potongan pembelian (diskon) yang ditawarkan supplier kurang menarik bagi perusahaan, maka akan

mendorong perusahaan untuk melakukan pembelian secara kredit, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas. 5. Pembayaran gaji karyawan. Semakin besar upah (gaji) karyawan yang akan dibayarkan, maka akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan. Sebaliknya semakin kecil jumlah gaji karyawan akan semakin kecil pula pengeluaran kas yang akan dilakukan perusahaan. 6. Biaya umum dan administrasi. Semakin besar biaya umum dan administrasi yang akan dibayarkan, maka akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan. Sebaliknya semakin kecil biaya umum dan administrasi, maka akan semakin kecil pula pengeluaran kas yang akan dilakukan. 7. Penambahan aktiva tetap. Bilamana selama periode yang akan datang perusahaan merencanakan akan melakukan penambahan aktiva tetap, maka akan memperbesar pengeluaran kas. Sedangkan sebaliknya bilamana selama periode yang akan datang perusahaan tidak merencanakan akan melakukan penambahan aktiva tetap, maka akan memperkecil pengeluaran kas. 8. Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan lainnya (seperti biaya bunga, biaya sewa, dan lain-lain). Berikut ini adalah rencana pengeluaran kas CV. F & F TEKNIK MANDIRI pada tahun 2009, adalah sebagai berikut : CV. F & F TEKNIK MANDIRI ANGGARAN PENGELUARAN KAS TAHUN 2009 (dalam rupiah) Tabel.4 Jenis pengeluaran Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Pembelian barang 180.000.000 195.000.000 200.000.000 218.000.000 Biaya operasional 9.000.000 9.500.000 10.000.000 11.500.000 Komisi penjualan 60.000.000 62.400.000 63.000.000 64.200.000

Biaya umum administrasi 4.000.000 4.200.000 4.500.000 5.288.000 Biaya gaji karyawan 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 Biaya lain-lain 1.000.000 1.200.000 1.500.000 1.750.000 Jumlah 279.000.000 297.300.000 304.000.000 325.738.000

CV. F & F TEKNIK MANDIRI ANGGARAN KAS FINAL TAHUN 2009 (dalam rupiah) Tabel.5 Keterangan Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Saldo kas awal 100.000.000 78.035.000 86.371.000 113.371.000 Rencana Penerimaan Penjualan tunai 84.420.000 93.000.000 99.000.000 105.000.000 Penerimaan piutang 164.115.000 202.986.000 221.200.000 235.200.000 Penerimaan lain-lain 8.500.000 9.250.000 10.800.000 12.500.000 Total Penerimaan 257.035.000 305.236.000 331.000.000 352.700.000 Rencana Pengeluaran Pembelian barang 180.000.000 195.000.000 200.000.000 218.000.000 Biaya operasional 9.000.000 9.500.000 10.000.000 11.500.000 Biaya komisi penjualan 60.000.000 62.000.000 63.000.000 64.200.000 Biaya gaji karyawan 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 Biaya umum dan administrasi 4.000.000 4.200.000 4.500.000 5.288.000 Biaya lain-lain 1.000.000 1.200.000 1.500.000 1.750.000 Total Pengeluaran 279.000.000 297.300.000 304.000.000 325.738.000

CV. F & F TEKNIK MANDIRI LAPORAN PENYIMPANGAN ANGGARAN KAS TAHUN 2009 (dalam rupiah) Tabel.6 Keterangan Anggaran (estimasi) Realisasi (aktual) Penyimpangan PENERIMAAN Penjualan tunai 381.420.000 367.800.000 13.620.000 Pendapatan piutang 823.501.000 750.000.000 73.501.000 Pendapatan lain-lain 41.050.000 38.550.000 2.500.000 Total penerimaan 1.245.950.000 1.156.350.000 21.671.000 PENGELUARAN Pembelian barang 793.000.000 800.000.000 (7.000.000) Biaya operasional 40.000.000 40.000.000 0 Biaya komisi penjualan 249.600.000 248.000.000 1.600.000 Biaya gaji karyawan 100.000.000 100.000.000 0 Biaya umum adm. 17.988.000 20.000.000 (2.012.000) Biaya lain-lain 5.450.000 6.000.000 (550.000) Total pengeluaran 1.206.038.000 1.214.000.000 (7.962.000) D. MANFAAT PENYUSUNAN ANGGARAN KAS Menurut Munandar (2001:312), secara umum, semua anggaran termasuk anggaran kas mempunyai tiga kegunaan pokok, yaitu : 1. Sebagai pedoman kerja 2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja, dan 3. Sebagai alat pengawasan kerja yang membantu manajemen dalam memimpin jalannya perusahaan. Secara khusus, anggaran kas berguna sebagai dasar untuk penyusunan Anggaran Induk Neraca (Master Balance Sheet Budget).

Sedangkan menurut Nafarin (2000:49), dengan adanya perencanaan dan pengendalian kas, maka penyusunan anggaran kas secara terperinci akan bermanfaat untuk : 1. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu dengan membandingkan uang kas masuk dan uang kas keluar, sehingga saldo kas pada akhir suatu periode akan sama dengan saldo kas awal ditambah penerimaan-penerimaan kas pada suatu periode dan dikurangi dengan pengeluaran-pengeluaran kas pada waktu yang sama. 2. Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit maupun surplus. Defisit terjadi bilamana pemasukan ditambah saldo awal ternyata lebih kecil dari kebutuhan pengeluaran yang harus dibayar. Sebaliknya surplus akan terjadi bilamana pemasukan melebihi pengeluaran, sehingga jumlah saldo kas akhir periode mengalami peningkatan. 3. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek atau jangka panjang. Dengan terjadinya defisit, kas perusahaan perlu mencari dana tambahan dari sumber yang paling menguntungkan. Sebaliknya dengan adanya surplus yang diketahui lama sebelumnya, dapat dipersiapkan pemilihan alternatif penggunaan yang paling menguntungkan. 4. Menggunakannya sebagai dasar kebijaksanaan pemberian kredit. Besar kecilnya kas yang tersedia juga menunjukkan kemampuan perusahaan membelanjakan modal kerjanya. Kemampuan pembelanjaan modal kerja ini pada gilirannya juga merupakan dasar bagi perusahaan untuk menggunakan kebijakan kredit sebagai upaya meningkatkan volume penjualan. 5. Menggunakannya sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan suatu jenis biaya yang sudah dianggarkan perlu diatur penggunaannya lewat mekanisme otorisasi pengeluaran kas. Dengan demikian anggaran tidak akan terlampaui dan sekaligus disesuaikan dengan keadaan likuiditas perusahaan. 6. Anggaran kas yang sudah ada juga berfungsi sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas yang sebenarnya. Dengan demikian, uraian dalam arus kas masuk maupun kas keluar dapat diketahui yang menjadi penyebabnya.