BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang cukup besar, dilakukan pengambilan sampel secara random,

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di kelas VIII-B SMP Negeri 10 Surakarta, yang

BAB III METODE PENELITIAN. cara mendapatkan cara dan langkah secara ilmiah untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau Classroom Action Research (CAR). Pendekatan PTK dipilih karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Barat. Subjek penelitian tindakan adalah anak Taman Kanak-kanak kelompok B

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendorong guru untuk menemukan teori baru yang dibuat sendiri sesuai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Jalan Dr. Muwardi No. 84 Sukoharjo. SMA Veteran 1 Sukoharjo

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

(Class Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas. CAR (Class. Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas menurut Suharsimi

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menerapkan model Broken/Triangle/Square/Heart untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian mencakup kondisi sekolah dan kondisi kelas secara khusus yang digunakan sebagai tempat penelitian, sedangkan waktu penelitian merupakan jangka waktu pelaksanaan penelitian yang dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan hingga pelaporan tindakan penelitian. Penjelasan mengenai tempat dan waktu penelitian lebih rinci adalah sebagai berikut: 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kemasan 1 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Sekolah yang akan menjadi tempat penelitian ini memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, ruang perpustakaan, kantin sekolah, halaman/lapangan olahraga, taman, toilet guru dan siswa serta tempat parkir yang kondisinya cukup baik. SD Negeri Kemasan 1 ini beralamat di Jaban, RT 02 RW 04, Kemasan, Polokarto, Sukoharjo. Hal-hal yang menjadi pertimbangan peneliti dalam memilih sekolah tersebut sebagai tempat penelitian antara lain: a. Terdapat permasalahan proses pembelajaran yang perlu diselesaikan (kemampuan menyatakan lambang bilangan romawi kelas IV SD Negeri Kemasan 1 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo rendah). b. Sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang sejenis, sehingga dapat terhindar dari kemungkinan terjadinya penelitian ulang. c. Lokasi sekolah yang mudah dijangkau dan dekat dengan tempat tinggal peneliti, sehingga dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya. d. Peneliti telah diberi izin oleh pihak sekolah untuk melakukan penelitian. 50

51 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 yaitu mulai bulan Desember 2015 hingga bulan Juli 2016 yang meliputi tahap persiapan, pelaksanaan penelitian, penyusunan laporan hingga pelaksanaan ujian skripsi. Rincian jadwal penelitian dapat dilihat pada lampiran 1. B. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini merupakan wujud komitmen guru untuk senantiasa memperbaiki sistem serta meningkatkan kinerja dalam rangka memperbaiki atau meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran (Suwandi, 2012: 9). Sedangkan pada praktiknya, penelitian ini merupakan kerja sama antara guru dengan peneliti yang tugasnya adalah mempersiapkan penelitian, mengolah data dan menarik kesimpulan sedangkan pelaksanaan tindakan menjadi tugas guru sebagai subjek penelitian. PTK merupakan jenis penelitian bersiklus. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK), pada setiap siklus terdapat empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Lebih lengkapnya dapat dijelaskan di bawah ini: 1. Tahap Perencanaan Sebelum penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan, perlu adanya berbagai persiapan agar semua komponen yang diperlukan dalam pelaksanaan tindakan dapat direncanakan dan dikelola dengan baik. Pada tahap perencanaan ini, hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain: a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP); b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung penelitian yang ada di kelas; c. Mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data hasil tindakan; dan d. Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan.

52 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Setelah berbagai persiapan yang telah dilakukan pada tahap perencanaan, selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan. Tahap ini merupakan tahap pokok dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Tahap pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menerapkan atau mengimplementasikan hal-hal yamg telah dipersiapkan dan dirancang pada tahap perencanaan pada subjek penelitian. 3. Tahap Observasi/Pengamatan Observasi merupakan upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama pemberian tindakan berlangsung. Kegiatan observasi merupakan kegiatan pengamatan yaitu kegiatan mengamati proses jalannya pemberian tindakan dalam penelitian tindakan kelas. Menurut Supardi (Arikunto, Suhardjono, & Supardi, 2014 :127) observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pelaksanaan tindakan observasi bertujuan mengumpulkan data-data penelitian yang dilakukan bersamaan dengan proses pemberian tindakan. 4. Tahap Refleksi Natawidjaya (Suwandi, 2012: 43) menyatakan bahwa dalam PTK dikembangkan kemampuan berpikir reflektif atau kemampuan mencermati kembali secara lebih rinci segala sesuatu yang telah dilakukan beserta hasilhasilnya, baik yang positif atau negatif. Pada tahap ini, peneliti merefleksi apa saja yang telah berlangsung pada tahap pemberian tindakan dan apa saja yang diharapkan terlaksana tetapi tidak terlaksana dalam pemberian tindakan. Peneliti mencari penyebab terjadinya kesalahan dalam tahap pelaksanaan tindakan dan kemudian menyusun solusi-solusi yang dapat menjadi perbaikan pada tahap pelaksanaan tindakan yang selanjutnya agar dapat sesuai dengan yang telah direncanakan dan ingin dicapai. Tahap refleksi menjadi tahap terakhir pada setiap siklus pada penelitian tindakan kelas.

53 C. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah peserta didik dan guru yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran (Suwandi, 2012: 60). Subjek penelitian pada penelitian ini adalah guru yang mengampu mata pelajaran matematika SD Negeri Kemasan 1 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo yang bernama Betti Dwi Sulistiyani, S.Pd dan seluruh siswa kelas IV SD Negeri Kemasan 1 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo yang berjumlah 25 siswa terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan dengan tidak ada siswa yang berkebutuhan khusus. Peneliti sebagai kolaborator penelitian bersama guru yang bertugas merencanakan, mengumpulkan dan menganalisis data serta membuat kesimpulan penelitian. D. Data dan Sumber Data Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka (Arikunto, 2010: 161). Kunandar (2010: 128) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, yakni data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen, sedangkan data kualitatif berupa dokumen pribadi, catatan lapangan, wawancara dan lain-lain (Sugiyono, 2013: 23). Adapun data dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data Kuantitatif Data kuantitatif dari penelitian ini adalah nilai hasil tes kemampuan menyatakan lambang bilangan romawi siswa kelas IV SD Negeri Kemasan 1 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2015/2016. Selain itu, nilai kinerja guru dalam proses pembelajaran serta nilai aktivitas peserta didik juga disajikan dalam angka-angka. 2. Data Kualitatif Data kualitatif pada penelitian ini antara lain: a. Hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran matematika dan siswa mengenai proses pembelajaran yang ada di kelas IV SD Negeri

54 Kemasan 1 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2015/2016. b. Hasil observasi proses pelaksanaan pembelajaran di kelas IV SD Negeri Kemasan 1 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2015/2016 baik sebelum maupun sesudah diterapkannya Model pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) dalam pembelajaran. c. Arsip/dokumen yang berupa silabus pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan hasil dokumentasi berupa video dan foto proses pembelajaran. Data-data penelitian yang disebut di atas dikumpulkan dari beberapa sumber yang disebut sumber data. Sumber data adalah benda, hal atau orang tempat peneliti mengamati, membaca atau bertanya tentang data (Arikunto, 2010: 172). Sedangkan sumber data dari penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Sumber Data Primer Sumber data primer yaitu sumber data yang dapat secara langsung memberikan informasi data yang diperlukan peneliti. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah guru pengampu mata pelajaran matematika kelas IV dan seluruh siswa kelas IV SD Negeri Kemasan 1 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 25 siswa. Data yang diperoleh dari sumber data primer ini antara lain: hasil wawancara dan observasi mengenai proses pembelajaran yang berlangsung di kelas baik pada pratindakan, ketika pemberian tindakan maupun setelah pemberian tindakan serta daftar nilai kemampuan siswa dalam menyatakan lambang bilangan romawi yang diperoleh dari tes pratindakan dan tes pada setiap pertemuan di semua siklusnya. 2. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak secara lagsung memberikan informasi dan data pada peneliti. Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: silabus pembelajaran, rencana

55 pelaksanaan pembelajaran (RPP), video serta foto hasil dokumentasi proses pembelajaran pada pelaksanaan tindakan. E. Teknik Pengumpulan Data Salah satu tujuan utama dari suatu penelitian adalah untuk mengumpulkan data, sehingga teknik pengumpulan data merupakan langkah yang penting untuk diperhatikan. Teknik pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian ini berdasarkan data dan sumber data yang telah dijelaskan sebelumnya antara lain: observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. 1. Observasi Arikunto (2010: 30) menyatakan bahwa pengamatan atau observasi (observation) adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Sedangkan Sukmadinata (2013: 220) mengungkapkan observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan observasi dapat dilakukan secara partisipatif maupun nonpartisipatif. Sedangkan pada penelitian ini peneliti melakukan kegiatan observasi nonpartisipatif, yang berarti peneliti tidak ikut serta dalam proses pembelajaran tetapi hanya mengamati saja. Observasi dilakukan pada guru pengampu mata pelajaran matematika dan siswa kelas IV SD Negeri Kemasan 1 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2015/2016 ketika sedang melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Pengamatan atau observasi pada guru difokuskan pada bagaimana guru tersebut mengajar atau menyampaikan materi pembelajaran menyatakan lambang bilangan romawi pada siswa baik sebelum diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE)maupun ketika diterapkan. Sedangkan pengamatan pada aktivitas belajar siswa berfokus mengenai partisipasi aktifnya dalam proses pembelajaran matematika menyatakan lambang bilangan romawi tersebut. Observasi ini juga bertujuan

56 untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan perancanaan yang telah disusun sebelumnya. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi terstruktur. Observasi terstruktur yaitu observasi dengan menggunakan instrumen terstruktur yang telah disediakan sebelumnya, sehingga peneliti hanya bertugas memberikan skor sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui observasi ini adalah lembar alat penilai kemampuan guru (APKG) dan lembar observasi aktivitas siswa. Hasil dari kegiatan observasi kemudian didiskusikan dengan guru untuk mengetahui kekurangan dari proses pembelajaran yang selanjutnya dapat menjadi perbaikan untuk pertemuan atau tindakan berikutnya. 2. Wawancara Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh 2 pihak yang disebut pewawancara dan narasumber. Sukmadinata (2013: 216) mengungkapkan bahwa wawancara atau interviu (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual, adakalanya wawancara dilakukan secara berkelompok. Teknik pengumpulan data ini merupakan cara yang dapat digunakan untuk memperoleh data secara langsung dari narasumber sebagai subjek penelitian. Teknik pengumpulan data dengan wawancara pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui permasalahan yang ada pada proses pembelajaran matematika khususnya dalam menyatakan lambang bilangan romawi di kelas IV SD Negeri Kemasan 1 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2015/2016. Kegiatan wawancara dilakukan dengan narasumber guru pengampu mata pelajaran matematika dan siswa kelas IV mengenai kemampuan menyatakan lambang bilangan romawi siswa baik sebelum diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) maupun sesudah diterapkan.

57 3. Tes Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui teknik wawancara ini berupa lembar pedoman wawancara dengan guru dan siswa sebelum dan sesudah diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) dalam pembelajaran menyatakan lambang bilangan romawi. Tes umumnya bersifat mengukur (Sukmadinata, 2013: 223). Tujuan penggunaan teknik tes dalam pengumpulan data penelitian ini yaitu untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan atau penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) dalam pembelajaran menyatakan lambang bilangan romawi. Selain itu, teknik tes juga digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyatakan lambang bilangan romawi sebelum pelaksanaan tindakan (pratindakan). Tes dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan sejumlah soal mengenai menyatakan lambang bilangan romawi dengan jenis soal isian. Tes dilaksanakan pada setiap akhir pertemuan dalam setiap siklusnya. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data menggunakan teknik tes ini berupa lembar soal kemampuan menyatakan lambang bilangan romawi. 4. Dokumentasi Ini merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2013: 221). Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Oleh karena itu, data yang dikumpulkan melalui teknik dokumentasi dalam penelitian ini yaitu mengenai kemampuan menyatakan lambang bilangan romawi siswa kelas IV SD Negeri Kemasan 1 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2015/2016 baik sebelum pemberian tindakan, saat pelaksanaan tindakan maupun setelahnya. Data yang dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi dalam penelitian ini antara lain dokumen berupa silabus pembelajaran matematika,

58 rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dokumen yang berisi daftar nilai hasil tes pratindakan dan setelah pemberian tindakan pada setiap siklus dan dokumentasi foto serta video proses pembelajaran pada tahap pelaksanaan tindakan. Dokumen berupa silabus dan RPP digunakan untuk mengetahui proses perencanaan guru sebelum mengajar. Dokumentasi berupa foto dan video digunakan untuk mengetahui keadaan riil di kelas saat proses pembelajaran. Nilai hasil uji tiap siklus digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran menuatakan lambang bilangan romawi sebelum dan sesudah diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE). F. Teknik Uji Validitas Data Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik simpulan (Suwandi, 2012: 64). Teknik yang digunakan untuk menguji validitas data dalam penelitian ini adalah triangulasi. Menurut Lexy dalam (Suwandi, 2012: 65) triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu. Teknik yang digunakan untuk menguji validitas data dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data dan triangulasi teknik pengumpulan data. Penjelasan lebih lanjut mengenai kedua triangulasi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Triangulasi Sumber Data Triangulasi sumber data dapat diartikan sebagai membandingkan atau mengecek kebenaran suatu data melalui berbagai sumber yang berbeda. Teknik uji validitas data dengan triangulasi sumber pada penelitian ini dimaksudkan untuk menggali data mengenai pembelajaran menyatakan lambang bilangan romawi tidak hanya dari satu sumber, tetapi dari guru dan siswa baik sebelum diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) maupun setelah diterapkan dalam proses pembelajaran.

59 2. Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Triangulasi teknik berarti peneliti mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut dibandingkan kemudian ditarik kesimpulan sehingga data yang diperoleh akan lebih kuat validitasnya. Untuk mengumpulkan data tentang kemampuan menyatakan lambang bilangan romawi siswa kelas IV SD Negeri Kemasan 1 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2015/2016 dapat menggunakan teknik observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dan menggunakan teknik tes dengan memberikan soal evaluasi tentang menyatakan lambang bilangan romawi. Untuk teknik tes, juga dilakukan uji validitas terhadap instrumen yang akan digunakan dengan menggunakan validitas isi. Menurut Arifin (2014:248) validitas isi digunakan untuk menguji apakah materi tes relevan dengan kurikulum yang sudah ditentukan. Validitas ini dapat dilakukan dengan cara mencocokkan materi tes dengan silabus dan kisi-kisi, melakukan diskusi dengan sesama pendidik, atau mencermati kembali substansi dari konsep yang akan diukur. Pada penelitian ini tes yang digunakan diuji validitasnya dengan cara mencocokkan materi tes kemampuan menyatakan lambang bilangan romawi dengan kisi-kisi dan silabus matematika kelas IV. Selain itu, tes yang akan diujikan didiskusikan dengan narasumber yang ahli pada bidang matematika. G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis model analisis interaktif dari Miles dan Huberman. Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh (Sugiyono, 2013: 337). Beberapa aktivitas dalam teknik analisis data model analisis interaktif ini antara lain:

60 1. Pengumpulan Data (Data Collection) Pengumpulan data merupakan aktivitas mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang dikumpulkan menjadi sekumpulan data. Pengumpulan data pada penelitian ini dapat melalui sumber data primer maupun sumber data sekunder. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain: wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa daftar nilai hasil tes kemampuan menyatakan lambang bilangan romawi, kinerja guru dalam pembelajaran serta aktivitas siswa. Aktivitas pengumpulan data dilakukan sebelum, ketika pelaksanaan maupun sesudah pelaksanaan tindakan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) dalam pembelajaran menyatakan lambang bilangan romawi pada kelas IV SD Negeri Kemasan 1 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahuan ajaran 2015/2016. 2. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data merupakan aktivitas dimana peneliti memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak diperlukan. Mereduksi data berguna untuk memberikan gambaran yang jelas dan dapat memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data yang selanjutnya. Aktivitas mereduksi data dalam penelitian ini yaitu dengan memilih, menyederhanakan dan memfokuskan pada hasil tes kemampuan menyatakan lambang bilangan romawi sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan, hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, hasil wawancara dengan guru dan siswa mengenai pembelajaran matematika menyatakan lambang bilangan romawi sebelum dan sesudah diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) serta hasil pengamatan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) di kelas IV SD Negeri Kemasan 1 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahuan ajaran 2015/2016.

61 3. Penyajian Data (Data Display) Setelah dilaksanakannya aktivitas mereduksi data, selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemumngkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan (Miles dan Huberman, 2005: 17). Data-data yang telah direduksi kemudian dikelompokkan sesuai jenisnya, disusun dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan dinarasikan dalam pembahasan penelitian. Pengelompokan data tersebut dimaksudkan untuk memberi kemudahan dalam memahami dan membandingkan hasil pratindakan, hasil siklus I dan siklus II sehingga memungkinkan suatu penarikan kesimpulan dan pemberian tindakan. Data yang disajikan dalam penelitian ini antara lain: a. Data hasil observasi kinerja guru pengampu mata pelajaran matematika dan aktivitas siswa kelas IV SD Negeri Kemasan 1 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2015/2016 dalam proses pembelajaran pada pratindakan dan ketika dilaksanakannya/pemberian tindakan. b. Data hasil wawancara dengan guru dan siswa mengenai proses pembelajaran matematika menyatakan lambang bilangan romawi sebelum dan sesudah diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE). c. Data hasil tes kemampuan menyatakan lambang bilangan romawi pada siswa kelas IV SD Negeri Kemasan 1 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2015/2016 pada pratindakan, siklus I dan siklus II atau sebelum dan sesudah diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) dalam pembelajaran menyatakan lambang bilangan romawi. 4. Penarikan Kesimpulan/Verfikasi (Conclution drawing/verifying) Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan aktivitas atau langkah terakhir yang dilakukan dalam teknik analisis data model analisis interaktif. Langkah ini dilakukan untuk memantapkan kesimpulan dari tampilan data atau penyajian data agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap

62 dimulai dari penarikan kesimpulan sementara, kesimpulan pada akhir siklus I dan kesimpulan pada akhir siklus II. Penarikan kesimpulan ini berisi perbandingan data nilai-nilai hasil tes kemampuan menyatakan lambang bilangan romawi pada kelas IV SD Negeri Kemasan 1 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2015/2016 sebelum dan sesudah diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) atau pada pratindakan dan pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II sehingga dari data-data tersebut dapat ditarik kesimpulan yang dapat menjawab hipotesis tindakan atau hipotesis penelitian. Secara singkat langkah-langkah atau aktivitas dalam teknik analisis data model analisis interaktif di atas dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut: Pengumpulan Data (Data Collection) Penyajian Data (Data Display) Reduksi Data (Data Reduction) Penarikan Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion Drawing/Verifying) Gambar 3.1 Langkah-Langkah Analisis Interaktif Miles dan Huberman H. Indikator Kinerja Penelitian Suwandi (2012: 66) menyatakan indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Maka dari itu, untuk mengukur ketercapaian tujuan suatu

63 penelitian perlu adanya perumusan indikator kinerja penelitian. Indikator kinerja penelitian ini yaitu meningkatnya kemampuan menyatakan lambang bilangan romawi siswa kelas IV SD Negeri Kemasan 1 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2015/2016 melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE). Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang dipakai yaitu sebesar 75. Indikator kinerja penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu sebesar 80% siswa atau 20 dari sejumlah 25 siswa mendapatkan nilai 75. Tabel 3.1 Indikator Ketercapaian Kinerja Aspek yang Diukur Persentase Target Capaian Kemampuan menyatakan lambang bilangan romawi Membaca bilangan romawi Menulis bilangan romawi 80% (20 dari 25 siswa) mendapat nilai 75 I. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah atau tahapan penelitian yang disusun secara urut dari awal hingga akhir penelitian. Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan menyatakan lambang bilangan romawi pada siswa kelas IV SD Negeri Kemasan 1 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2015/2016 melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE). Untuk dapat mencapai indikator keberhasilan penelitian, prosedur penelitian yang digunakan pada penelitian ini mencakup beberapa tindakan. Setiap tindakan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2 sikus dimana setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 3 35 menit. Prosedur penelitian tindakan kelas

64 (PTK) mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut : 1) perencanaan (planning) 2) penerapan tindakan (action) 3) mengobservasi dan mengevaluasi proses hasil tindakan (observation and evaluation), dan 4) melakukan refleksi (reflection) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (Arikunto, Suhardjono, & Supardi, 2014: 117). Prosedur pelaksanaan penelitian ini secara lengkap dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Siklus I Tahapan pelaksanaan penelitian pada siklus I antara lain: a. Perencanaan Tahap perencanaan merupakan tahap pertama dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini antara lain: 1) Menentukan materi pembelajaran yakni tentang bilangan romawi (pengenalan lambang bilangan romawi dan aturan dasar bilangan romawi). 2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE). 3) Menyiapkan media pembelajaran yang berupa kartu romawi dengan perlengkapan lainnya dan sarana serta prasarana yang diperlukan. 4) Menyiapkan lembar observasi kinerja guru dan lembar observasi aktivitas siwa dalam proses pembelajaran serta penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE). 5) Menyusun soal tes evaluasi kemampuan menyatakan lambang bilangan romawi untuk siswa. 6) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran. 7) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran pada siklus pertama.

65 b. Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan dalam siklus I penelitian ini terdiri 2 pertemuan, perbedaan pada pertemuan pertama dan kedua yakni pada materi pembelajaran. Pada pertemuan pertama, materi yang digunakan adalah dimulai dari dasar bilangan romawi hingga aturan penulisan bilangan romawi yang melibatkan bilangan 1 hingga 3000. Sedangkan pada pertemuan yang kedua materi sudah melibatkan bilangan romawi yang lebih dari 3000. Dari kedua pertemuan pada siklus pertama tersebut peneliti menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya, yakni guru mengajarkan materi bilangan romawi dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE).Penjelasan secara lebih rinci mengenai pelaksanaan tindakan dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE)pada siklus Iadalah sebagai berikut: 1) Pertemuan I Kegiatan Rotating Trio Exchange (RTE) dimulai dengan membagi siswa menjadi 8 trio atau 8 kelompok yang setiap kelompok beranggotakan 3 siswa, akan tetapi terdapat salah satu kelompok yang beranggotakan 4 siswa dikarenakan jumlah siswa dalam kelas IV SD Negeri Kemasan 1 ini 25 siswa. Kemudian siswa dibimbing oleh guru untuk menempatkan diri pada kelompoknya atau trionya masingmasing. Tempat duduk diharapkan ditata sedemikian rupa hingga membentuk persegi panjang dimana satu kelompok dapat melihat kelompok lain yang ada di kanan dan kirinya. Tetapi pada praktiknya tidak demikian dikarenakan kurangnya perencanaan dalam mengukur luas kelas dengan jumlah kelompok. Pada pertemuan-pertemuan selanjutnya, letak kelompok sudah sesuai dengan yang direncanakan. Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan guru membagikan lembar soal yang berisi beberapa pertanyaan sebagai pembuka diskusi dan menyampaikan instruksi atau penjelasan pelaksanaan kegiatan diskusi. Setiap kelompok mendapatkan pertanyaan yang sama.

66 Pertanyaan yang dibagikan adalah pertanyaan dengan tingkat kesulitan paling rendah terlebih dahulu yakni tentang lambang-lambang yang ada pada sistem lambang bilangan romawi. Peran utama guru dalam kegiatan Rotating Trio exchange (RTE) ini adalah membimbing, mengawasi dan mengarahkan siswa dalam berdiskusi menyelesaikan atau menjawab pertanyaan. Siswa yang sudah menguasai, diarahkan untuk membantu temannya menyelesaikan pertanyaan yang diberikan. Siswa diminta untuk menulis jawabannya di lembar kerja mereka masing-masing untuk dibahas pada perputaran yang terakhir. Kemudian, setelah siswa selesai berdiskusi mengerjakan pertanyaan yang diberikan pada sesi 1, setiap kelompok menentukan nomor anggota kelompok dengan nomor 0, 1 dan 2. Guru membagikan kartu yang bertuliskan nomor-nomor tersebut untuk dibagikan kepada masing-masing siswa. Guru menjelaskan ketentuan perputaran atau rotasi kelompok, yakni siswa yang mendapat nomor 0 tetap tinggal di tempat duduk tidak mengikuti perputaran, siswa yang mendapat nomor 1 berputar 1 kelompok ke kiri atau searah jarum jam sedangkan siswa yang mendapat nomor 2 berputar 1 kelompok ke kanan atau berlawanan arah jarum jam. Kegiatan selanjutnya dalam pelaksanaan Rotating Trio Exchange (RTE) ini adalah siswa dengan bimbingan guru melakukan rotasi, sehingga membentuk trio atau kelompok baru. Pada tahap ini, guru menemui banyak kesulitan dikarenakan siswa kurang memahami instruksi yang disampaikan oleh guru dalam pelaksanaan perputaran atau rotasi kelompok. Beberapa siswa tidak mengetahui harus pindah ke kelompok yang tepat, sehingga tahap rotasi ini memakan banyak waktu yang membuat kegiatan pembelajaran melebihi alokasi waktu yang ditentukan. Setelah kelompok atau trio baru terbentuk, guru membagikan lembar kerja diskusi sesi 2 yang berisi pertanyaan untuk didiskusikan.

67 Pertanyaannya memiliki tingkat kesulitan di atas pertanyaan dasar pada diskusi sesi 1. Pada diskusi sesi kedua ini, sejumlah pertanyaan yang diberikan berupa perintah membaca dan menulis lambang bilangan romawi yang melibatkan bilangan 1 hingga bilangan 300 ( I hingga CCC). Selesai berdiskusi, siswa dengan bimbingan guru melakukan rotasi, sehingga membentuk trio atau kelompok baru. Guru membagikan lembar kerja diskusi sesi ketiga yang berisi perintah membaca dan menulis lambang bilangan romawi hingga melibatkan bilangan 800. Siswa berdiskusi dengan anggota trionya menyelesaikan soal yang diberikan, setelah selesai, siswa dengan bimbingan guru melakukan rotasi, sehingga membentuk trio atau kelompok baru lagi. Guru membagikan lembar kerja diskusi sesi keempat yang berisi perintah membaca dan menulis lambang bilangan romawi hingga melibatkan bilangan ribuan. Setelah selesai berdiskusi, siswa dengan bimbingan guru melakukan rotasi, sehingga membentuk trio atau kelompok baru lagi. Guru membagikan lembar kerja diskusi sesi terakhir yakni tentang penggunaan lambang bilangan romawi dalam kehidupan sehari-hari. Setelah siswa selesai berdiskusi, guru membagikan satu paket kartu romawi pada tiap trio yang akan digunakan pada pembahasan hasil diskusi. Kemudian dilanjutkan kegiatan pembahasan. Dalam kegiatan pembahasan, setiap kelompok mendapatkan bagian untuk menjawab salah satu nomor soal kemudian menempelkan kartu jawaban tersebut pada papan yang telah disediakan dan berlangsung hingga seluruh nomor soal selesai dijawab. 2) Pertemuan II Seperti pada pertemuan sebelumnya, penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) ini dimulai dengan siswa dibagi menjadi 8 trio atau 8 kelompok yang setiap kelompok beranggotakan 3 siswa, akan tetapi terdapat salah satu kelompok yang beranggotakan 4 siswa dikarenakan jumlah siswa di

68 kelas IV ini sebanyak 25 siswa. Kemudian siswa dibimbing oleh guru menempatkan diri pada kelompoknya masing-masing dengan tertib. Tempat duduk telah ditata sedemikian rupa hingga membentuk persegi panjang dimana satu kelompok dapat melihat kelompok lain yang ada di kanan dan kirinya. Berbeda pada pertemuan sebelumnya, pada pertemuan kedua ini, tata letak tempat duduk antar kelompok sudah dapat ditata dengan rapi dan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Kegiatan dilanjutkan dengan guru membagikan lembar soal yang berisi beberapa pertanyaan sebagai pembuka diskusi dan menyampaikan instruksi atau penjelasan pelaksanaan kegiatan diskusi. Setiap kelompok mendapatkan pertanyaan yang sama. Pertanyaan yang dibagikan adalah pertanyaan dengan tingkat kesulitan paling rendah terlebih dahulu yakni tentang aturan yang ada pada penulisan lambang bilangan romawi. Pada pembelajaran di pertemuan II siklus II ini, siswa tidak mengalami kendala-kendala seperti pada pertemuan pertama sehingga intensitas guru dalam mengarahkan dapat dikurangi. Siswa yang sudah menguasai dengan baik, diarahkan untuk membantu temannya untuk menyelesaikan pertanyaan yang diberikan. Siswa diminta untuk menulis jawabannya di lembar kerja mereka masing-masing untuk dibahas setelah diskusi pada perputaran yang terakhir. Setelah siswa selesai berdiskusi mengerjakan pertanyaan yang diberikan pada sesi 1, setiap kelompok menentukan nomor anggota kelompok dengan nomor 0, 1 dan 2. Sebelumnya guru telah membagikan kartu yang bertuliskan nomor-nomor tersebut untuk dibagikan kepada masing-masing siswa. Guru menjelaskan ketentuan perputaran atau rotasi kelompok, yakni siswa yang mendapat nomor 0 tetap tinggal di tempat duduk tidak mengikuti perputaran, siswa yang mendapat nomor 1 berputar 1 kelompok ke kiri atau searah jarum jam sedangkan siswa yang mendapat nomor 2 berputar 1 kelompok ke

69 kanan atau berlawanan arah jarum jam. Kemudian siswa dengan bimbingan guru melakukan rotasi, sehingga membentuk trio atau kelompok baru. Tidak seperti pada pertemuan sebelumnya, pada tahap ini guru tidak menemui banyak kesulitan karena siswa dapat memahami instruksi guru dengan baik. Setelah kelompok atau trio baru terbentuk, guru membagikan lembar kerja diskusi sesi 2 yang berisi pertanyaan untuk didiskusikan. Pertanyaannya memiliki tingkat kesulitan di atas pertanyaan dasar pada diskusi sesi 1. Pada diskusi sesi kedua ini, sejumlah pertanyaan yang diberikan berupa perintah membaca dan menulis lambang bilangan romawi yang melibatkan bilangan 1 hingga bilangan kurang dari 800 ( I hingga DCCC). Selesai berdiskusi, siswa dengan bimbingan guru melakukan rotasi, sehingga membentuk trio atau kelompok baru. Guru membagikan lembar kerja diskusi sesi ketiga yang berisi perintah membaca dan mengurutkan lambang bilangan romawi hingga melibatkan bilangan di bawah 3000. Siswa berdiskusi dengan anggota trionya menyelesaikan soal yang diberikan, setelah selesai, siswa dengan bimbingan guru melakukan rotasi, sehingga membentuk trio atau kelompok baru lagi. Guru membagikan lembar kerja diskusi sesi keempat yang berisi perintah membandingkan, membaca dan menulis lambang bilangan romawi. Setelah selesai berdiskusi, siswa dengan bimbingan guru melakukan rotasi seperti pada rotasi sebelumnya, sehingga membentuk trio atau kelompok baru lagi. Guru membagikan lembar kerja diskusi sesi terakhir yakni tentang menyelesaikan operasi bilangan dalam bilangan romawi yang juga melibatkan kegiatan membaca dan menulis lambang bilangan romawi. Setelah siswa selesai berdiskusi, guru membagikan satu paket kartu romawi dan satu papan pada tiap trio yang akan digunakan pada pembahasan hasil diskusi. Kemudian kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan dimana setiap trio menempelkan jawaban salah satu nomor soal dengan kartu romawi pada papan yang telah dibagikan,

70 kemudian guru menunjuk satu persatu kelompok untuk menunjukkan jawabannya pada kelompok lain dan seterusnya hingga seluruh pertanyaan diskusi selesai dibahas. c. Observasi Pada tahap observasi kegiatan yang dilaksanakan yaitu melakukan pengamatan terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menyatakan lambang bilangan romawi dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE). Selain itu, dalam tahap ini diberikan pula soal tes evaluasi kemampuan menyatakan lambang bilangan romawi kepada siswa setelah diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE) dalam pembelajaran tersebut. d. Refleksi Pada tahap refleksi ini dilaksanakan pengkajian terhadap hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung dan pengkajian terhadap hasil evaluasi kemampuan menyatakan lambang bilangan romawi yang telah dilaksanakan pada siklus I baik pada pertemuan pertama maupun pertemuan kedua. Tahap refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul serta dilakukan evaluasi guna memperbaiki dan menyempurnakan pelaksanaan siklus yang selanjutnya yakni siklus II. Peneliti berkolaborasi dengan guru untuk merefleksi proses pelaksanaan siklus I dengan mencari kekurangan, hambatan dan ketidaksesuaian pelaksanaan dengan rencana yang telah ditetapkan untuk selanjutnya dicari solusi perbaikannya agar dapat disempurnakan pada pelaksanaan tindakan berikutnya. Hasil nilai kemampuan menyatakan lambang bilangan romawi siswa kelas IV pada siklus I yaitu sebanyak 19 siswa (76%) dari 25 siswa telah mencapai KKM, sedangkan 6 siswa masih di bawah KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan secara klasikal belum mencapai indikator kinerja sebesar 80%. Oleh karena itu, proses

71 pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE) tersebut perlu untuk diperbaiki dan disempurnakan pada siklus berikutnya yakni siklus II. 2. Siklus II Tahapan pelaksanaan penelitian pada siklus II antara lain: a. Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus II ini mencakup rencana perbaikan pembelajaran atas hasil dari refleksi siklus I dan penyempurnaan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE). Rencana perbaikan yang dilaksanakam pada siklus II ini bertujuan agar dapat mendapatkan hasil yang tetrbaik. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain: 1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah siklus I. 2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE). 3) Menyiapkan media pembelajaran yang berbeda dengan yang digunakan pada siklus I dan sarana serta prasarana yang diperlukan. 4) Menyiapkan lembar observasi kinerja guru dan lembar observasi aktivitas siwa dalam proses pembelajaran serta penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE). 5) Menyusun soal tes evaluasi kemampuan menyatakan lambang bilangan romawi untuk siswa. 6) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran. 7) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran. b. Tindakan Pada dasarnya pelaksanaan tindakan atau pemberian tindakan siklus II ini kurang lebih sama seperti pelaksanaan tindakan pada siklus I. Hanya saja yang membedakan adalah ketika mengerjakan tugas

72 berkelompok/bertrio, pada proses pembelajaran di siklus I siswa diberi kesempatan untuk bisa membuka buku catatan. Sedangkan pada pelaksanaan tindakan pada siklus II siswa tidak diperkenankan membuka catatan. Selain itu, pada siklus II kegiatan diskusi tidak menggunakan lembar diskusi dan lembar jawab untuk masing-masing siswa melainkan pertanyaan diskusi dibacakan oleh guru kemudian setiap trio berlomba untuk menjawab pertanyaan yang dibacakan. Atau bisa disebut juga kegiatan diskusi semi permainan. Seperti pada siklus I, siklus II ini juga terbagi menjadi 2 kali pertemuan atau 2 kali tindakan. Materi pada pertemuan pertama dan kedua memiliki perbedaan seperti pada siklus sebelumnya yaitu pada pertemuan pertama, materi yang digunakan adalah dimulai dari dasar bilangan romawi hingga aturan penulisan bilangan romawi yang melibatkan bilangan 1 hingga 3000. Sedangkan pada pertemuan yang kedua materi sudah melibatkan bilangan lebih dari 3000. Penjelasan lebih rinci mengenai pelaksanaan tindakan atau penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Rotating Trio exchange (RTE) pada siklus II ini adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan I Guru membagi siswa menjadi 8 trio atau 8 kelompok yang setiap kelompok beranggotakan 3 siswa, akan tetapi terdapat salah satu kelompok yang beranggotakan 4 siswa dikarenakan jumlah siswa dalam kelas IV SD Negeri Kemasan 1 ini 25 siswa seperti pada pertemuanpertemuan sebelumnya. Kemudian siswa dibimbing oleh guru menempatkan diri pada kelompoknya masing-masing. Tempat duduk ditata sedemikian rupa hingga membentuk persegi panjang dimana satu kelompok dapat melihat kelompok lain yang ada di kanan dan kirinya. Kegiatan dilanjutkan dengan guru membacakan satu-persatu pertanyaan pada diskusi pembuka. Setiap kelompok mendapatkan pertanyaan yang sama dan memiliki kesempatan yang sama untuk lebih dulu menjawab pertanyaan dari guru menggunakan media yang telah

73 disediakan. Pertanyaan yang dibacakan adalah pertanyaan dengan tingkat kesulitan paling rendah terlebih dahulu. Pada kegiatan ini peran utama guru adalah membacakan soalsoal yang ada pada beberapa sesi diskusi, tugas mengarahkan dan membimbing kegiatan diskusi dapat lebih dikurangi agar siswa lebih mandiri dalam berdiskusi dengan trionya. Siswa yang sudah menguasai, tetap diarahkan untuk membantu temannya menyelesaikan pertanyaan yang diberikan. Setelah pelaksanaan diskusi pembuka selesai, setiap kelompok menentukan nomor anggota kelompok dengan nomor 0, 1 dan 2. Guru membagikan kartu yang bertuliskan nomor-nomor tersebut untuk dibagikan kepada masing-masing siswa. Guru menjelaskan ketentuan perputaran atau rotasi kelompok seperti yang telah disampaikan pada pertemuan atau pelaksanaan tindakan yang sebelumnya. Kegiatan selanjutnya adalah siswa dengan bimbingan guru melakukan rotasi, sehingga membentuk trio atau kelompok baru. Pada tahap ini, guru tidak lagi menemui banyak kesulitan seperti pada pelasksanaan siklus I. Siswa sudah dengan baik memahami instruksi dari guru mengenai peraturan perputaran atau rotasi kelompok. Setelah kelompok atau trio baru terbentuk, guru kembali membacakan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam diskusi sesi 2. Siswa bersama kelompok atau trionya kembali berlomba untuk menjawab lebih dahulu pertanyaan yang dibacakan oleh guru untuk mendapatkan poin. Selesai diskusi sesi 2, siswa dengan bimbingan guru melakukan rotasi, sehingga membentuk trio atau kelompok baru. Guru membacakan pertanyaan diskusi sesi 3. Siswa berdiskusi dengan anggota trionya menjawab soal yang diberikan, setelah selesai, siswa dengan bimbingan guru melakukan rotasi, sehingga membentuk trio atau kelompok baru lagi. Guru membacakan pertanyaan/perintah yang ada pada diskusi sesi keempat atau terakhir. Kegiatan pembahasan dilakukan pada setiap sesi diskusi.

74 2) Pertemuan II Seperti pada pelaksanaan tindakan sebelumnya, penerapan RTE iawali dengan kegiatan guru membagi siswa menjadi 8 trio atau 8 kelompok yang setiap kelompok beranggotakan 3 siswa. Kemudian siswa dibimbing oleh guru menempatkan diri pada kelompoknya masing-masing. Tempat duduk ditata hingga membentuk persegi panjang dimana satu kelompok dapat melihat kelompok lain yang ada di kanan dan kirinya. Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan guru membacakan satupersatu pertanyaan pada diskusi pembuka. Setiap kelompok mendapatkan pertanyaan yang sama dan memiliki kesempatan yang sama untuk lebih dulu menjawab pertanyaan dari guru menggunakan media yang telah disediakan. Pertanyaan yang dibacakan adalah pertanyaan dengan tingkat kesulitan paling rendah terlebih dahulu. Pada pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan II ini peran utama guru adalah membacakan soal-soal yang ada pada beberapa sesi diskusi, tugas mengarahkan dan membimbing kegiatan diskusi dapat lebih dikurangi agar siswa lebih mandiri dalam berdiskusi dengan trionya. Siswa yang sudah menguasai, tetap diarahkan untuk membantu temannya menyelesaikan pertanyaan yang diberikan. Setelah pelaksanaan diskusi pembuka selesai, setiap kelompok menentukan nomor anggota kelompok dengan nomor 0, 1 dan 2. Guru membagikan kartu yang bertuliskan nomor-nomor tersebut untuk dibagikan kepada masing-masing siswa. Guru menjelaskan ketentuan perputaran atau rotasi kelompok seperti yang telah disampaikan pada pertemuan atau pelaksanaan tindakan yang sebelumnya. Kegiatan selanjutnya adalah siswa dengan bimbingan guru melakukan rotasi, sehingga membentuk trio atau kelompok baru. Pada tahap ini, guru tidak lagi menemui banyak kesulitan seperti pada pelaksanaan siklus I. Siswa sudah dengan baik memahami instruksi dari guru mengenai peraturan perputaran atau rotasi kelompok.

75 Setelah kelompok atau trio baru terbentuk, guru kembali membacakan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam diskusi sesi 2 yang berisi perintah menempelkan atau menulis bilangan romawi atau bilangan cacah secara bebas dan benar sesuai aturan penulisan. Bilangan romawi atau bilangan cacah yang telah ditulis kemudian dijawab atau dibaca dan ditulis jawabannya oleh kelompok lain. Selesai diskusi sesi 2, siswa dengan bimbingan guru melakukan rotasi, sehingga membentuk trio atau kelompok baru lagi. Guru membacakan pertanyaan diskusi sesi 3. Siswa berdiskusi dengan anggota trionya menyelesaikan soal yang diberikan sekaligus diadakan pembahasan soal tersebut. setelah selesai kegiatan diskusinya, siswa dengan bimbingan guru melakukan rotasi, sehingga membentuk trio atau kelompok baru lagi. Guru membacakan pertanyaan/perintah yang ada pada diskusi sesi keempat atau terakhir dan pembahasan hasil diskusi. c. Observasi Pelaksanaan tahap observasi dengan mengamati kinerja guru dalam proses pembelajaran dan kinerja siswa serta pengamatan terhadap penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE). Kegiatan observasi ini berpedoman pada lembar yang telah disediakan. Pada akhir pertemuan, guru membagikan soal evaluasi kemampuan menyatakan lambang bilangan romawi. d. Refleksi Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap semua hasil evaluasi data kaitannya dengan indikator kinerja siklus II. Peneliti menganalisis hasil observasi pembelajaran matematika materi menyatakan lambang bilangan romawi serta menganalisis hasil tes yang telah diberikan pada setiap akhir pertemuan. Kegiatan refleksi ini digunakan untuk mengetahui apakah indikator kinerja penelitian telah tercapai atau belum. Kemampuan siswa dalam menyatakan lambang bilangan romawi pada siklus II menunjukkan

76 peningkatan dari siklus I dan telah mencapai indikator kinerja penelitian yakni sebanyak 80% siswa telah mencapai KKM.. Hasil analisis siklus II siswa yang mencapai nilai kemampuan menyatakan lambang bilangan romawi 75 sebanyak 22 siswa (88%) dari 25 siswa, sedangkan 3 siswa lainnya masih mendapatkan nilai di bawah KKM. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa siklus II telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan, maka penelitian ini diakhiri pada siklus II. Secara lebih ringkas, langkah-langkah atau tahap dalam prosedur penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar 3.2 di bawah ini:

77 Perencanaan Refleksi Siklus I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi Siklus II Pelaksanaan Pengamatan Tercapai Gambar 3.2 Model Langkah-Langkah PTK oleh Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, Suhardjono, & Supardi, 2014 : 16)