MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Manggalai Dalam Pembelajaran IPA Khususnya Materi Gaya Melalui Pendekatan Inkuiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui Pembelajaran Science-Edutainment Berbantuan Media Animasi

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 RAMBAH HILIR

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

Evi Puji Rahayu, Nuraedah, dan Jamaludin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS X TKJ A SMK NEGERI 1 BIROMARU

Bahmid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Balukang 2

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING. Eko Wahyuningtyas 1, Aminuddin PP 2

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri, masyarakat maupun bangsa. Di dalam Undang-undang nomor 20 tahun. 2003Pasal 1 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas V SDN Osan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mc Taggart, yang mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi

Seminar Nasional Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan 2017

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL)

Penerapan Metode Inquiry Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDN 3 Siwalempu

Jurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol. 3 No. 2 (2017) : 47-54

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan untuk membentuk manusia yang berkualitas, dan berguna untuk kemajuan hidup bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Melalui pendidikan, kualitas sumber daya. nasional. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 3 Undang-Undang

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Rosita, Jamaludin, dan Yusdin Gagaramusu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Inpres Bajawali Kecamatan Lariang Kabupaten Mamuju Utara

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatakan Hasil Belajar IPA

Ahmad Rifai, Kamaluddin, dan Amiruddin Kasim. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN ARENDSTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN DI SMA NEGERI 5 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah pada Mata Pelajaran IPA dengan Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri di Kelas IV Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Ombuli Pada Materi Perkembangbiakan Tumbuhan Melalui Metode Inquiri

BAB I PENDAHULUAN. peradaban dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Menurut undang undang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor yang terlibat dalam. lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Kabinuang Dalam Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Diskusi Kelas

420 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017

Transkripsi:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI Oskar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Permasalahan utama pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas VI SD BK Tanapobunti pada mata pelajaran IPA. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD BK Tanapobunti melalui penggunaan model pembelajaran inkuiri. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengacu pada desain penelitian model Kemmis dan Mc.Taggart dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI yang berjumlah 12 orang siswa. Hasil observasi kegiatan guru pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 81,3% berada pada kategori baik, pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 90,6% berada dalam kategori sangat baik. Hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 39%, berada dalam kategori kurang, pada siklus II memperoleh nilai rata-rata 91,7%, berada dalam kategori sangat baik. Hasil belajar siswa pada siklus I ketuntasan belajar klasikal 58,3%. Pada siklus II ketuntasan belajar klasikal 91,7%. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian dengan ketuntasan belajar klasikal memperoleh nilai minimal 85%, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran IPA di SD BK Tanapobunti. Kata Kunci: Hasil Belajar, Ilmu Pengetahuan Alam, Inkuiri.

PENDAHULUAN Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berahlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan demikian, tidaklah lengkap manakala dalam strategi pembelajaran tidak membahas strategi pembelajaran yang berhubungan dengan pembentukan sikap dan nilai (Sanjaya, 2008:273). Menurut Depdiknas (2006:13) bahwa pembelajaran IPA di Sekolah Dasar mempunyai tujuan agar siswa memiliki kemampuan: (1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanya; (2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat; (4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan; (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam; (6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Hasil observasi yang dilakukan di SD BK Tanapobunti, yaitu hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di sekolah tersebut harus memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal yakni 65, tetapi hal ini belum dapat tercapai. Perolehan ketuntasan belajar baik secara individu maupun secara klasikal, berdasarkan hasil observasi awal sebelum penelitian, ketuntasan klasikal hanya mencapai 55% (Sumber:SD BK Tanapobunti). Hal inilah yang melatar belakangi untuk melakukan penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran IPA. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas VI SD BK Tanapobunti. Hal ini ditunjukkan oleh hasil ujian

semester pada tahun ajaran 2013-2014 untuk mata pelajaran IPA rata-rata 60. Tahun ajaran 2012-2013 pada semester genap nilai rata mata pelajaran IPA adalah 61,90. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran IPA masih jauh di bawah rata-rata yang diharapkan yaitu 65. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut diduga disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: kurangnya ketepatan pendidik didalam menerapkan tehnik pembelajaan pada saat pelajaran IPA berlangsung. Pada saat proses pembelajaran berlangsung pendidik tidak menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran IPA. Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, baik penggunaan metode pembelajaran diskusi maupun penggunaan metode pembelajaran pemberian tugas. Namun demikian, belum memperlihatkan hasil yang optimal. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu suatu upaya yang dapat mengatasi masalah di atas antara lain melalui penerapan model pembelajaran Inkuiri khususnya untuk meningkatkan keaktifan siswa, keterampilan guru, respon siswa, serta meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA, (Bolger, 2008:10). Model pembelajaran inkuiri didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973) sebagai berikut: Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain. Model pembelajaran inkuiri melibatkan siswa secara aktif, melibatkan pengumpulan dan pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai pusatnya (Usman, 2010:65). Model pembelajaran inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki tentang alam sekitar secara kritis sehingga mereka dapat merumuskan penemuan dengan penuh percaya diri. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri pada Materi IPA di Kelas VI SD BK Tanapobunti. METODELOGI PENELITIAN

Desain penelitian mengacu pada desain penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc.Taggart (Arikunto, 2002:84) yaitu meliputi 4 tahap: (i) perencanaan (ii) pelaksanaan tindakan (iii) observasi, dan (iv) refleksi. Setting penelitian dilaksanakan di kelas VI SD BK Tanapobunti dengan jumlah siswa 12 orang. Keseluruhan siswa dijadikan sebagai sasaran atau target penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan kelas menggunakan model pembelajaran inkuiri yang dilaksanakan secara bersiklus, setiap siklus dilaksanakan sesuai kompetensi yang dicapai. Jenis data dalam penelitian yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi penilaian aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada siswa. Kedua jenis data tersebut diperoleh melalui pengamatan observer dan hasil evaluasi belajar siswa. Teknik analisis data dalam penelitian, yaitu: teknik analisis data kuantitatif, dan teknik analisis data kualitatif. Teknik analisis data kuantitatif digunakan untuk menghitung data pengukuran ketercapaian hasil evaluasi belajar siswa, sedangkan teknik analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil penilaian aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil analisis penelitian pada setiap siklus yang dicapai pada penggunaan model pembelajaran inkuiri pada materi perkembangbiakan tumbuhan diklasifikasikan atas tiga bagian yaitu: analisis hasil pengamatan aktivitas guru, analisis hasil pengamatan aktivitas siswa, dan analisis hasil belajar siswa. Hasil penelitian siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini : Tabel 1. Hasil Penelitian Siklus Ketuntasan Belajar Klasikal (%) Aktivitas Mengajar Guru (%) Aktivitas Belajar Siswa (%) I 58,3% 81,3% Baik 39% Kurang II 91,7% 90,6% Sangat Baik 91,7% Peningkatan 33,4% 9,3% 52,7% Sangat Baik Berdasarkan tabel di atas, bahwa penggunaan model pembelajaran inkuiri pada pembelajaran IPA sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar klasikal, aktivitas belajar

siswa, dan aktivitas mengajar guru. Hal ini dibuktikan oleh peningkatan ketuntasan belajar klasikal sebesar 33,4%, aktivitas mengajar guru sebesar 9,3% dan aktivitas belajar siswa sebesar 52,7%. Hasil penilaian tersebut sesuai dengan hasil pengamatan pada siklus I dan siklus II. Siklus I, berdasarkan 8 aspek penilaian aktivitas mengajar guru yang diamati diperoleh nilai persentase 81,3% dengan kriteria taraf keberhasilan tindakan yaitu baik. Siklus II, nilai persentase observasi aktivitas mengajar guru menjadi 90,6% dengan kriteria taraf keberhasilan tindakan yaitu sangat baik. Hasil penilaian aktivitas belajar siswa siklus I, berdasarkan 9 aspek penilaian diperoleh persentase sebesar 39% dengan kriteria taraf keberhasilan tindakan yaitu kurang. Siklus II, hasil penilaian aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 91,7%. Ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus I sebesar 58,3%, terdapat 7 orang siswa yang dinyatakan tuntas dan 5 orang siswa dinyatakan belum tuntas. Siklus II, ketuntasan belajar klasikal siswa mengalami peningkatan, siswa yang tuntas berjumlah 11 orang dan yang belum tuntas berjumlah 1 orang, persentase ketuntasan klasikal 91,7%. Peningkatan persentase aktivitas mengajar guru, aktivitas belajar siswa, dan ketuntasan belajar klasikal terjadi karena kelemahan-kelamahan yang terdapat pada siklus I dapat diperbaiki. Pembahasan Berdasarkan hasil refleksi atau evaluasi dari siklus I sampai siklus II, penerapan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPA di Kelas VI SD BK Tanapobunti memberikan kesempatan pada siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk dapat menyelesaikan atau memecahkan masalah secara bersama. Dengan melakukan penemuan sendiri dalam ilmu pengetahuan siswa lebih termotivasi untuk melakukan penemuanpenemuan baru lainnya melalui praktikum secara berkelompok. Pembentukan kelompok yang heterogen menambah semangat belajar siswa sehingga siswa lebih termotivasi untuk berpikir memecahkan masalah dengan anggota kelompoknya. Hal ini tampak dari hasil tes yang telah dilaksanakan menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I sampai siklus II. Model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan aktivitas siswa, hasil belajar siswa, dan mengetahui keterampilan guru dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas VI SD BK Tanapobunti. Hal ini tercermin dalam indikator keberhasilan yang telah dicapai. Guru terampil mengelola dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri yang ditandai dengan keterampilan guru baik dan meningkat dalam tiap-tiap siklusnya. Dari hasil

penelitian yang telah diperoleh, terjadi peningkatan keterampilan guru dari siklus I sampai siklus II. Pada siklus I diperoleh nilai persentase rata-rata sebesar 71,9% dan meningkat menjadi 90,6% pada siklus ke II. Selanjutnya terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri, yang ditandai dengan aktivitas siswa baik. Keaktivan siswa dalam bekerja sama, mengeluarkan pendapat, merespon jawaban teman dan berdiskusi melakukan praktikum dalam kelompok siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan dari tiap-tiap siklusnya. Pada siklus I diperoleh nilai persentase rata-rata sebesar 39% dan meningkat menjadi 91,7% pada siklus ke II. Persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 58,3% atau terdapat 7 orang siswa yang tuntas dan 5 orang yang belum tuntas. Pada siklus II ketuntasan belajar klasikal mengalami peningkatan, dengan persentase sebesar 91,7% atau terdapat 11 orang siswa yang tuntas dan 1 orang siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran IPA khususnya dalam pencapaian kompetensi dasar mendeskripsikan perkembangbiakan tumbunhan. Secara keseluruhan penelitian yang dilakukan dengan penerapan model pembelajaran inkuiri, pada siklus II telah menunjukan adanya peningkatan pada aktivitas guru (dalam kriteria sangat baik), aktivitas siswa (dalam kriteria sangat baik). Hal tersebut sejalan dengan hasil wawancara yang dikemukakan oleh teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat bahwa setelah menerapkan model pembelajaran inkuiri, siswa lebih aktif dalam diskusi kelompok, proses belajar mengajar dalam kelas lebih berpusat pada siswa. Hasil belajar siswa yang sudah memenuhi standar KKM mata pembelajaran IPA SD BK Tanapobunti yaitu 65, juga dalam ketuntasan klasikal berhasil mencapai 80%. Oleh karena itu penelitian dianggap berhasil dan berhenti pada siklus II. Seorang siswa yang belum mencapai ketuntasan individu, akan diberikan bimbingan khusus sehingga hasil belajarnya dapat meningkat dan memenuhi standar KKM yang telah di tetapkan di SD BK Tanapobunti. Setelah menerapkan model pembelajaran inkuiri yang dilakukan dalam dua siklus, peneliti mewawancarai salah seorang siswa yang mengemukakan bahwa melalui penerapan model pembelajaran inkuiri mereka lebih memahami konsep materi yang diberikan guru, lebih termotivasi untuk menyelesaikan tugas, memecahkan masalah dengan cara sendiri, dan menghindarkan mereka dari cara belajar menghafal. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada siklus I dengan jumlah siswa 12 orang diperoleh siswa yang tuntas secara individu sebanyak 7 orang dan 5 orang belum tuntas dengan persentase ketuntasan belajar klasikal 58,3%. Pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 11 orang dan terdapat 1 orang yang tidak tuntas dengan persentase ketuntasan belajar klasikal 91,7% terdapat peningkatan 33,3% dari persentase ketuntasan belajar klasikal siklus I. Hal ini menunjukkan penggunaan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD BK Tanapobunti pada pembelajaran IPA. Saran a. Bagi Guru Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, saran yang dapat diberikan yaitu: Penguasaan model pembelajaran yang inovatif memungkinkan berkembangnya potensi siswa, guru harus mampu memberi motivator sekaligus menjadi fasilitator bagi siswanya. Hal ini akan merangsang diri siswa sehingga akan mempercepat pemahaman dalam belajar. b. Bagi Siswa Suatu keberhasilan dalam bentukan prestasi belajar tidak bergantung pada orang lain tetapi lebih banyak ditentukan oleh diri sendiri. Untuk itu siswa harus terlibat secara penuh baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar mengajar, hal ini akan mempermudah tercapainya tujuan belajar. c. Bagi Sekolah Dalam upaya mengembangkan pembelajaran yang efektif dan efisien. model pembelajaran inkuiri perlu diterapkan terutama dalam pembelajaran IPA di SD BK Tanapobunti DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. (2002). Revisi V. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Bolger. (2008). Keefektifan Penggunaan Kit IPA. [Online]. tersedia :http://www.anwarpgml.blogspot.com/2008/07/kampulatens.html [20 Mei 2014] Sund. Trowbridge. (1973). Teaching Science by Inquiry in the Secondary School. Columbia: Charles E. Merill Publishing Company. Usman. (2010). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya

Wina, Sanjaya. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media