4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur"

Transkripsi

1 4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur (a) Gunungapi Sirung (a) dan kawah (b) (b) KETERANGAN UMUM Nama Lain : - Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis : Kawah A, Kawah B, dan Kawah D : Strato dengan kaldera berdanau : 08 30'36" Lintang Selatan dan '54" Bujur Timur Lokasi Administratif : Kec. Alor Pantar, Kab. Alor, Propinsi Nusa Tenggara Timur Ketinggian Desa terdekat Pos Pengamatan : 862 m di atas permukaan laut : Kakamauta : Desa Tude, Kec. Alor Pantar, Kab. Alor, Propinsi Nusa Tenggara Timur (08 26'48 LS, '26 BT, ketinggian 65 m di atas permukaan laut) PENDAHULUAN Cara Mencapai Puncak Perjalanan menuju Kawah G. Sirung dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan roda dua mulai dari Pos PGA hingga ke Desa Kakamauta yang merupakan desa terdekat dengan G. Sirung dalam waktu lk. 1 jam. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju tepi kaldera G. Sirung.

2 Inventarisasi Sumber Daya Gunungapi Sumber daya G. Sirung sampai saat ini belum terinventarisasi karena pemetaan geologi di gunungapi ini belum dilakukan. Dari kenampakan di lapangan banyak dijumpai sumber mata air di utara G. Sirung dekat dengan Pelabuhan Baranusa. Sumber mata air panas ini merupakan manifestasi adanya sumber panas bumi. Wisata Saat ini G. Sirung telah dipromosikan sebagai daerah tujuan wisata pendakian beserta fenomena danau Kawah Sirung yang sangat indah. Hanya saja perlu pengembangan lebih lanjut, terutama sarana jalan perlu diperbaiki. Fenomena vulkanik yang terlihat di Desa Air Panas dan Air Terjun di Pulau Pantar juga telah dipromosikan diberbagai situs wisata. SEJARAH KEGIATAN GUNUNGAPI G. Sirung merupakan satu-satunya gunungapi aktif yang terletak di bagian barat P. Pantar. Pusat kegiatan vulkanik G. Sirung saat ini terletak di dalam Kaldera Sirung yang dikelilingi oleh bekas kerucut-kerucut gunungapi seperti G. Sirung (862 m dpl), G. Topaki (1318 dpl), G. Anunggolak (794 m dpl), G. Sombutang (748 m dpl), dan G. Tomayang (742 m dpl). Menurut catatan para peneliti atau penulis terdahulu kegiatan erupsi G. Sirung dapat diuraikan sebagai berikut: Tahun Keterangan 1852 Erupsi freatik dari kawah utama Erupsi freatik dari kawah utama, erupsi disertai suara gemuruh Erupsi freatik dari kawah utama, air danau kawah menghilang atau mengering Erupsi freatik dari kawah utama, terjadi pada tanggal 14 Juni sampai dengan pertengahan Juli. Produk erupsi adalah abu, Lumpur, dan batu Erupsi freatik dari kawah utama Erupsi freatik dari kawah utama, terjadi pada tanggal 24 Juli sekitar pukul 09:00 WITA. Asap erupsi mencapai ketinggian sekitar 500 m di atas puncak. Tebal endapan abu di Kampung Kaka sekitar 0,5 cm. Kampung Kaka terletak di utara lk. 4 km dari kawah utama. Erupsi juga disertai gempabumi terasa pada tanggal 24, 25 dan 26 Juli Erupsi freatik terjadi pada tanggal 13 Maret pukul 18:00 WITA hingga tengah malam, pusat erupsi di Kawah B Erupsi freatik dari kawah utama. Erupsi terjadi pada tanggal 12 Mei sampai bulan Juni. Abu erupsi mengendap ke arah baratlaut dari kawah, daerah yang terkena endapan abu seluas lk. 25 km Erupsi freatik dari Kawah A. Erupsi terjadi pada tanggal 18 Mei. Abu erupsi mengendap ke arah utara sejauh lk. 100 m dari bibir kawah (masih di dalam kaldera) Terjadi erupsi freatik kecil dari Kawah D pada tanggal 26 Maret pukul WITA.

3 Karakter Erupsi Dari sejarah kegiatannya, sifat erupsi G. Sirung berupa erupsi-erupsi freatik yang menghasilkan abu, lumpur, dan batu (bom-bom vulkanik). Karakter dari setiap erupsi hampir sama atau tidak berubah. Interval waktu istirahat erupsi pertama 1852 sampai erupsi 1934 cenderung semakin pendek. Kemudian sejak erupsi 1953 sampai erupsi terakhir 1998, selang waktu istirahat berkisar antara 6-23 tahun cenderung semakin panjang. GEOLOGI Stratigrafi Belum banyak ahli geologi yang memetakan secara rinci stratigrafi komplek G. Sirung. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Lomblen skala 1 : , Y. Noya dan S. Koesoemadinata (1990) menjelaskan bahwa batuan tertua yang tersingkap di P. Pantar adalah intrusi granodiorit (Tmd) yang berumur akhir Miosen Tengah, yang menerobos batuan yang lebih tua yang tidak tersingkap di permukaan P. Pantar. Kemudian kegiatan gunungapi dan pengendapan sedimen terus berlangsung menghasilkan Formasi Alor (Tmpa) pada kala Miosen Atas berupa lava, breksi, dan tufa pasiran gampingan. Produk gunungapi tua (QTv) diendapkan pada kala Plio-Plistosen yang berupa lava, breksi, aglomerat, tufa, pasir gunungapi, dan tufa pasiran berbatuapung. Kegiatan vulkanisme itu terus berlangsung sampai sekarang yang menghasilkan endapan gunungapi muda. Salah satu gunungapi yang aktif sampai sekarang adalah Gunungapi Sirung yang menghasilkan endapan-endapan gunungapi muda. Batuan yang menyusun Kompleks Gunungapi Sirung secara umum didominasi oleh aliran lava yang kemudian terbongkar oleh erupsi besar yang menghasilkan endapan piroklastik dan diakhiri oleh erupsi freatik yang menghasilkan endapan freatik. Produk lava ini menyebar sampai sejauh lebih dari 5 km sehingga lerengnya tampak seperti perisai. Bagian lereng timur yang mempunyai bentuk agak landai seperti perisai dibentuk oleh dominasi aliran lava encer bersifat basaltik yang keluar berulang-ulang. Lereng bagian barat mempunyai banyak kerucut-kerucut gunungapi yang telah padam seperti Puncak Delaaki (938 m dpl), Puncak Taupekki (1344 m dpl), Puncak Boyali (1080 m dpl), dan Puncak Mauta (1023 m dpl). Kerucut-kerucut ini dibangun oleh produk lava dan piroklastik. Endapan-endapan di sekitar G. Sirung dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu endapan vulkanik tua yang berumur Kuarter Bawah, endapan gunungapi Pra Kaldera Sirung, Pembentukan Kaldera Sirung dan Paska Kaldera Sirung.

4 Struktur Geologi Bagian barat Kaldera Sirung dibatasi oleh jalur patahan besar yang menyebabkan terpecah-pecahnya suatu daerah yang dulunya bersatu. Patahan ini disebabkan oleh pergeseran terus menerus dalam arah baratdaya-timurlaut. Pada jalur patahan ini tumbuh Puncak Sirung yang sekarang berdiri sendiri sebagai kerucut gunungapi. Akibat patahanpatahan sekunder terjadi maka Puncak Sirung bagian dalam menjadi terbuka. Gunungapi Sirung bertipe pseudo aspite (Hartmann, 1934) dan oleh karena banyak lava cair bersifat basaltik mengalir ke arah timur dan lava agak kental bersifat basaltik andesitik mengalir ke arah barat yang diselingi oleh endapan piroklastik, maka Gunungapi Sirung bertipe campuran antara vulkanik dan aspite (Reksowirogo, 1972). Gunung Sirung adalah hasil vulkanisme muda yang terbentuk di daerah lemah berarah timurlaut-baratdaya. Dalam zaman terakhir (recent) seluruh pegunungan vulkanis muda ini mengalami pengangkatan. Bukti pengangkatan tersebut telah tertutup oleh bahan-bahan erupsi terakhir (Hartmann, 1934). Peta Geologi G. Sirung

5 GEOFISIKA Seismik Metoda geofisika yang dipakai sampai saat ini dalam penelitian dan monitoring kegiatan vulkanik G. Sirung adalah metoda seismik dan deformasi. Dari tahun , gempa-gempa yang terekam lebih banyak gempa tektonik daripada gempa vulkanik. Rata-rata gempa tektonik muncul sekali dalam sehari dan gempa vulkanik satu kali dalam 10 hari. Namun mulai dari tahun 2006 hingga sekarang gempa yang terekam umumnya lebih banyak gempa Hembusan. GEOKIMIA Manifestasi aktivitas vulkanik G. Sirung tampak dari adanya hembusan asap dari beberapa kawah yang berada di kompleks Kawah Sirung. Kompleks tersebut terdiri dari danau kawah, Kawah A, Kawah B, Kawah C, dan Kawah D yang disertai dengan tembusan solfatara/fumarola. Tembusan solfatara mempunyai tekanan cukup kuat, bau belerang tercium cukup tajam membuat pernapasan terganggu dan memerihkan mata. Air danau kawah sangat asam dengan ph 1,5. Dalam kondisi normal, kawah-kawah G. Sirung memiliki suhu solfatara/fumarola sekitar o C. Tabel Data Pemeriksaan Danau Kawah Tanggal Suhu Air Keterangan Danau Tidak diukur Air danau berwarna putih keabuan. Bualan bualan air masih tampak. Kepulan asap tidak tampak pada kawah ini o C Air danau tampak tenang, berwarna putih kelabu, tidak nampak adanya bualan dan asap yang keluar dari permukaan danau. Tabel Data pemeriksaan Kawah A Tanggal Suhu Suhu Tinggi Keterangan Solfatara Fumarola Asap o C 97 o C 30 m Asap putih tipis tekanan gas kuat o C 100 o C 25 m Asap putih sedang tekanan gas kuat o C 95 o C 10 m Asap putih tipis tekanan gas kuat o C 100 o C 15 m Asap putih tipis tekanan gas kuat Tidak diukur 55 o C 5 m Asap kehitaman tekanan sedang Tabel Data pemeriksaan Kawah B Tanggal Suhu Suhu Tinggi Keterangan Solfatara Fumarola Asap Tidak Tidak 50 m Asap putih tebal tekanan gas kuat Tidak Tidak 50 m Asap putih tebal tekanan gas kuat

6 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak 50 m Asap putih sedang tekanan gas kuat - Asap putih tebal tekanan gas kuat 10 m Asap kelabu tebal tekanan gas kuat Tabel Data pemeriksaan Kawah C Tanggal Suhu Suhu Tinggi Keterangan Solfatara Fumarola Asap o C - 5 m Asap putih tipis tekanan gas kuat o C - 10 m Asap putih tipis o C - 5 m Asap putih tipis tekanan gas kuat o C - 5 m Asap putih tipis Tidak diukur - 5 m Asap kelabu tipis tekanan gas sedang Tabel Data pemeriksaan Kawah D Tanggal Suhu Suhu Tinggi Keterangan Solfatara Fumarola Asap o C 95 o C 15 m Asap putih tipis tekanan gas sedang o C 97 o C 15 m Asap putih sedang tekanan gas sedang o C 95 o C 10 m Asap putih tipis tekanan gas sedang o C 95 o C 10 m Asap putih tipis o C Kawah Kering 2 m Asap putih tipis tekanan gas sedang MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Visual Pengamatan visual kegiatan G. Sirung dan cuaca dilakukan setiap hari dari Pos Pengamatan G. Sirung yang berjarak sekitar 10 km dari Kawah Sirung. Pemeriksaan langsung kondisi kawah dilakukan sekali dalam sebulan. Seismik Pemantauan kegiatan vulkanik G. Sirung sudah dilakukan secara terus menerus di Pos Pengamatan G. Sirung sejak bulan Agustus Kegempaan diamati dengan menggunakan satu stasiun gempa yang terdiri dari seismometer satu komponen vertikal tipe L-4C. Seismometer dan modul pemancar berada pada posisi 08 o LS dan 124 o BT pada ketinggian 451 m ellipsoid. Posisi ini berada di sebelah baratlaut kawah, berjarak lurus sekitar 1.5 km dari pusat aktivitas (kawah), serta berjarak 8 km dari Pos PGA Sirung. Sinyal gempa dikirim secara telemetri melalui gelombang radio dan diterima pada Modul Penerima di Pos PGA Sirung. Gempa-gempa analog dicatat menggunakan Seismograf Kinemetrik PS-2.

7 KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI Peta Daerah Bahaya Sementara G. Sirung telah dibuat pada tahun Peta ini meliputi daerah yang diperkirakan akan tertimpa akibat langsung dan tidak langsung dari erupsi G. Sirung. Daerah tersebut terbagi dalam Daerah Bahaya dan Daerah Waspada. Daerah Bahaya Daerah bahaya sekitar G. Sirung adalah daerah lereng gunung tersebut. Daerah bahaya sekitar G. Sirung mempunyai jari-jari 5 kilometer berpusatkan tengah-tengah kawah gunung ini. Sedangkan yang melalui lembah-lembahnya diperluas mengikuti keadaan lembah tersebut. Jika terjadi erupsi maka daerah bahaya ini dapat tertimpa aliran lava, aliran lahar erupsi, aliran awan panas, dan bom-bom vulkanik. Jika kegiatan G. Sirung meningkat maka daerah ini harus dikosongkan. Kampung-kampung yang masuk ke dalam Daerah Bahaya adalah: 1. Kampung Kaka 2. Kampung Mota 3. Kampung Alalao 4. Kampung Air Mama Daerah Waspada Daerah waspada sekitar G. Sirung juga adalah daerah lereng gunung tersebut. Daerah waspada sekitar lereng G. Sirung mempunyai jari-jari 8 km berpusatkan di tengahtengah kawah Sirung. Jika terjadi erupsi maka daerah waspada ini dapat tertimpa lapili, pasir, abu gunungapi yang agak tebal, dan bila mana terjadi hujan akan terserang lahar hujan. Kampung-kampung yang masuk ke dalam Daerah Waspada adalah: 1. Kampung Bil 2. Kampung Talayong 3. Kampung Kalialang 4. Kampung Kamahe

8 Peta Daerah Bahaya G. Sirung

9 Demografi Pendataan penduduk yang berada di dalam Daerah Bahaya (radius 5 km dari pusat Kawah Sirung) dan Daerah Waspada (radius antara 5-8 km dari pusat Kawah Sirung) telah dilakukan sejak tahun 1972 (Reksowirogo, 1972). Sebagian besar penduduk tersebar di lereng sebelah utara dan sisanya di lereng sebelah timur dan barat, baik dalam daerah bahaya maupun dalam daerah waspada. Perincian lebih lengkap sebaran penduduk di daerah bahaya dan waspada tahun 1972 adalah sebagai berikut. Daerah Bahaya : Desa Kaka 30 orang Desa Mauta 35 orang Desa Alalao 35 orang Desa Air Mama 2100 orang Daerah Waspada : Desa Bie 200 orang Desa Talayong 100 orang Desa Kalialang 450 orang Desa Kamahe 1000 orang Desa Kokabojali - Desa Beangabang -

10 DAFTAR PUSTAKA Amdiyad Wiriosoenarto, 1960, Laporan Gunung Sirung (74), Bulan September 1960, Jawatan Gunungapi, Bandung. Amdiyad Wiriosoenarto, 1960, Laporan Gunung Sirung (76) Bulan September 1960, Jawatan Gunungapi, Bandung. Hadikusumo, D., 1975, The Eruption of Mt. Sirung from May until June 1975, Direktorat Geologi, Bandung. Hartman, M. A., 1936Der Tatige Feuerberg Siroeng auf Pantar, Natuurk. Tijdschr. Ned. Ind., Vol. 96, p , Batavia. Djoharman R. L., 1972, Gunung Sirung (Pulau Pantar) dan Daerah Bahaya Sementaranya, Direktorat Geologi, Bandung. Hendrikus L. S., 1988, Laporan Pemeriksaan Gunung Sirung Bulan September 1988, Direktorat Vulkanologi, Bandung. Sulaeman C., 1988, Pemasangan Seismograf dan Pengamatan Gunung Sirung, September 1994, Direktorat Vulkanologi, Bandung. Sean Bulletin, Sirung (Lesser Sunda Is.): Fumaroles and Crater Lake Normal after Earthquake. Poerter R. P. E., J. C. Varekamp, The Sirung Volcanic Boiling Spring An Extreme Chloride-rich, Acid Brine on Pantar (Lesser Sunda Islands, Indonesia). Kusma, M. E. Ilyas1998, Laporan Pengamatan Gunung Sirung, Juni 1998, Direktorat Vulkanologi, Bandung. Sulaeman C., M. E. Ilyas, 1996, Pengamatan Gunung Sirung, Juni 1996, Direktorat Vulkanologi, Bandung. Tulus, B. Walyanto, 1997, Laporan Pengamatan Gunung Sirung Juni 1997, Direktorat Vulkanologi, Bandung. Rohi, W. E., Riyadi, Y. W. Beny., 1996, Laporan Pelaksanaan/Pengadaan Bahan Dokumentasi Gunungapi Sirung, P. Pantar, Nusa Tenggara Timur, Direktorat Vulkanologi, Bandung,. Gede Suantika, Tulus, Bambang W., 2002, Pengamatan Visual dan Pemeriksaan Kawah Serta Perbaikan Seismograf PS-2 Sistem Kabel Gunungapi Sirung Tahun 2002, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Bandung. Basuki, Ahmad S.Si, dkk. 2007, Laporan Pemantauan Gunungapi Sirung Tahun 2007, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Bandung. Sulaeman, Cecep ST, dkk. 2006, Laporan Pemantauan Gunungapi Sirung Tahun 2006,Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Bandung.

11

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur 4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi : Strato dengan kubah lava Lokasi

Lebih terperinci

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur 4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur G. Iya KETERANGAN UMUM Nama : G. Iya Nama Lain : Endeh Api Nama Kawah : Kawah 1 dan Kawah 2 Tipe Gunungapi : Strato Lokasi Geografis : 8 03.5' LS dan 121 38'BT Lokasi

Lebih terperinci

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur 4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur Puncak G. Rokatenda dilihat dari laut arah selatan P. Palue (Agustus 2008) KETERANGAN UMUM Nama : G. Rokatenda Nama Kawah : Ada dua buah kawah dan tiga buah kubah

Lebih terperinci

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur 4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur Komplek G. Inie Lika dengan latar depan Kota Bajawa (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah : Inielika, Koek Peak : Strato : Wolo Inielika;

Lebih terperinci

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara 7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara G. Kie Besi dilihat dari arah utara, 2009 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Wakiong Nama Kawah : Lokasi a. Geografi b. : 0 o 19' LU dan 127 o 24 BT Administrasi : Pulau Makian,

Lebih terperinci

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara 7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara G. Ibu dilihat dari Kampung Duono, 2008 KETERANGAN UMUM Lokasi a. Geografi b. Adminstrasi : : 1 29' LS dan 127 38' BT Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Prop.

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008 BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008 ESTU KRISWATI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama Januari - Maret 2008 terdapat 2 gunungapi berstatus Siaga (level 3) dan 11

Lebih terperinci

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku 5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku G. Lawarkawra di P. Nila, dilihat dari arah utara, 1976 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kokon atau Lina Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 6 o 44' Lintang

Lebih terperinci

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008 EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 28 KRISTIANTO, AGUS BUDIANTO Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Letusan G. Egon

Lebih terperinci

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Puet Sague, Puet Sagu atau Ampat Sagi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 4 55,5 Lintang Utara dan 96 20 Bujur Timur Kabupaten

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lokasi Objek Penelitian Berdasarkan bentuk morfologinya, puncak Gunung Lokon berdampingan dengan puncak Gunung Empung dengan jarak antara keduanya 2,3 km, sehingga merupakan

Lebih terperinci

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA 6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA G. Ambang (Kunrat, S. L. /PVMBG/2007) KETERANGAN UMUM Nama : G. Ambang Nama Lain : - Nama Kawah : Kawah Muayat, Kawah Moyayat Lokasi : a. Geografi : 0 o 44' 30" LU dan 124

Lebih terperinci

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur 4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Morfologi puncak G. Inerie (sumber PVMBG) Nama Lain Tipe Gunungapi : Ineri, Rokkapiek : Strato dengan bentuk kerucut sempurna Lokasi Geografis Administratif

Lebih terperinci

G. TALANG, SUMATERA BARAT

G. TALANG, SUMATERA BARAT G. TALANG, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah : Talang, Salasi, Sulasih : Danau Talang dan Danau Kecil Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 58'42" LS dan 1 4'46"BT Kecamatan Kota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geologi Gunungapi Soputan Geomorfologi Gunungapi Soputan dan sekitarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan morfologi (Gambar 2.1) yaitu : 1. Satuan Morfologi Tubuh Gunungapi,

Lebih terperinci

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 4122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 1295 Telepon: 22-7212834, 5228424, 21-5228371

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lokasi Penelitian Secara geografis, kabupaten Ngada terletak di antara 120 48 36 BT - 121 11 7 BT dan 8 20 32 LS - 8 57 25 LS. Dengan batas wilayah Utara adalah Laut Flores,

Lebih terperinci

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur 4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Nama Lain : Pulu Komba, Pulu Kambing II, Pulu Betah Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis Lokasi Administrasi : Batutara terletak di pulau berbentuk

Lebih terperinci

4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur

4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur 4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur G. Ili Werung ( PVMBG, 2006) KETERANGAN UMUM Nama Lain : - Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 08 32'24" LS dan 123 35'24" BT Kec. Atadei, Kab. Lembata,

Lebih terperinci

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara 6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Tonkoko Nama Kawah : - Lokasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Administratif: termasuk Desa Makewide, Kecamatan

Lebih terperinci

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007 AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 27 UMAR ROSADI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Pada bulan Oktober akhir hingga November 27 terjadi perubahan aktivitas vulkanik G. Semeru. Jumlah

Lebih terperinci

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur 4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur G. Egon, NTT KETERANGAN UMUM Nama Lain : Namang Kawah : Kawah di bagian puncaknya, berukuran 525 m x 425 m, dengan kedalaman antara 47,5 m - 195 m, tebing yang tinggi

Lebih terperinci

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah 6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah (a) (b) Erupsi G. Colo 1983 (a), Lapangan fumarola, di selatan danau kawah G. Colo (b) KETERANGAN UMUM Nama : G. Colo Nama Lain : - Lokasi Geografi Administratif

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:

Lebih terperinci

5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku

5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku 5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku Puncak G. Legatala dilihat dari arah Kampung Lesturu, 1978 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Serua, Sorek Lokasi a. Geografi b. Administratif : : 6 o 18' Lintang Selatan

Lebih terperinci

Telepon: , , Faksimili: ,

Telepon: , , Faksimili: , KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur 4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif :

Lebih terperinci

G. SUNDORO, JAWA TENGAH

G. SUNDORO, JAWA TENGAH G. SUNDORO, JAWA TENGAH KETERANGAN UMUM Nama Lain : Sindoro, Sendoro Nama Kawah : 1. Kawah Puncak : Segoro Wedi (Z1), Segoro Banjaran (Z2,Z3 dan Z4), Kawah Kawah Barat, Kawah Timur, Gua Walet Utara (K1),

Lebih terperinci

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur 4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur Gunungapi Ebulobo (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah Lokasi Geografis Administratif Ketinggian Tipe Gununapi Kota Terdekat Pos Pengamatan

Lebih terperinci

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara 7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gamkunora, Gammacanore Nama Kawah : Kawah A, B, C, dan D. Lokasi a. Geografi b. Administrasi : : 1º 22 30" LU dan 127º 3' 00" Kab.

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008 BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008 ESTU KRISWATI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pada periode April Juni 2008, tiga gunungapi yang sebelumnya

Lebih terperinci

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 1 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 9 JAKARTA 195 Telepon: -713, 5,1-5371 Faksimile: -71, 1-537 E-mail:

Lebih terperinci

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah dengan kondisi geologi yang menarik, karena gugusan kepulauannya diapit oleh tiga lempeng tektonik besar (Triple Junction) yaitu lempeng

Lebih terperinci

: Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api. Kab. Karangasem, Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963

: Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api. Kab. Karangasem, Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963 4.2. G. AGUNG, Bali KETERANGAN UMUM Nama Lain : Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api Lokasi a. Geografi Puncak : 08 20' 30 Lintang Selatan dan 115 30' 30 Bujur Timur b. Administratif : Kab. Karangasem,

Lebih terperinci

ERUPSI G. SOPUTAN 2007

ERUPSI G. SOPUTAN 2007 ERUPSI G. SOPUTAN 2007 AGUS SOLIHIN 1 dan AHMAD BASUKI 2 1 ) Penyelidik Bumi Muda di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi 2 ) Penganalisis Seismik di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009 BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009 Kushendratno Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Selama periode Mei Agustus 2009 terdapat 4 gunungapi berstatus

Lebih terperinci

G. KERINCI, SUMATERA BARAT

G. KERINCI, SUMATERA BARAT G. KERINCI, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain : Peak of Indrapura, G. Gadang, Berapi Kurinci, Korinci Lokasi a. Geografi b. Administratif : : 1 41'50"LS dan 101 15'52"BT Kabupaten Kerinci, Propinsi

Lebih terperinci

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara 6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi Ketinggian Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Mahawoe, Roemengas : Mahawu, Wagio, Mawuas : Kota Tomohon, Sulawesi

Lebih terperinci

Pos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu.

Pos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu. G. KABA, BENGKULU KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kaaba Nama Kawah : Terdapat 8 kawah di puncak, masing-masing a.l : (Gbr.1) Kaba Lama, Kaba Baru, Sumur letusan 1940 Kawah Baru, Vogelsang I, lubang letusan

Lebih terperinci

G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gunung Tutong, Boer Moetelong, G. Telong Lokasi A. Geografis Puncak : 4 o 38'47" - 4 o 88'32" Lintang Utara dan 96 o 44'42" - 96 o

Lebih terperinci

5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku

5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku 5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku G. Wurlali dilihat dari arah selatan, 2008 (Kristianto, 1994) KETERANGAN UMUM Nama Lain : G. Wuarlili Nama Kawah : Natarweru Posisi Geografi administrasi : : 7

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang sangat rentan akan bencana, diantaranya bencana letusan gunungapi, tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Bencana tidak

Lebih terperinci

6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara

6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara 6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : G. Ruwang, Aditinggi, Duang atau Duwang Lokasi a. Geografis Puncak b. Administratif : : 2 18 LU dan 125 22 BT Kabupaten Sitaro, Propinsi Sulawesi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daerah Penelitian Secara administratif Gunung Lokon terletak di Kota Tomohon, Minahasa, Sulawesi Utara (Gambar 4), lebih kurang 25 Km sebelah Selatan Manado. Secara geografis

Lebih terperinci

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur 4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM G. Kelimutu Nama Nama Lain Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis Lokasi Administratif Ketinggian Kota Terdekat : Kelimutu : Keli Mutu, Kawah

Lebih terperinci

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009 KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 009 Estu KRISWATI dan Oktory PRAMBADA Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Jalan Diponegoro

Lebih terperinci

G. SEULAWAH AGAM, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

G. SEULAWAH AGAM, NANGGROE ACEH DARUSSALAM G. SEULAWAH AGAM, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah : Seulawah Agam, Seulawain Agam, Solawa Agam, Solawaik Agam, Selawadjanten, Goldberg : Kawah Heutsz, Tanah Simpago Lokasi

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008 PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008 KRISTIANTO, HANIK HUMAIDA, KUSHENDRATNO, SAPARI DWIYONO Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Jl. Diponegoro No. 57 Bandung, 40122 Sari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS). xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki gunungapi terbanyak di dunia yaitu berkisar 129 gunungapi aktif (Gambar 1.1) atau sekitar 15 % dari seluruh gunungapi yang ada di bumi. Meskipun

Lebih terperinci

DANAU SEGARA ANAK. Gambar 1. Lokasi Danau Segara Anak di Pulau Lombok. Gambar 2. Panorama Danau Segara Anak Rinjani dengan kerucut Gunung Barujari.

DANAU SEGARA ANAK. Gambar 1. Lokasi Danau Segara Anak di Pulau Lombok. Gambar 2. Panorama Danau Segara Anak Rinjani dengan kerucut Gunung Barujari. DANAU SEGARA ANAK Danau Segara Anak adalah danau kawah (crater lake) Gunung Rinjani yang berada di Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas vulkanisme dapat mengakibatkan bentuk bencana alam yang menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara (Hariyanto, 1999:14) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kompleks Gunung Api Arjuno Welirang (KGAW) merupakan bagian dari rangkaian gunung api aktif di Pulau Jawa yang berada di bagian selatan ibukota Surabaya, Jawa Timur.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2).

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan peta jalur lempeng dunia, wilayah Indonesia terletak pada pertemuan lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan Lempeng Pasifik

Lebih terperinci

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009 PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009 Ahmad BASUKI., dkk. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Terjadinya suatu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104 0 18 105 0 12 Bujur Timur dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Fisiografi Regional Pulau Lombok terbentuk oleh suatu depresi yang memanjang (longitudinal depresion), yang sebagian besar sudah terisi dan tertutupi oleh suatu seri gunungapi

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009 BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009 Novianti INDRASTUTI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama periode Januari April 2009 terdapat 4 gunungapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam penelitian ini untuk letak daerah penelitian, manifestasi panasbumi, geologi daerah (geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, dan batuan ubahan) dikutip dari Pusat Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran masuk

BAB I PENDAHULUAN. Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran masuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Lokasi penelitian adalah Ranu Segaran, terletak di sebelah timur Gunung Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran

Lebih terperinci

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG BAB 3 GEOLOGI SEMARANG 3.1 Geomorfologi Daerah Semarang bagian utara, dekat pantai, didominasi oleh dataran aluvial pantai yang tersebar dengan arah barat timur dengan ketinggian antara 1 hingga 5 meter.

Lebih terperinci

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

BENTUKLAHAN ASAL VULKANIK

BENTUKLAHAN ASAL VULKANIK BENTUKLAHAN ASAL VULKANIK Bentuklahan asal vulkanik merupakan bentuklahan yang terjadi sebagai hasil dari peristiwa vulkanisme, yaitu berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma naik ke permukaan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang dilewati oleh dua jalur pegunungan muda dunia sekaligus, yakni pegunungan muda Sirkum Pasifik dan pegunungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di ring of fire (Rokhis, 2014). Hal ini berpengaruh terhadap aspek geografis, geologis dan klimatologis. Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB II TATANAN GEOLOGI BAB II TATANAN GEOLOGI Secara morfologi, Patahan Lembang merupakan patahan dengan dinding gawir (fault scarp) menghadap ke arah utara. Hasil interpretasi kelurusan citra SPOT menunjukkan adanya kelurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fisiografi Jawa Barat Fisiografi Jawa Barat oleh van Bemmelen (1949) pada dasarnya dibagi menjadi empat bagian besar, yaitu Dataran Pantai Jakarta, Zona Bogor, Zona Bandung

Lebih terperinci

4.6 G. ANAK RANAKAH, Nusa Tenggara Timur

4.6 G. ANAK RANAKAH, Nusa Tenggara Timur 4.6 G. ANAK RANAKAH, Nusa Tenggara Timur Kubah Lava G. Anak Ranakah (dok. PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Namparnos Type : Strato Lokasi a. Geografis : 8 36 22 LS dan 120 32 13 BT b. Administratif :

Lebih terperinci

BAB II TATANAN GEOLOGI REGIONAL

BAB II TATANAN GEOLOGI REGIONAL BAB II TATANAN GEOLOGI REGIONAL II.1 FISIOGRAFI DAN MORFOLOGI Secara fisiografis, daerah Jawa Tengah dibagi menjadi lima zona yang berarah timur-barat (van Bemmelen, 1949). Zona tersebut dari arah utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai suatu negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali gunungapi yang berderet sepanjang 7000 kilometer, mulai dari Sumatera, Jawa,

Lebih terperinci

5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku

5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku 5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku Pulau Gunung Api di utara P. Wetar ditutupi belukar dilihat dari utara (gbr. Kiri) dan dilihat dari barat (gbr. Kanan) (Foto: Lili Sarmili).(2001) KETERANGAN UMUM

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.1.1 Lokasi Kompleks Gunung Guntur

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.1.1 Lokasi Kompleks Gunung Guntur Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.1.1 Lokasi Kompleks Gunung Guntur Daerah penelitian meliputi Kompleks Gunung Guntur terdiri dari Kaldera Pangkalan atau Kamojang, Kaldera Gandapura, dan puncak-puncak

Lebih terperinci

G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR. Gunungapi Arjuno - Welirang

G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR. Gunungapi Arjuno - Welirang G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR Gunungapi Arjuno - Welirang KETERANGAN UMUM NAMA GUNUNGAPI : Gunung Arjuno-Welirang NAMA LAIN : - NAMA KAWAH : Tilas Geni, Jero, Kembar, Abil, Argopuro, Plupuh, Pasar Dieng

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA

MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA Nia HAERANI, dkk. Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Erupsi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI BENCANA GUNUNG API (STUDI KASUS GUNUNG API SALAK JAWA BARAT)

SISTEM INFORMASI BENCANA GUNUNG API (STUDI KASUS GUNUNG API SALAK JAWA BARAT) SISTEM INFORMASI BENCANA GUNUNG API (STUDI KASUS GUNUNG API SALAK JAWA BARAT) Susanto, Suwarsono Peneliti PUSBANGJA, LAPAN e-mail: susanto_lapan@yahoo.com RINGKASAN Kondisi gunung api yang potensial meletus

Lebih terperinci

G. MARAPI, SUMATERA BARAT

G. MARAPI, SUMATERA BARAT G. MARAPI, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Nama Lapangan Solfatara : Merapi, Berapi (Neumann van Padang, 1951, p.22) : Kaldera Bancah (A), Kapundan Tuo (B), Kabun Bungo (C), Kapundan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI. kehidupan manusia. 1.Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan.

STANDAR KOMPETENSI. kehidupan manusia. 1.Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan. STANDAR KOMPETENSI Memahami Lingkungan kehidupan manusia. 1.Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan. INDIKATOR : I. Mendeskripsikan proses alam endogen

Lebih terperinci

KONTROL STRUKTUR TERHADAP PENYEBARAN BATUAN VOLKANIK KUARTER DAN GUNUNGAPI AKTIF DI JAWA BARAT

KONTROL STRUKTUR TERHADAP PENYEBARAN BATUAN VOLKANIK KUARTER DAN GUNUNGAPI AKTIF DI JAWA BARAT KONTROL STRUKTUR TERHADAP PENYEBARAN BATUAN VOLKANIK KUARTER DAN GUNUNGAPI AKTIF DI JAWA BARAT Edy Sunardi Laboratorium Sedimentologi dan Geologi Kuarter, Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

GEOLOGI DAERAH CISURUPAN DAN SEKITARNYA, KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT

GEOLOGI DAERAH CISURUPAN DAN SEKITARNYA, KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT GEOLOGI DAERAH CISURUPAN DAN SEKITARNYA, KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT TUGAS AKHIR A Diajukan sebagai syarat untuk kelulusan sarjana strata satu (S-1) di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi

Lebih terperinci

6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara

6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara 6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara Erupsi G. Karangetang 2010 (Prambada, O./PVMBG/2010) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gunungapi Siau Nama Kawah : Kawah Utama (Kawah I), Kawah II, Kawah III, Kawah

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru) Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru) Disusun oleh: Anita Megawati 3307 100 082 Dosen Pembimbing: Ir. Eddy S. Soedjono.,Dipl.SE.,MSc.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada saat gunungapi meletus mengeluarkan tiga jenis bahan yaitu berupa padatan, cair, dan gas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Perumusan Masalah 15 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Daerah Bangunjiwo yang merupakan lokasi ini, merupakan salah satu desa di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Yogyakarta,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV.49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424 021-5228371

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Wai Selabung secara administratif termasuk ke dalam wilayah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Wai Selabung secara administratif termasuk ke dalam wilayah 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daerah Penelitian Daerah Wai Selabung secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Mekakau Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan. Luas

Lebih terperinci

6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara

6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara 6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara Gunungapi Soputan, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Kawah : Soputan, K1 dan K2 Lokasi : a.koordinat b. Geografi : : 01 o 06 30 LU dan 124 o 43 BT Kec. Tombatu, Minahasa,

Lebih terperinci

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH Asmoro Widagdo*, Sachrul Iswahyudi, Rachmad Setijadi, Gentur Waluyo Teknik Geologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL BAB 2 GEOLOGI REGIONAL 2.1 Fisiografi Secara fisiografis, menurut van Bemmelen (1949) Jawa Timur dapat dibagi menjadi 7 satuan fisiografi (Gambar 2), satuan tersebut dari selatan ke utara adalah: Pegunungan

Lebih terperinci

Pendahuluan II. Kawasan rawan bencana III. Pokok permasalahan waspada

Pendahuluan II. Kawasan rawan bencana III. Pokok permasalahan waspada LAPORAN KESIAPSIAGAAN STATUS WASPADA GUNUNG KERINCI DI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA MEI 2006 1 I. Pendahuluan Kabupaten Kerinci merupakan

Lebih terperinci

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1 Geografis Regional Jawa Tengah berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Barat di sebelah barat, dan

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014 \ 1 A. TATANAN TEKTONIK INDONESIA MITIGASI BENCANA GEOLOGI Secara geologi, Indonesia diapit oleh dua lempeng aktif, yaitu lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik yang subduksinya dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium BALAI BESAR KERAMIK Jalan Jendral A. Yani 392 Bandung. Conto yang digunakan adalah tanah liat (lempung) yang berasal dari Desa Siluman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ibukota Jawa Barat berada disekitar gunung Tangkuban Perahu (Gambar 1).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ibukota Jawa Barat berada disekitar gunung Tangkuban Perahu (Gambar 1). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lokasi Daerah Penelitian Lokasi daerah penelitain berada di pulau Jawa bagian barat terletak di sebelah Utara ibukota Jawa Barat berada disekitar gunung Tangkuban Perahu (Gambar

Lebih terperinci

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1 FISIOGRAFI Menurut van Bemmelen (1949), fisiografi Jawa Barat dibagi menjadi enam zona, yaitu Zona Dataran Aluvial Utara Jawa Barat, Zona Antiklinorium Bogor, Zona Gunungapi

Lebih terperinci

7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara

7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara 7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara G. Dukono dilihat dari sekitar Sungai Muya KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi a. Geografi b. Administrasi : Doekono, Dukoko, Dodoekko, Dukoma, Tala, Tolo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana geologi yang sangat besar, fakta bahwa besarnya potensi bencana geologi di Indonesia dapat dilihat dari

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371

Lebih terperinci