4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur
|
|
- Susanti Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 8 32 LS dan ,30 BT (Kemerling, 1929) Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan : 1584 m dpl : Larantuka : Strato dengan kubah (doma) lava : Desa Nawakote Boru, Kec. Wulanggitang, Kab. Flores Timur, Prop. Nusa Tenggara Timur. Posisi Geografi : 08 o 33 03,93 LS, 122 o 43 37,50 BT, Ketinggian 370 m dpl. PENDAHULUAN G. Lewotobi merupakan salah satu gunungapi strato bertipe andesitik yang terletak di bagian timur Pulau Flores. G. Lewotobi ini sering disebut gunungapi kembar karena mempunyai dua puncak yaitu G. Lewotobi Laki-laki dengan ketinggian 1584 m dpl dan G. Lewotobi Perempuan dengan ketinggian 1703 m dpl di selatan.
2 Cara Mencapai Puncak Pencapaian puncak G. Lewotobi Laki-laki dilakukan dari arah barat dimulai dari Kp. Duang yang terletak lk. 7 km dari puncak G. Lewotobi. Lama perjalanan dari kaki sampai puncak lk. 5 jam melalui jalan setapak yang cukup baik. Inventarisasi Sumber Daya Gunungapi Sumber daya gunungapi yang bisa dimanfaatkan penduduk sekitar adalah berupa bahan galian batu dan pasir yang terdapat di desa Nobo Konga, Nurri dan Waiula SEJARAH KEGIATAN GUNUNGAPI Sejarah G. Lewotobi Laki-Laki ditulis oleh Kemmerling (1929), Stehn (1940), Neumann van Padang (1951), dan Kriswati (2006). Sejarah erupsi G. Lewotobi Laki-Laki yang tercatat adalah tahun 1650, 1700, 1861, 1868, 1869, 1907, 1909, 1910, 1914, 1932, 1933, 1939, 1940, 1969, 1970, 1971, 1990, 1991, 1992, 1999, dan Antara tahun 1650 dan 1700 terjadi erupsi aliran lava dan 18 Mei terjadi erupsi abu 1865 Terjadi erupsi abu Juli dan 15 Desember, erupsi abu dengan lontaran batu 1869 Erupsi abu dengan lontaran abu, menimbulkan kerusakan dan korban manusia 1889 Erupsi abu dan September sampai 18 Oktober, erupsi abu dengan aliran lava dan menimbulkan kerusakan serta korban manusia Kegiatan dimulai pada 9 April dan berakhir pada 21 Mei 1910, terjadi aliran lava. Sampai 23 Januari 1910 sering terjadi hujan abu Pada 29 Juni terjadi erupsi dan kemudian terjadi aliran lava 1932 dan 1933 Erupsi berlangsung dari 23 Mei 1932 sampai Desember kegiatan dimulai dengan erupsi abu, disertai suara dentuman sampai 31 Mei. Kemudian terjadi pembentukan kubah lava dengan awan panas guguran, terutama ke arah baratlaut dan utara dan 1940 Erupsi abu tanpa aliran lava, berlangsung dari 17 Desember 1939 sampai 21 April dan 1970 Erupsi abu 1971 Dalam Januari terjadi erupsi dan disertai dengan hujan abu April 1990 terjadi erupsi abu Rentetan erupsi dimulai pada 11 Mei 1991 dengan terjadinya 4 kali erupsi setinggi 500 meter dari bibir kawah diiringi suara gemuruh. Setelah itu erupsi terjadi menerus hingga tahun 1992 dengan ketinggian kolom asap bervariasi dari 300 hingga 750 meter. Material abu tersebar hingga 7 km jauhnya dari kawah dengan daerah yang terkena adalah Desa Boru, Hokeng, Wolorana, Sukutukang, Duri, dan Bawalatang dengan ketebalan abu berkisar mm. Pada malam hari kadang muncul sinar api di puncak. Pada 8 Juni hingga sepanjang bulan Juli erupsi disertai lontaran material pijar, terlontar ke udara setinggi 50 meter dan sejauh 100 meter dari puncak. Aktivitas erupsi mulai menurun sejak Agustus dan asap erupsi mulai
3 normal kembali hingga akhir tahun Juli 1992 pukul 14:49 WITA terjadi erupsi abu berwarna kelabu tebal. Tinggi asap mencapai 1000 meter dari bibir kawah ke arah barat dan baratdaya disertai suara dentuman keras. Sebaran abu jatuh di Desa Hokeng, Wolorona, Boru, Bawalatang, dan Duang dengan ketebalan abu antara mm. Di lereng timurlaut terjadi kebakaran yang kemungkinan disebabkan oleh lemparan material pijar. Pada tanggal 30 Juli 1992 teramati sinar api di permukaan kawah dari arah timurlaut yang kemunculannya berselang antara 30 detik hingga 1 menit. Pada tanggal 21 Maret 1999 pukul 17:47 WITA terjadi erupsi disertai suara gemuruh. Asap erupsi berwarna kelabu mencapai tinggi 250 meter di atas puncak, condong ke arah timurlaut. Status kegiatan G. Lewotobi dinaikkan menjadi level 2 (Waspada). Kegiatan erupsi berlanjut sampai bulan April. Selama April 1999 terjadi 32 kali erupsi dengan kolom asap mencapai ketinggian meter. Pada 29 April pukul 18:31, erupsi asap disertai lontaran material pijar yang jatuh pada jarak sekitar 50 meter dari kawah ke arah baratdaya. Selama Mei 1999 terjadi 20 kali erupsi asap dengan ketinggian kolom asap sekitar meter. Abu jatuh di Desa Boru, Kumaebang, Riang Wulu, Bawalatang, Wolorona, dan Sukutuang. Letusan tanggal 7 Mei diawali oleh munculnya sinar api ke permukaan setinggi 25 meter dan disertai lontaran material pijar ke lereng barat berjarak 100 meter dari kawah. Erupsi besar terjadi pada 1 Juli 1999 pukul 11:10 WITA. Asap erupsi bewarna kelabu tebal mencapai ketinggian 1000 meter dari puncak dengan tekanan gas kuat dan suara dentuman yang keras sebanyak 3 kali. Material erupsi berupa abu tersebar ke baratdaya, baratlaut, barat, dan selatan sejauh lk. 8 km dari titik erupsi ( Desa Boru, Kumaebang, Bawalatang, Duang, dan Watobuku) dengan ketebalan abu mancapai mm. Lontaran material pijar ke lereng utara sejauh 2.5 km dari titik erupsi dan ke lereng selatan sejauh 500 meter, mengakibatkan kebakaran. Status G. Lewotobi dinaikkan ke level 3 (SIAGA). Tanggal 12 Juli 1999 status kegiatan kembali diturunkan ke level 2 (Waspada) kerena telah terjadi penurunan aktivitas erupsi. Sejak Oktober 2002 tingkat kegiatan vulkanik G. Lewotobi dinaikkan ke level 2 (Waspada). Pada 12 Oktober 2002 pukul 23:30 WITA, terjadi erupsi dan terdengar dentuman lemah. Erupsi menghasilkan kolom asap tinggi 500 meter di atas puncak dan endapan abu mencapai 5 km dari puncak G. Lewotobi Laki-laki. Pada 30 Mei 2003, erupsi terjadi dengan ketinggian kolom asap mencapai ketinggian 200 m di atas puncak. Abu jatuh di sekitar Pos PGA G. Lewotobi yang berjarak 5 km dari kawah. Erupsi besar terjadi pada malam hari Minggu tanggal 31 Agustus 2003 pukul 19:30 WITA. Erupsi 31 Agustus 2003 yang terjadi pada malam hari menyemburkan material pijar dalam radius 1 km dari pusat erupsi, diikuti oleh suara dentuman yang sangat keras sehingga mengagetkan penduduk yang bermukim di lereng bawah G. Lewotobi Laki-laki. Secara resmi tingkat kegiatan G. Lewotobi dinaikkan statusnya menjadi level 3 (Siaga). Kolom asap diperkirakan mencapai ketinggian 2500 meter dari puncak. Erupsi disertai juga jatuhan abu. Sebaran abu menimpa 5 perkampungan di lereng baratlaut (Desa Boru, Boru Kedang, Nawa Kote, Wuri, Nobo, Konga, dan Hokeng Jaya) yang berjarak sekitar 6 km dari puncak dan secara keseluruhan mencapai daerah seluas 12 km 2. Dampak erupsi ini cukup signifikan seperti jatuhan abu menyebabkan gangguan kesehatan, merusak tanaman pertanian penduduk, dan kebakaran hutan. Satu-satunya stasiun gempa milik PVMBG turut terbakar total. Tebal abu berkisar 3 4 cm, menyebabkan tanaman pangan, holtikultura, dan tanaman perkebunan menjadi layu. Pengungsian dilakukan tetapi tidak terjadi korban jiwa dalam erupsi ini. Setelah 2 minggu sejak erupsi besar, terjadi penurunan aktivitas vulkanik G. Lewotobi sehingga status kegiatannya diturunkan menjadi Waspada (Level 2). Tanggal 4 November 2003 status kegiatannya diturunkan kembali menjadi Normal (Level 1). Karakter Erupsi Karakter erupsi G. Lewotobi dilihat dari sejarah erupsinya mengalami beberapa kali pergantian. Tahun 1932 terjadi pembentukkan kubah lava dan proses erupsi mengakibatkan munculnya awan panas guguran. Setelah erupsi tersebut karakter erupsi G. Lewotobi lebih bersifat erupsi magmatik yang menghasilkan aliran lava. Sejak tahun
4 1990 erupsi G. Lewotobi lebih bersifat eksplosif dan menghasilkan jatuhan piroklastik. Sehingga dapat disimpulkan karakter erupsi G. Lewotobi adalah : a. Erupsi eksplosif yang menghasilkan lontaran material pijar dan endapan abu b. Erupsi magmatis yang menghasilkan kubah lava, aliran lava, dan awan panas guguran. GEOLOGI Morfologi G. Lewotobi Laki-laki terletak berdampingan dengan G. Lewotobi Perempuan. Kedua gunungapi langsung berbatasan dengan laut di sebelah timur dan selatan. Morfologi G. Lewotobi Laki-laki runcing dan terjal. Sebuah kawah terdapat di puncaknya, dan dindingnya dibangun oleh lava. Kawah membuka ke timurlaut. Terdapat sebuah kawah yang kecil terletak di sebelah utara kawah utama ini, kemungkinan terbentuk karena erupsi freatik. Stratigrafi Dari data petrografi, umumnya batuan G. Lewotobi adalah andesit. Batuan lava muda yang tercatat dalam sejarah juga andesit, hanya sebagian kecil andesit basaltik. Ciri petrografi lava G. Lewotobi sangat mirip dengan lava gunungapi di Jawa. Dua tipe lava, theoleitic dan calc-alkaline dijumpai pada G. Lewotobi. Lava theoleitic yang terdiri dari andesit basaltik dan andesit banyak mengandung fenokris plagioklas dan piroksen. Sedangkan lava calc-alkaline yang terdiri dari basalt, andesit basaltik, andesit, dan dasit, semuanya adalah phyric dan banyak mengandung fenokris olivin dengan magnetit sebagai fase assesoris yang umum (Mawardi, 1990). Berdasarkan analisa foto udara hitam putih berskala 1 : , liputan tahun 1946, dengan jalur terbang berarah barat timur, terlihat G. Lewotobi laki-laki lebih muda dan terbentuk pada lereng atas bagian baratlaut G. Lewotobi Perempuan. Evolusi kegiatan G. Lewotobi laki-laki terjadi sebanyak 4 fase kegiatan dan batuan yang dihasilkan sebanyak 18 satuan batuan dan lebih bersifat efusif. Struktur Geologi Struktur yang berkembang di daerah G. Lewotobi berupa sesar normal yang berarah timurlaut baratdaya, kelurusan vulkanik berarah baratlaut tenggara yang dimanifestasikan oleh adanya titik-titik erupsi di sepanjang arah kelurusan. Sesar normal ini mengaktifkan G. Lewotobi Laki-laki, sedangkan kelurusan vulkanik mengaktifkan kembali G. Lewotobi Perempuan dan Laki-Laki.
5 Selain kedua struktur tersebut, struktur yang berkembang di G. Lewotobi yaitu struktur kawah. Pada G. Lewotobi Laki-laki terdapat satu kawah yang terbuka ke arah utara timurlaut. GEOFISIKA Seismik Metoda seismik dilakukan dengan memasang stasiun seismik permanen dan temporer di sekitar puncak dan lereng. Tipe gempa yang terekam di G. Lewotobi Laki-laki adalah Gempa Vulkanik Dalam (VA), Gempa Vulkanik-Dangkal (VB), Gempa Tremor Hembusan, Gempa Erupsi, Gempa Tektonik Lokal (TL), dan Gempa Tektonik Jauh (TJ). Gempa-Gempa Vulkanik Dalam G. Lewotobi mempunyai S-P antara detik dengan frekuensi dominan gempa vulkanik berkisar Hz. DEFORMASI Pengukuran deformasi dilakukan dengan metoda GPS dengan menggunakan receiver GPS leica System Terdapat 8 titik benchmark yang diukur dan tersebar di lereng barat daya hingga timurlaut dan puncak. Stasiun POS digunakan sebagai titik reference yang koordinat awalnya didapatkan dari pemrosesan PPP (Precise Point Positioning). Vektor pergeseran Benchmark GPS pemantauan deformasi G. Lewotobi Laki-laki ( Mei 2007 terhadap Juli 2006 ) dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 122 o o U 122 o o Lokasi Benchmark dan stasiun seismik G. Lewotobi. Tanda panah merupakan vektor pergeseran BM G. Lewotobi Laki-laki.
6 GEOKIMIA Kimia Batuan Penelitian telah dilakukan terhadap 4 sampel batuan dari 4 lokasi yang berbeda di sekitar G. Lewotobi Laki-laki, yang dinamai sebagai : LW-24 : Lava Erupsi 1933, Jenis Andesit LW-27 : Lava Erupsi 1933, Jenis Andesit LW-29 : Lava Erupsi 1914, Jenis Andesit LW-30 : Bom andesit summit, erupsi 1914 Data hasil analisis geokimia lava G. Lewotobi mempunyai kisaran SiO 2 antara %berat, namun tidak dijumpai lava yang kaya akan MgO. Rasio K 2 O/Na 2 umumnya kurang dari 1 bahkan di lava calc alkaline sekalipun. Kandungan TiO 2 umumnya kurang dari 1,2 %berat, khas semua lava busur kepulauan. Lava Lewotobi semuanya jenuh silika. Berdasarkan kandungan SiO 2 maka sifat dan karakteristik G. Lewotobi Laki-laki adalah batuannya berjenis intermediate rock (batuan menengah) dan berupa batuan andesit yang bersifat cukup asam dan terbentuk dari magma yang asam pula. Sifat magma yang asam mencerminkan viskositas (kekentalan) yang tinggi dan menyebabkan mudah terjadi penumpukan energi karena gas relatif sulit dilepaskan. Dengan demikian letusan G. Lewotobi Laki-laki akan bersifat eksplosif. Dari hubungan kandungan K 2 O dan SiO 2, batuan G. Lewotobi Laki-laki termasuk dalam famili batuan Calk Alkaline. Dari kandungan MgO yang lebih kecil dari 10% memperlihatkan bahwa batuan gunungapi ini terbentuk dari magma sekunder. Adanya kandungan Ni dan Cr menunjukkan bahwa lava Lewotobi telah mengalami banyak fraksinasi dari magma induknya. Berdasarkan data petrografi, umumnya batuan G. Lewotobi laki-laki adalah andesit. Batuan lava muda yang tercatat dalam sejarah juga andesit, hanya sebagian kecil andesit basaltik. Ciri petrografi lava-lava G. Lewotobi (Laki-laki dan Perempuan) sangat mirip dengan lava gunungapi di Jawa. Dua tipe lava, tholeitic dan calc-alkaline, dijumpai pada gunuagapi Lewotobi ini. Hal ini mirip seperti pada G. Krakatau (Whitford, 1975) dan G. Guntur (Whitford, 1975; Purbawinata, 1990). Lava-lava tholeitic, yang terdiri dari andesit basaltik dan andesit, banyak mengandung fenokris plagioklas dan piroksen. Sedangkan lava calc alkaline, yang terdiri dari basalt, andesit basaltik, andesit, dan dasit, semuanya adalah phyric dan banyak mengandung fenokris olivin dengan magnetit sebagai fase assesori yang umum.
7 MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Kegiatan G. Lewotobi Laki-Laki dipantau secara terus menerus baik secara visual maupun seismik dari Pos Pengamatan G. Lewotobi. Visual Pemantauan visual dilakukan setiap hari terhadap kondisi hembusan asap kawah dan gejala gunungapi lainnya. Seismik Kegempaan di G. Lewotobi selama ini dipantau dengan menggunakan seismograf VR-60 yang dioperasikan secara sistim radio telemetri (RTS) dan seismometer satu komponen vertikal jenis L4-C. Lokasi seismometer G. Lewotobi Laki-Laki terletak pada koordinat 8 32'36.7" LS dan '25.3" BT, pada ketinggian 1235 m dpl. KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI Jenis Potensi bahaya G. Lewotobi yang dapat mengancam manusia dan harta benda terdiri atas awan panas, aliran dan guguran lava, gas beracun, lontaran batu (pijar), dan jatuhan hujan abu serta lahar. Tingkat kerawanan bencana G. Lewotobi dibagi menjadi tiga tingkat secara berurutan dari tertinggi ke terendah adalah: Kawasan Rawan Bencana III, Kawasan Rawan Bencana II, dan Kawasan Rawan Bencana I.
8 Peta Kawasan Rawan Bencana G. Lewotobi
9 DAFTAR PUSTAKA Data Dasar Gunungapi Api Indonesia 1979, Berita Berkala Vulkanologi Edisi Khusus, Direktorat Vulkanologi. Estu Kriswati, E, 2006, Pengamatan Terpadu Gunungapi Lewotobi Laki-laki, Laporan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Gunawan, A., Analis Kimia Unsur Utama Batuan Gunungapi Lewotobi Lakilaki Dikaitkan Dengan Aspek Vulkanologi, Skripsi. Kusumadinata, K Data Dasar Gunungapi, Direktorat Vulkanologi, Bandung Kushendratno ST, dkk, Peringatan Dini Bahaya Gunungapi Lewotobi Perempuan, Laporan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Mawardi dan R. Sukhyar, R penyelidikan Petrologi pendahuluan G. Lewotobi laki-laki dan Perempuan Laporan, Direktorat Vulkanologi. Mawardi dkk Penyelidikan Petrokimia G. Lewotobi, Flores Timur, Direktorat Vulkanologi. Sukhyar R, Berita berkala Vulkanologi, Edisi khusus, G. Lewotobi laki-laki dan G. Lewotobi Perempuan. Situs resmi Kabupaten Flores Timur. 9
4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur
4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi : Strato dengan kubah lava Lokasi
Lebih terperinci7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara
7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara G. Kie Besi dilihat dari arah utara, 2009 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Wakiong Nama Kawah : Lokasi a. Geografi b. : 0 o 19' LU dan 127 o 24 BT Administrasi : Pulau Makian,
Lebih terperinci7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara
7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara G. Ibu dilihat dari Kampung Duono, 2008 KETERANGAN UMUM Lokasi a. Geografi b. Adminstrasi : : 1 29' LS dan 127 38' BT Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Prop.
Lebih terperinci4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur
4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur G. Iya KETERANGAN UMUM Nama : G. Iya Nama Lain : Endeh Api Nama Kawah : Kawah 1 dan Kawah 2 Tipe Gunungapi : Strato Lokasi Geografis : 8 03.5' LS dan 121 38'BT Lokasi
Lebih terperinciEVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008
EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 28 KRISTIANTO, AGUS BUDIANTO Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Letusan G. Egon
Lebih terperinci7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara
7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gamkunora, Gammacanore Nama Kawah : Kawah A, B, C, dan D. Lokasi a. Geografi b. Administrasi : : 1º 22 30" LU dan 127º 3' 00" Kab.
Lebih terperinci4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur
4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur Puncak G. Rokatenda dilihat dari laut arah selatan P. Palue (Agustus 2008) KETERANGAN UMUM Nama : G. Rokatenda Nama Kawah : Ada dua buah kawah dan tiga buah kubah
Lebih terperinciBERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008
BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008 ESTU KRISWATI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pada periode April Juni 2008, tiga gunungapi yang sebelumnya
Lebih terperinciG. TALANG, SUMATERA BARAT
G. TALANG, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah : Talang, Salasi, Sulasih : Danau Talang dan Danau Kecil Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 58'42" LS dan 1 4'46"BT Kecamatan Kota
Lebih terperinciBERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008
BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008 ESTU KRISWATI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama Januari - Maret 2008 terdapat 2 gunungapi berstatus Siaga (level 3) dan 11
Lebih terperinci6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara
6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Tonkoko Nama Kawah : - Lokasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Administratif: termasuk Desa Makewide, Kecamatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geologi Gunungapi Soputan Geomorfologi Gunungapi Soputan dan sekitarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan morfologi (Gambar 2.1) yaitu : 1. Satuan Morfologi Tubuh Gunungapi,
Lebih terperinciII. PENGAMATAN 2.1. VISUAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 4122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 1295 Telepon: 22-7212834, 5228424, 21-5228371
Lebih terperinciBERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009
BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009 Kushendratno Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Selama periode Mei Agustus 2009 terdapat 4 gunungapi berstatus
Lebih terperinciERUPSI G. SOPUTAN 2007
ERUPSI G. SOPUTAN 2007 AGUS SOLIHIN 1 dan AHMAD BASUKI 2 1 ) Penyelidik Bumi Muda di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi 2 ) Penganalisis Seismik di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi
Lebih terperinci4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur
4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur Komplek G. Inie Lika dengan latar depan Kota Bajawa (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah : Inielika, Koek Peak : Strato : Wolo Inielika;
Lebih terperinci4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur
4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur G. Egon, NTT KETERANGAN UMUM Nama Lain : Namang Kawah : Kawah di bagian puncaknya, berukuran 525 m x 425 m, dengan kedalaman antara 47,5 m - 195 m, tebing yang tinggi
Lebih terperinciAKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007
AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 27 UMAR ROSADI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Pada bulan Oktober akhir hingga November 27 terjadi perubahan aktivitas vulkanik G. Semeru. Jumlah
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008
PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008 KRISTIANTO, HANIK HUMAIDA, KUSHENDRATNO, SAPARI DWIYONO Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Jl. Diponegoro No. 57 Bandung, 40122 Sari
Lebih terperinci1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM
1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Puet Sague, Puet Sagu atau Ampat Sagi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 4 55,5 Lintang Utara dan 96 20 Bujur Timur Kabupaten
Lebih terperinci5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku
5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku G. Lawarkawra di P. Nila, dilihat dari arah utara, 1976 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kokon atau Lina Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 6 o 44' Lintang
Lebih terperinciTelepon: , , Faksimili: ,
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371
Lebih terperinci24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lokasi Objek Penelitian Berdasarkan bentuk morfologinya, puncak Gunung Lokon berdampingan dengan puncak Gunung Empung dengan jarak antara keduanya 2,3 km, sehingga merupakan
Lebih terperinciKORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009
KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 009 Estu KRISWATI dan Oktory PRAMBADA Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Jalan Diponegoro
Lebih terperinciKEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 1 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 9 JAKARTA 195 Telepon: -713, 5,1-5371 Faksimile: -71, 1-537 E-mail:
Lebih terperinci4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur
4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur Gunungapi Ebulobo (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah Lokasi Geografis Administratif Ketinggian Tipe Gununapi Kota Terdekat Pos Pengamatan
Lebih terperinci6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara
6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi Ketinggian Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Mahawoe, Roemengas : Mahawu, Wagio, Mawuas : Kota Tomohon, Sulawesi
Lebih terperinci4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur
4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Nama Lain : Pulu Komba, Pulu Kambing II, Pulu Betah Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis Lokasi Administrasi : Batutara terletak di pulau berbentuk
Lebih terperinci6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA
6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA G. Ambang (Kunrat, S. L. /PVMBG/2007) KETERANGAN UMUM Nama : G. Ambang Nama Lain : - Nama Kawah : Kawah Muayat, Kawah Moyayat Lokasi : a. Geografi : 0 o 44' 30" LU dan 124
Lebih terperinciG. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM
G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gunung Tutong, Boer Moetelong, G. Telong Lokasi A. Geografis Puncak : 4 o 38'47" - 4 o 88'32" Lintang Utara dan 96 o 44'42" - 96 o
Lebih terperinci4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur
4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Morfologi puncak G. Inerie (sumber PVMBG) Nama Lain Tipe Gunungapi : Ineri, Rokkapiek : Strato dengan bentuk kerucut sempurna Lokasi Geografis Administratif
Lebih terperinci6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah
6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah (a) (b) Erupsi G. Colo 1983 (a), Lapangan fumarola, di selatan danau kawah G. Colo (b) KETERANGAN UMUM Nama : G. Colo Nama Lain : - Lokasi Geografi Administratif
Lebih terperinciBersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:
Lebih terperinci7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara
7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara G. Dukono dilihat dari sekitar Sungai Muya KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi a. Geografi b. Administrasi : Doekono, Dukoko, Dodoekko, Dukoma, Tala, Tolo
Lebih terperinci5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku
5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku Pulau Gunung Api di utara P. Wetar ditutupi belukar dilihat dari utara (gbr. Kiri) dan dilihat dari barat (gbr. Kanan) (Foto: Lili Sarmili).(2001) KETERANGAN UMUM
Lebih terperinci4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur
4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur G. Ili Werung ( PVMBG, 2006) KETERANGAN UMUM Nama Lain : - Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 08 32'24" LS dan 123 35'24" BT Kec. Atadei, Kab. Lembata,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah dengan kondisi geologi yang menarik, karena gugusan kepulauannya diapit oleh tiga lempeng tektonik besar (Triple Junction) yaitu lempeng
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas vulkanisme dapat mengakibatkan bentuk bencana alam yang menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara (Hariyanto, 1999:14) mengemukakan
Lebih terperinci6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara
6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : G. Ruwang, Aditinggi, Duang atau Duwang Lokasi a. Geografis Puncak b. Administratif : : 2 18 LU dan 125 22 BT Kabupaten Sitaro, Propinsi Sulawesi
Lebih terperinci: Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api. Kab. Karangasem, Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963
4.2. G. AGUNG, Bali KETERANGAN UMUM Nama Lain : Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api Lokasi a. Geografi Puncak : 08 20' 30 Lintang Selatan dan 115 30' 30 Bujur Timur b. Administratif : Kab. Karangasem,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada saat gunungapi meletus mengeluarkan tiga jenis bahan yaitu berupa padatan, cair, dan gas.
Lebih terperinci4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur
4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM G. Kelimutu Nama Nama Lain Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis Lokasi Administratif Ketinggian Kota Terdekat : Kelimutu : Keli Mutu, Kawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang sangat rentan akan bencana, diantaranya bencana letusan gunungapi, tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Bencana tidak
Lebih terperinciBersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371
Lebih terperinci4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur
4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur (a) Gunungapi Sirung (a) dan kawah (b) (b) KETERANGAN UMUM Nama Lain : - Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis : Kawah A, Kawah B, dan Kawah D : Strato dengan
Lebih terperinci5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku
5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku Puncak G. Legatala dilihat dari arah Kampung Lesturu, 1978 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Serua, Sorek Lokasi a. Geografi b. Administratif : : 6 o 18' Lintang Selatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang dilewati oleh dua jalur pegunungan muda dunia sekaligus, yakni pegunungan muda Sirkum Pasifik dan pegunungan
Lebih terperinci6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara
6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara Erupsi G. Karangetang 2010 (Prambada, O./PVMBG/2010) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gunungapi Siau Nama Kawah : Kawah Utama (Kawah I), Kawah II, Kawah III, Kawah
Lebih terperinciG. SUNDORO, JAWA TENGAH
G. SUNDORO, JAWA TENGAH KETERANGAN UMUM Nama Lain : Sindoro, Sendoro Nama Kawah : 1. Kawah Puncak : Segoro Wedi (Z1), Segoro Banjaran (Z2,Z3 dan Z4), Kawah Kawah Barat, Kawah Timur, Gua Walet Utara (K1),
Lebih terperinciBERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009
BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009 Novianti INDRASTUTI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama periode Januari April 2009 terdapat 4 gunungapi
Lebih terperinci6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara
6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara Gunungapi Soputan, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Kawah : Soputan, K1 dan K2 Lokasi : a.koordinat b. Geografi : : 01 o 06 30 LU dan 124 o 43 BT Kec. Tombatu, Minahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana geologi yang sangat besar, fakta bahwa besarnya potensi bencana geologi di Indonesia dapat dilihat dari
Lebih terperinci7.3. G. GAMALAMA, P. Ternate, Maluku Utara
7.3. G. GAMALAMA, P. Ternate, Maluku Utara G. Gamalama dilihat dari arah timur KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi a. Geografi b. Administrasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS).
xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki gunungapi terbanyak di dunia yaitu berkisar 129 gunungapi aktif (Gambar 1.1) atau sekitar 15 % dari seluruh gunungapi yang ada di bumi. Meskipun
Lebih terperinciMITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA
MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA Nia HAERANI, dkk. Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Erupsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan peta jalur lempeng dunia, wilayah Indonesia terletak pada pertemuan lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan Lempeng Pasifik
Lebih terperinci4.6 G. ANAK RANAKAH, Nusa Tenggara Timur
4.6 G. ANAK RANAKAH, Nusa Tenggara Timur Kubah Lava G. Anak Ranakah (dok. PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Namparnos Type : Strato Lokasi a. Geografis : 8 36 22 LS dan 120 32 13 BT b. Administratif :
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
44 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Metoda Pembacaan Rekaman Gelombang gempa Metode geofisika yang digunakan adalah metode pembacaan rekaman gelombang gempa. Metode ini merupakaan pembacaan dari alat yang
Lebih terperinciPENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009
PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009 Ahmad BASUKI., dkk. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Terjadinya suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gunung Merapi adalah salah satu gunung api yang sangat aktif di Indonesia yang terletak di daerah berpenduduk padat di Propinsi Jawa Tengah dan Propinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciG. KERINCI, SUMATERA BARAT
G. KERINCI, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain : Peak of Indrapura, G. Gadang, Berapi Kurinci, Korinci Lokasi a. Geografi b. Administratif : : 1 41'50"LS dan 101 15'52"BT Kabupaten Kerinci, Propinsi
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV.49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424 021-5228371
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371
Lebih terperinciTEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI
TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI ARINI ROSA SINENSIS SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) NURUL HUDA 2017 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki
Lebih terperinciRingkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014
\ 1 A. TATANAN TEKTONIK INDONESIA MITIGASI BENCANA GEOLOGI Secara geologi, Indonesia diapit oleh dua lempeng aktif, yaitu lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik yang subduksinya dapat
Lebih terperinciINTERPRETASI HASIL ANALISIS GEOKIMIA BATUAN GUNUNGAPI RUANG, SULAWESI UTARA
INTERPRETASI HASIL ANALISIS GEOKIMIA BATUAN GUNUNGAPI RUANG, SULAWESI UTARA Oktory PRAMBADA Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi Sari Gunungapi Ruang (+714 m dpl) yang merupakan gunungapi strato
Lebih terperinciERUPSI G. KARANGETANG 2007 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM)
ERUPSI G. KARANGETANG 7 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM) CECEP SULAEMAN, IYAN MULYANA, OKTORY PRIAMBADA, AGUS BUDIANTO Pusat Vulkanologi dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daerah Penelitian Secara administratif Gunung Lokon terletak di Kota Tomohon, Minahasa, Sulawesi Utara (Gambar 4), lebih kurang 25 Km sebelah Selatan Manado. Secara geografis
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Indonesia adalah negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai suatu negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali gunungapi yang berderet sepanjang 7000 kilometer, mulai dari Sumatera, Jawa,
Lebih terperinciJenis Bahaya Geologi
Jenis Bahaya Geologi Bahaya Geologi atau sering kita sebut bencana alam ada beberapa jenis diantaranya : Gempa Bumi Gempabumi adalah guncangan tiba-tiba yang terjadi akibat proses endogen pada kedalaman
Lebih terperinciStudi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)
Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru) Disusun oleh: Anita Megawati 3307 100 082 Dosen Pembimbing: Ir. Eddy S. Soedjono.,Dipl.SE.,MSc.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara geografis Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng benua Eurasia, lempeng samudra Hindia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berada di dalam wilayah Ring of Fire. Ring
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berada di dalam wilayah Ring of Fire. Ring of Fire atau disebut juga dengan Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik daerah yang
Lebih terperinci5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku
5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku G. Wurlali dilihat dari arah selatan, 2008 (Kristianto, 1994) KETERANGAN UMUM Nama Lain : G. Wuarlili Nama Kawah : Natarweru Posisi Geografi administrasi : : 7
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dan memiliki kurang lebih 17.504 buah pulau, 9.634 pulau belum diberi nama dan 6.000 pulau tidak berpenghuni
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB III. DASAR TEORI 3.1. Seismisitas Gelombang Seismik Gelombang Badan... 16
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xv DAFTAR
Lebih terperinciBADAN GEOLOGI - ESDM
Studi Kasus Merapi 2006 : Peranan Pengukuran Deformasi dalam Prediksi Erupsi A. Ratdomopurbo Kepala BPPTK-PVMBG Sosialisasi Bidang Geologi -----------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dari data deformasi dengan survei GPS dan data seismik. Parameter
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lokasi Penelitian Secara geografis, kabupaten Ngada terletak di antara 120 48 36 BT - 121 11 7 BT dan 8 20 32 LS - 8 57 25 LS. Dengan batas wilayah Utara adalah Laut Flores,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Fisiografi Regional Pulau Lombok terbentuk oleh suatu depresi yang memanjang (longitudinal depresion), yang sebagian besar sudah terisi dan tertutupi oleh suatu seri gunungapi
Lebih terperinciPos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu.
G. KABA, BENGKULU KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kaaba Nama Kawah : Terdapat 8 kawah di puncak, masing-masing a.l : (Gbr.1) Kaba Lama, Kaba Baru, Sumur letusan 1940 Kawah Baru, Vogelsang I, lubang letusan
Lebih terperinciTUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API. Virgian Rahmanda
TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API Virgian Rahmanda 1215051054 A. Pengertian Letusan Gunung Api Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong
Lebih terperinciG. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR. Gunungapi Arjuno - Welirang
G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR Gunungapi Arjuno - Welirang KETERANGAN UMUM NAMA GUNUNGAPI : Gunung Arjuno-Welirang NAMA LAIN : - NAMA KAWAH : Tilas Geni, Jero, Kembar, Abil, Argopuro, Plupuh, Pasar Dieng
Lebih terperinciG. MARAPI, SUMATERA BARAT
G. MARAPI, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Nama Lapangan Solfatara : Merapi, Berapi (Neumann van Padang, 1951, p.22) : Kaldera Bancah (A), Kapundan Tuo (B), Kabun Bungo (C), Kapundan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api aktif yang ada di
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api aktif yang ada di Indonesia, yaitu berada di perbatasan Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Blitar, Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, dengan ketinggian 2.980 meter dari permukaan laut. Secara geografis terletak pada posisi 7 32 31 Lintang Selatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di ring of fire (Rokhis, 2014). Hal ini berpengaruh terhadap aspek geografis, geologis dan klimatologis. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi. Secara historis, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah Negara dengan kekayaan alam yang melimpah. Kekayaan dari flora dan faunanya, serta kekayaan dari hasil tambangnya. Hamparan bumi Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Menurut Schieferdecker (1959) maar adalah suatu cekungan yang umumnya terisi air, berdiameter mencapai 2 km, dan dikelilingi oleh endapan hasil letusannya.
Lebih terperinciSURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI BUKIT KILI GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT. Muhammad Kholid, Harapan Marpaung
SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI BUKIT KILI GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT Muhammad Kholid, Harapan Marpaung KPP Bawah Permukaan Survei magnetotellurik (MT) telah dilakukan didaerah
Lebih terperinci3.2.3 Satuan lava basalt Gambar 3-2 Singkapan Lava Basalt di RCH-9
3.2.2.4 Mekanisme pengendapan Berdasarkan pemilahan buruk, setempat dijumpai struktur reversed graded bedding (Gambar 3-23 D), kemas terbuka, tidak ada orientasi, jenis fragmen yang bervariasi, massadasar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, hidrologis, dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana. Badan Nasional Penanggulangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak pada zona rawan bencana. Posisi geografis kepulauan Indonesia yang sangat unik menyebabkan Indonesia termasuk
Lebih terperinciBADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 020 Indonesia Telepon : (02) 345 8400 Fax : (02) 345 8500 LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 27 Januari 2009 Pada hari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Panas Bumi (Geothermal) di Indonesia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Panas Bumi (Geothermal) di Indonesia Indonesia yang kaya akan wilayah gunung berapi, memiliki potensi panas bumi yang besar untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber
Lebih terperinci