BAB I PENDAHULUAN. itu harus tetap dijaga dari hal-hal yang bersifat negatif. Artinya kalau masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tingkat internasional, Perhimpunan bank-bank umum nasional (Perbanas)

BAB I PENDAHULUAN. terakhir sejak 2000 sampai 2010 selain mengubah kepemilikan saham diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya

BAB 1 PENDAHULUAN. Runtuhnya Lehman Brother yang merupakan salah satu perusahaan

ANALISIS RASIO KINERJA PERBANKAN PRE-MERGER DAN POST-MERGER PADA BANK-BANK UMUM NASIONAL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang menjadi perantara untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan 2 cara, yaitu pertumbuhan dari dalam perusahaan (internal growth), atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih

BAB I PENDAHULUAN. 27 Oktober 1988 (PAKTO) yang mencakup bidang keuangan, moneter dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sistem pengelolaan yang berbeda, walaupun dalam beberapa hal

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

Bab 5. Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan. Salah satu dari lembaga-lembaga keuangan tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti dilanggarnya prinsip kehati-hatian perbankan (prudential-banking

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis pada saat ini sedang melaju pesat. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian global adalah pada sektor keuangan. Adapun gambaran umum perbankan adalah seperti berikut :

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SETELAH MERGER BERD ASARKAN FORMULA CAMEL

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. intermediaris atau perantara yang menghubungkan pihak pihak yang memiliki dana

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor perbankan sebagai lembaga intermediate antara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi mengindikasi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara. Aspek Rentabilitas turut andil didalam

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. efek. Pasar modal menjadi sesuatu yang penting dan sangat berharga. Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED SEBELUM DAN SESUDAH MERGER

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN UKDW sampai dengan 2008, mengalami peningkatan sebesar 45 %. Sementara itu,

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

PENGUKURAN TINGKAT KESEHATAN BANK COMMONWEALTH TBK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PERIODE

DAFTAR ISI. ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR...ix. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang masalah... 1

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SETELAH MERGER (Studi Kasus: Bank UOB Indonesia)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan nasional memiliki peranan penting untuk memacu. pertumbuhan ekonomi suatu negara. Selain itu pendapatan nasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri,

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja bank merupakan hal yang penting karena merupakan cerminan dari

BAB 5 PENUTUP. mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tumbuh secara normal melalui kegiatan capital budgeting. Sedangkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yaitu yang dimaksud dengan

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia

ini, terutama harapan dari pihak-pihak yang menginvestasikan dananya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Lembaga Keuangan Bank (LKB) merupakan lembaga keuangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut dunia usaha untuk terus selalu mengikuti perubahan-perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

ANALISIS KINERJA LAPORAN KEUANGAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. CATUR PUTRI LUTPIANDARI Reni Diah Kusumawati, SE.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB I PENDAHULUAN. dan pengeluaran dalam satu periode. Kinerja keuangan bank merupakan salah satu kondisi keuangan bank pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hasil penilaian yang diumumkan pemerintah sangat menentukan masa depan perbankan yang bersangkutan, mengingat dunia perbankan yang mengelola bisnis kepercayaan. Masalah kepercayaan adalah masalah yang sensitif, oleh karena itu harus tetap dijaga dari hal-hal yang bersifat negatif. Artinya kalau masyarakat sudah tidak percaya lagi kepada salah satu bank, karena penilaian yang jelek terhadap kondisinya, maka dampaknya akan merugikan bank tersebut. Kepercayaan ini disebabkan karena kegiatannya menyangkut uang masyarakat. Bagi bank yang dinyatakan sehat justru sangat menguntungkan karena dapat menaikkan pamornya di mata para nasabahnya atau calon nasabahnya. Namun bagi bank yang tidak sehat untuk beberapa periode maka disarankan untuk melaksanakan penggabungan usaha dengan bank lainnya. Dalam praktiknya penggabungan dalam dunia perbankan tidak hanya bagi bank yang dinilai tidak sehat saja, akan tetapi bank yang sehat dapat pula bergabung dengan bank lainnya sesuai dengan tujuan bank tersebut. Sebagai contoh bank dapat bergabung dengan tujuan untuk menguasai pasar. Namun biasanya penggabungan antara bank yang tidak sehat lebih diutamakan. (Kasmir, 2012 : 54) Krisis perekonomian yang terjadi di wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara di tahun 1997 membawa dampak negatif pada perbankan di Indonesia. Beberapa perbankan di Indonesia mengalami krisis dan banyak kesulitan sehingga akhirnya bank-bank tersebut kolaps. Dampak lain pun terlihat dengan banyaknya bank-bank

yang tidak sehat yang harus dilikuidasi karena sudah tidak bisa diselamatkan kembali. Upaya penyelamatan dari bank-bank yang masih bertahan dilakukan dengan dijalankannya kebijakan restrukturisasi finansial dan strategi merger dan akuisisi. Strategi merger dan akuisisi ini dinilai dapat menyelamatkan bank-bank yang hampir kolaps dan membangun kembali ke keadaan yang stabil. Merger dan akuisisi tidak hanya muncul di perbankan negara-negara berkembang atau yang sedang mengalami krisis tetapi juga bermunculan di negaranegara maju seperti di Amerika Serikat, Jerman maupun Jepang dengan tujuan ingin memperoleh keuntungan. Di Indonesia, merger diberlakukan demi diharapkan membentuk core banks dengan daya saing yang kuat dan mampu menggerakkan perekonomian nasional. Kinerja setelah merger dan akuisisi seharusnya semakin baik dibandingkan dengan sebelum merger dan akuisisi. Namun pada beberapa kasus, merger dan akuisisi tidak berpengaruh sama sekali pada kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi bahkan menurunkan kinerja perusahaan. Merger dan akuisisi perbankan di Indonesia sendiri beberapa mencapai keberhasilan dalam hal peningkatan kinerja keuangan bank, namun pada kasus tertentu terjadi juga kegagalan. Merger bank yang mengalami kesuksesan yang besar di Indonesia, di antaranya yaitu Bank Mandiri, Bank Permata, dan Bank Danamon. Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara,

Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia. Setelah melalui proses konsolidasi dan integrasi menyeluruh di segala bidang, Bank Mandiri berhasil membangun organisasi bank yang solid dan mengimplementasikan core banking system baru yang terintegrasi menggantikan core banking system dari keempat bank sebelumnya yang saling terpisah. Sejak didirikan, kinerja Bank Mandiri senantiasa mengalami perbaikan terlihat dari laba yang terus meningkat dari Rp1,18 triliun di tahun 2000 hingga mencapai Rp5,3 triliun di tahun 2004. Bank Danamon merupakan bank hasil merger di bawah Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dari delapan bank, yaitu PT. Bank Tamara Tbk, PT. Bank Tiara Asia Tbk, PT. Bank Rama Tbk, PT JayaBank International, PT. Bank Risyad Salim International, PT. Bank Duta Tbk., PT. Bank Pos Nusantara, dan PT. Bank Nusa Nasional. Dua tahun sebelum merger dari 8 bank yang bergabung hanya Bank Tamara yang mendapatkan laba, sedangkan bank lainnya menderita kerugian. Laba yang diperoleh saat itu adalah Rp 2,844,232 (dalam jutaan rupiah). Satu tahun setelah merger Bank Danamon mendapatkan laba sebesar Rp 754,878 (dalam jutaan). Keadaan ini terlihat membaik setelah beberapa bank mengalami kerugian sebelum melakukan merger. Bank Permata dibentuk sebagai hasil merger dari 5 bank di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yakni PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot pada tahun 2002. Dua tahun sebelum merger Bank Prima Ekspress memperoleh laba sekitar Rp 7,818 (dalam jutaan), sedangkan bank lainnya menderita kerugian yang cukup besar. Setahun sebelum bergabung terlihat kondisi

perubahan bahwa laba dihasilkan oleh Bank Bali dengan Rp 136,975 (dalam jutaan) dan bank lainnya rugi. Kerugian yang dicapai Bank Universal sebesar Rp 1,328,524 (dalam jutaan). Satu tahun setelah merger Bank Permata mendapatkan laba sebesar Rp 542,504 (dalam jutaan). Di tahun 2004, Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk mengambil alih PermataBank dan memulai proses transformasi secara besar-besaran di dalam organisasi. Saat ini Bank Permata telah berkembang menjadi bank yang besar, memiliki ratusan cabang yang tersebar di seluruh dunia dan jutaan ATM di seluruh dunia. Kasus merger bank di Indonesia yang berujung pada penurunan kinerja keuangan yang signifikan dan mengalami kegagalan adalah Bank Century. Bank Century merupakan hasil merger dari tiga bank yaitu Bank Pikko, Bank Danpac, dan Bank CIC. Pasca merger, Selama periode tahun 2005 2008, dalam Laporan Hasil Pemeriksaan BI atas Bank Century yang diterbitkan pada 31 Oktober 2005, diketahui bahwa posisi rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio (CAR)) Bank Century per 28 Februari 2005 (dua bulan setelah merger) adalah negatif 132,5%. Sesuai dengan ketentuan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No 7/38/PB 1/2005, seharusnya Bank Century ditetapkan sebagai bank dalam pengawasan khusus sejak adanya Laporan Hasil Pemeriksaan Bank Indonesia atas Bank Century diterbitkan pada 31 Oktober 2005. Di Yunani, merger dan akuisisi bank juga digunakan sebagai strategi untuk mengatasi krisis ekonomi yang melanda negara tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Nikolaos Mylonidis dan Ioanna Kelnikola (2005) menunjukkan bahwa tidak membawa pertumbuhan kinerja keuangan yang berarti bagi bank, namun

dibandingkan dengan bank yang tidak melakukan merger, bank yang melakukan merger memiliki kinerja yang lebih baik. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Iordanis Eleftheriadis, dkk (2008) menunjukkan bahwa hanya cash ratio dari rasio likuiditas yang berbeda signifikan setelah M&A, rasio-rasio likuiditas lainnya tidak berbeda signifikan setelah M&A. Rasio aktivitas, struktur modal dan solvabilitas tidak berbeda signifikan setelah M&A, rasio profitabilitas mengalami peningkatan setelah M&A, sedangkan rasio ukuran pasar mengalami penurunan setelah M&A. Aktivitas Merger dan Akuisisi semakin bertambah seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional dan internasional. Tahun 2010 dan 2011 merupakan tahun-tahun dimana gelombang Merger dan Akuisisi melanda Indonesia. Menurut data Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Gelombang merger di Indonesia mengalami puncaknya pada masa sekarang ini dimana terdapat banyak pelaku usaha yang melakukan aktivitas merger dan akuisisi. Bahkan, dalam trimester pertama tahun 2012, jumlah notifikasi yang masuk mengalir sangat deras. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat di masa mendatang. Merger dan Akuisisi dilakukan oleh perusahaan dengan harapan mendatangkan sejumlah keuntungan. Kondisi saling menguntungkan akan terjadi bila kegiatan merger dan akuisisi tersebut memperoleh sinergi. Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Kuncoro (2014) menyatakan bahwa sinergi adalah keadaan dimana dua buah perusahaan yaitu masing-masing perusahaan A dan perusahaan B bergabung menjadi satu perusahaan C, dan dalam penggabungan ini nilai perusahaan C menjadi lebih tinggi dari nilai perusahaan A dan perusahaan B

bila berdiri sendiri, hal inilah yang dinamakan sinergi. Pengaruh sinergi sendiri akan timbul dalam empat sumber: yang pertama yaitu penghematan operasi yang dihasilkan dari skala ekonomis manajemen, pemasaran, produksi atau distribusi. Kedua penghematan keuangan, yang meliputi biaya transaksi yang lebih rendah dan evaluasi yang lebih baik oleh analisis sekuritas. Ketiga perbedaaan efisiensi, yang berarti bahwa manajemen salah satu perusahaan lebih efisien dan aktiva perusahaan yang lebih lemah akan lebih produktif setelah merger, dan yang keempat peningkatan penguasaan pasar akibat berkurangnya pesaingan. Sebagai akibat dari sinergi perusahaan diharapkan akan meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga akan meningkatkan jumlah permintaan saham perusahaan tersebut, selanjutnya akan mempengaruhi naiknya harga saham. Naiknya harga saham akan mempengaruhi nilai perusahaan (value of the firm) (Sutrisno & Sumarsih, 2004 dalam Kuncoro, 2014). Analisis kinerja keuangan bertujuan untuk menilai implementasi strategi perusahaan dalam hal merger dan akuisisi. Dimana kinerja diartikan sebagai prestasi yang dicapai oleh manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Merger dan Akuisisi diharapkan mampu mencapai meningkatkan kinerja perusahaan, namun pada kenyataannya selalu ada perbedaan atau gap antara harapan dengan kenyataan serta antara teori dengan kenyataan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan.

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perbankan yang diukur dengan rasio Quick Ratio, Loan to Asset Ratio, Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Net Profit Margin (NPM) sebelum dan setelah merger dan akuisisi? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan pada kinerja keuangan perbankan yang diukur dengan rasio Quick Ratio, Loan to Asset Ratio, Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Net Profit Margin (NPM) sebelum dan setelah merger dan akuisisi. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain: 1. Bagi akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu akuntansi, khususnya dalam bidang akuntansi keuangan.

2. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi atas kinerja keuangan perusahaan dan pengambilan keputusan. 3. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pengembangan untuk penelitian selanjutnya. 4. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru tentang ilmu akuntansi.