BAB I PENDAHULUAN. Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api aktif yang ada di
|
|
- Shinta Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api aktif yang ada di Indonesia, yaitu berada di perbatasan Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Posisi Gunung Kelud ini lebih dekat dengan Kota Kediri, yaitu berjarak sekitar 36 km. Gunung ini terletak di antara gunung api tua Wilis, Anjasmoro, Arjuno-Welirang, Kawi-Butak (Gambar 1.1). Gambar 1.1. Lokasi Gunung Kelud Pada tangal 13 Februari 2014 lalu, Gunung Kelud dinyatakan meletus oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). PVMBG menyatakan bahwa letusan tersebut merupakan letusan terdahsyat dalam catatan
2 2 sejarah erupi Kelud, bahkan melebihi erupsi tahun Waktu erupsi Gunung ini relatif singkat, karena sejak dinaikkan statusnya dari Normal menjadi Waspada (level II) pada tanggal 2 Februari 2014, aktivitasnya terus meningkat relatif cepat hingga dinyatakan meletus pada tanggal 13 Februari 2014 tepatnya pukul WIB. Gambar 1.2. Rekaman citra satelit NPP-CALIPSO saat letusan Gunung Kelud Februari 2014 (Website Balai Penelitian dan Observasi Laut, 2014) Balai Penelitian dan Observasi Laut mempublikasikan hasil pengamatan satelit Suomi NPP-VIIRS yang melintasi Gunung Kelud pada tanggal 14 Februari pukul 00:30 WIB, Satelit Cloud-Aerosol Lidar and Infrared Pathfinder Satellite Observation (CALIPSO) pada pukul 01:10 WIB, dan Satelit Aqua MODIS. Rekaman menunjukkan Gunung Kelud menghasilkan abu vulkanik dengan ketinggian mencapai 20 km dengan puncak hampir 30 km (Gambar 1.2).
3 3 Rekaman satelit Aqua MODIS menunjukkan persebaran abu vulkanik Kelud meliputi sepanjang Pulau Jawa hingga Samudera Hindia (Gambar 1.3). Hal tersebut membuktikan dahsyatnya energi letusan dan banyaknya material yang dilontarkan Gunung Kelud, dan tentu saja produk letusan tersebut mempengaruhi khalayak yang tinggal di sekitar Gunung Kelud, terutama yang telah bertempat tinggal di bawah naungannya selama ini. Masyarakat Kediri, Blitar, dan Malang adalah masyarakat yang terkena dampak letusan paling besar, terutama berkaitan dengan kerugian material, sementara untuk korban jiwa akibat letusannya sendiri dilaporkan tidak ada. Tidak ada yang bisa mencegah gunung api yang sedang meletus, karena ia hanya melakukan penyeimbangan. Apa yang dapat kita lakukan adalah melakukan persiapan menghadapi konsekuensi penyeimbangan tersebut, dengan mitigasi. Gunung Kelud Gambar 1.3. Citra satelit Aqua MODIS untuk persebaran tefra jatuhan Gunung Kelud erupsi Februari 2014 (Website Balai Penelitian dan Observasi Laut, 2014)
4 4 Penelitian erupsi 2014 Gunung Kelud perlu dilakukan untuk mengurangi kerugian material dan hilangnya nyawa masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Kelud bila letusan terjadi lagi nanti. Penelitian tersebut merupakan bagian dari mitigasi bencana. Mengetahui perilaku Gunung Kelud merupakan langkah awal dari mitigasi bencana tersebut. Cara mengetahui perilaku Gunung Kelud adalah dengan meneliti produk letusannya, karena produk inilah yang menjadi cermin apa yang terjadi pada Kelud. Produk erupsi Gunung Kelud ada 2 macam, yaitu endapan tefra dan endapan lahar. Endapan tefra terdiri dari 3 jenis mekanisme, yaitu mekanisme jatuhan, aliran, dan seruakan. Alasan pemilihan produk dengan mekanisme jatuhan untuk diteliti lebih lanjut adalah karena produk yang berdampak paling luas terhadap kehidupan masyarakat adalah tefra dengan mekanisme jatuhan. Oleh karena itu persebarannya harus dipetakan, yaitu dalam bentuk peta isopach dan isomass. Dua hari setelah Gunung Kelud meletus (15-17 Februari 2014) dan 21 hari setelah Gunung Kelud meletus (6-8 Maret 2014) sebanyak 50 stasiun pengamatan di dalam area persebaran abu vulkanik telah diambil sampel oleh tim peneliti Teknik Geologi UGM. Tim dari Teknik Geologi UGM yang beranggotakan Dr. Agung Harijoko, S.T., M.Eng., Haryo Edi Wibowo, S.T., M.Eng., dan Fitrah Fajar tersebut juga telah mengukur ketebalan lapisan abu vulkanik di tiap stasiun pengamatan, sehingga data awal yang diperlukan untuk membuat peta isopach dan isomass telah didapatkan. Selain persebarannya, perilaku Kelud juga dapat diketahui dari komposisi kimia produknya. Zaennudin (2008) dan Wirakusumah (1991, dalam Zaennudin
5 5 dkk., 2013) telah meneliti komposisi geokimia batuan vulkanik produk Kelud hasil erupsi sebelum Penelitian tersebut bertujuan mengetahui siklus pembentukan magma dan evolusi Gunung Kelud. Endapan tefra baru yang dihasilkan letusan pada Februari 2014 lalu juga dapat diteliti komposisi geokimianya. Berbeda dengan tujuan dari penelitian Wirakusumah dan Zaennudin, penelitian penulis dilakukan untuk mengetahui karakteristik erupsi terbaru Gunung Kelud dari produk erupsi yang berupa tefra jatuhan. Selain komposisi geokimia, penulis juga meneliti komposisi tefra secara mineralogi untuk melengkapi informasi produk Kelud. Selain penelitian tentang komposisi geokimia, Zaennudin dkk. (1992 dalam Zaennudin dkk., 2013) juga membuat peta penyebaran lateral produk erupsi Kelud setelah erupsi tahun 1990 dalam suatu peta geologi khusus Gunung Kelud. Dalam peta geologi Lembar Kediri karya Santosa dan Atmawinata (1992), Gunung Kelud juga telah terpetakan. Peta peta tersebut menunjukkan persebaran dari produk Gunung Kelud. Penulis bermaksud untuk membuat peta persebaran produk Gunung Kelud erupsi Februari 2014 lalu, namun khusus untuk persebaran tefra jatuhannya saja. Dari peta yang berupa isomass dapat dihitung estimasi volume tefra jatuhan yang dihasilkan, sedangkan dari data kontur isopach juga dapat digunakan untuk mengetahui tipe erupsi Kelud Februari 2014 lalu.
6 6 D C B A Gambar 1.4. Endapan tefra di lereng utara timur laut Gunung Kelud Pada tanggal 22 November 2014 lalu, penulis mengunjungi lereng utara timur laut Gunung Kelud yang termasuk ke dalam administrasi Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Kediri. Di lereng tersebut terdapat endapan tefra yang memiliki beberapa lapisan (Gambar 1.4). Produk perlapisan tefra tersebut membuktikan bahwa erupsi Kelud Februari 2014 lalu tidak terjadi hanya sekali letusan. Penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh bagaimana mekanisme erupsi Gunung Kelud yang yang tercermin dari lapisan endapan tefra tersebut. I.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut dalam penelitian yaitu : 1. Bagaimanakah daerah persebaran tefra yang dihasilkan Gunung Kelud pada erupsi Februari 2014?
7 7 2. Berapa volume tefra yang dihasilkan Gunung Kelud pada erupsi Februari 2014? 3. Apa tipe erupsi dari letusan Gunung Kelud Februari 2014? 4. Bagaimanakah karakteristik tefra yang dihasilkan Gunung Kelud pada erupsi Februari 2014 secara mineralogi dan geokimia? 5. Bagaimanakah mekanisme letusan Gunung erupsi Februari 2014? I.3. Tujuan Penelitian Penelitian mengenai endapan tefra Gunung Kelud memiliki tujuan antara lain : 1. Membuat peta distribusi tefra jatuhan Gunung Kelud pada erupsi Februari Menghitung estimasi volume tefra jatuhan Gunung Kelud pada erupsi Februari Menentukan tipe erupsi Gunung Kelud pada erupsi Februari Mengetahui komposisi mineralogi dan geokimia endapan tefra jatuhan dari Gunung Kelud pada erupsi Februari Menentukan mekanisme letusan Gunung Kelud berdasarkan peta distribusi, estimasi volume, komposisi mineralogi dan geokimia endapan tefra jatuhan, serta lapisan endapan tefra di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Kediri
8 8 I.4. Batasan Masalah Untuk memfokuskan objek yang diteliti, maka penulis memberikan batasan masalah yang akan dikaji yaitu : 1. Ada 3 jenis tefra yang dihasilkan Gunung Kelud, namun objek dalam pembuatan peta distribusi dibatasi hanya pada tefra jenis jatuhan. 2. Untuk daerah persebaran tefra jatuhan dibuat berdasarkan pada lokasi-lokasi yang diukur ketebalan lapisan dan massa per area saja (isopach dan isomass). 3. Tefra jatuhan memiliki rentang ukuran ash sampai blok/bom, untuk mengetahui karakteristik tefra jatuhan difokuskan analisis mineralogi material yang berukuran 0,5 mm sampai 16 mm, sedangkan untuk analisis geokimia dilakukan pada pumis yang berukuran >4 mm. 4. Pada Februari 2014, Gunung Kelud mengalami beberapa kali letusan dalam rentang satu malam dan menghasilkan lapisan endapan yang menandai tiap kejadian letusannya. Mekanisme letusan Gunung Kelud yang dibahas dibatasi berdasarkan lapisan endapan yang ditemukan di lereng utara-timur laut Gunung Kelud. I.5. Manfaat Penelitian Penelitian endapan tefra Gunung Kelud memiliki manfaat yaitu dapat mengetahui karakteristik erupsi, produk, dan penyebaran produk Gunung Kelud erupsi Februari Hasil dari penelitian tersebut dapat dibandingkan dengan
9 9 letusan-letusan sebelumnya, dan dikembangkan menjadi salah satu pertimbangan dalam membuat perbaruan peta kawasan rawan bencana Kelud. Hasil penelitian juga bermanfaat untuk membantu memprediksi karakter letusan Gunung Kelud selanjutnya sehingga masyarakat sekitar Kelud dan Pemerintah dapat menentukan persiapan, rencana evakuasi, dan rencana penanganan bencana bila Gunung Kelud meletus lagi. Sebagai bagian dari persiapan, hasil penelitian tefra ini bisa dijadikan salah satu pertimbangan untuk mendirikan bangunan utamanya bagian atap agar bisa menahan beban dari tefra yang jatuh di atasnya. Selain itu, hasil komposisi geokimia produk erupsi juga bermanfaat dalam bidang pertanian, yaitu untuk menentukan reklamasi tanaman yang cocok ditanam di sekitar Gunung Kelud berdasarkan kandungan geokimia material yang menjadi media tumbuh tanaman pertanian di sekitar Gunung Kelud.
DISTRIBUSI AREA, VOLUME, SERTA KARAKTERISTIK MINERALOGI DAN GEOKIMIA ENDAPAN TEFRA JATUHAN DARI ERUPSI GUNUNG KELUD TAHUN 2014
DISTRIBUSI AREA, VOLUME, SERTA KARAKTERISTIK MINERALOGI DAN GEOKIMIA ENDAPAN TEFRA JATUHAN DARI ERUPSI GUNUNG KELUD TAHUN 2014 Astiti Anggorowati *, Agung Harijoko Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan korban penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana adalah suatu peristiwa atau rangkaian kejadian yang mengakibatkan korban penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, sarana dan prasarana
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Ringkasan Temuan Penahapan penanggulangan bencana erupsi Gunung Kelud terdapat lima tahap, yaitu tahap perencanaan penanggulangan bencana erupsi Gunung Kelud 2014, tahap
Lebih terperinciII. PENGAMATAN 2.1. VISUAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 4122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 1295 Telepon: 22-7212834, 5228424, 21-5228371
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana geologi yang sangat besar, fakta bahwa besarnya potensi bencana geologi di Indonesia dapat dilihat dari
Lebih terperinciBersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371
Lebih terperinciUKDW BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Persoalan Sekilas tentang Gunung Kelud Kamis malam 22.50 WIB, 13 Februari 2014 Gunung Kelud menunjukkan kemegahannya. Hanya dalam waktu kurang dari 2 jam Gunung Kelud
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, hidrologis, dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana. Badan Nasional Penanggulangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Menurut Schieferdecker (1959) maar adalah suatu cekungan yang umumnya terisi air, berdiameter mencapai 2 km, dan dikelilingi oleh endapan hasil letusannya.
Lebih terperinciRingkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014
\ 1 A. TATANAN TEKTONIK INDONESIA MITIGASI BENCANA GEOLOGI Secara geologi, Indonesia diapit oleh dua lempeng aktif, yaitu lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik yang subduksinya dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gunung Merapi adalah salah satu gunung api yang sangat aktif di Indonesia yang terletak di daerah berpenduduk padat di Propinsi Jawa Tengah dan Propinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciTelepon: , , Faksimili: ,
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. I Putu Krishna Wijaya 11/324702/PTK/07739 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu wilayah di Indonesia yang sering mengalami bencana gerakan tanah adalah Provinsi Jawa Barat. Dari data survei yang dilakukan pada tahun 2005 hingga
Lebih terperinciAKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007
AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 27 UMAR ROSADI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Pada bulan Oktober akhir hingga November 27 terjadi perubahan aktivitas vulkanik G. Semeru. Jumlah
Lebih terperinciStudi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)
Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru) Disusun oleh: Anita Megawati 3307 100 082 Dosen Pembimbing: Ir. Eddy S. Soedjono.,Dipl.SE.,MSc.,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan tempat dimana tiga lempeng besar dunia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan tempat dimana tiga lempeng besar dunia bertemu, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Interaksi antar
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008
PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008 KRISTIANTO, HANIK HUMAIDA, KUSHENDRATNO, SAPARI DWIYONO Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Jl. Diponegoro No. 57 Bandung, 40122 Sari
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320
28 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Kepulauan Krakatau terletak di Selat Sunda, yaitu antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Luas daratannya sekitar 3.090 ha terdiri dari Pulau Sertung
Lebih terperinci7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara
7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara G. Kie Besi dilihat dari arah utara, 2009 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Wakiong Nama Kawah : Lokasi a. Geografi b. : 0 o 19' LU dan 127 o 24 BT Administrasi : Pulau Makian,
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
44 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Metoda Pembacaan Rekaman Gelombang gempa Metode geofisika yang digunakan adalah metode pembacaan rekaman gelombang gempa. Metode ini merupakaan pembacaan dari alat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang dilewati oleh dua jalur pegunungan muda dunia sekaligus, yakni pegunungan muda Sirkum Pasifik dan pegunungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan gunung berapi terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah gunung berapi yang masih aktif
Lebih terperinciBersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371
Lebih terperinci24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371
Lebih terperinciPenentuan Daerah Potensi Rawan Bencana Letusan Gunung Kelud Menggunakan Citra Satelit
Penentuan Daerah Potensi Rawan Bencana Letusan Gunung Kelud Menggunakan Citra Satelit Tri Martha KP* 1), Widya Utama 2), Istiqomah Ari K 1) Jurusan Fisika 2) Program Studi Teknik Geofisika InstitutTeknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS).
xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki gunungapi terbanyak di dunia yaitu berkisar 129 gunungapi aktif (Gambar 1.1) atau sekitar 15 % dari seluruh gunungapi yang ada di bumi. Meskipun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak pada zona rawan bencana. Posisi geografis kepulauan Indonesia yang sangat unik menyebabkan Indonesia termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada saat gunungapi meletus mengeluarkan tiga jenis bahan yaitu berupa padatan, cair, dan gas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Perumusan Masalah
15 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Daerah Bangunjiwo yang merupakan lokasi ini, merupakan salah satu desa di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Yogyakarta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang sangat rentan akan bencana, diantaranya bencana letusan gunungapi, tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Bencana tidak
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371
Lebih terperinciKEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 1 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 9 JAKARTA 195 Telepon: -713, 5,1-5371 Faksimile: -71, 1-537 E-mail:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua daerah tidak pernah terhindar dari terjadinya suatu bencana. Bencana bisa terjadi kapan dan dimana saja pada waktu yang tidak diprediksi. Hal ini membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibanding erupsi tahun 2006 dan Dari tiga episode tersebut, erupsi terbesar
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Pada dekade terakhir ini, Gunung Merapi mengalami erupsi setiap empat tahun sekali, yaitu tahun 2006, 2010, serta erupsi 2014 yang tidak terlalu besar dibanding erupsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober sampai 5 Nopember
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober sampai 5 Nopember 2010 tercatat sebagai bencana terbesar selama periode 100 tahun terakhir siklus gunung berapi teraktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi geografis Indonesia terletak pada busur vulkanik Circum Pacific and
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi geografis Indonesia terletak pada busur vulkanik Circum Pacific and Trans Asiatic Volcanic Belt dengan jajaran pegunungan yang cukup banyak dimana 129 gunungapi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan kepulauan Indonesia merupakan daerah pertemuan lempeng bumi dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan curah hujan yang relatif
Lebih terperinci7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara
7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara G. Ibu dilihat dari Kampung Duono, 2008 KETERANGAN UMUM Lokasi a. Geografi b. Adminstrasi : : 1 29' LS dan 127 38' BT Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Prop.
Lebih terperinciJenis Bahaya Geologi
Jenis Bahaya Geologi Bahaya Geologi atau sering kita sebut bencana alam ada beberapa jenis diantaranya : Gempa Bumi Gempabumi adalah guncangan tiba-tiba yang terjadi akibat proses endogen pada kedalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di ring of fire (Rokhis, 2014). Hal ini berpengaruh terhadap aspek geografis, geologis dan klimatologis. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara geografis Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng benua Eurasia, lempeng samudra Hindia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui garis astronomis 93⁰BT-141 0 BT dan 6 0 LU-11 0 LS. Dengan morfologi yang beragam dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gunungapi Merapi merupakan gunung yang aktif, memiliki bentuk tipe stripe strato yang erupsinya telah mengalami perbedaan jenis erupsi, yaitu erupsi letusan dan leleran
Lebih terperinci5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku
5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku G. Lawarkawra di P. Nila, dilihat dari arah utara, 1976 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kokon atau Lina Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 6 o 44' Lintang
Lebih terperinciContents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...
Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2 Pokok Permasalahan... 2 1.3 Lingkup Pembahasan... 3 1.4 Maksud Dan Tujuan... 3 1.5 Lokasi... 4 1.6 Sistematika Penulisan... 4 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2014 KEMENPERA. Bencana Alam. Mitigasi. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinci4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur
4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur G. Iya KETERANGAN UMUM Nama : G. Iya Nama Lain : Endeh Api Nama Kawah : Kawah 1 dan Kawah 2 Tipe Gunungapi : Strato Lokasi Geografis : 8 03.5' LS dan 121 38'BT Lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kompleks Gunung Api Arjuno Welirang (KGAW) merupakan bagian dari rangkaian gunung api aktif di Pulau Jawa yang berada di bagian selatan ibukota Surabaya, Jawa Timur.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN I-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Barat memiliki potensi tinggi dalam bahaya-bahaya alam atau geologis, terutama tanah longsor, letusan gunung berapi, dan gempa bumi. Direktorat Geologi Tata Lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, terutama Pulau Jawa. Karena Pulau Jawa merupakan bagian dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bencana alam tanah longsor sering melanda beberapa wilayah di Indonesia, terutama Pulau Jawa. Karena Pulau Jawa merupakan bagian dari cincin api yang melingkari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geologi Gunungapi Soputan Geomorfologi Gunungapi Soputan dan sekitarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan morfologi (Gambar 2.1) yaitu : 1. Satuan Morfologi Tubuh Gunungapi,
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK i UCAPAN TERIMA KASIH ii DAFTAR ISI iii DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR TABEL viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 2 1.3 Tujuan Penelitian 3 1.4 Manfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gunungapi Merapi merupakan jenis gunungapi tipe strato dengan ketinggian 2.980 mdpal. Gunungapi ini merupakan salah satu gunungapi yang masih aktif di Indonesia. Aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan non alam
Lebih terperinciPengamatan kebakaran dan penyebaran asapnya dari angkasa: Sebuah catatan kejadian kebakaran hutan/lahan di Sumatera Selatan tahun 2014
Pengamatan kebakaran dan penyebaran asapnya dari angkasa: Sebuah catatan kejadian kebakaran hutan/lahan di Sumatera Selatan tahun 2014 *Yenni Vetrita, Parwati Sofan, Any Zubaidah, Suwarsono, M. Rokhis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98 Bujur Timur Bujur
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98 Bujur Timur - 100 Bujur Timur. Provinsi Sumatera memiliki luas total sebesar
Lebih terperinciKORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009
KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 009 Estu KRISWATI dan Oktory PRAMBADA Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Jalan Diponegoro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di sepanjang pesisir barat pulau Sumatera bagian tengah. Provinsi ini memiliki dataran seluas
Lebih terperinciGambar 1.1 Jalur tektonik di Indonesia (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2015)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di antara pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasific. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, dengan ketinggian 2.980 meter dari permukaan laut. Secara geografis terletak pada posisi 7 32 31 Lintang Selatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertipe komposit strato (Schmincke, 2004; Sigurdsson, 2000; Wilson, 1989).
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dinamika aktivitas magmatik di zona subduksi menghasilkan gunung api bertipe komposit strato (Schmincke, 2004; Sigurdsson, 2000; Wilson, 1989). Meskipun hanya mewakili
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PenelitianTerdahulu Penelitian di bidang mitigasi bencana alam khususnya gempa bumi juga telah banyak dilakukan sebelumnya, seperti penelitian yang dilakukan oleh Coburn dkk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai suatu negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali gunungapi yang berderet sepanjang 7000 kilometer, mulai dari Sumatera, Jawa,
Lebih terperinciSKRINING DAN PENGOBATAN GRATIS PENYAKIT HIPERTENSI DI DESA PANDANSARI
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENCEGAHAN PENYAKIT MELALUI ANALISIS AIR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESEHATAN SKRINING DAN PENGOBATAN GRATIS PENYAKIT HIPERTENSI DI DESA PANDANSARI Oleh: Roihatul Muti
Lebih terperinciLetusan Gunung Agung bisa menghasilkan tanah tersubur
1 of 5 10/7/2017, 5:35 AM Disiplin ilmiah, gaya jurnalistik Letusan Gunung Agung bisa menghasilkan tanah tersubur di dunia Oktober 5, 2017 4.02pm WIB Petani Bali dengan latar Gunung Agung. Wilayah dengan
Lebih terperinciTEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI
TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI ARINI ROSA SINENSIS SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) NURUL HUDA 2017 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai letak sangat strategis, karena terletak di antara dua benua yaitu Asia dan Australia dan juga terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Daerah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Daerah pertemuan antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam lingkaran gunung api (ring of fire). Posisi tersebut menyebabkan Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan alamnya, tetapi merupakan salah satu Negara yang rawan bencana karena berada dipertemuan tiga lempeng yaitu lempeng Indo Australia,
Lebih terperinci4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur
4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur Puncak G. Rokatenda dilihat dari laut arah selatan P. Palue (Agustus 2008) KETERANGAN UMUM Nama : G. Rokatenda Nama Kawah : Ada dua buah kawah dan tiga buah kubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
Lebih terperinciAnalisis penyebaran Particulate Matter 10 (PM10) pascaerupsi Gunung Kelud 13 Februari 2014
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 5 No. 1 April 2014: 53-66 Analisis penyebaran Particulate Matter 10 (PM10) pascaerupsi Gunung Kelud 13 Februari 2014 Analysis the spreading of Particulate Matter
Lebih terperinciDEBIT AIR LIMPASAN SEBAGAI RISIKO BENCANA PERUBAHAN LUAS SUNGAI TUGURARA DI KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA
DEBIT AIR LIMPASAN SEBAGAI RISIKO BENCANA PERUBAHAN LUAS SUNGAI TUGURARA DI KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA Julhija Rasai Dosen Fakultas Teknik Pertambangan, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara Email.julhija_rasai@yahoo.co.id
Lebih terperinci6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara
6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Tonkoko Nama Kawah : - Lokasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Administratif: termasuk Desa Makewide, Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana alam merupakan peristiwa alam yang disebabkan oleh proses dan aktivitas alam, baik yang terjadi secara alami maupun karena sebelumnya ada tindakan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Eurasia, lempeng Samudera Hindia, dan Samudra
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISIS CUACA EKSTRIM STASIUN TERKAIT METEOROLOGI
Lebih terperinciEVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008
EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 28 KRISTIANTO, AGUS BUDIANTO Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Letusan G. Egon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidrologis serta demografis. Dampak dari terjadinya suatu bencana akan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Terjadinya bencana alam di suatu wilayah merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan. Hal ini disebabkan karena bencana alam merupakan suatu gejala alam yang tidak
Lebih terperinciPemodelan Aliran Lahar Menggunakan Perangkat Lunak LAHARZ Di Gunung Semeru, Jawa Timur
Pemodelan Aliran Lahar Menggunakan Perangkat Lunak LAHARZ Di Gunung Semeru, Jawa Timur Kushendratno 1, Emi Sukiyah 2, Nana Sulaksana 2, Weningsulistri 1 dan Yohandi 1 1 Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dilintasi lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dilintasi lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik. Pergerakan lempeng tersebut menimbulkan patahan/tumbukan sehingga terjadinya gempa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari sangat penting. Namun, pada
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah air. Ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari sangat penting. Namun, pada beberapa tempat di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah dengan kondisi geologi yang menarik, karena gugusan kepulauannya diapit oleh tiga lempeng tektonik besar (Triple Junction) yaitu lempeng
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Barat memiliki garis pantai sepanjang lebih kurang 375 km, berupa dataran rendah sebagai bagian dari gugus kepulauan busur muka. Perairan barat Sumatera memiliki
Lebih terperinciPemanfaatan Peta Geologi dalam Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkungan
Pemanfaatan Peta Geologi dalam Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkungan Yogyakarta, 21 September 2012 BAPPEDA DIY Latar Belakang UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Seluruh
Lebih terperinci1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM
1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Puet Sague, Puet Sagu atau Ampat Sagi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 4 55,5 Lintang Utara dan 96 20 Bujur Timur Kabupaten
Lebih terperinciLAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 14 Juni 2009
. BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM. Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung. 2.1 Sejarah Singkat Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi.
BAB II GAMBARAN UMUM Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung 2.1 Sejarah Singkat Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi adalah satu
Lebih terperinciKONDISI TANAH DAN TEKNIK REHABILITASI LAHAN PASCA-ERUPSI GUNUNG MERAPI. Deddy Erfandi, Yoyo Soelaeman, Abdullah Abas Idjuddin, dan Kasdi Subagyono
KONDISI TANAH DAN TEKNIK REHABILITASI LAHAN PASCA-ERUPSI GUNUNG MERAPI Deddy Erfandi, Yoyo Soelaeman, Abdullah Abas Idjuddin, dan Kasdi Subagyono ABSTRAK Erupsi Gunung Merapi telah menghasilkan sekitar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah longsor adalah suatu produk dari proses gangguan keseimbangan yang menyebabkan bergeraknya massa tanah dan batuan dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Erupsi Gunung Merapi tahun 2010 yang lalu adalah letusan terbesar jika dibandingkan dengan erupsi terbesar Gunung Merapi yang pernah ada dalam sejarah yaitu tahun 1872.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan daerah yang menarik dengan kekayaan alam yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan daerah yang menarik dengan kekayaan alam yang dilengkapi dengan beraneka ragam flora dan fauna, disamping itu Indonesia juga memiliki lokasi yang
Lebih terperinciKUBAH LAVA SEBAGAI SALAH SATU CIRI HASIL LETUSAN G. KELUD
KUBAH LAVA SEBAGAI SALAH SATU CIRI HASIL LETUSAN G. KELUD AKHMAD ZAENNUDIN Penyelidik Bumi Madya pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari G. Kelud merupakan gunungapi tipe A di Jawa Timur
Lebih terperinciLAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI
BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH III Jl. Raya Tuban, Kuta, Bali 80361 Website : bbmkg3@bmkg.go.id Fax : (0361) 757975 Telp : (0361) 751122 LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS
Lebih terperinciLAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 26 Mei 2009
P BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 1010 Indonesia Telepon : (01) 345 8400 Fax : (01) 345 8500 Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id LAPORAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa dekade terakhir, skala bencana semakin meningkat seiring dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa dekade terakhir, skala bencana semakin meningkat seiring dengan peningkatan urbanisasi, deforestasi, dan degradasi lingkungan. Hal itu didukung oleh iklim
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV.49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424 021-5228371
Lebih terperinci