6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara

dokumen-dokumen yang mirip
7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara

G. TALANG, SUMATERA BARAT

G. SUNDORO, JAWA TENGAH

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah

BAB III METODA PENELITIAN

G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

7.3. G. GAMALAMA, P. Ternate, Maluku Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA

: Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api. Kab. Karangasem, Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963

.4. G. LOKON, Sulawesi Utara

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur

6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

ERUPSI G. SOPUTAN 2007

INTERPRETASI HASIL ANALISIS GEOKIMIA BATUAN GUNUNGAPI RUANG, SULAWESI UTARA

7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2).

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur

6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Telepon: , , Faksimili: ,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI BUKIT KILI GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT. Muhammad Kholid, Harapan Marpaung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98 Bujur Timur Bujur

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

Pos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu.

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

PENGUKURAN GAYA BERAT DI G. BATUR PEBRUARI - MARET 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS).

Pemodelan Aliran Lahar Menggunakan Perangkat Lunak LAHARZ Di Gunung Semeru, Jawa Timur

G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR. Gunungapi Arjuno - Welirang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan

PENYELIDIKAN MAGNET DAERAH PANAS BUMI AKESAHU PULAU TIDORE, PROVINSI MALUKU UTARA. Oleh Liliek Rihardiana Rosli

G. Raung (Wikipedia,Sep 2005) : Tegal Alun-Alun dan Tegal Brungbung

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. bertipe komposit strato (Schmincke, 2004; Sigurdsson, 2000; Wilson, 1989).

4.6 G. ANAK RANAKAH, Nusa Tenggara Timur

BAB II GAMBARAN UMUM. Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung. 2.1 Sejarah Singkat Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi.

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Jenis Bahaya Geologi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai Pada bulan November 2012 hingga April 2013 dan bertempat

G. KERINCI, SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Survei Terpadu AMT dan Gaya Berat daerah panas bumi Kalawat Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara

4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API. Virgian Rahmanda

DAFTAR ISI. BAB III. DASAR TEORI 3.1. Seismisitas Gelombang Seismik Gelombang Badan... 16

BAB I PENDAHULUAN. Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan

G. MARAPI, SUMATERA BARAT

G. SEULAWAH AGAM, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api aktif yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009

SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIC (AMT) DAERAH PANAS BUMI DOLOK MARAWA, KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA

Pemahaman Masyarakat Pada Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Ijen, Jawa Timur (Imam Santosa)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD-ON DAERAH PANAS BUMI SEMBALUN, KABUPATEN LOMBOK TIMUR - NTB

Pemodelan Gravity Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta. Dian Novita Sari, M.Sc. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triantara Nugraha, 2015

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

Transkripsi:

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi Ketinggian Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Mahawoe, Roemengas : Mahawu, Wagio, Mawuas : Kota Tomohon, Sulawesi Utara Koordinat/ Geografi : 01 0 21,5' LU dan 124 0 51,5' BT. : 1331 m. dml : strato Kakaskasen, Kota Tomohon tel. 0431-351076 Sulut Posisi geografi : 01 o 20 38,76 dan124 o 50 21,90 Ketinggian 826 m dpl PENDAHULUAN Untuk mencapai puncak G. Mahawu dari Kakaskasen dapat digunakan kendaraan umum sampai ke dekat desa Rurukan. Dari wilayah Desa Rurukan ini perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki melalui jalan setapak yang cukup baik hingga puncak G. Mahawu dalam waktu 1 sampai 2 jam. SEJARAH LETUSAN G. Mahawu menurut Data Dasar Gunungapi Indonesia, sebelum tahun 1789 telah terjadi 3 kali letusan dari kawah pusat. Tidak ada keterangan lebih lanjut mengenai kegiatan ini, baik tahun maupun keterangan kegiatannya. Letusan tahun 1789, 1846, 1904 hanya dijelaskan berturut-turut sebagai berikut :

1789 Letusan dari kawah pusat, menimbulkan kerusakan tanah garapan 1846 Letusan freatik dari kawah parasit 1904 Letusan dari kawah pusat Sedangkan letusan tahun 1958, menurut laporan M. Pantouw, getarannya tercatat oleh seismograf di Pos Kakaskasen selama 78 menit, tetapi yang terasa hanya seketika saja dan terjadi secara mendadak, karena sebelumnya tidak ada getaran yang tercatat maupun getaran terasa. Peningkatan kegiatan vulkanik yang teramati setelah tahun 1958 adalah sebagai berikut : Tahun 1974 Bulan Maret, terjadi semburan-semburan lumpur setinggi 0,5 meter.titik kegiatan berada di tengah danau kawah. Tahun 1977 Bulan November, seluruh dasar kawah digenangi air. Di tengah-tengah terdapat bualan. Suhu air naik menjadi 65 0 C (normal 20 0 C). Asap kawah terlihat dari Pos setinggi 200 meter. Tahun 1978 Kepulan asap putih tebal merata diatas permukaan air, suhu 70 0 C. Tahun 1987 Warna air hijau keruh, suhunya 45 0 C sampai 48 0 C. Tahun 1990 Suhu air 49 0 C. Asap tipis setinggi 100 meter. Karakter Letusan Dari produk letusan, sejarah kegiatan, bentuk dan struktur yang dapat dikenali menunjukkan bahwa pada masa lalu aktifitas vulkanik G. Mahawu cukup besar. Adanya kaldera dan struktur lainnya mengindikasikan kegiatan magmatis besar yang kemudian diikuti oleh kegiatan struktur sesar. Disamping itu ditemukan indikasi pernah terjadi letusan samping yang menghasilkan lava. Sejarah kegiatan yang tercatat dalam waktu sejarah sebagian besar berupa letusan freatik dan freato magmatik, sedangkan yang bersifat murni magmatis relatif tidak terjadi. GEOLOGI Menurut Neuman van Padang (1951) Gunung Mahawu yang berketinggian 1331 ini merupakan kerucut paling utara dari deretan gunungapi yang berjurus selatan baratdaya - utra timur laut. Bahanya dapat ditaburkan leluasa ke jurusan utara, hingga ukuran

gunungapi utara - selatan adalah 12 km, sedangkan timur - barat hanya 6-8 km. Dua buah kerucut tambahan ditemukan di kaki utara. Peta geologi G. Mahawu GEOFISIKA Gaya Berat Dari peta anomali Bouger (Yohana dkk., 1993) terlihat adanya dua pola kontur, yaitu kontur terbuka dan kontur tertutup. Kontur tertutup berbentuk lonjong terdapat di sekitar G. Mahawu dan G. Masarang berarah utara - selatan. Dengan melihat kedua pola kontur tadi, adanya struktur geologi dapat saja terjadi, yaitu di daerah yang memisahkan kedua daerah kontur tersebut diatas. Berdasarkan peta anomali Bouger dan laporan geologi dibuat 7 buah penampang pemodelan untuk melihat adanya struktur kawah. Dari semua model terlihat adanya body yang negatif (densitas rendah) yang memanjang. Pada penampang yang melalui kawah (5 buah), dibawah kawa terdapat body negatif yang letaknya lebih dalam.

Lima dari 7 model 2 dimensi disusun gambaran 3 dimensi (bukan model 3 dimensi) agar dapat memberikan gambaran stereometris, dan untuk mengontrol penampang yang satu dengan yang lainnya. Dari hasil pembehasan dan melihat model maka dapat disimpulkan bahwa daerah G. mahawu utamanya wilayah yang dibuat penampang model diisi oleh body yang densitasnya rendah, hal ini menunjang laporan geologi bahwa aktifitas berpindahpindah, sehingga banyak bekas kawah yang sudah tidak aktif lagi. Geomagnet Penyelidikan magnetik G. Mahawu dan sekitarnya ditujukan untuk mendapatkan gambaran lokal struktur dalam G. Mahawu dalam dua dimensi. Intensitas megnet total G. Mahawu terletak diantara 40.000-41.000 gamma. Untuk melakukan pengukuran magnet di G. Mahawu tersebut, maka ditetapkan, berdasarkan pengukuran, ditetapkan harga titik tetap BS sebesar 40090 gamma. Titik ukur yang lain dikoreksi baik dari hasil ceking ulang dalam selang waktu 2 jam maupun perubahan dalam satu hari terhadap BS. Hal yang sama dilakukan pada pengambilan data di hari-hari berikutnya. Daata-data terkoreksi diplot didalam peta isomagnetik G. Mahawu. Adanya pengaruh batuan lokal sebagai penyebab anomali magnet lokal maka dibuat suatu peta anomali sisa magnet. Untuk melihat gambaran terhadap penyebaran anomali magnet secara vertikal maka dibuat dua penampang, yaitu AB (N 92 0 E) dan CD (N 30 0 E). Struktur dalam G. Mahawu terlihat dari model dua dimensi. Berdasarkan penampang yang berarah relatif barat - timur, terdapat dua struktur sesar berarah utara selatan di bagian barat tubuh Mahawu dan kolom diatrema Mahawu sendiri. G. Mahawu saat ini tumbuh didalam patahan tersebut. Untuk melihat struktur barat - timur maka dibuat model penampang yang berarah utara - selatan. Dari model tersebut didapatkan beberapa sesar di bagian selatan dan utara G. Mahawu. Juga terlihat adanya sesar di sebelah utara, selatan, barat dan timur G. Mahawu. Terdapatnya sesar-sesar di lereng selatan dan kawah pada dinding tubuh Mahawu dapat disimpulkan bahwa puncak G. Mahawu tumbuh dan muncul didalam perpotongan dua sesar tersebut diatas.

GEOKIMIA Kimia Batuan Hasil Analisa Kimia Batuan G. Mahawu (dalam satuan % berat) Sumber : Kadarsetia (1993) Unsur Mh 2 Mh 2A Mh 4 Mh 5 Mh 7 Mh 8 Mh 10 Mh 11 Mh 12 Mh 13 SiO2 63,74 55,66 55,98 56,83 55,85 56,59 55,01 61,56 51,16 63,72 Al2O3 15,00 16,35 15,44 16,06 17,21 15,78 15,49 14,92 16,51 14,83 Fe2O3 5,20 7,95 7,99 8,06 8,04 8,65 8,48 5,91 9,54 4,94 CaO 3,97 7,73 7,22 7,58 7,72 7,73 8,98 5,67 10,54 3,63 MgO 1,22 3,42 3,34 2,95 3,51 2,97 4,59 1,35 5,88 1,29 Na2O 4,06 2,92 3,15 2,79 2,55 2,77 2,62 3,83 2,24 4,06 K2O 5,00 3,69 3,74 3,78 3,03 3,14 2,99 4,90 1,95 6,04 MnO 0,11 0,13 0,14 0,13 0,14 0,14 0,14 0,10 0,16 0,11 TiO2 0,75 1,12 0,88 0,75 0,75 0,79 0,78 0,58 0,83 0,61 P2O5 0,28 0,38 0,34 0,31 0,28 0,36 0,35 0,28 0,33 0,25 H2O 0,01 0,18 0,16 0,09 0,07 0,07 0,26 0,05 0,17 0,07 H D 0,64 0,38 1,51 0,01 0,76 0,67 0,39 0,61 0,68 0,34 MITIGASI BENCANA GEOLOGI Pemantauan kegempaan dilakukan dengan menempatkan satu sensor seismometer di bibir kawah Mahawu pada koordinat 01 o 20 56,28 LU dan 124 o 51 21,96 ketinggian 1143 m dpl. Sinyal gempa ditransmisikan ke Pos Mahawu dengan system Radio dan direkam dengan rekorder jenis PS-2. KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI Pendahuluan Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi adalah peta petunjuk tingkat kerawanan bencana suatu daerah apabila terjadi letusan/kegiatan gunungapi. Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi menjelaskan tentang jenis dan sifat bahaya gunungapi, daerah rawan bencana, arah/jalur penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana. Berdasarkan penyelidikan lapangan, Kawasan Rawan Bencana-I untuk bahaya lontaran dan hujan abu (jatuhan piroklastik) daerahnya berbentuk lingkaran dengan radius 7 km dari pusat erupsi. Kawasan Rawan Bencana-II terhadap lontaran diperkirakan mencapai radius 5 km dari pusat erupsi, kawasannya berbentuk lingkaran. Kawasan Rawan Bencana-III adalah daerah puncak, letaknya paling dekat dengan sumber erupsi.

Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Mahawu

DAFTAR PUSTAKA Djuhara, A. dan Sumpena, A.D., 1992, Pemetaan Daerah Bahaya G. Mahawu, Sulawesi Utara, Direktorat Vulkanologi. Effendi, W., Kusnadi, I., Irawan, W. dan Mulyadi, E, 1993, Pemetaan Geologi Gunungapi Mahawu Dan Sekitarnya, Direktorat Vulkanologi. Hadisantono, R.D. dan Sumpena, A.D., 1999, Pemetaan Zona Resiko Bahaya Gunungapi - Mahawu Sulawesi Utara. Hadisantono,R.D., dkk, 2007, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Mahawu Provinsi Sulawesi Utara, PVMBG Hamilton, W, 1979, Tectonics of The Indonesia Region, U.S Geol. Surv., Prof. Paper. Hutchinson, C.S, 1989, Geological Evolution of South-East Asia, Oxford Monographs on Geology and Geophysics no. 13, Oxford Science Publication, Oxford, Clarendon Press. Kadarsetia, E, 1993, Penyelidikan Petrokimia G. Mahawu - Sulawesi Utara, Direktorat Vulkanologi. Kadarsetia, E. & Purbawinata, M.A., 1992, Penyelidikan Petrokimia G. Lokon - Sulawesi Utara, Direktorat Vulkanologi. Kusumadinata, K., 1979, Data Dasar Gunungapi Indonesia, Direktorat Vulkanologi, Bandung, hal. 671 673. Pantouw, M., 1958, Laporan Letusan Gunungapi Mahawu, tanggal 12 Juli 1958, Dinas Gunungapi, Direktorat Geologi. Salman dkk, 1993, Penyelidikan Struktur Dalam Gunungapi Mahawu Dengan Menggunakan Metoda Magnet, Laporan Tahunan Direktorat Vulkanologi 1993/ 1994, Proyek Penyelidikan Gunungapi dan Panasbumi. Suratman, 1990, G. Mahawu, Berita Berkala Direktorat Vulkanologi, Edisi Khusus. Yuhana, T Y dkk, 1993, Penyelidikan Struktur Dalam Gunungapi Mahawu Dengan Menggunakan Metoda Gayaberat, Laporan Tahunan Direktorat Vulkanologi 1993/ 1994, Proyek Penyelidikan Gunungapi dan Panasbumi. 7