HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Yunita Andriani

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN.

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea)

Abstrak. Analisis Kejadian Dismenore Primer Pada Remaja Putri Kelas XI SMK YAPSIPA Kota Tasikmalaya

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

HUBUNGAN ANTARA DISMENOREA DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMP N 4 BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. semakin cepat usia menarche. Selain mempengaruhi usia menarche, status gizi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA AWAL KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH ABSTRAK

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

BAB I PENDAHULUAN. meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha (Badziad,

HUBUNGAN GANGGUAN HAID DENGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT)

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI (INDEKS MASSA TUBUH) DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA DI AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENORE DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah sebuah periode transisi dari dari kanak-kanak menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan menstruasi menjadi masalah umum selama masa remaja, dapat

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA PADA SAAT MENSTRUASI DI SMK NUSA BHAKTI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

TINGKAT STRES DAN DISMENOREA PADA REMAJA KELAS XI PROGRAM AKSELERASI DAN REGULER DI SMA N 3 SURAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN. Erni Yuliastuti

PENGETAHUAN TENTANG JAMU SEBAGAI PEREDA NYERI HAID PADA SISWI SMA N 1 JATINOM KLATEN. Indri Kusuma Dewi 1 ) Bambang Yunianto 2 ) ABSTRAK

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

Menstruasi prekok pada remaja Page 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.

NURJANNAH NIM

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan hubungan status gizi dengan siklus menstruasi. Penelitian. satu kali pada satu saat (Nursalam, 2013).

Esty Indarwati. : Tingkat pengetahuan Ibu, cakupan pemberian vitamin A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH USIA MENARCHE DAN PEKERJAAN TERHADAP TERJADINYA MENOPAUSE DI DESA BULOH PEUDAYA KECAMATAN PADANG TIJI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2011

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

Rina Indah Agustina ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DENGAN JENIS KELAMIN DAN SUMBER INFORMASI DI SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET FE DI PUSKESMAS SIMO BOYOLALI

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TERJADINYA MENARCHE PADA REMAJA. (CORRELATION NUTRITIONAL STATUS AND OCCURRED OF MENARCHE AT ADOLESCENT) Elita Rosdiyanti

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

Transkripsi:

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA Luthfianing Setya Rahmadhani, Rina Sri Widayati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Latar Belakang: Pada remaja terjadi menstruasi yang merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil.status gizi remaja wanita sangat mempengaruhi terjadinya menstrusi, adanya keluhan-keluhan selama menstruasi maupun lamanya hari menstrusi.tetapi pada beberapa remaja keluhankeluhan tersebut tidak dirasakan, hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat yang biasa dikonsumsi.tujuan Penelitian: mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenorea pada remaja putri di SMA MTA Surakarta.Metode Penelitian: jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI yang berjumlah 383 siswa di SMA MTA Surakarta tahun ajaran 2014/2015.Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan teknik sampling Proportionate Random Sampling. Analisa bivariate menggunakan chisquare.hasil Penelitian: secara statistik dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan hasil bahwa status gizi mempunyai hubungan dengan kejadian dismenorea pada remaja putri dengan nilai X 2 hitung > X 2 tabel (4,899 >3,841), maka H o ditolak dan H a diterima atau apabila nilai p = 0,027 (p<0,05).kesimpulan: ada hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea pada remaja putri di SMA MTA Surakarta. Kata Kunci : Status Gizi, Kejadian Dismenorea, Remaja Putri PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Jumlah remaja berusia 10-19 tahun didunia sekitar 18% dari jumlah penduduk atau sekitar 1,2 miliar penduduk. Data Badan Pusat Statistik (2010), melaporkan bahwa jumlah remaja usia 10-19 tahun di Indonesia sekitar 41 juta penduduk. Pada masa ini remaja mengalami banyak perubahan diantaranya perubahan fisik, menyangkut pertumbuhan dan kematangan organ produksi, perubahan intelektual, perubahan bersosialisasi, dan perubahan kematangan. Salah satu ciri yang menandai masa remaja pada putri adalah menstuasi 1 Menstruasi pertama kali yang terjadi merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi remaja wanita sangat mempengaruhi terjadinya menstruasi, adanya keluhan-keluhan selama menstruasi maupun lamanya hari menstruasi. Tetapi pada beberapa remaja keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan, hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur. 2 Di SMA MTA Surakarta (Luthfianing Setya R, Rina Sri Widayati) 8

Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat haid, terbukti pada saat haid tersebut terutama pada fase luteal akan terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi keluhan-keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus haid 2 Angka kejadian dismenore didunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi. Di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi. Angka kejadian (prevalensi) nyeri menstruasi berkisar 45-95% di kalangan wanita usia produktif. Walaupun pada umumnya tidak berbahaya, namun acapkali dirasa mengganggu bagi wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar gangguan tentu tidak sama untuk setiap wanita. Ada yang masih bisa bekerja, ada pula yang tidak kuasa beraktifitas saking nyerinya. 3 Menurut studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 3 Februari 2014 terhadap 10 remaja putri di SMA MTA Surakarta, didapatkan 8 remaja putri yang mengalami nyeri haid saat menstruasi. 2 remaja putri diantaranya dengan status gizi normal dan 6 remaja putri berstatus gizi kurang. Sedangkan 2 remaja putri yang tidak mengalami nyeri haid dengan status gizi kurang. Berdasarkan paparan diatas, peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Dismenorea pada Remaja Putri Di SMA MTA Surakarta. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah: Apakah ada Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian Dismenorea pada Remaja Putri Di SMA MTA Surakarta?. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu: 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenorea pada remaja putri di SMA MTA Surakarta. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui status gizi remaja putri di SMA MTA Surakarta. b. Mengetahui persentase kejadian dismenorea pada remaja putri di SMA MTA Surakarta. c. Menganalisa hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenorea pada remaja putri di SMA MTA Surakarta. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik yaitu rancangan penelitian yang bertujuan mencari hubungan antar variabel yang sifatnya bukan hubungan sebab akibat. Dalam penelitian ini mencari hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenorea pada remaja putri di SMA MTA Surakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan waktu cross sectional. Tempat dalam penelitian ini adalah di Asrama putri 2 SMA MTA Surakarta. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 22 Mei 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja putri kelas X dan XI di SMA MTA Surakarta yaitu sebanyak Di SMA MTA Surakarta (Luthfianing Setya R, Rina Sri Widayati) 9

13 kelas dengan 383 responden. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 79 responden. Kriteria inklusi penelitian ini adalah siswi yang bersedia menjadi responden. Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan tehnik Proportionate Random Sampling digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang homogen secara proporsional. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti yaitu variabel bebas (status gizi) dan variabel terikat (kejadian dismenorea). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian adalah lembar observasi yaitu cara melakukan pengumpulan data penelitian dengan observasi secara langsung kepada responden yang dilakukan penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang dapat digunakan anatara lain lembar observasi. Data primer pada penelitian ini didapatkan dari responden langsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah diberikan. Data sekunder pada penelitian ini didapatkan dari guru-guru dan pembina asrama putri SMA MTA Surakarta. Untuk membuktikan adanya hubungan antara dua variabel tersebut digunakan uji statistik chi square dengan batas kamaknaan alpha= 0,05. Kriteria ujinya adalah apabila nila P < 0,05 maka hasil perhitungan statistik bermakna. Nilai x 2 hitung tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai x 2 tabel. H o diterima jika x 2 hitung x 2 tabel dengan kesalahan 5% pada dk=2. Untuk mengetahui keeratan hubungan antara 2 variabel maka dilakukan uji koefesien kontingensi. HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi penelitian pada penelitian ini dilakukan di SMA MTA Surakarta yang beralamat di Jl. Kyai Mojo, Semanggi, Pasar Kliwon, Surakarta dengan kepala sekolah Drs. Diastono. SMA MTA Surakarta terakreditasi A yang terdiri dari 32 ruang kelas yaitu 12 ruang kelas X dengan tiga jurusan (MIA, IIS, dan IBB), 11 ruang kelas XI dengan dua jurusan (MIA dan IIS), dan 9 ruang kelas XII dengan dua jurusan (IPA dan IPS). Jumlah siswa sebanyak 888 siswa dengan jumlah siswa kelas XI 307 siswa (135 laki-laki dan 172 perempuan). Jumlah guru di SMA MTA Surakarta sebanyak 63 orang, semuanya sarjana sesuai dengan kompetensi materi yang diampu. Fasilitas yang ada di SMA MTA Surakarta terdiri dari 32 ruang kelas, 1 ruang seksi pendidikan, 1 ruang tata usaha, 1 ruang kantor guru putra, 1 ruang kantor guru putri, 1 ruang bimbingan konseling, 1 ruang kepala sekolah, 2 ruang OSIS, 2 ruang UKS, 1 ruang laboratorium fisika, 1 ruang laboratorium biologi, 1 ruang laboratorium kimia, 1 ruang laboratorium bahasa, 1 ruang laboratorium komputer, 1 ruang laboratorium multimedia dan 1 ruang perpustakaan. Selain itu juga dilengkapi fasilitas ibadah, olahraga, kantin yang menyediakan makanan yang kurang bergizi, aula, dan koperasi serta asrama siswa putra-putri. Di SMA MTA Surakarta (Luthfianing Setya R, Rina Sri Widayati) 10

1. Analisis univariat Analisis univariat dalam penelitian ini meliputi umur, status gizi dan kejadian dismenorea. Hasil penelitian univariat sebagai berikut: a. Umur Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Pada Remaja Putri di SMA MTA Surakarta Umur Frekuensi Persentase 15 tahun 8 10,1 % 16 tahun 36 45,6 % 17 tahun 35 44,3 % Total 79 100 % Berdasarkan tabel 1 menunjukkan sebagian besar remaja putri dengan umur 16 tahun, yaitu sebanyak 36 responden (45,6%), usia 17 tahun sebanyak 35 responden (44,3%) dan sebagian kecil berumur 15 tahun sebanyak 8 responden (10,1%). b. Status Gizi Remaja Putri Di SMA MTA Surakarta Status gizi diukur berdasarkan indeks massa tubuh (IMT). Pengelompokan status gizi: kurus apabila IMT 18,5, normal apabila IMT > 18,5 25,0 dan gemuk jika IMT > 25. Hasil pengukuran IMT dapat dilihat pada gambar berikut ini: Tabel 2 Gambaran Status Gizi Remaja Putri Di SMA MTA Surakarta Status Gizi Frekuensi Persentase Kurus 53 67.1% Normal 26 32.9% Total 79 100.0% Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar responden dengan status gizi kurus yaitu ada 53 siswi (67,1%), sedangkan sebagian kecil responden dengan status gizi normal yaitu ada 26 siswi (32.9%). c. Kejadian Dismenorea Kejadian dismenorea diketahui berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada responden menggunakan lembar observasi. Untuk responden yang mengalami dismenorea diberi kode 1 dan responden yang tidak mengalami dismenorea diberi kode 0. Hasil pengkajian kejadian dismenorea dapat dilihat pada tabel berikut ini: Di SMA MTA Surakarta (Luthfianing Setya R, Rina Sri Widayati) 11

Tabel 3 Gambaran Dismenorea Remaja Putri Di SMA MTA Surakarta Dismenorea Frekuensi Persentase Tidak Terjadi 29 36.7% Terjadi 50 63.3% Total 79 100.0% Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa sebagian besar responden dengan kejadian dimenorea yaitu ada 50 siswi (63.3%), sedangkan sebagian kecil responden dengan tidak terjadi dismenorea yaitu ada 29 siswi (36,7%). 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenorea pada remaja putri di SMA MTA Surakarta. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan tabulasi silang antara status gizi dengan kejadian dismenorea sebagai berikut. Tabel 4 Hubungan Kejadian Dismenorea Berdasarkan Status Gizi Status Gizi Tidak Terjadi Dismenorea Terjadi Total Kurus 15 38 53 28,3% 71,7% 100% Normal 14 12 26 53,84% 46,16% 100% Total 29 50 79 36,7% 63,3% 100.0% Berdasarkan tabel 4 tentang distribusi hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenorea pada remaja putri di SMA MTA Surakarta, sebagai berikut: a. Pada 53 remaja putri dengan status gizi kurus: 15 remaja putri tidak terjadi dismenorea dan 38 remaja putri terjadi dismenorea. b. Pada 26 remaja putri dengan status gizi normal: 14 remaja putri tidak terjadi dismenorea dan 12 remaja putri terjadi dismenorea. Jadi, remaja putri yang memiliki status gizi kurus cenderung mengalami dismenorea. Di SMA MTA Surakarta (Luthfianing Setya R, Rina Sri Widayati) 12

Contingency Coefficient Tabel 5 Hasil Penghitungan Chi Square Df X 2 tabel X 2 hitung P Ket 0.242 1 3.841 4.899 0.027 H 0 di tolak Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa nilai X 2 hitung > X 2 tabel (4,899 >3,841), atau nilai p = 0,027 (p<0,05) yang artinya bahwa ada hubungan antara status gizi dengan kejadian dimenorea. Nilai koeffisien kontingensi sebesar 0,242, artinya hubungan tersebut dalam kategori rendah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 53 responden (67,1%) dengan status gizi kurus sebagian besar responden terjadi dismenorea yaitu 38 responden (48,1%), sedangkan responden dengan status gizi normal ada 26 orang dengan sebagian besar responden tidak terjadi dismenorea yaitu ada 14 responden (17,7%), sehingga dapat diketahui bahwa ada kecenderungan status gizi kurus maka akan cenderung terjadi dimenorea. Secara statistik diketahui nilai X 2 hitung > X 2 tabel (4,899 >3,841), atau nilai p = 0,027 yang artinya bahwa ada hubungan antara status gizi dengan kejadian dimenorea. Nilai koeffisien kontingensi sebesar 0,242, artinya hubungan tersebut dalam kategori rendah. Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat haid fase luteal akan terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Dan bila hal ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi keluhan-keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus haid (Paath, 2005: 70). Gizi yang kurang akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh juga akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini berdampak pada gangguan haid termasuk dismenorea, tetapi akan membaik bila asupan nutrisinya membaik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dismenoreaa antara lain yaitu: faktor kejiwaan, faktor konstitusi, faktor endokrin, faktor status gizi dan faktor alergi. Dengan demikian status gizi remaja putri dapat menyebabkan terjadinya dismenorea. Oleh sebab itu remaja putri harus memperhatikan asupan gizinya guna mengurangi kejadian dismenorea. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ade Sri Sari Asih (2013) yang dilakukan di SMK YAPSIPA Kota Tasikmalaya dengan hasil p < 0,05 (p value= 0,004) yang berarti ada hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore. Status gizi responden yang underweight diduga berkaitan dengan faktor psiokososial yaitu pola makan yang tidak teratur. Kebutuhan energi dan nutrisi remaja cukup tinggi karena digunakan untuk pertumbuhannya. Hal ini tentu menyebabkan remaja mengalami defisiensi nutrisi yang tentunya berpengaruh terhadap aktifitas sehari-hari dan sistem reproduksinya. Di SMA MTA Surakarta (Luthfianing Setya R, Rina Sri Widayati) 13

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 79 responden remaja putri di SMA MTA Surakarta dapat disimpulkan sebagai berikut.: karakteristik responden berdasarkan umur, sebagian besar remaja putri berumur 16 tahun, status gizi remaja putri di SMA MTA Surakarta sebagian besar dengan status gizi kurus, kejadian dismenorea pada remaja putri di SMA MTA Surakarta sebagian besar responden dengan kejadian dimenorea, ada hubungan antara status gizi dengan kejadian dimenorea remaja putri di SMA MTA Surakarta dengan tingkat hubungan kedua variabel termasuk rendah. Namun walaupun termasuk dalam kategori rendah, ada kecenderungan bahwa status gizi mempengaruhi kejadian dismenorea pada remaja putri. B. Saran Peneliti juga memberikan saran bagi siswi hendaknya memperhatikan perilaku atau pola makan, jenis makanan sehat dan menghidari pola makan yang tidak sehat agar tidak terjadi dismenorea yang disebabkan gizi kurus. Bagi sekolah diharapkan yayasan memberikan kontribusi lebih berkaitan dengan penambahan anggaran dana dalam upaya perbaikan status gizi agar siswa tetap sehat dalam menjalani aktivitas di sekolah. Bagi tenaga kesehatan tenaga kesehatan dapat melakukan kerjasama dengan pihak sekolah dalam memberikan penyuluhan tentang kejadian dismenorea dan cara pencegahannya. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan memperbaiki metode penelitian yang meliputi metode pengukuran, metode analisa data sehingga mampu menjawab factor yang mempengaruhi kejadian dismenorea pada remaja putri. Dan hasil yang didapatkan lebih mendalam tentang topik penelitian ini khususnya dismenorea. DAFTAR PUSTAKA 1. Wong, D. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC 2. Paath, A. F. 2005. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC 3. Proverawati, Atikah & Misaroh, Siti. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika 4. Yustiana, A.V.2010. Hubungan status gizi dengan keluhan nyeri (dismenorea) saat menstruasi pertama (menarche) pada siswa SLTP di Surakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta 5. Tinah, Dyah.2009. Hubungan indeks masa tubuh < 20 dengan kejadian dismenorea pada remaja putri di SMA Negri 3 Sragen, Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali, Boyolali. 6. Suliawati, Gidul. 2013. Hubungan umur, paritas dan status gizi dengan kejadian dismnorea pada wanita usia subur di Gampong Klieng Cot Aron Kecamatan Baitussalam Aceh Besar, STIKES U BUDIYAH, Banda Aceh 7. Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika 8. Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Di SMA MTA Surakarta (Luthfianing Setya R, Rina Sri Widayati) 14