PERBEDAAN KUALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA BIJAK

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan rumah sakit. Penggunaan

15. Munckhof W. Antibiotics for Surgical Prophylaxis. Australian Prescriber 2005;28(2). 16. Hadi U, Duerink DO, Lestari ES, et al.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasien dengan kasus infeksi dan penggunaannya dapat bersifat empiris atau

KUALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA KASUS BEDAH ORTHOPEDI DI BANGSAL BEDAH RSUP Dr. KARIADI LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN KUALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ANAK DENGAN DEMAM TIFOID DI KELAS III DAN NON KELAS III LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN DI BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUP Dr. KARIADI ARTIKEL ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai contoh, setiap tahunnya pengeluaran United States (US) health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Kesehatan Anak dan Farmakologi. dari instansi yang berwenang.

BAB III METODE PENELITIAN

ALUR GYSSEN Analisa Kualitatif pada penggunaan Antibiotik

Fransiska Yovita Dewi, M.Sc., Apt Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup

BAB IV METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini disiplin ilmu yang dipakai adalah ilmu Farmakologi,

KUANTITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEBELUM DAN SETELAH PEMBUATAN PEDOMAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK (PPAB) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERBEDAAN KUALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ANAK DENGAN DEMAM TIFOID DI KELAS III DAN NON KELAS III JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh : Tri Ika Kusuma Ningrum NIM : G2A

KAJIAN RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI INTENSIVE CARE UNIT RSUP Dr. KARIADI SEMARANG PERIODE JULI DESEMBER 2009

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR

PERBANDINGAN PEMBERIAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS CEFTRIAXON DAN NON-CEFTRIAXON TERHADAP KEJADIAN SURGICAL SITE INFECTION

BAB I PENDAHULUAN. Antibiotik merupakan obat yang sering diberikan dalam menangani

BAB IV METODE PENELITIAN

POLA PERESEPAN OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN POLI GIGI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demam tifoid merupakan suatu infeksi tropis yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kualitas hidup pasien dan menimbulkan masalah ekonomi (Ducel dkk., 2002). Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS JAKARTA UTARA PERIODE TAHUN 2016

KUALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI BANGSAL BEDAH DAN OBSTETRI-GINEKOLOGI SETELAH KAMPANYE PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA BIJAK

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE TAHUN 2016

PERBEDAAN SATURASI OKSIGEN AWAL MASUK TERHADAP LUARAN PNEUMONIA PADA ANAK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Obat merupakan salah satu intervensi medis yang paling efektif, jika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. infeksi bakteri. Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri berubah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan

Peranan KARS dalam mengatasi Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit. Dr Henry Boyke Sitompul,SpB Komisi Akreditasi Rumah Sakit

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014

Periode Agustus-Desember 2008

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.

KUANTITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI BANGSAL BEDAH DAN OBSTETRI-GINEKOLOGI RSUP DR. KARIADI SETELAH KAMPANYE PP-PPRA JURNAL ILMIAH MEDIA MEDIKA MUDA

KAJIAN RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI BANGSAL ANAK RSUP Dr. KARIADI SEMARANG PERIODE AGUSTUS-DESEMBER 2011

UJI DIAGNOSTIK LEUKOSITURIA DAN BAKTERIURIA MIKROSKOPIS LANGSUNG SAMPEL URIN UNTUK MENDETEKSI INFEKSI SALURAN KEMIH

ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang telah dilaksanakan mulai bulan Mei 2014

PERBEDAAN KUANTITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ANAK DENGAN DEMAM TIFOID DI KELAS III DAN NON KELAS III RSUP Dr. KARIADI SEMARANG PADA TAHUN 2011

Peningkatan Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pasca Implementasi Kebijakan Penggunaan Antimikroba di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

KUALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI BANGSAL BEDAH DAN OBSTETRI-GINEKOLOGI SETELAH KAMPANYE PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA BIJAK

TERAPI TOPIKAL AZELAIC ACID DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE+ZINC PADA AKNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan antibiotik pada saat dirawat di rumah sakit. Dari jumlah rekam medik

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X DEMAK TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

HUBUNGAN USIA ANAK DAN DIAGNOSIS DENGAN RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK Di Puskesmas Rowosari Semarang

JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014

Oleh: Sri Adi Sumiwi PENGGUNAAN OBAT RASIONAL

RASIONALITAS KRITERIA TEPAT DOSIS PERESEPAN COTRIMOXAZOLE PADA PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS S

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN ANTARA RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN ANAKRAWAT INAP DENGAN RAWAT JALANdi Puskesmas Halmahera Semarang

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR RISIKO INFEKSI NOSOKOMIAL PADA PASIEN ANAK DI RUANG HCU DAN PICU RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Kata kunci: Infeksi saluran kemih akibat kateterisasi, antibiotik, rasionalitas, luaran klinik, metode Gyssens ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan

BAB IV METODE PENELITIAN. ditetapkan di Ruang Pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah Ilmu Anestesi dan Ilmu Bedah Jantung.

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi di Indonesia masih termasuk dalam sepuluh penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

PENGARUH MODE PERSALINAN TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH POSTPARTUM LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

PENGARUH INTERVENSI MUSIK KLASIK MOZART DIBANDING MUSIK INSTRUMENTAL POP TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DENTAL PASIEN ODONTEKTOMI

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL PERIODE JANUARI DESEMBER 2013

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah Digestif

PERBANDINGAN ANTARA RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN ANAK RAWAT INAP DENGAN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI PERIODE SEPTEMBER-DESEMBER 2015 SKRIPSI

POLA KUMAN DAN MANFAATNYA DALAM PELAKSANAAN ANTIMICROBIAL STEWARDSHIP BAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Transkripsi:

PERBEDAAN KUALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA BIJAK Penelitian di Instalasi Rawat Jalan Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP DR. Kariadi THE DIFFERENCE IN THE QUALITY OF ANTIBIOTIC USE BEFORE AND AFTER TRAINING PRUDENT USE OF ANTIBIOTIC Study in in the Pediatric Outpatient Installation of Dr. Kariadi Hospital ARTIKEL ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum GARRY ADITYA PRANATA G2A010070 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2014

2

PERBEDAAN KUALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA BIJAK Penelitian di Instalasi Rawat Jalan Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Kariadi Garry Aditya Pranata 1, Bambang Isbandrio 2, Rizke Ciptaningtyas 3 ABSTRAK Latar belakang: Penggunaan antibiotik dewasa ini terjadi secara berlebihan. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus mengingat risiko yang dapat ditimbulkan, yaitu masalah resistensi bakteri. Di RSUP Dr. Kariadi, khususnya di Bagian Ilmu Kesehatan Anak, masih terdapat penggunaan antibiotik yang tidak rasional. Untuk mencegah terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik, diperlukan upaya untuk meningkatkan rasionalitas penggunaan antibiotik, salah satunya dengan memberikan pelatihan kepada dokter. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pelatihan terhadap rasionalitas penggunaan antibiotik di Instalasi Rawat Jalan Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Kariadi Metode: Penelitian ini merupakan studi quasy experimental pre and post test design. Subjek penelitian dianggap tidak berpasangan, yaitu pasien Instalasi Rawat Jalan Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Kariadi. Kualitas penggunaan antibiotik sebelum dan sesudah pelatihan dinilai oleh seorang reviewer pada 135 peresepan berdasarkan Kriteria Gyssens yang dimodifikasi. Perbedaan kualitas penggunaan antibiotik sebelum dan sesudah pelatihan diuji dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil: Terdapat penurunan tingkat rasionalitas penggunaan antibiotik sesudah pelatihan, yakni sebesar 3,8% bila dibandingkan dengan periode sebelum pelatihan. Didapatkan nilai p=0,653, yang artinya terdapat perbedaan yang tidak bermakna dari kualitas penggunaan antibiotik sebelum dan sesudah pelatihan. Simpulan: Penggunaan antibiotik sesudah pelatihan menurun dalam hal rasionalitas. Kata kunci: rasionalitas penggunaan antibiotik, pelatihan 1 Mahasiswa program pendidikan S-1 Kedokteran Umum FK UNDIP 2 Staf pengajar Bagian Mikrobiologi Klinik FK UNDIP 3 Staf pengajar Bagian Mikrobiologi Klimik FK UNDIP 3

THE DIFFERENCE IN THE QUALITY OF ANTIBIOTIC USE BEFORE AND AFTER TRAINING PRUDENT USE OF ANTIBIOTIC Study in in the Pediatric Outpatient Installation of Dr. Kariadi Hospital ABSTRACT Background: The use of antibiotics nowadays happens excessively. This needs special attention remember that the risks could be occured, namely the problem of bacterial resistance. In Dr. Kariadi, particularly in the Pediatrics Department, there are irrational use of antibiotics. To prevent the occurrence of bacterial resistance to antibiotics, it is required effort to improve the rationality of antibiotic use, one of them is by giving training to doctors. This study is done to find out the effect of training on the rational use of antibiotics in the Pediatric Outpatient Installation of Dr. Kariadi Hospital. Methods: This research used quasy experimental pre-test and post-test design. The subjects are not considered in pairs which are from the patients in Pediatric Outpatient Installation of Dr. Kariadi Hospital. The quality of antibiotic use before and after training are assessed by a reviewer on 140 prescriptions based on Gyssens Criteria. The difference in quality of antibiotic use before and after training are tested by Chi Square test. Results: There is a 3,8% decrease in the rationality of antibiotic use after training when it is compared with the period before training. Results p=0,653 means there is non-significant difference from the quality of antibiotic use before and after training. Conclusion: The rationality of antibiotic use is decreased after training. Keywords: Rationality of antibiotic use, training 4

PENDAHULUAN Penggunaan antibiotik yang berlebihan banyak terjadi di dunia, baik dalam lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan rumah sakit. Penggunaan antibiotik yang berlebihan dan tidak sesuai dapat menyebabkan munculnya resistensi bakteri dan meningkatkan beban ekonomi masyarakat. Selain itu, terdapat pula efek samping obat yang dapat ditimbulkan dari penggunaan antibiotik. 1,2 Beberapa strategi untuk mengendalikan penggunaan antibiotik telah diupayakan, seperti penggantian atau pembatasan resep antibiotik dan pelatihan tenaga kesehatan mengenai pemberian resep antibiotik. Berdasarkan kebijakan yang baru, pemberian antibiotik berspektrum luas secara parenteral telah dibatasi. Begitu juga dengan pemberian resep antibiotik yang mahal juga telah dibatasi. 1 Dalam mengevaluasi penggunaan antibiotik secara kualitatif, dibutuhkan suatu metode khusus, yaitu metode Gyssens. Kualitas penggunaan antibiotik yang dinilai dari ketepatan indikasi, ketepatan pemilihan berdasarkan efektivitas, toksisitas, harga dan spektrum, lama pemberian, dosis, interval, rute dan waktu pemberian. 3 Beberapa penelitian tentang antibiotik telah dilakukan di Indonesia, salah satunya di RSUP Dr. Kariadi, yang membahas tentang evaluasi penggunaan antibiotik, antara lain di bagian Ilmu Kesehatan Anak, bagian Ilmu Penyakit Dalam, bagian Ilmu Bedah, bagian Obstetri-Ginekologi dan bagian Intensive Care Unit. Hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkan masih adanya penggunaan antibiotik yang tidak rasional. 4-9 Pada tahun 2011, pernah diadakan pelatihan mengenai penggunaan antibiotik di bagian Ilmu Kesehatan Anak. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan jumlah penggunaan antibiotik yang rasional setelah dilakukan pelatihan. Namun, tetap saja terdapat masalah penggunaan antibiotik yang tidak rasional baik sebelum pelatihan (34%) maupun sesudah pelatihan (25%), terutama penggunaan antibiotik tanpa indikasi (8% sebelum pelatihan dan 4% setelah pelatihan). 5 Untuk mengetahui apakah pelatihan yang dilakukan benar-benar dapat mempengaruhi kualitas penggunaan antibiotik, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan kajian sampel yang lebih sempit, yakni pada pasien rawat jalan bagian di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP dr. Kariadi. 5

METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Jalan Bagian Ilmu Kesehatan Anak dan Instalasi Rekam Medik RSUP Dr. Kariadi Semarang pada Maret 2014-Juni 2014 dengan menggunakan desain quasy experimental pretest and posttest design. Variabel bebas pada penelitian ini berupa pelatihan dengan variasi nilai sebelum pelatihan dan sesudah pelatihan (skala nominal), sedangkan variabel tergantung berupa kualitas penggunaan antibiotik yang dinilai rasional atau tidak rasional (skala nominal). Pelatihan diadakan pada tanggal 24 April 2014 dalam bentuk seminar dan studi kasus dari narasumber. Penggolongan rasionalitas penggunaan antibiotik dilakukan berdasarkan hasil penilaian oleh seorang reviewer dari Sub-bagian Infeksi Ilmu Kesehatan Anak dengan menggunakan Kriteria Gyssens yang dimodifikasi. Penggunaan antibiotik yang rasional meliputi Golongan 0 (tepat dalam hal tidak menggunakan antibiotik) dan Golongan I (penggunaan antibiotik tepat); sementara penggunaan antibiotik yang tidak rasional mencakup Golongan IIA (dosis tidak tepat), IIB (interval tidak tepat), IIC (rute tidak tepat), IIIA (durasi terlalu lama), IIIB (durasi terlalu singkat), IVA (antibiotik kurang efektif), IVB (ada antibiotik lain yang kurang toksik), IVC (ada antibiotik lain yang lebih murah), IVD (ada antibiotik lain dengan spektrum lebih sempit), V (penggunaan antibiotik tanpa indikasi). Populasi target pada penelitian ini adalah pasien Instalasi Rawat Jalan Anak dengan populasi terjangkau adalah Pasien Instalasi Rawat Jalan Anak RSUP Dr. Kariadi Sub-Bagian Infeksi bulan Desember 2013 Juni 2014. Sampel pada penelitian ini adalah pasien Instalasi Rawat Jalan Anak RSUP Dr. Kariadi Sub- Bagian Infeksi bulan Desember 2013 Juni 2014 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien dengan usia lebih dari satu bulan dan kurang dari 18 tahun dan pasien rawat jalan Anak sub-bagian Infeksi pada periode Desember 2013 April 2014 untuk data sebelum pelatihan dan Mei 2014 Juni 2014 untuk data sesudah pelatihan. Adapun kriteria eksklusi 6

dalam penelitian ini adalah pasien dengan HIV positif, pasien dengan neutropenia karena kemoterapi dan data catatan medik tidak lengkap. Pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling. Perhitungan besar sampel untuk variabel tergantung kualitas penggunaan antibiotik memakai rumus untuk dua proporsi dengan nilai P1=0,78, P2=0,58,11 Zα 1-arah=1,64, Zβ=0,84 dengan perbedaan proporsi 20%, dan didapatkan jumlah sampel minimal sebesar yang dibutuhkan sebesar 134 sampel (67 sampel tiap periode penelitian). Alat yang digunakan berupa Case Record Form untuk mencatat data dari catatan medik dan form penilaian kualitas antibiotik untuk reviewer. Alur penelitian dimulai dari pengumpulan data catatan medik, penilaian rasionalitas antibiotik oleh reviewer, kemudian pengolahan dan analisis data oleh peneliti. HASIL PENELITIAN Selama penelitian yang dilakukan dari bulan Maret 2014 hingga Juni 2014 di Instalasi Rawat Jalan Bagian Ilmu Kesehatan Anak dan Instalasi Rekam Medik RSUP Dr. Kariadi, didapatkan 179 catatan medik, 87 catatan medik sebelum pelatihan dan 92 catatan medik setelah pelatihan. Dari 179 catatan medik didapatkan 134 sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi di mana terdapat 135 peresepan yang ditulis oleh dokter, 68 peresepan sebelum pelatihan dan 67 peresepan sesudah pelatihan. Pengambilan data dilakukan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr. Kariadi. Hasil penilaian kualitas penggunaan antibiotik oleh seorang reviewer berdasarkan kriteria Gyssens yang dimodifikasi dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Penilaian Kualitas Antibiotik oleh Reviewer Berdasarkan Kriteria Gyssens yang Dimodifikasi Golongan Sebelum Pelatihan Sesudah Pelatihan (n) (%) (n) (%) 0 Tepat dalam tidak 27 39,7 223 34,3 menggunakan antibiotik I Penggunaan antibiotik tepat 3 4,4 4 6 II A Dosis tidak tepat 0 0 1 1,5 II B Interval tidak tepat 0 0 1 1,5 7

II C Rute tidak tepat 0 0 0 0 III A Durasi terlalu singkat 2 2,9 2 3,0 III B Durasi terlalu lama 0 0 0 0 IV A Kurang efektif 3 4,4 1 1,5 IV B Terlalu toksik 0 0 0 0 IV C Terlalu mahal 0 0 0 0 IV D Spektrum lebar 0 0 0 0 V Tidak ada indikasi 33 48,5 35 52,2 Dari 135 peresepan yang telah direview oleh seorang reviewer, didapatkan distribusi penggunaan antibiotik berdasarkan jenis terapi pada Tabel 2. Tabel 2. Kualitas Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Jenis Terapi Jenis Terapi Sebelum Pelatihan (%) Sesudah Pelatihan (%) ADE (Antimicrobial Drug Empiric Therapy) 4,4 6 ADET (Antimicrobial Drug Extended Empiric 0 0 Therapy) ADD (Antimicrobial Drug Documented Therapy) 0 0 0,776 ADP (Antimicrobial Drug Prophylaxis) 0 0 ADU (Antimicrobial Drug Unknown Therapy) 55,9 59,7 Tidak menggunakan antimikroba 39,7 34,3 p* Apabila data berdasarkan kriteria Gyssens yang dimodifikasi dikelompokkan menjadi rasional dan tidak rasional, maka didapatkan perbedaan rasionalitas penggunaan antibiotik sebelum dan sesudah pelatihan seperti tercantum pada Gambar 1. 55,9% 59,7% 44,1% 40,3% Gambar 1. Perbandingan rasionalitas penggunaan antibiotik sebelum dan sesudah pelatihan 8

PEMBAHASAN Dari hasil penelitian ini, didapatkan rasionalitas penggunaan antibiotik sesudah pelatihan 40,3%. Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan tingkat rasionalitas penggunaan antibiotik, yakni sebesar 3,8% bila dibandingkan dengan periode sebelum pelatihan (44,1%) sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian pelatihan tidak menghasilkan perbedaan yang bermakna terkait dengan rasionalitas penggunaan antibiotik. Penelitian yang menggunakan metode pelatihan juga dilakukan Fenny Halim tahun 2011 di Instalasi Rawat Inap Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Kariadi dengan hasil tingkat rasionalitas penggunaan antibiotik mengalami peningkatan sebesar ± 8% sesudah diadakan pelatihan. 5 Hasil tersebut berbeda dengan penelitian ini karena pada penelitian ini, rasionalitas penggunaan antibiotik justru menurun sesudah diberikan pelatihan. Faktor pengawasan dokter menjadi penyebab hal tersebut. Seperti diketahui sebelumnya bahwa dokter di Instalasi Rawat Jalan Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Kariadi kurang mendapat pengawasan dari supervisor, berbeda dengan dokter di Instalasi Rawat Inap Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP yang mendapat pengawasan dari supervisor. Kualitas penggunaan antibiotik dapat dibedakan menjadi beberapi jenis terapi. Pada penelitian ini, kualitas penggunaan antibiotik dibandingkan berdasarkan periode sebelum dan sesudah pelatihan. Hasilnya, didapatkan peningkatan persentase untuk jenis terapi ADU (Antimicrobial Drug Unknown Therapy) sesudah diberikan pelatihan, yakni sebesar 3,8%. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan dokter dalam mengenali indikasi penggunaan antibiotik masih rendah walaupun telah diberi pelatihan. Keberhasilan pelatihan sendiri tidak hanya ditentukan oleh pemberi edukasi saja, akan tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya keputusan dokter itu sendiri dalam melakukan tatalaksana pengobatan. Menurut 9

AHRQ tahun 2006, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi keputusan seorang dokter dalam memberikan peresepan. 10 Faktor pertama adalah faktor dokter atau tenaga medis. Tiap dokter memiliki pengetahuan, prinsip dan pemahaman yang berbeda-beda dalam menangani kasus penyakit. Pengetahuan dokter dapat bertambah dengan adanya pelatihan. Faktor yang kedua adalah faktor pasien. Ekspektasi kesembuhan, keluhan, pengalaman sakit dan keparahan kondisi dari pasien juga mempengaruhi keputusan seorang dokter dalam memberikan peresepan obat. Faktor yang ketiga adalah faktor sistem kesehatan setempat, meliputi regulasi pembatasan pemberian antibiotik dan kerja sama dengan perusahaan farmasi. 10 Kualitas penggunaan antibiotik dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan dengan menggunakan metode Gyssens, yang terbagi dalam kategori 0- VI. 11,12 Dari peresepan yang telah direview oleh seorang reviewer, terdapat permasalahan dokter dalam hal mengetahui ada atau tidaknya indikasi dalam menggunakan antibiotik. Pada penelitian ini, tercatat peningkatan proporsi penggunaan antibiotik yang tidak sesuai indikasi (kategori V) sesudah pelatihan, yakni sebesar 3,7 %. Penelitian mengenai kualitas penggunaan antibiotik yang menggunakan pelatihan juga dilakukan oleh MM Hapsari dan Helmia Farida tahun 2006. Dari hasil penelitian, didapatkan penurunan penggunaan antibiotik yang tidak sesuai indikasi sebesar 26%, diikuti dengan peningkatan penggunaan antibiotik yang tepat indikasi juga sebesar 26 %. MM Hapsari dan Helmia Farida membagi penelitian mereka menjadi empat periode, yaitu periode awal, penyusunan pedoman, pelatihan, dan umpan balik sehingga evaluasi penggunaan antibiotik terstruktur secara bertahap dan menghasilkan perubahan yang signifikan, yaitu penurunan penggunaan antibiotik yang tidak sesuai indikasi. 13 Keterbatasan dalam penelitian ini yakni pemberian pelatihan yang singkat, yaitu hanya dalam waktu sehari dengan durasi sekitar tiga jam. Kemudian, peserta pelatihan tidak semuanya merupakan residen yang bertugas di Instalasi Rawat 10

Jalan Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Kariadi sehingga pelatihan kurang memberi pengaruh pada penelitian ini. Penelitian ini juga memiliki keterbatasan dalam hal pencatatan data rekam medik. Hal ini dikarenakan beberapa rekam medik ditemukan tidak lengkap datanya, khususnya data peresepan. Keterbatasan berikutnya yaitu mengenai kesesuaian antara residen yang mengikuti pelatihan dengan residen yang bertugas di Instalasi Rawat Jalan Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Kariadi. Pergantian stase menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian antara residen yang mengikuti pelatihan dengan residen yang bertugas di Instalasi Rawat Jalan Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Kariadi. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa rasionalitas penggunaan antibiotik sesudah pelatihan menurun bila dibandingkan sebelum pelatihan di Instalasi Rawat Jalan Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Kariadi. Untuk meningkatkan rasionalitas penggunaan antibiotik,perlu dilakukan pelatihan yang intensif dan rutin. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan pemantauan oleh supervisor terhadap peresepan di Instalasi Rawat Jalan Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Kariadi dan dapat pula dilakukan analisis biaya penggunaan antibiotik di Instalasi Rawat Jalan Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Kariadi. Selain itu, dapat dilakukan kajian tentang strategi regulasi, finansial dan manajerial terkait upaya peningkatan rasionalitas penggunaan antibiotik yang ada di RSUP Dr. Kariadi. UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan pada Allah SWT, atas segala nikmat dan rahmatnya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Bambang Isbandrio, Sp.MK(K), dr. Rizke Ciptaningtyas, Sp.MK, dr. MM DEAH Hapsari, Sp.A(K), dr. Purnomo Hadi, M.Si, dr. Endang Sri Lestari atas bimbingan dan saran selama pembuatan karya tulis ini, juga kepada Staf Instalasi Rekam Medis, Instalasi 11

Rawat Jalan Bagian Ilmu Kesehatan Anak dan Diklit RSUP Dr. Kariadi yang membantu proses pengumpulan data, serta keluarga dan teman-teman yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian. DAFTAR PUSTAKA 1. Tunger O, Karakaya Y, Cetin CB, et al. Rational Antibiotic Use. J Infect Developing Countries 2009;3(2)(88-93). 2. Desalegn AA. Assessment of drug use pattern using WHO prescribing indicators at Hawassa University teaching and referral hospital, south Ethiopia: a cross-sectional study. Desalegn BMC Health Services Research 2013;13:170. 3. Pulcini C, Gyssens IC. How to Educate Prescribers in Antimicrobial Stewardship Practices. Virulence 2013;4(2). 4. Dertarani V. Evaluasi Penggunaan Antibiotik Berdasar Kriteria Gyssens Pasien Rawat Inap Kelas III di Bagian Ilmu Bedah RSUP Dr. Kariadi. 2009. 5. Halim F. Perbedaan Penggunaan Antibiotik sebelum dan sesudah Pelatihan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Kariadi. 2011. 6. Laras NW. Kuantitas Penggunaan Antibiotik di Bangsal Bedah dan Obstetri-Ginekologi RSUP Dr. Kariadi setelah Kampanye PP-PPRA. 2012. 7. Marityaningsih NJ. Kualitas Penggunaan Antibiotik di Bangsal Bedah dan Obstetri-Ginekologi setelah Kampanye Penggunaan Antibiotik secara Bijak. 2012. 8. Ningrum TIK. Evaluasi Penggunaan Antibiotik Berdasar Kriteria Gyssens Pasien Rawat Inap Kelas III di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Periode Agustus-Desember 2008. 2009. 9. Yuniftiadi F. Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotik di Intensive Care Unit RSUP Dr. Kariadi Semarang Periode Juli-Desember 2009. 2010. 10. Nalule Y. Is Physician Education Effective in Promoting Antibiotic Stewardship? Center for Disease Dynamics, Economics & Policy 2011;11. 11. Meer Jvd, Gyssens I. Quality of Antimicrobial Drug Prescription in Hospital. European Society of Clinical Micobiology and Infectious Diseases 2001;7(6):12-5. 12. Gyssens IC, Broek Pvd, Kullberg B-J, et al. Optimizing Antimicrobial Therapy: A Method for Antimicrobial Drug Use Evaluation. J Antimicrob Chemother 1992;30:724-7. 13. Farida H, Herawati, Hapsari M, et al. Penggunaan Antibiotik Secara Bijak Untuk Mengurangi Resistensi Antibiotik, Studi Intervensi di Bagian Kesehatan Anak RS Dr. Kariadi. Sari Pediatri 2008;10(1). 12