BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan Historis. Boedi Oetomo didirikan pada 20 Mei 1908, dinamika

dokumen-dokumen yang mirip
SILABUS. Lampiran 2 : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN : SEJARAH INDONESIA MODERN. : Desvian Bandarsyah, M.Pd

PERANAN SAREKAT ISLAM DAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN POLITIK DAN PENDIDIKAN PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL TAHUN PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA BUKU. Ali, Mukti. Alam Pemikiran Islam Modern di India Pakistan. Bandung: Mizan, 1993.

DAFTAR PUSTAKA. Anwar, R. (2004). Sejarah Kecil (Petite Histoire) Indonesia Jiild 1. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

DAFTAR PUSTAKA. Sumber Arsip Statuten Perkoempoelan Nahdlatoel Oelama, 1926

TINJAUAN HISTORIS TENTANG PERAN BADAN KEAMANAN RAKYAT (BKR) TERHADAP USAHA MENINGKATAKAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA TAHUN

LEMBAR PENGESAHAN PERANAN SAREKAT ISLAM DAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN POLITIK SERTA PENDIDIKAN PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL TAHUN

BOEDI OETOMO DAN PERANANNYA DALAM PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

PERTEMUAN VI PERISTIWA PENTING SEPUTAR PROKLAMASI

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat.

Daftar Pustaka. Abdurahman, D. (1999). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos. Al-Maududi, A.A. (1988). Khilafah dan Kerajaan. Bandung: Mizan.

BAB II PERKEMBANGAN ORGANISASI-ORGANISASI DI INDONESIA SEBELUM BERDIRINYA BPUPK

SEKILAS SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH. Satuan Acara Perkuliahan

BAB V KESIMPULAN. Konsep Paguron Ki Hadjar Dewantara dalam Taman Siswa mengandalkan nasionalisme dan kultur khas Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA. Alwisol, Psikologi Kepribadian, Malang: Universitas Muhammadiyah. Musyawarah Pejuang Republik Indonesia Medan Area, 1976.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FPIPS

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, D. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

BAB I PENDAHULUAN. Belanda yang kedua ke Indonesia, tahun 1598, dengan tujuan Banten dan Maluku.

BAB I PENGANTAR. tahun lebih dalam kebangkitan. Hal ini ditandai dengan berdirinya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat dikatakan identik dengan asal usul dan pertumbuhan

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, D. (2007). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta : PT. Logos Wacana Ilmu.

DAFTAR PUSTAKA. Abdurahman, D. (2007). Metodologi penelitian sejarah. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

DAFTAR PUSTAKA. Aly, Rum. (2004). Menilang Jalan Kekuasaan Militer Otoriter. Jakarta: Kompas.

BAB I PARTAI POLITIK PADA MASA PENJAJAHAN

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, T. (1990). Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa penjajahan Belanda, terjadi berbagai macam eksploitasi di

BAB V KESIMPULAN. Sub-Wehrkreise 106 Kulon Progo Dalam Pertempuran Mempertahankan

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, Muzayyin. (2009). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

BUDI UTOMO DAN MUHAMMADIYAH (Relasi Politik Perjuangan Organisasi Berbasis Nasionalis Dan Sosial Keagamaan)

Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

BAB V PENUTUP. 1. Pembelajaran sejarah di SMA Negeri I Cangkringan. mempersiapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai acuan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

2015 DARI GEMEENTERAAD SAMPAI VOLKSRAAD

SILABUS MATA KULIAH. : Didin Saripudin, Ph.D. Farida Sarimaya, M.Si. Prof. dr. H. Ismaun, M.Pd.

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Taufik & A. C. Van Der Leeden, Durkheim dan Pengantar Sosiologi. Moralitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1986).

DAFTAR PUSTAKA. 1. Audio Visual, Catatan, Koran, Surat Kabar, dan Berita Pemerintahan. Audio Visual; kumpulan-kumpulan pidato Bung Karno. ANRI.

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. organisasi-organisasi pergerakan yang lain. Budi Utomo, disamping dikenal

DAFTAR PUSTAKA. Brinton, C. (1962). Anatomi Revolusi. Jakarta: Bhatara. Darpan dan Suhardiman, B. (2007). Seputar Garut. Garut: Komunitas Srimanganti.

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PADA UPACARA BENDERA MEMPERINGATI HARI KEBANGKITAN NASIONAL KE-108 TAHUN 2016

PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan Nasional merupakan salah satu bagian dari perjalanan sejarah

DAFTAR PUSTAKA. Amin, M. Masyhur. (1995). Dinamika Islam, Sejarah Transformasi dan Kebangkitan. Yogyakarta: LKPSM.

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, Zainal, Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000).

PERJUANGAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA. Taat, Nasionalisme dan Jatidiri Bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

RESUME BUKU. : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari. Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2)

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP XI TAHUN SMA ISLAM AL AZHAR BSD

PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN

BAB I PENDAHULUAN. jajahan Belanda agar untuk turut diberikan kesejahteraan. lain Van Deventer, P. Brooshooft, dan Van Limburg Stirum.

SILABUS. I. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini membahas mengenai perkembangan kebudayaan di nusantara pada periode Hindu-Budha.

BAB I PENDAHULUAN. Permulaan abad ke-20 merupakan salah satu periode penting dalam

H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH.

PENDIDIKAN PANCASILA

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa

SILABUS. : Menganalisis ketatanegaraan Indonesia sejak terbentuknya nation state, masa kolonialisme, dan pasca kolonialisme.

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH MILITER PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1

PERLAWANAN BUDAYA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI SKRIPSI. Oleh Sofi Nur Fadilah NIM

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2013), p Nina H.Lubis, Banten Dalam Pergumulan Sejarah; Sultan, Ulama, Jawara.

SILABUS MATA KULIAH SEJARAH TATA NEGARA

ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

Maya Yunita Alumni Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sriwijaya

PIDATO HARI KEBANGKITAN NASIONAL

BAB V KESIMPULAN. menyebabkan beliau dihargai banyak ulama lain. Sejak usia muda, beliau belajar

BAB I PENDAHULUAN. tokoh perjuangan lainnya, seperti dengan Tan Malaka, Soekarno, dan yang

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, T. (2001). Nasionalisme dan Sejarah. Bandung: Satya Historika. Ahmadi, A. (1991). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

GERAKAN KEBANGSAAN DI INDONESIA SAKINA MAWARDAH

BAB I PENDAHULUAN. Penulisan sejarah (historiografi) merupakan cara penulisan, pemaparan, atau

Abstrak. Kata Kunci: Pergerakan Nasional, Tri Koro Dharmo, Perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA. Amanat, Anisitus, 1996, Pembahasan Undang-Undang Perseroan Terbatas 1995

Menguatkan Nasionalisme Baru Generasi Muda yang Berkarakter (dalam Upaya Mengembangkan Model Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Kampus)

DAFTAR PUSTAKA. Abdurahman, D. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Arruzz Media

2015 PERANAN KARANG TARUNA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP MENTAL GENERASI MUDA

BAB 6: SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL

DAFTAR PUSTAKA. Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2010.

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terjadi karena mahasiswa adalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. mengecap pahitnya penderitaan dalam sejarah masa lalunya sebagai bangsa

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. liberal, memunculkan banyak tokoh yang merubah dan mempengaruhi kebijakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fitri Apriliyanti, 2014 Peranan K.H. Mansur dalam perkembangan Muhammadiyah ( )

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada akhir abad XIX kaum pelajar Indonesia jumlahnya sangat

DAFTAR PUSTAKA. A. Arsip, Laporan dan Terbitan Resmi Pemerintah Kotamadya Yogyakarta Dalam Angka Kantor Statistik Kotamadya Yogyakarta, 1981.

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan

STUDI SEJARAH INDONESIA DEWASA INI

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

ANALISIS NASIONALISME NOVEL BURUNG-BURUNG MANYAR KARYA YB. MANGUNWIJAYA SKRIPSI

DAFTAR PUSTAKA. Abdurahman, Dudung. (1999). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABAROKATUH, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA, OM SWASTIASTU, NAMO BUDHAYA,

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Historis Boedi Oetomo didirikan pada 20 Mei 1908, dinamika perkembangan Boedi Oetomo sampai akhir sejarah perjalanannya pada tahun 1935 umumnya memperlihatkan kecenderungan yang agak cepat, secara kuantitatif dan kualitatif. Dinamika perkembangan Boedi Oetomo dalam sejarah Pergerakan Nasional Indonesia tercermin dari periodisasi sejarahnya yang terdiri dari lima periode, yaitu periode konsolidasi (1908-1911), periode kemunduran (1912-1918), periode politik kooperatif (1919-1925), politik non-kooperatif (1926-1930), dan periode nasionalisme Indonesia (1931-1935). Sepanjang sejarah perjalanannya tersebut secara kuantitatif Boedi Oetomo tidak pernah mempunyai jumlah anggota melebihi 10.000 orang. Demikian pula jumlah sekolah yang dikelolanya, suatu bidang kegiatan utamanya, hanya mencapai angka puluhan. Sedangkan secara kualitatif, kecuali sebagai perintis gerakan nasional pertama, Boedi Oetomo selalu bergerak cepat dalam mengikuti dinamika perkembangan pergerakan nasional, termasuk dalam menerima semangat nasionalisme Indonesia. Meskipun Boedi Oetomo menganut ideologi netralitas terhadap agama, namun pada kenyataannya ia telah turut memainkan peranan dan 77

78 memberikan sumbangsihnya bagi perkembangan Islam Indonesia. Peranannya sebagian bersifat langsung atau aktif dan sebagian lagi bersifat tidak langsung atau pasif. Peranannya yang bersifat langsung dalam perkembangan Islam di Indonesia adalah memperlancar pelaksanaan gerakan pengajaran Islam di kalangan anggotanya maupun di sekolahsekolah pemerintah pada zaman kolonial. Sedangkan peranannya yang bersifat tidak langsung adalah: (1) memberikan motivasi dan kondisi bagi kelahiran organisasi pergerakan Sarekat Islam, dan (2) turut bersama-sama dengan organisasi-organisasi pergerakan Islam, karena kesamaan kepentingan, dalam mematahkan pembatasan-pembatasan yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda terhadap perkembangan gerakan pengajaran agama Islam. B. Kesimpulan Pedagogis Pendidikan sangat dibutuhkan oleh manusia, karena dengan pendidikan diharapkan akan menghasilkan manusia pembangunan sebagai mana tertuang dalam GBHN. Manusia pebangunan sangat dibutuhkan dalam perkembangan zaman yang semakin maju ini. Karakter sejarah yang mengandung 3 (tiga) unsur yaitu: masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang, merupakan cermin dalam menentukan langkah suatu bangsa. Sebagai guru sejarah harus menyadari tanggung jawab, terutama dalam rangka membina anak didik

79 agar mereka kelak dikemudian hari menjadi manusian Indonesia yang cinta pada bangsa dan negara dengan dasar yang kuat yaitu pancasila. Mempelajari organisasi Boedi Oetomo sangat penting dalam pembelajaran sejarah, karena banyak manfaat yang diperoleh bagi masyarakat pada umumnya dan anak didik pada khususnya. Berbagai hal positif yang secara tidak langsung ditunjukkan oleh berdirinya organisasi Boedi Oetomo memberikan pengetahuan dan kesadaran nasional pada anak didik bahwa dalam melakukan perjuangan para tokoh-tokoh di samping melakukan perlawanan dengan cara peperangan juga melakukannya dengan cara halus seperti dengan cara berunding dengan mendirikan suatu organisasi. Hal ini dapat dicontoh oleh anak didik agar mereka senantiasa mengenang jasa para pahlawan, meningkatkan rasa nasionalisme dan dalam memecahakan suatu permasalahan tidak harus dengan cara kekerasan. Selain itu, dengan mempelajari Boedi Oetomo memungkinkan kita sedikit banyak belajar berorganisasi secara modern.

DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Dudung. 1999. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Ariwiadi. 1971. Ichtisar Sejarah Nasional: Awal-Sekarang. Jakarta: Dephamkam Pusat Sejarah ABRI. Berman, Jan. 1986. Penguasaan Tanah dan Tenaga Kerja Jawa di Masa Kolonial. Jakarta: LP3ES. Kartodirdjo, Sartono. 1993. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kuntowijoyo. 1986. Dinamika Sejarah Ummat Islam Indonesia. Yogyakarta: Shalahuddin Press. Mangoenkoesomo, Goenawan. 1981. Lahirnya Boedi Oetomo. Jakarta: Jayasakti. Martha, Ahmadani G. et ol. 1984. Pemuda Indonesia dalam Dimensi Sejarah Perjuangan Bangsa. Jakarta: Sinar Bahagia. Mulkhan, Abdul Munir. 1990. Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah dalam Prespektif Perubahan Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Materu, Mohamad Sidky Daeng. 1985. Sejarah Pergerakan Nasional Bangsa Indonesia. Jakarta: Gunung Agung. Nagazumi, Akira. 1989. Bangkitnya Nasionalisme Indonesia: Budi Utomo 1908-1918. Terj. Pustaka Utama Grafiti-KITLV. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Nasution, S. 1987. Sejarah Pendidikan Indonesia. Bandung: Jemmars. Nata, Abbudin. 2005. Tokoh-Tokoh Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Noer, Deliar. 1996. Gerakan Modern Islam di Indonesia1900-1942. Jakarta: LP3ES. Pringgodigdo, A.K. 1977. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat. Panuju, Redi. 2002. Dr. Soetomo pahlawan Bangsaku. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 80

81 Poesponegoro, Marwati Djoned, dan Nugroho Notosusanto. 1993. Sejarah Nasional Indonesia. Jilid V. Jakarta: Balai Pustaka. Poespoprodjo, W. 1986. Jejak-Jejak Sejarah 1908-1926: Terbentuknya Suatu Pola. Bandung: Remaja Karya. Ricklefs, M.C. 1993. Sejarah Indonesia Modern. Terj. Dharmono Hardjowidjono. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Slamet, R. 1981. Perjalanan Boedi Oetomo. Jakarta: Jaya Sakti. Soedirohoesodo, Wahidin. 1981. Bidiatma Apa dan Kemana. Dalam Pitut Soeharto dan A. Zaenoel Ihsan (eds). Cahaya di Kegelapan: Capita Selekta kedua Boedi Oetomo dan Syarikat Islampertumbuhan dalam Dokumen Asli. Jakarta: Jaya Sakti. Soewarno. 1981. Surat Edaran tentang Berdirinya Boedi Oetomo 20 Mei 1908. Jakarta: Iaya Sakti. Sudiyo. 2002. Pergerakan Nasional Mencapai dan Mempertahankan Kemerdekaan. Jakarta: Rineka Cipta. Soeharto, Pitut, dan A. Zaenoel Ihsan. 1981. Cahaya di Kegelapan: Capita Selekta kedua Boedi Oetomo dan Syarikat Islampertumbuhan dalam Dokumen Asli. Jakarta: Jaya Sakti. Suhartono. 2001. Sejarah Pergerakan Nasional: Dari Budi Utomo sampai Proklamasi 1908-1945. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito. Tirtoprodjo, Susanto. 1984. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Jakarta: Pembangunan. Tugiyono K.S. 1985. Kami Berjuang untuk Kemerdekaan Bangsa dan Tanah Air: Biografi Para Pejuang Bangsa. Jakarta: Baru. Usman, Sunyoto. 2001. Studi Sosiologi Gobert Gilbert. Yogyakarta: Sosiologi FISIPOL UGM. Voeger, K.J. 1997. Realita Sosial: Refleksi Filsafat Sosial Hubungan Individu Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. http://iwak-pithik.blogspot.co.id/2012/05/sejarah-organisasi-pergerakannasional.html http://www.gurusejarah.com/2015/01/budi-utomo.html

Lampiran 1 Kongres pertama Boedi Oetomo yang dilangsungkan di Yogyakarta pada 3-5 Oktober 1908

Lampiran 2 Lambang organisasi Boedi Oetomo