KIAT CERDAS MENDIDIK ANAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua,

BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut:

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. derajat suatu bangsa dapat ditingkatkan menjadi bangsa yang besar dan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi.

Analisis Turunnya Prestasi Akademik

UPAYA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN SAINS TINTA TRANSPARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003, telah di gariskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. atau pedoman dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari istilah belajar

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap aspek kehidupan selalu berkaitan erat dengan masalah belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB II BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan merupakan fokus perhatian dalam

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari kegiatan proses belajar mengajar. Keberhasilan dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. mampu beroperasi dengan baik tanpa bantuan manusia. kegiatannya membutuhkan pegawai yang ahli pada bidangnya.

MANAJEMEN PROSES BELAJAR MENGAJAR (PBM) ISU UTAMA: Bagaimana kita dapat belajar dengan efektif & efisien di perguruan tinggi?

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

I. PENDAHULUAN. dan sebaliknya prestasi belajar yang rendah menunjukkan bahwa tujuan belajar

V. PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adli Hakama, 2013

Berdasarkan observasi sebelumnya yang pernah dilakukan di SD Muhammadiyah 22 Sruni Surakarta, perbedaan prestasi belajar sangat mencolok, misalnya di

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

I. PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI DI SMP NEGERI 14 PEKALONGAN. A. Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KONTRIBUSI PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR, INTENSITAS KUNJUNGAN PERPUSTAKAAN, DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. faktor psikis yang bersifat non intelektual.peranannya yang khas adalah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. IPA merupakan cara mempelajari tentang alam secara sistematis untuk menguasai

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

(Studi Etnografi di SMP Alam Ar Ridho Semarang)

BAB 1 PENDAHULUAN. diperolehnya. Pencapaian prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya adalah minat. Walgito (2010) menyatakan minat mempengaruhi proses hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

Teknis Penulisan Karya Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah (UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Efektivitas Pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 284) efektivitas

BAB I PENDAHULUAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. menyadari akan penting nya mencerdaskan rakyat nya, Cita cita mulia itu pun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi di segala

2.1 Perkembangan anak sekolah dasar. Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan adalah usaha yang dijalankan seseorang atau kelompok

BAB II UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA

Transkripsi:

KIAT CERDAS MENDIDIK ANAK Oleh : Sativa Disampaikan dalam Pembekalan Orangtua Siswa Lembaga Bimbingan Belajar Adzkiya First Colledge 12 Pebruari 2009 Memberi motivasi agar anak berprestasi Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya memiliki prestasi, oleh karena itu orangtua perlu memotivasi anaknya untuk bisa berprestasi. Tidak bisa orangtua hanya mengandalkan materi dari gurunya saja, karena penguasaan bahan-bahan pelajaran diberikan oleh seorang guru tidaklah mudah, tergantung dari daya serap siswa. Apabila daya serap, perhatian dan minat terhadap materi pelajaran baik, maka akan mengarah dalam keberhasilan dalam belajarnya. Akan tetapi jika itu semuanya tidak ada maka akan timbul kesulitan dalam menguasai pelajaran. Kesulitan dalam penguasaan materi atau bahan-bahan pelajaran dapat mengakibatkan keputus-asaan dan malas untuk mempelajari, mengulang atau belajar kembali. Peran orang tua untuk membimbing anaknya agar tidak putus asa atau malas belajar adalah dengan membimbing atau memperhatikan aktifitas belajar anak di rumah. Orang tua wajib dengan keikutsertaannya dalam membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi anak, agar anak akan merasa diperhatikan dan mendapat bimbingan. Perhatian dan bimbingan ini jangan menjadikan orang tua mendidik anak dengan cara memanjakannya karena orang tua yang terlalu kasihan terhadap anaknya, tak sampai hati memaksa anaknya untuk belajar, bahkan dibiarkan saja anaknya tidak belajar dengan alasan segan adalah tidak benar, karena jika hal itu dibiarkan berlarutlarut anak menjadi nakal, berbuat seenaknya saja pastilah belajarnya menjadi kacau. Mendidik anak dengan cara memperlakukannya dengan terlalu keras, memaksa dan mengajar anaknya untuk belajar adalah cara mendidik anak yang juga salah, anak akan merasa tertekan, ketakutan dan ganguan jiwa yang lain, maka bimbingan dari perhatian orang tua harus mempunyai proporsi yang sesuai sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan semangat belajar tumbuh dalam diri anak.hal inilah yang akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. 1

Orang tua perlu menggali apakah anak memiliki kesulitan di sekolah. Hal ini bisa ditanyakan langsung pada si anak, atau melalui komunikasi dengan gurunya. Setelah mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh anak, maka orang tua harus berusaha untuk membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh oleh putraputrinya. Untuk bisa mengatasi kesulitan putra-putrinya, orangtua harus mempunyai kedekatan dengan mereka, agar anak-anak dapat merasakan perhatian dan bimbingan dari orang tua. Pertolongan yang dilakukan oleh orang tua dalam proses belajar putra-- putrinya akan menimbulkan motivasi yang besar belajarnya. Hal ini yang akan menjadikan anak berhasil dalam mencapai prestasi belajar yang ingin dicapai yaitu prestasi yang setinggi-tingginya. Bimbingan orang tua dalam belajar anak sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Pengawasan orang tua dalam belajar anak dirumah menyebabkan anak dapat belajar dengan penuh kedisiplinan. Orang tua tidak harus membiarkan anaknya atau memanjakannya bahkan merasa bahkan merasa kasihan untuk belajar karena hal ini bertujuan untuk menjadikan untuk anak mempunyai wawasan yang berguna bagi kehidupannya dimasa yang akan datang. Untuk lebih menyesuaikan dengan fase perkembangan anak, sebaiknya orangtua mengetahui tahap perkembangan anak. Misalnya, usia 0-2 tahun adalah tahap sensorimotor (merasakan dunia melalui gerak dan indera, dan mempelajari keberadaan objek). Usia 2-7 tahun adalah tahap pra-operasional(mulai memiliki kecepatan motorik).usia 7-11 tahun adalah tahap operasional konkret (mulai berpikir logis tentang kejadian-kejadian nyata). Di atas 11 tahun adalah tahap operasional formal (mulai mengembangkan penalaran abstrak). Dengan mempelajari tahap perkembangan anak orang tua bisa mengetahui stimulasi yang di butuhkan anak. Selain itu, perlu ada upaya untuk menstimulasi anak sesuai dengan kebutuhannya. Anak usia prsekolah sampai usia SD awal mulai memiliki kecakapan motorik. Maka senang dengan melibatkan motorik kasar dan motorik halus. Anak usia 7-11 tahun mulai berpikir logis. mereka senang dengan belajar:mengamati alam sekitar,membuat percobaan untuk melihat sebab akibat dll. Anak usia 11 tahun ke atas mulai berpikir abstrak dan senang belajar dengan diskusi. Jangan matikan rasa ingin tahu anak dengan mengabaikan pertanyaan mereka. Pertanyaan adalah salah satu 2

tanda adanya rasa ingin tahu. Semakin banyak anak bertanya, semakin cerdas proses berfikir anak. Menciptakan suasana yang kondusif di rumah untuk belajar Agar anak kita bisa semangat belajar dan apa yang dipelajari bisa maksimal terserap otak maka diperlukan upaya setingan tertentu pada lingkungan rumah. Untuk modifikasi tidak selamanya harus mengeluarkan biaya yang mahal, namun disesuaikan dengan anggaran yang ada. Peran serta orangtua dalam membimbing anak belajar serta dalam menyiapkan materi belajar tetap yang utama karena lingkungan belajar hanya penunjang saja. Lingkungan Belajar Anak yang baik memerlukan: 1. Cahaya Berikan cahaya yang cukup di sekitar tempat anak beraktivitas agar mata si kecil tidak mudah lelah dan juga supaya menghindari mata yang rusak pada anak. Hindari menggunakan lilin, lampu tempel, obor, dsb ketika membaca karena cahayanya kurang. Lampu pijar yang terang lebih bagus dari lampu neon karena lampu neon bisa membuat mata anak lelah akibat lompatan elektron. Setiap ruang terutama ruang belajar, idealnya ada jendela menghadap ke ruang luar, sehingga untuk siang atau sore hari, anak bisa menggunakan cahaya pantul matahari. 2. Udara Berikan udara yang segar dengan suhu temperatur yang tepat untuk menunjang belajar serta aktivitas anak di rumah baik di kamar, ruang belajar, ruang keluarga, dan lain sebagainya. Ventilasi ruang harus diatur agar cukup memadai untuk pertukaran udara. 3. Penataan ruang Ruang harus ditata agar nyaman untuk belajar. Tidak harus mahal tetapi kerapian ruang sangat menunjang suasana belajar. Anak akan lebih berkonsentrasi jika ruang 3

lebih rapi dan bersih. Sebaiknya setiap anak memiliki meja belajar sendiri walaupun sederhana. 4. Televisi Pengaruh gangguan televisi sangat besar pada semangat belajar anak. Di dalam sebuah keluarga, mestinya ada jadwal menonton televisi yang harus konsisten ditaati seluruh anggota keluarga. Jangan sampai saat anak sedang belajar, ada anggota keluarga lain yang malah asyik melihat TV. 5. Suasana lingkungan Tanaman hijau nan segar serta perpaduan lukisan, poster serta gambar lain dengan warna yang cerah dapat membantu meningkatkan semangat belajar anak serta eksplorasi anak lebih aktif. Tanaman tumbuh-tumbuhan dapat membantu menyaring karbon dioksida dan menjamin ketersediaan oksigen di lingkungan tempat tinggal yang mendukung kegiatan belajar mengajar anak dan orang tua di rumah. 6. Kelengkapan alat belajar. Alat-alat belajar seperti buku-buku, pensil, penggaris dan lainnya merupakan sarana yang dapat menunjang keberhasilan dalam belajar. Alat-alat itu tergantung pada kebutuhan dan keperluan masing-masing seperti buku pelajaran, buku catatan dan lain-lainnya yang ada hubungannya dengan pelajaran.alat-alat tulis, penggaris, busur, jangka, penghapus pensil dan lain-lain. Orangtua mestinya mengupayakan menyediakan alat-alat belajar yang dibutuhkan oleh anak. Anak akan lebih mudah dalam belajarnya jika buku-buku yang dia butuhkan tersedia demikian juga alat-alat yang lain. Pengaturan waktu belajar Orang tua mempunyai tanggung jawab penuh dalam pengawasan waktu belajar dan memberikan petunjuk pembagian waktu belajar anak di rumah. Selain itu juga mengawasi penggunaan waktu belajar anak di rumah, agar anak menggunakan waktu belajar dengan baik. 4

Kontrol ini dilakukan oleh orang tua untuk mengawasi kegiatan anak di luar sekolah terutama kegiatan belajar di rumah. Hal ini akan meningkatkan penggunaan waktu belajar di rumah dengan melatih anak untuk bisa lebih tertib dalam belajar. Tujuan pengawasan itu adalah agar anak mempunyai disiplin pada dirinya untuk belajar guna mencapai prestasi maksimal. Waktu belajar yang digunakan siswa atau cara pengaturan waktu belajar yang baik dan tepat sesuai dengan situasi dirinya sering diabaikan. Maka keadaan yang semacam ini sangat merugikan jika dibiarkan terus berlangsung dalam proses belajar, waktu itu perlu adanya bimbingan. Waktu dalam belajar perlu disediakan khusus untuk lebih efisien dalam pencapaian target belajar, hal ini perlu adanya dorongan atau pengawasan. Pengawasan ini bisa dilakukan oleh orang tua di rumah pada waktu anak belajar. Siswa dituntut untuk pandai-pandai mengatur waktu; untuk belajar, olah raga, untuk pekerjaan-pekerjaan lain dan sebagainya. Keteraturan belajar adalah pangkal utama dari belajar yang baik. Untuk itu disiplin pribadi yang tinggi ia dapat menjauhi godaan dan gangguan-gangguan yang mendorong malas belajar, ogah-ogahan dan menundanunda studi. Sekaligus membentuk dan mendidik diri berwatak dan bermental yang baik serta berkepribadian yang luhur. Dari pendapat diatas, penggunaan waktu belajar anak yang dilakukan oleh orang tua adalah bertujuan untuk melatih kedisiplinan anak guna terciptanya pencapaian target dalam belajar yaitu prestasi yang setinggi-setingginya. Sebab anak kadang-kadang lupa terhadap kewajibannya dalam belajar dengan berbuat teratur setiap hari yang disertai dengan minat, rencana, disiplin dan tujuan yang jelas tanpa harus mengabaikan atau mengesampingkan waktu istirahat yang semestinya lebih mudah dalam penyerapan materi pelajaran dari pada belajar yang dilakukan secara mendadak. Sediakan banyak buku bacaan di rumah Tidak peduli latar belakang pendidikan orang tua, pekerjaan maupun kelas sosial, pengaruh buku bacaan terhadap minat belajar ternyata cukup besar. Tak perlu banyakbanyak, sebuah penelitian membuktikan bahwa 20 buku di dalam sebuah keluarga, 5

sudah bisa memberikan efek tersebut. Dikutip dari Telegraph, Selasa (25/5/2010), penelitian yang dilakukan di Nevada University ini dilatarbelakangi oleh rendahnya minat baca di sekolah. Guru cenderung mengabaikan pentingnya baca buku, dan beralih ke Lembar Kerja Siswa (LKS) demi mengejar target lulus ujian.padahal efek dari membaca terhadap minat belajar cukup signifikan. Penelitian membuktikan, anak yang sejak kecil banyak membaca cenderung untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Buku yang ada pun tidak harus beli. Bisa pinjam di perpustakaan, atau membeli buku-buku bekas. Yang penting sesuai dengan usia dan perkembangan anak. 6