Kata kunci: Wayang Topeng, pelatihan gerak, pelatihan musik, eksistensi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

di dalamnya seni tari. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan Cahyono (2006 : 241) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berliyana Agustine, 2014 Transmisi kesenian sintren di sanggar sekar pandan keraton kacirebonan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pagelaran Wayang Ringkas

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ARIF RAMDAN, 2014

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PELATIHAN TARI KREASI BARU DI SD NEGERI TRENGGULUNAN KECAMATAN PANCUR KABUPATEN REMBANG BIDANG KEGIATAN :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. masuknya pengaruh Islam merupakan pelabuhan yang penting di pesisir utara

BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH ABSTRAK

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB V KESIMPULAN. Adaptasi dalam Jêmblungan berdampak pada perubahan. garap pertunjukannya sebagai media hiburan. Adalah ngringkês

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN


BAB V KESIMPULAN. Wayang wong gaya Yogyakarta adalah segala bentuk drama tari tanpa

Schedule Pertemuan 2 X teori tentang apresiasi seni 4 X pemahaman materi seni 6X apresesiasi 2 X tugas 1 X ujian sisipan 1 x ujian semester

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku Bugis yang tersebar di seluruh kabupaten yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

2015 PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKAN LONGSER DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

SILABUS PEMBELAJARAN

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nurul Kristiana, 2013

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan buku Ensiklopedi Jakarta Culture and Heritage (Pemerintah

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SANGGAR BUDAYA KI DJAROT SARWINTO DI SUKOHARJO

BAB V KESIMPULAN. batatamba. instrumen yang masih sederhana terdiri dari tiga jenis instrumen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asti Purnamasari, 2013

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST-MODERN

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. primer dan sekunder yang berbeda (R.M. Soedarsono, 2001: 170).

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

PADEPOKAN DAN GEDUNG PERTUNJUKAN WAYANG ORANG DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULER

BAB I PENDAHULUAN. kesenian produk asli bangsa Indonesia. Kesenian wayang, merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013

WARISAN BUDAYA TAK BENDA KAB. MERANGIN, JAMBI TARI SAYAK & TARI PISANG

Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala *

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesenian wayang golek merupakan salah satu kesenian khas masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV PENUTUP. dijadikan jawaban atas pertanyaan peneliti yang diajukan diawal tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Alasan Kehadiran Rejang Sangat Dibutuhkan dalam Ritual. Pertunjukan rejang Kuningan di Kecamatan Abang bukanlah

DESKRIPSI PENTAS TARI Sebagai Pengrawit (Pendukung Karawitan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya

BAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

WAYANG TOPENG DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI DESA SONEYAN KABUPATEN PATI. Riris Setyo Sundari Universitas PGRI Semarang

BAB V PENUTUP. hasil dari kreatufutas masyarakat di Desa Ngalang, kecamatan gedangsari,

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Innez Miany Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. seni budaya Cina adalah seni pertunjukkan. Seni pertunjukkan di Cina memiliki tidak

Redesain Taman Budaya Raden Saleh Semarang 1

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

SILABUS PEMBELAJARAN

Musik Pendidikan Anak Berkebutuhan 2 PTM 311 Khusus (ABK) 21.

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

Transkripsi:

PEMATANGAN GERAK DAN IRINGAN WAYANG TOPENG DESA SONEYAN SEBAGAI USAHA PELESTARIAN KESENIAN TRADISI Rustopo, Fajar Cahyadi, Ervina Eka Subekti, Riris Setyo Sundari PGSD FIP Universitas PGRI Semarang fajarcahyadi@yahoo.co.id ABSTRAK Kesenian tradisi merupakan salah satu kekayaan dan ciri khas suatu Bangsa.Kesenian tradisi merupakan cerminan dari kehidupan masyarakatnya. Akan tetapi yang terjadi saat ini justru banyak kesenian tradisi yang kehilangan eksistensinya, dan tidak sedikit kelompok kesenian tradisi yang pecah dan memilih untuk menjadi pengamen di jalanan kota besar, seperti yang bisa dilihat di jalanan kota Semarang. Wayang Topeng Desa Soneyan adalah salah satu kesenian tradisi yang merupakan kekayaan Bangsa Indonesia.Keadaan Wayang Topeng Desa Soneyan semakin terpinggir dan terdesak, sehingga sangat membutuhkan sentuhan dan pendampingan agar kesenian Wayang Topeng tetap dapat mempertahankan eksistensinya.berdasarkan keadaan Wayang Topeng yang demikian, maka diperlukan sebuah sarana untuk berekspresi lebih ringkas sehingga dapat dinikmati sebagai pertunjukan yang menarik minat masyarakat untuk menikmati pertunjukan Wayang Topeng. Dengan pelatihan yang dilakukan, dapat memberikan pengalaman lebih kepada para anggota kelompok kesenian untuk berekspresi dan meningkatkan kualitas gerak tari serta meningkatkan kemampuan musikalitas. Kemampuan anggota kelompok kesenian Wayang Topeng Desa Soneyan dalam hal gerak tari maupun musikalitas sangat menentukan kualitas dari pertunjukan. Dengan kualitas yang lebih baik dan durasi yang lebih padat, diharapkan Wayang Topeng Desa Soneyan dapat lebih diminati oleh masyarakat, tidak hanya sebagai hiburan wajib saat upacara Sedekah Bumi. Dengan demikian, eksistensi kesenian Wayang Topeng dan keutuhan kelompok kesenian Wayang Topeng dapat tetap terjaga. Kata kunci: Wayang Topeng, pelatihan gerak, pelatihan musik, eksistensi. A. PENDAHULUAN Kesenian sebagai salah satu dari wujud budaya mampu menjadi ciri khas bagi suatu bangsa.kesenian tradisi Indonesia merupakan seni yang adiluhung dan penuh dengan nilai-nilai.interaksi masyarakat dengan kesenian yang dimilikinya merupakan salah satu bentuk ekspresi estetis dari manusia melalui seni.penggunaan kata seni sebelum atau sesudah kata pertunjukan dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup pembicaraan, yaitu segala macam

pertunjukan atau penampilan yang menampilkan karya seni (Utina dan Lestari, 2006: 13).Akan tetapi karena kurangnya perhatian baik dari masyarakat maupun pemerintah, akhirnya kesenian tradisional sangat terpinggir dan hampir terlupakan.keadaan yang demikian membuat banyak kelompok kesenian yang memilih untuk bubar dan menjadi pengamen di perempatan jalan atau lampu merah. Pecahan kelompok kesenian yang akhirnya memilih untuk menjadi pengamen di lampu merah banyak ditemui di jalanan Kota Semarang.Kelompok-kelompok kesenian tersebut memilih untuk menjadi pengamen karena tidak ada lagi masyarakat yang mau menyewa jasa mereka dan menyaksikan pertunjukan kesenian mereka. Berdasarkan wawancara, diperoleh informasi bahwa sebagian besar kelompok kesenian yang menjadi pengamen di Kota Semarang justru tidak berasal dari kota Semarang. Mereka datang dari daerah-daerah untuk menjadi pengamen di Kota Semarang. Kelompok kesenian Wayang Topeng Klana Jaya Desa Soneyan Kabupaten Pati merupakan salah satu kelompok kesenian yang masih ada dan berusaha mempertahankan eksistensinya di tengah keadaan yang amat sulit.keadaan kelompok kesenian Wayang Topeng Klana Jaya dapat dikatakan mati suri atau dalam istilah Hidup Enggan Mati Tak Mau.Kelompok kesenian Wayang Topeng Klana Jaya hanya melakukan pementasan pada saat sedekah bumi.kehadiran Wayang Topeng Desa Soneyan pada saat sedekah bumi menyatu dengan acara selamatan yang ada di desa Soneyan Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati. Wayang Topeng Desa Soneyan sebagai wujud kebudayaan tidak hanya dilihat sebagai hasil ciptaan yaitu suatu benda, produk dari manusia, tetapi dalam hal ini lebih dipandang sebagai suatu simbol, lambang, yaitu mengatakan sesuatu tentang sesuatu (Hadi, 2006: 25).Wayang Topeng Desa Soneyan merupakan kesenian yang termasuk ke dalam seni drama atau teater, yang di dalamnya meliputi seni tari, seni musik, seni rupa, dan seni peran. Seni tari ada pada gerakan-gerakan yang ada, karena gerakan yang digunakan masih menggunakan pakem bentuk tari Jawa gaya Surakarta. Gerakan yang ada dalam pertunjukan Wayang Topeng Desa Soneyan merupakan perpaduan antara gerakan representatif (gerakan yang menirukan sesuatu namun distilir terlebih dahulu) dan gerakan non representatif (gerakan yang tidak menirukan sesuatu dan hanya mengandung unsur keindahan) (Wahyudiarto, 2006: 228). Seni Musik terdapat pada musik yang mengiringi kesenian 156

Wayang Topeng Desa Soneyan, baik sebagai penanda ganti adegan, maupun sebagai pencipta suasana. Seni rupa dalam kesenian Wayang Topeng Desa Soneyan terdapat pada kostum, properti dan rias wajah pemain Wayang Topeng, dan seni peran terdapat pada permainan acting dan permainan panggung dari pemain. Sepintas lalu, kesenian Wayang Topeng hampir sama dengan kesenian Wayang Orang, hanya saja seperti namanya, pemain pada pertunjukan Wayang Topeng menggunakan Topeng atau penutup wajah pada penampilannya. B. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam melestarikan kesenian wayang topeng adalah memberikan pelatihan dengan bekerja sama sanggar Sihing Kridha Murti. Sanggar Sihing Kridha Murti merupakan sanggar kesenian yang aktif di kabupaten pati yang secara rutin menyelenggarakan pementasan setiap sabtu malam.sehingga sanggar Sihing Kridha Murti memiliki kemampuan musikalitas dalam karawitan dan gerak tari yang lebih baik dari kelompok kesenian wayang topeng.berdasar hal tersebut sanggar Sihing Kridha Murti memberikan pelatihan kepada kelompok kesenian wayang topeng. 1. Pelatihan dilakukan untuk meningkatkan kualitas musik dan tari. Latihan dilaksanakan sesuai jadwal yang telah disepakati, berupa latihan tari untuk meningkatkan kualitas gerak, dan latihan karawitan untuk meningkatkan kualitas musik.latihan juga dilakukan secara menyeluruh dan terpadu baik tari, musik, dan juga drama berupa keseluruhan pertunjukan Wayang Topeng. 2. Penotasian musik Wayang Topeng digunakan untuk memudahkan proses latihan mengingat sampai saat ini kelompok kesenian Wayang Topeng belum memiliki literatur tertulis dari iringan yang digunakan. 3. Durasi waktu pertunjukan Wayang Topeng yang sangat lama sampai hampir 6 jam, dibuat dalam bentuk pakeliran padat menjadi kurang lebih 1 jam. Usaha tersebut untuk menghindarkan kebosanan pada penonton juga untuk memudahkan proses pertunjukan sehingga menjadi lebih fleksibel. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang dicapai dari pelatihan adalah: Meningkatnya musikalitas kelompok kesenian Wayang Topeng Klana Jaya. Wayang Topeng merupakan kesenian yang memadukan seni tari, seni musik, dan seni rupa. Proses latihan wayang topeng masih menggunakan tradisi lisan. Tidak ada notasi musik ataupun notasi tari yang digunakan, sehingga pada proses latihan maupun regenerasi hanya 157

mengandalkan metode hafalan. Masalah kemudian terjadi saat anggota kelompok yang memiliki hafalan notasi sedang berhalangan hadir. Berdasarkan keadaan tersebut, maka dirasa sangat diperlukan proses penotasian musik untuk membuat partitur dari gendhing-gendhing yang digunakan dalam kesenian Wayang Topeng. Di awal Kegiatan ini dilakukan proses penotasian musik yang dipandu oleh bapak Sunaryo. Dengan adanya notasi musik proses latihan dapat berjalan dengan lebih lancar. Selain itu dengan adanya notasi musik diharapkan proses pewarisan atau regenerasi musik Wayang Topeng dapat dilaksanakan dengan lebih akurat. Proses penotasian dilaksanakan dengan cara menuliskan notasi dari gendhinggendhing yang digunakan dalam kesenian Wayang Topeng.Pelatihan musik dilaksanakan satu bulan sekali. Meningkatnya kualitas gerak pemain kesenian Wayang Topeng Klana Jaya. Seni tari merupakan bagian dari unsur-unsur kesenian yang ada di dalam kesenian Wayang Topeng.Kualitas gerak pemain Wayang Topeng bisa dibilang masih sangat rendah, mengingat pemain Wayang Topeng tidak mendapat pelatihan kesenian yang memadai. Pada pelatihan tari yang dipandu oleh ibu Riris Setyo Sundari, S.Pd., M.Pd, pemain Wayang Topeng mendapatkan dasar-dasar gerak tari Surakarta. Dasar-dasar gerak seperti tanjak, besut, sabetan, srisik, maupun gerak seperti ngrayung, nyekithing, dan ukel juga diberikan.pelatihan yang dilakukan dapat meningkatkan teknik dan kualitas gerak dari para pemain Wayang Topeng.Pelatihan tari dilaksanakan satu bulan sekali. Bertambahnya referensi seni dari sanggar Sihing Kridha Murti. Sihing Kridha Murti merupakan salah satu sanggar di Kabupaten Pati yang mewadahi berbagai macam kesenian seperti karawitan, tari, maupun wayang kulit.pelatihan yang tengah berlangsung dilaksanakan di desa Soneyan dengan bapak Witono, SH sebagai penanggung jawab sanggar beserta tim mendatangi tempat latihan Kelompok Wayang Topeng di desa Soneyan. Dengan adanya pelatihan kesenian Wayang Topeng yang bekerja sama dengan Sihing Kridha Murti ini, maka menambah referensi seni yang dimiliki oleh Sihing Kridha Murti. Metode lain yang dilaksanakan adalah : 1. Memadatkan durasiwaktu pertunjukan Wayang Topeng yang sangat lama sampai hampir 6 jam, dibuat dalam bentuk pakeliran padat menjadi kurang lebih 1 jam. Usaha tersebut untuk menghindarkan kebosanan pada penonton juga untuk memudahkan proses pertunjukan sehingga menjadi lebih fleksibel. 2. Mengadakan pentas rutin yang diadakan sesuai jadwal yang disepakati bersama Sihing Kridha 158

Murti untuk menarik minat masyarakat terhadap kesenian Wayang Topeng. 3. Pengusulkan kerjasama dengan pihak Dinas Perhubungan dan Pariwisata untuk mengikutsertakan kesenian Wayang Topeng dalam acara-acara di Kabupaten Pati sebagai salah satu ciri khas Kabupaten Pati. Usaha tersebut dilakukan untuk mempromosikan kesenian Wayang Topeng kepada masyarakat luas dan juga menjaga eksistensi kesenian Wayang Topeng. D. SIMPULAN Berdasarkan pelatihan kesenian wayang topeng yang sudah dilaksanakan didapatkan kesimpulan sebagai berikut. 1. Meningkatnya musikalitas kelompok kesenian Waayang Topeng Klana Jaya. 2. Meningkatnya kualitas gerak pemain kesenian Wayang Topeng Klana Jaya. 3. Bertambahnya referensi seni dari sanggar Sihing Kridha Murti. E. SARAN Berdasarkan hasil pencapaian dari pelatihan kesenian wayang topeng yang sudah dilaksanakan saran yang dapat dikemukakan adalah agar para pemain dapat untuk mengefektifitas waktu latihan. F. DAFTAR PUSTAKA Hadi, Y. Sumandiyo. 1996. Aspek-Aspek Dasar Koreografi Kelompok. Yogyakarta: Manthili. Utina, Usrek Tani, dan Lestari, Wahyu. 2006. Efektivitas Pergelaran Tari bagi Mahasiswa Sendratasik Unnes dalam Harmonia: Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni Vol. VII. 1/Januari-April 2006. Semarang: Sendratasik FBS Unnes. Wahyudiarto, Dwi. 2006. Makna Tari Canthangbalung dalam Upacara Gunungan di Kraton Surakarta dalam Harmonia: Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni, Vol.08 No. 03/Sep-Des. Semarang: Sendratasik FBS UNNES. 159