FLORENTIANUS TAT 1, SELFIANA A. SING 2. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP PERILAKU KOOPERATIF ANAK USIAPRASEKOLAH SELAMA HOSPITALISASI DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP PERILAKU KOOPERATIF ANAK USIA TODDLER DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH BERMAIN ORIGAMI TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUANG MAWAR RSUD KRATON PEKALONGAN.

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

TEKNIK ORANG KETIGA DENGAN EKSPLORASI PERASAAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA DIRAWAT DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

Inggrith Kaluas Amatus Yudi Ismanto Rina Margaretha Kundre

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

DAMPAK TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KOOPERATIF PADA ANAK USIA PRASEKOLAH SELAMA MENJALANI PERAWATAN DI RS. ISLAM KLATEN. Widiawati, Suyami.

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN ANAK PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO

TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP RESPON PENERIMAAN OBAT PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN TINDAKAN INVASIF PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA BALITA (1-5 TAHUN) DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: MARTHA AYU RACHMADANI

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

Media Ilmu Kesehatan Vol. 1, No. 3, Desember 2012 MENGGAMBAR DAN MEWARNAI MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN ANAK YANG DIRAWAT. Widiyono 1, Atik Badi ah 2

Mutia Yusuf, Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kondisi Psikologis 149

Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar dengan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah di IRNA Anak RSUP Dr.M.

AKTIVITAS BERMAIN MEWARNAI DAPAT MENINGKATKAN MEKANISME KOPING ADAPTIF SAAT MENGHADAPI STRES HOSPITALISASI PADA ANAK

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI AKTIVITAS BERMAIN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA TODDLER

Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman

PENGARUH TERAPI BERMAIN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH TERHADAP KEHILANGAN KONTROL DALAM HOSPITALISASI DI RUANG ANAK RSUD NGUDI WALUYO WLINGI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

KECEMASAN ANAK USIA 3-6 TAHUN DENGAN HOSPITALISASI PRE DAN POST PEMBERIAN TERAPI BERMAIN

Emi Agustina 1, Artie Puspita 2 1 Dosen Akademi Keperawatan Pamenang 2 Perawat RSUD Pare ABSTRAK

Katinawati*) Ns. Sri Haryani, S.Kep**), Ns. Syamsul Arif, S.Kep.,M.Kes, Biomed**) ABSTRAK ABSTRACT

PENGARUH PROGRAM BERMAIN TERHADAP RESPON PENERIMAAN PEMBERIAN OBAT PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

JURNAL ARIF FIRMANTO J. ATISINA NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

UPAYA MENURUNKAN TINGKAT STRES HOSPITALISASI DENGAN AKTIFITAS MEWARNAI GAMBAR PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI RUANG ANGGREK RSUD GAMBIRAN KEDIRI

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B

SKRIPSI. Oleh : MUTIARA SIBURIAN

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KOOPERATIF SELAMA HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan.

Oleh : Rahmawati Dewi Handayani dan Ni Putu Dewi Puspitasari 1 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

GAMBARAN SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA BALITA OVERVIEW ATTITUDE OF NURSES IN COMMUNICATION THERAPEUTIC IN CHILDREN

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai

TERAPI BERMAIN MENDONGENG DAPAT MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah

TINGKAT KOOPERATIF ANAK USIA PRA SEKOLAH (3 5 TAHUN) MELALUI TERAPI BERMAIN SELAMA MENJALANI PERAWATAN DI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi

KENDALI STRES MENGHADAPI HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRA- SEKOLAH MELALUI TERAPI MEWARNAI


PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN Oleh : Arni Wianti

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dunia, seperti yang disampaikan oleh UNICEF sebagai salah. anak, perlindungan dan pengembangan anak (James, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

EFEKTIVITAS BERMAIN TERHADAP STRES HOSPITALISASI PADA ANAK PRA SEKOLAH YANG SEDANG DIRAWAT DI RRI ANAK RSUD Dr. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

Fricilia Euklesia Wowiling Amatus Yudi Ismanto Abram Babakal

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

HUBUNGAN PENERAPAN ATRAUMATIC CARE DENGAN STRES HOSPITALISASI PADA ANAK DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

HUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRE SCHOOL PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr.

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN SIKAP KOPERATIF ANAK USIA PRA SEKOLAH SELAMA PROSEDUR INJEKSI INTRAVENA DI RSUD PROF. DR.

ARTIKEL ILMIAH ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio. ANALISIS JURNAL: The Effect of Performing Preoperative. pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PENDAMPINGAN ORANG TUA DENGAN KECEMASAN PADA ANAK SAAT PENGAMBILAN DARAH DI RUANGAN ANAK RSUD NOONGAN KABUPATEN MINAHASA

TINGKAT NYERI ANAK USIA 7-13 TAHUN SAAT DILAKUKAN PEMASANGAN INFUS DI RSUD KOTA SEMARANG

Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

EFFECT OF PLAYING THERAPY USING STORY TELLING TECHNIQUE TO ANXIETY CAUSED BYHOSPITALIZATION IN PRESCHOOL CHILDREN AT MENUR WARD OF DR

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

EFEKTIVITAS TERAPI BERMAIN PUZZLE DENGAN MEWARNAI GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RSUD 45 KUNINGAN

PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENERAPAN PRINSIP PERAWATAN ATRAUMATIK DI RUANG IBNU SINA RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

PENGARUH BERMAIN TERHADAP KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK SELAMA MENJALANI PERAWATAN DI RSUP DR. SARDJITO

Hubungan Antara Peran Orang Tua 1

Transkripsi:

Florentianus Tat*Selfiana A. Sing, Pengaruh Terapi Bermain Alat Kedokteran Terhadap Perilaku Kooperatif dalam Asuhan Keperawatan Anak Usia Pra Sekolah di Ruang Anak RSUD Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara 710 PENGARUH TERAPI BERMAIN ALAT KEDOKTERAN TERHADAP PERILAKU KOOPERATIF DALAM ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RUANG ANAK RSUD KEFAMENANU KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA FLORENTIANUS TAT 1, SELFIANA A. SING 2 Abstract Therapeutic Effect of Playing With Medical Tool Against Cooperative Behavior Preschooler (3-5 Years) During Hospitalization in Children's Hospital Space Kefamenanu Timor Tengah Utara Playing medical instrument therapy an example of playing therapy done before implementasi the nurse activity. Introducting the medical interment to children will make them more comfortable that can infl ill the cooperative behavior to their nurse. The aim of this research is to know the impact of playing medical intrument therapy to wards. Clidren,s cooperative behavior in children of pre-school (3 5 years old) during the hospitalization in cihildrent room RSUD Kefamenanu. To design this research, the researcher uses one group pre test post test. The sampel of this research is 32 respondents. The needed data is collcted by observing cooperatitive behavior of children before andf after giving the therapy. To know the different of childrens cooperative behavior before and after going the playing therapy, Wilcoxon test is used. Based on the Wilcoxon analysis, the cooperative level shows value of p = 0,000 (<0,005). Based on the result, it can be conluded that there is an impcict of playing medical instrument to ward the level cooperative level of children in pre school (3 5 tahun) during the hospitalization in Childrens room RSUD Kefamenanu. Keyword: Playing Medical Instrument Therapy, the level of childrends, cooperative behavior. *) Dosen Poltekkes Kemenkes Kupang

711 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 13, NOMOR 2 DESEMBER 2014 Latar Belakang Perawatan anak di rumah sakit memaksa anak untuk berpisah dari lingkungan yang dirasakan aman, penuh kasih sayang yaitu lingkungan rumah, permainan dan teman sepermainannya. Reaksi terhadap perpisahan yang ditunjukan anak usia prasekolah dengan menolak makan, sering bertanya, menangis dan tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan (Supartini, 2004). National Center for health Statistik melaporkan bahwa 3 5 juta anak dibawa usia 6 tahun mengalami hospitalisasi. Menurut data Rekam Medis angka anak usia prasekolah yang di rawat di RSUD kefamenanu selama tahun 2013 sejumlah 106 anak dengan kasus terbanyak adalah kasus diare. Untuk mengatasi dampak hospitalisasi anak, perawat memegang peranan penting untuk membantu orang tua mengahadapi permasalahan yang berkaitan dengan perawatan anak di rumah sakit. Fokus intervensi keperawatan yang dilakukan adalah meminimalkan stressor, memberikan dukungan psikologis pada anak dan anggota keluarga selama anak dirawat di rumah sakit. Media yang paling efektif untuk mengatasi dampak hospitalisasi adalah melalui kegiatan bermain (Supartini, 2004). Bermain di rumah sakit dapat memperbaiki konsep - konsep yang salah tentang penggunaan dan peralatan dalam prosedur medis karena sambil bermain perawat menjelaskan tentang fungsi dari alat alat permainan, misalnya thermometer tidak menyakitkan sehngga anak tidak salah presepsi.tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh terapi bermain terhadap perilaku kooperatif anak usia pra sekolah (3-5 tahun) selama hospitalisasi di RSUD Kefamenanu. Hipotesis Penelitian, Ha: ada pengaruh terapi bermain terhadap prilaku kooperatif anak usai prasekolah selama hospitalisasi. Alat dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah adalah pra eskprimen dengan rancangan one group pretes postest, tanpa ada kelompok pembanding (kontrol), untuk menjawab

Florentianus Tat 1, Selfiana A. Sing 2, Pengaruh Terapi Bermain Alat Kedokteran Terhadap Perilaku Kooperatif dalam Asuhan Keperawatan Anak Usia Pra Sekolah di Ruang Anak RSUD Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara 712 pertanyaan apakah ada pengaruh terapi bermain terhadap prilaku kooperatif anak usai prasekolah selama hospitalisasi yangdi rawat di RSUD Kefamenanu TTU. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia prasekolah yang dirawat di ruang anak RSUD Kefamenanu sebanyak 32 anak dengan kriteria inklusi anak usia prasekolah yang sedang dirawat. Pengumpulan Data menggunakan Intrument dengan lembar observasi, waktu penelitan dilakukan pada bulan Maret - April 2014, tempat penelitian dilakukan di ruang rawat inap anak RSUD Kefamenanu. Analisa Data melalui proses Editing, Coding, Scoring dengan cara setiap pernyataan Ya = 1 dan tidak = 0. Interval, 9-11 sangat kooperatif, 5 8 kooperatif, 1-4 kurang kooperatif, 0 tidak kooperatif. Uji statistic menggunakan Uji Wilcoxon dengan p <0.5 pada tingkat kemaknaan 5 % ( =0.05). Karakteristik Lokasi Penelitian RSUD Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara merupakan Rumah Sakit milik pemerintah daerah Kefamenanu dengan klasifikasi sebagai rumah sakit tipe D, beralamat di JL.Letjen Soeprapto Kelurahan Kefa Tengah Kecamatan Kota Kefamenanu dengan luas tanah 14.208,78 m 2 dan luas bangunan 2.496.408 m 2, sekaligus rumah sakit rujukan yang dapat menerima rujukan dari puskesmaspuskesmas diwilayah Kabupaten Timor Tengah Utara. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Departemen Kesehatan RI Nomor KARS.SERT/829/VI/2012. tentang penetapan RSUD Kefamenanu sebagai Rumah Sakit tipe D. Dan menurut Surat Keputusan Bupati Timor Tengah Utara Nomor KP2TSP.TTU.440/01/SIPRS/IV/2012 tentang Izin Pendirian Rumah Sakit dengan Nama Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur. RSUD Kefamenanu dengan jumlah tempat tidur 100 buah dan terakreditasi 5 Pelayanan Dasar. Hingga kini RSUD Kefamenanu memiliki 100 tempat tidur yang

713 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 13, NOMOR 2 DESEMBER 2014 tersebar di berbagai kelas perawatan. Jenis pelayanan yang tersedia adalah pelayanan umum, gigi dan 4 spesialis dasar sedangkan Kegiatan Penunjang Medis yang tersedia adalah laboratorium, radiologi, unit transfusi darah dan farmasi. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai dengan meminta persetujuan orang tua anak untuk menjadi responden dengan menandatangani surat persetujuan menjadi responden. Peneliti mengobservasi respon anak saat pemeriksaan dengan steteskop dan pengukuran suhu dengan menggunakan thermometer yang dilakukan oleh seorang perawat di ruangan anak. Peneliti mengobservasi secara langsung perilaku kooperatif anak pada saat tindakan tersebut. Kemudian peneliti melaksanakan terapi bermain dengan mengajak anak dan orang tua bermain menggunakan satu set kedokteran serta membiarkan anak berperan sebagai dokter untuk melakukan pemeriksaan. Peneliti kemudian menyiapkan alat permainan, memilih tempat di atas tempat tidur atau di lantai dengan menggunakan tikar sesuai dengan kondisi pasien. Setelah terapi bermain, peneliti meminta lagi perawat yang sama untuk memeriksa anak dengan menggunakan steteskop dan termometer, sambil peneliti mengobservasi lagi perilaku kooperatif setelah terapi bermain. Data Umum 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel. 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di Ruang Anak RSUD Kefamenanu, Usia Frekuansi % 3 Tahun 11 34,4 4 Tahun 16 50,0 5 Tahun 5 15,6

Florentianus Tat 1, Selfiana A. Sing 2, Pengaruh Terapi Bermain Alat Kedokteran Terhadap Perilaku Kooperatif dalam Asuhan Keperawatan Anak Usia Pra Sekolah di Ruang Anak RSUD Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara 714 Jumlah 32 100 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah responden paling banyak adalah usia 4 tahun sebanyak 16 anak (50%) sedangkan jumlah responden yang paling sedikit adalah usia 5 tahun sebanyak 5 anak (15,6%). 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Ruang Anak RSUD Kefamenanu, Jenis Kelamin Frekuansi % Laki-laki 15 46,9 Perempuan 17 53,1 Jumlah 32 100 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah responden perempuan lebih banyak dari responden laki-laki, yaitu sebanyak 17 responden (53,1%) 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Dirawat Tabel. 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Dirawat di Ruang Anak RSUD Kefamenanu, Umur Anak Frekuansi % 1 hari 6 18,7 2 hari 8 25,0 3 hari 11 34,4 4 hari 7 21,9 Jumlah 32 100 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah responden paling banyak lama dirawat adalah 3 hari sebanyak 11 anak (34,4%).

715 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 13, NOMOR 2 DESEMBER 2014 Data Khusus 1. Perilaku kooperatif anak usia prasekolah (3 5 tahun) selama hospitalisasi sebelum dilakukan terapi bermain di ruang anak RSUD Kefamenanu. Tabel. 4.4 Distribusi frekuensi perilaku kooperatif anak usia prasekolah (3 5 tahun) selama hospitalisasi sebelum dilakukan terapi bermain di Ruang Anak RSUD Kefamenanu. Perilaku Frekuansi % Sangat Koperatif 4 12,5 Kooperatif 6 18,7 Kurang Kooperatif 22 68,8 Tidak Kooperatif - - Jumlah 32 100 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebelum terapi bermain responden yang memiliki perilaku sangat kooperatif sebanyak 4 anak (12,5%), kooperatif sebanyak 6 anak (18,75%), kurang kooperatif sebanyak 22 anak (68,8%) dan yang tidak kooperatif tidak ada. 2. Perilaku kooperatif anak usia prasekolah (3 5 tahun) selama hospitalisasi setelah dilakukan terapi bermain di ruang anak RSUD Kefamenanu. Tabel. 4.5 Distribusi frekuensi perilaku kooperatif anak usia prasekolah (3 5 tahun) selama hospitalisasi setelah dilakukan terapi bermain di Ruang Anak RSUD Kefamenanu, Perilaku Frekuansi % Sangat Koperatif 32 100

Florentianus Tat 1, Selfiana A. Sing 2, Pengaruh Terapi Bermain Alat Kedokteran Terhadap Perilaku Kooperatif dalam Asuhan Keperawatan Anak Usia Pra Sekolah di Ruang Anak RSUD Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara 716 Kooperatif - - Kurang Kooperatif - - Tidak Kooperatif - - Jumlah 32 100 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa setelah terapi bermain, semua responden menjadi sangat kooperatif (100%). 3. Menganalisa terapi bermain terhadap perilaku kooperatif anak usia prasekolah (3 5 tahun) selama hospitalisasi di ruang anak RSUD Kefamenanu. Tabel. 4.6 Perbedaan Perilaku Sebelum dan Sesudah Terapi Bermain di Ruang Anak RSUD Kefamenanu di Ruang Anak RSUD Kefamenanu, Perilaku Sebelum Terapi Sesudah Terapi Bermain Bermain P Z Frekuansi % Frekuansi % Sangat Koperatif 4 12,5 32 100 Kooperatif 6 18,75 - - Kurang 0,000-4,685 22 68,8 - - Kooperatif Tidak Kooperatif - - - - Jumlah 32 100 32 100 Berdasarkan hasil uji Wilcoxon untuk terapi bermain dengan alat kedokteran dan tingkat kooperatif menunjukkan nilai p = 0,000 (< 0,05) dan nilai Z = - 4,685 maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh signifikan antara terapi bermain menggunakan alat kedokteran terhadap tingkat kooperatif

717 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 13, NOMOR 2 DESEMBER 2014 anak usia prasekolah selama hospitalisasi di Ruang Anak RSUD Kefamenanu. Diskusi / Pembahasan Hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum terapi bermain sebagian anak memiliki perilaku kurang kooperatif yaitu sebanyak 22 anak (68,8%), kooperatif sebanyak 6 anak (18,75%) dan sangat koperatif sebanyak 4 anak (12,5%). Menurut Supartini (2004), perawatan anak usia pasekolah di rumah sakit memaksa anak untuk berpisah dengan lingkungan yang dirasakan aman, penuh kasih sayang dan menyenangkan. Reaksi anak yang muncul saat perawatan di rumah sakit adalah reaksi perpisahan yang ditunjukan anak dengan menolak makan, sering bertanya, menangis dan tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan. Juga adanya reaksi kehilangan kontrol karena adanya pembatasan aktivitas anak sehingga anak merasa sebagai suatu hukuman yang ditunjukan dengan rasa malu, bersalah dan takut. Disamping itu reaksi yang timbul akibat tindakan perlukaan atau nyeri adalah menganggap tindakan dan prosedur dapat mengacam tubuhnya dan merupaka suatu hukuman bagi anak. Sehingga anak akan berontak, agresif dan tidak mau bekerja sama dengan perawat. Teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah teori adaptasi dari Roy.Menurut Roy terdapat 5 obyek utama dalam ilmu keperawatan, yaitu manusia, keperawatan, konsep sehat sehat sakit dan konsep lingkungan. Sakit adalah suatu ketidakmampuan individu untuk beradaptasi terhadap rangsangan yang berasal dari dalam dan luar individu. Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari internal dan external yang mempengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dan prilaku seseorang dan kelompok. Pemahaman klien yang baik tentang lingkungan akan membantu perawat meningkatkan adaptasi tersebut dalam merubah dan mengurangi resiko akibat dari lingkungannya. Akibat hospitalisasi membuat anak berpisah dari lingkungan rumah, permainan dan teman

Florentianus Tat 1, Selfiana A. Sing 2, Pengaruh Terapi Bermain Alat Kedokteran Terhadap Perilaku Kooperatif dalam Asuhan Keperawatan Anak Usia Pra Sekolah di Ruang Anak RSUD Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara 718 permainannya. Hal tersebut membuat anak tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan, karena berada di lingkungan yang berbeda dengan lingkungannya. untuk itu lingkungan rumah sakit di modifikasi seperti lingkungan rumah, salah satunya dengan menyediakan perminan yang sesuai dengan usia anak, dengan demikian anak dapat beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit. Berdasarkan hasil ini asumsi peneliti bahwa ketika anak dirawat, anak tersebut akan mendapatkan tindakan keperawatan, yang menggunakan alat-alat kedokteran dan keperawatan yang dapat membuat anak tersebut takut dan merasa asing dengan peralatan dan lingkungan rumah sakit yang menakutkan. Selain itu ruangan yang tertutup dan sempit dapat membuat anak tertekan dan memaksa harus tinggal dan menyesuaikan dengan keadaan tersebut. Hal ini dapat membuat anak melakukan reaksi penolakan yang ditujukan dengan reaksi protes, reaksi putus asa, dan reaksi pelepasan. Perilaku kooperatif anak usia prasekolah. Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah terapi bermain semua anak memiliki perilaku sangat kooperatif (100%) terhadap tindakan keperawatan dan kedokteran. Menurut Pigeat (Harri,dkk, 2010), anak prasekolah memperoleh keamanan dan kenyamanan dari benda-benda yang sudah dikenalnya seperti; mainan, boneka dan foto keluarga. Anak prasekolah mampu melalui banyak ketakutan, fantasi dan ansietas yang tidak terselesaikan melalui permainan, terutama dipandu oleh obyek yang tepat misalnya boneka, staf medis/staf keperawatan serta anak lain. Menurut Arlene Esenberg,dkk (1998), memperkenalkan alat seperti stetoskop, alat pengukur tekanan darah, jarum suntik dan bermain peran seperti dokter-dokteran akan membantu anak selama masa perawatan sebelum dokter melakukan prosedur pemeriksaan. Menurut Supartini, (2004),.Bermain dapat menurunkan stress pada anak serta merupakan media yang baik bagi anak untuk belajar berkomunikasi dengan lingkungannya. Selain itu aktivitas bermain di rumah sakit dapat

719 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 13, NOMOR 2 DESEMBER 2014 meningkatkan kemampuan anak untuk mempunyai tingkah laku positif. Menurut Dian Adriana, (2010), salah satu tujuan aktifitas bermain di rumah sakit adalah memeperbaiki konsep konsep yang salah terhadap penggunaan dan tujuan peralatan serta prosedur medis. Anak meganggap semua alat yang digunkan perawat dan dokter menyakitkan. Begitu juga thermometer dan stetoskop namun dalam kenyataan kedua alat ini tidak menyakitkan.untuk itu anak dibiarkan bermain menyentuh bahkan menggunakan sendiri untuk memeriksa orang lain sehingga anak akan tahu kalau kedua alat ini tidak menyakitkan. Menurut peneliti terapi bermain dengan alat kedokteran ini sangat membantu anak mengalami hospitalisasi untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit, tindakan keperawatan dan tindakan kedokteran. Dengan bermain anak dapat yang berkomunikasi dengan perawat sebagai teman bermain bukan sebagai orang yang menyakitkan atau menakutkan anak. Selain itu anak akan memiliki pengalaman yang menyenangkan saat berada di rumah sakit karena aktivitas bermain tiidak dihambat atau dilarang, seperti berada di rumahnya sendiri. Hal ini dibuktikan dari 22 anak yang kurang kooperatif (68,8%) dan 6 anak yang kooperatif (18,75%) semuanya menjadi sangat kooperatif setelah diberikan terapi bermain (100%) Pengaruh terapi bermain dengan alat kedokteran terhadap perilaku kooperatif anak prasekolah. Hasil uji Wilcoxon menggambarkan bahwa nilai Z sesudah diberikan terapi bermain dengan alat kedokteran -4,685 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kooperatif yang signifikan. Pembacaan singkat berdasarkan harga signifikan (p), dimana nilai p = 0,000, (p 0,05) maka Ha diterima, artinya ada pengaruh antara terapi bermain dengan alat kedokteran terhadap perilaku kooperatif anak usia pra sekolah (usia 3 5 tahun) selama hospitalisasi di ruang anak RSUD Kefamenanu Kaabupaten Timor Tengah Utara. Simpulan Sebelum diberikan terapi bermain 22 anak kurang kooperatif (68,8%) dan 6

Florentianus Tat 1, Selfiana A. Sing 2, Pengaruh Terapi Bermain Alat Kedokteran Terhadap Perilaku Kooperatif dalam Asuhan Keperawatan Anak Usia Pra Sekolah di Ruang Anak RSUD Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara 720 anak kooperatif (18,75%).Setelah diberikan terapi bermain semua anak menjadi sangat kooperatif (100%). Ada Pengaruh yang signifikan antara terapi bermain dengan alat kedokteran terhadap perilakuk kooperatif anak usia prasekolah dengan uji Wilcoxon, p = 0,000 < 0,05 dan Z = -4,685. Semakin lama waktu yang dibutuhkan anak untuk bermain dan bervariasinya mainan yang diberikan anak semakin kooperatif. DAFTAR PUSTAKA Arlene Eisenbrg,dkk. (1998). Membangun Karakter Anak di Lima Tahun Pertama. Jakarta: EGC. Chandra. B. 2008. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: EGC Dian, Adriana. 2010. Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba Medika. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. 2003. Acuan Menu Pembelajaran Pada Kelompok Bermain. Jakarta: Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Ditjen PLSP.Depdiknas. Harri,dkk, 2010. Pengantar Psikologi Dalam Keperawatan cetakan I. Jakarta; Kencana. Hidayat, A. A. a. 2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A.A.A. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Ed. 2. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A.A.A.b. 2009. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika. Lestari, 2011. https://www.google.com/search?q=konse p+bermain&ie=utf8&oe=utf- 8&aq=t&rls=og.mozilla:en- US:ooficial&client=firefoxbeta/dikases tanggal 18 Desember 2013 Jam 10.00 Wita. Muscari, M.E. 2005. Panduan Belajar: Keperawatan P ediatrik.ed. 3. Jakarta: 2005. Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit ed.2. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, 2010. Ilmu Kesehatan Perilaku Keseahatan. Jakarta: Rhineka Cipta. Nursalam. 2013. Konsep Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

721 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 13, NOMOR 2 DESEMBER 2014 Nursalam. 2013. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Ed.2. Jakarta: Salemba Medika. Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik.ed.4. Jakarta: EGC. Rahma & Puspasari. 2009. http://www.skripsistikes.wordpress.c om/diakses tanggal 12 Desember 2013 Jam 12.00 Wita. Riwidikdo, H. 2012. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan.Yogyakarta: Salemba medika. Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. Supartini, Y. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. Wong, D.L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Ed. 4. Jakarta: EGC. Wong, Dkk.a. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Ed. 6. Vol.1. Jakarta: EGC. Wong, Dkk.b. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Ed. 6. Vol 2. Jakarta:EGC