BAHAN DAN METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. diberi lima perlakuan. Domba yang digunakan ini adalah domba lokal yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian yang digunakan adalah semen yang didapat dari lima

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba jantan yang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah semen kambing yang berasal 5 ekor kambing

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di. Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dikandangkan secara individu di Kandang Kambing Perah Fakultas Peternakan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Unit Pelayanan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Januari-Februari 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal

Inseminasi Buatan (IB)

Lampiran 1. Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Maret hingga 27 April 2017 di

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari2015 di

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan pola faktorial dengan dua faktor, yaitu suhu dan lama thawing, dengan

BAB II JUDUL PRAKTIKUM : INSEMINASI BUATAN [IB]

MATERI DAN METODE. Metode Penelitian

PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna,

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kelinci Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

MATERI DAN METODE. Materi

TUGAS AKHIR - SB Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP.

PENDAHULUAN. kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan dari

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2015 sampai 25 Mei 2015.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai evaluasi kualitas semen beku sapi Brahman post

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal

HASIL DAN PEMBAHASAN. domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara makroskopis

Pengaruh Level Glutathione dalam Pengencer Tris-Kuning... Riga Pradistya Hardian

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan

PERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH ABSTRACT

5 detik dan berada dalam gemngan nitrogen cair (Senger 1980). Waktu. pengambilan sampel semen beku dalam proses pernindahan dari kontainer depo

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Karakteristik. Volume (ml) 1,54 ± 0,16. ph 7,04±0,8

Pengaruh Penggunaan Tris Dalam Pengencer Susu Skim Terhadap Resistensi Spermatozoa Sapi Simmental Pasca Pembekuan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tanaman singkong. Daun singkong sebanyak 4 kg segar diperoleh dari

PENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI REPRODUKSI TERNAK

PENDAHULUAN. Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati

PENGARUH PENGENCER SEMEN TERHADAP ABNORMALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA KAMBING LOKAL PADA PENYIMPANAN SUHU 5ºC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada (Mulyono dan Sarwono, 2004). K isaran volume semen per ejakulat

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini berupa ovarium domba lokal umur <1 tahun 3 tahun

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari

PENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Jimmy Farm Cianjur. Pemeliharaan dimulai dari 0 sampai 12 minggu sebanyak 100

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumedang sebanyak 60 ekor. Itik lokal berumur 35 hari dengan bobot badan 0,8-1,2

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Limousin merupakan keturunan sapi Eropa yang berkembang di Perancis.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak 100 kg bahan kering dan untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik semen

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan penelitian yang digunakan adalah itik pedaging jantan dengan bobot

3. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC

Tatap muka ke 10. Universitas Gadjah Mada

BAB III METODA PENELITIAN. Rancangan analisis data pada penelitian ini menggunakan faktorial dalam

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA EVALUASI SEMEN Hari dan tanggal : Senin, 21 Desember 2015

UJI KU <klitas SPERMA DAN PENGHITUNGAN JUMLAH PENGENCER DALAM UPAYA MENENTUKAN KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai

MATERI DAN METODE. Gambar 7 Metode penampungan semen babi : a) Metode manual (glovehand method); b) Alat penampungan semen.

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan 5 kali ulangan.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. bungkil kedelai, tepung gamal (Gliricidia sepium), dan pucuk tebu (Saccharum

MATERI DAN METODE di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tambahan. Bahan utama berupa daging sapi bagian sampil (chuck) dari sapi

Pengaruh Lama Inkubasi Terhadap Proporsi Sperma Pembawa Kromosom X-Y dan Kualitas Semen Kambing Peranakan Etawah...Rina Ferlianthi

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Jerami Jagung yang dipergunakan, sebanyak 80 kg yang berasal dari limbah

Tatap muka ke 4&5 PENILAIAN ATAU EVALUASI SPERMA

PENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

PENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP DAYA HIDUP DAN KEUTUHAN MEMBRAN PLASMA SPERMATOZOA ITIK RAMBON

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ongole) berumur 1,5-2 tahun bagian paha yaitu silver side sebanyak 2

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

DAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

Transkripsi:

12 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan yaitu semen yang berasal dari lima ekor kambing PE umur 2-3 tahun. 3.1.2 Bahan dan Peralatan Penelitian a. Penampungan Semen Bahan yang digunakan untuk penampungan semen yaitu air hangat dan vaselin. Adapun peralatan yang digunakan dalam penampungan semen yaitu vagina buatan, thermometer, pompa udara, tabung penampung semen, dan corong air. b. Evaluasi Semen Bahan yang digunakan untuk evaluasi semen adalah NaCl fisiologis, NaCl 3% dan eosin. Peralatan yang digunakan untuk evaluasi semen diantaranya mikroskop, object glass, cover glass, ph meter, pipet haemocytometer, kamar hitung neubauer, dan batang pengaduk. c. Pengenceran semen Bahan yang digunakan dalam pengenceran semen diantaranya adalah tris aminomethane, asam sitrat, fruktosa, aquabides, kuning telur, penicillin, dan streptomycin. Peralatan yang digunakan dalam pengenceran diantaranya adalah timbangan analitik, kertas saring, aluminium foil, pipet, mikro pipet, tabung reaksi, rak tabung, dan gelas ukur.

13 d. Pembekuan Semen Bahan yang digunakan dalam proses pembekuan yaitu gliserol dan nitrogen cair. Peralatan yang digunakan diantaranya straw, serbuk Polyvinyl Alcohol, goblet, canister, lemari pendingin, pinset, dan penjepit besi. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Perlakuan Penelitian Rancangan percobaan adalah dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Penelitian yang akan dilakukan terdiri dari 5 perlakuan dan 5 kelompok. Kelima perlakuan tersebut terdiri dari: P1 = Semen + Larutan pengencer Tris-Sitrat kuning telur + Gliserol 5% P2 = Semen + Larutan pengencer Tris-Sitrat kuning telur + Gliserol 6% P3 = Semen + Larutan pengencer Tris-Sitrat kuning telur + Gliserol 7% P4 = Semen + Larutan pengencer Tris-Sitrat kuning telur + Gliserol 8% P5 = Semen + Larutan pengencer Tris-Sitrat kuning telur + Gliserol 9% 3.2.2 Prosedur Penelitian A. Penampungan Semen Siapkan vagina buatan yang akan digunakan untuk menampung semen. Isi bagian silinder vagina buatan dengan air hangat dengan suhu berkisar 38 o C sampai 40 o C. Lalu selongsong vagina buatan diisi udara dengan menggunakan pompa. Pasang tabung penampung semen pada ujung corong penampung. Olesi vagina buatan dengan menggunakan vaselin secukupnya. Siapkan kambing betina sebagai pemancing dengan tujuan untuk merangsang kambing jantan. Pejantan terlebih dahulu dirangsang untuk

14 melakukan false mount sebanyak satu atau dua kali, kemudian semen dapat ditampung. B. Penilaian Kualitas Semen meliputi: Penilaian ini dilakukan sebelum semen diolah, pemeriksaan semen segar 1. Pemeriksaan makroskopik a) Volume semen Volume semen dihitung dengan melihat skala yang tertera pada tabung penampung semen. Volume semen kambing yang dihasilkan bervariasi setiap penampungan yaitu berkisar 0,5 1,0 ml (Toelihere, 1981). Apabila semen yang dihasilkan pada ejakulat ke-1 kurang dari 0,5 ml, maka dilakukan penampungan kembali (ejakulat ke-2) dengan selang waktu 5-10 menit. b) ph semen ph semen dapat dilihat dengan cara mencocokkan warna dari kertas lakmus yang telah ditetesi semen dengan warna pada tabung kemasan kertas lakmus. ph semen kambing berkisar antara 6,4-7,2 (Toelihere, 1981). c) Warna semen Warna semen dari ejakulasi normal adalah putih susu dan berwarna krem. d) Konsistensi atau derajat kekentalan Kekentalan diamati dengan cara memiringkan tabung semen lalu ditegakan kembali, dan amati dinding tabung semen. Apabila semen yang mengalir pada dinding lambat, maka konsistensinya tinggi ditandai dengan semen yang kental. Namun jika sebaliknya maka konsistensinya rendah berarti semen tersebut encer atau cair.

15 2. Pemeriksaan Mikroskopik a) Mengamati gerakan massa sperma Semen hasil penampungan diteteskan sedikit ke atas objek glass kemudian amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 10. Gerakan massa diamati dengan melihat adanya kecenderungan bergerak bersama-sama ke satu arah, membentuk gelombang yang tebal atau tipis, dan bergerak cepat atau lambat. b) Menghitung konsentrasi sperma Penilaian konsentrasi spermatozoa bertujuan untuk menghitung jumlah spermatozoa. Perhitungan konsentrasi spermatozoa dilakukan dengan menggunakan Hemocytoeter dan kamar hitung Neubaeur. Mula-mula isap semen dengan pipet erythrocyt yang belum diencerkan hingga tanda 0,5, lalu isap larutan NaCl 3% hingga tanda 101. Kocok pipet dengan gerakan membentuk angka delapan dengan tujuan agar sperma tercampur secara merata dan sel-selnya tidak rusak saat dilakukan pengocokan selama 2-3 menit. Buang beberapa tetesan pertama. Kemudian teteskan satu tetes semen pada sisi cover glass. Hitung jumlah sel spermatozoa dalam 5 kamar dihitung menurut arah diagonal. c) Menghitung motilitas sperma Motilitas spermatozoa dihitung melalui cara yang sama dengan perhitungan konsentrasi sperma total, tetapi pengencernya menggunakan larutan isotonik, sehingga diperoleh konsentrasi sperma mati. Motilitas dapat dihitung dengan rumus : Motilitas = Spermatozoa total - Spermatozoa yang mati Spermatozoa total x 100%

16 Apabila setelah dilakukan evaluasi makroskopis dan mikroskopis data yang diperoleh yaitu motilitas lebih dari 70%, ph berkisar antara 6,4-7,2, abnormalitas kurang dari 10% dan konsentrasi spermatozoa 2-3 milyar/ml, maka semen layak untuk dilanjutkan ketahap pembekuan (Toelihere, 1981). d) Membran Plasma Utuh Spermatozoa (MPU) Evaluasi keutuhan membran plasma dilakukan dengan metode hypoosmotic swelling test (HOS test). Larutan HOS test terdiri dari 1,351 gr fruktosa dan 0,735 gr Sodium Sitrat yang dilarutkan dalam 100 ml aquabidestilasi. Larutan tersebut lalu diinkubasi dalam waterbath bersuhu 37 o C selama 10 menit. Setelah diinkubasi semen cair dapat ditambahkan dengan larutan HOS test, lalu buat preparat ulas dengan penambahan eosin dan difiksasi. e) Recovery Rate Recovery rate merupakan perbandingan antara motilitas spermatozoa post thawing dengan motilitas semen segar. C. Pengenceran Semen a) Komposisi bahan pengencer (buffer) Buffer yang digunakan tris-sitrat kuning telur bahan yang digunakan untuk pembuatan buffer terdiri dari bahan tris (3,634 gr tris, 1,99 gr asam sitrat, dan 0,5 gr fruktosa) dan sitrat (2,9 gr natrium sitrat dan 0,5 gr fruktosa), kuning telur 20 ml serta gliserol yang berbeda. Perbandingan antara tris dan sitrat yaitu 75% larutan tris dan 25% larutan sitrat. b) Penyedia Kuning Telur Pecahkan telur yang akan di ambil kuning telurnya. Buang bagian putih telur, lalu kuning telurnya disimpan pada kertas saring agar sisa albumen pada

17 kuning telur menempel pada kertas saring. Apabila kuning telur telah bersih dari albumen pindahkan kuning telur ke kertas saring yang lain pecahkan kuning telur lalu alirkan kedalam beaker glass. c) Pembuatan Pengencer Larutan buffer tris-sitrat yang telah dibuat disiapkan sebanyak 80 ml, lalu tuangkan kuning telur sebanyak 20 ml. Aduk kedua bahan tersebut dengan menggunakan batang pengaduk secara perlahan hingga homogen. Kemudian tambahkan 100 mg streptomycin dan 100.000 IU penicillin kedalam larutan pengencer. Setelah selesai beaker glass ditutup dengan alumunium foil. d) Pembuatan Semen Cair Penambahan volume pengencer dilakukan dengan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: V = Volume Semen (ml) KT = Konsentrasi Sperma Total M = Motilitas (%) KSM = Konsentrasi Sperma Motil yang diinginkan Setelah dilakukan perhitungan seperti diatas, siapkan pengencer yang akan ditambahkan. Cara penambahan pengencer dilakukan sedikit demi sedikit melalui dinding tabung dengan menggunakan pipet tetes. Homogenkan kedua

18 larutan tersebut. Tabung yang berisi semen cair ditutup dengan alumunium foil. Masukkan semen cair kedalam lemari es dengan temperature 5 o C. e) Penambahan Gliserol Setelah larutan pengencer dicampurkan dengan semen, lalu tambahkan gliserol pada masing-masing tabung sesuai dengan perlakuan (Gliserol 5%, Gliserol 6%, Gliserol 7%, Gliserol 8% dan Gliserol 9%). D. Pengemasan Semen (Filling dan Sealing) Pengemasan larutan semen ini menggunakan kemasan straw dengan volume 0,25 ml. Larutan semen dihisap dengan menggunakan alat penghisap hingga batas kapas putih. Selanjutnya sisi lainnya disumbat dengan tepung polyvinyl alcohol setelah straw terisi dengan larutan semen. E. Ekuilibrasi dan Pembekuan Semen cair yang telah dikemas dimasukkan ke dalam lemari es selama 4 jam dengan temperature 5 o C. Hal tersebut bertujuan agar spermatozoa dapat beradaptasi dengan pengencer sebelum dilakukan proses pembekuan. Proses selanjutnya ialah proses pre freezing diatas permukaan Nitrogen Cair selama 9 menit pada suhu -80 sampai dengan -100 0 C. Gas nitrogen akan menguapi straw dengan jarak antara straw dan permukaan nitrogen cair ialah 4 cm pada leher container. Goblet yang telah bersi straw dimasukan kedalam canister setelah dilakukan prefreezing dan selanjutnya disimpan didalam container yang berisi nitrogen cair untuk dibekukan. Suhu dalam container mencapai - 196 C. F. Pencairan Kembali Semen Beku (Thawing) Semen yang telah di bekukan selama satu malam, dilakukan pencairan kembali untuk dilakukan evaluasi kualitas semen setelah pembekuan. Proses

19 thawing dilakukan selama 35-40 detik pada bejana yang telah diisi air dengan temperature 38 o C. 3.2.3 Peubah yang Diamati a. Membran Plasma Utuh (MPU) Membran plasma utuh yaitu ditandai dengan ekor yang membengkak, melingkar dan menggembung, sedangkan membran plasma yang rusak ditandai dengan ekor yang lurus bila dipaparkan dalam larutan hipoosmotik (HOS). Perhitungan membran plasma utuh pada spermatozoa kambing dilakukan dengan menghitung sel spermatozoa pada preparat ulas sebanyak 200. Persentase membran plasma utuh dapat diketahui dengan menggunakan rumus: b. Recovery Rate Recovery rate merupakan perbandingan antara motilitas spermatozoa post thawing dengan spermatozoa sebelum pembekuan. 3.2.4 Analisis Data Analisi data yang digunakan yaitu dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) karena memiliki 5 perlakuan dan 5 kelompok, sehingga diperoleh 25 unit percobaan. Model matematika yang digunakan adalah : Y ij = µ + γ i + β j + ε ij Keterangan: Y ij : respon hasil pengamatan perlakuan ke-i ulangan ke- j µ : rataan umum γ i : pengaruh aditif perlakuan ke- i : pengaruh aditif dari kelompok ke-j β j

20 ε ij : galat percobaan i : banyaknya percobaan (1,2,3,4,5) j : banyaknya ulangan (1,2,3,4,5) Hipotesis : H 0 : P 2 P 1 ; P 2 P 3; P 2 P 4 ; P 2 P 5 Berarti pengaruh perlakuan P 2 lebih kecil atau sama dengan perlakuan lain terhadap membran plasma utuh dan recovery rate. H 1 : P 2 > P 1 ; P 2 > P 3; P 2 > P 4; P 2 > P 5 Berarti ada minimal satu perlakuan P 2 yang lebih besar dari pada perlakuan lain terhadap membran plasma utuh dan recovery rate.. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan penambahan berbagai level glierol terhadap membran plasma utuh dan recovery rate. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan dengan uji Lanjut Jarak Berganda Duncan. Tabel 1. Analisis Sidik Ragam Sumber variasi db JK KT Fhit F tabel 0,05 Kelompok (r-1) JK k KT k Perlakuan (p-1) JK P KT P KT P /KT G Galat (p-1)(r-1) JK G KT G Total rp-1 JK T Keterangan : db JK KT p r Kaidah keputusan : : derajat bebas : jumlah kuadrat : kuadrat tengah : Total Perlakuan : Ulangan 1. Bila Fhit Ftabel, maka Ho diterima (non significant = tidak berbeda nyata) 2. Bila Fhit > Ftabel, maka Ho ditolak (significant = berbeda nyata)

21 Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan, dilakukan dengan menggunakan Uji Jarak berganda Duncan (Gaspersz, 1995) dengan rumus sebagai berikut: S x = LSR = SSR S x Keterangan : S x = Galat baku KTG = Kuadrat Tengah Galat r = Ulangan periode LSR = Least Significant Range (Jarak beda nyata terkecil) SSR = Student Significant Range Bila selisih antara perlakuan dibanding dengan LSR, kaidah keputusan : 1. Bila d nilai LSR, maka non signifikan 2. Bila d > nilai LSR, maka signifikan Keterangan : d = Selisih antar perlakuan 3.2.5 Tata Letak Percobaan Tabel 2. Tata Letak Kelompok Perlakuan Total 1 2 3 4 5 Kelompok 1 P 1 K 1 P 2 K 1 P 3 K 1 P 4 K 1 P 5 K 1 Y 1 2 P 1 K 2 P 2 K 2 P 3 K 2 P 4 K 2 P 5 K 2 Y 2 3 P 1 K 3 P 2 K 3 P 3 K 3 P 4 K 3 P 5 K 3 Y 3 4 P 1 K 4 P 2 K 4 P 3 K 4 P 4 K 4 P 5 K 4 Y 4 5 P 1 K 5 P 2 K 5 P 3 K 5 P 4 K 5 P 5 K 5 Y 5 Total Perlakuan Y 1 Y 2 Y 3 Y 4 Y 5 Rata-rata

22 Berdasarkan tabel tata letak diatas dapat dibuat hasil pengacakan perlakuan adalah sebagai berikut : P 1 K 1 P 3 K 1 P 5 K 1 P 2 K 1 P 4 K 1 P 2 K 2 P 4 K 2 P 3 K 2 P 5 K 2 P 1 K 2 P 3 K 3 P 5 K 3 P 1 K 3 P 4 K 3 P 2 K 3 P 4 K 4 P 1 K 4 P 2 K 4 P 3 K 4 P 5 K 4 P 5 K 5 P 2 K 5 P 4 K 5 P 1 K 5 P 3 K 5