Prosiding Farmasi ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. poliaromatik hidrokarbon / PAH (Panagan dan Nirwan, 2009). Redestilat asap cair

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap flavor dan berperan terhadap pembentukan warna.

PENDAHULUAN. hemiselulosa dan lignin dan telah dikondensasi. Asap cair masih mengandung

Prosiding Farmasi ISSN:

Tabel 1. Kandungan gizi buah tomat segar (matang) tiap 180 gram bahan. Kebutuhan per hari (%)

I. PENDAHULUAN. selama penyimpanan (teroksidasinya senyawa fenol, perubahan warna), kurang praktis dalam penanganan, distribusi dan aplikasinya.

Enkapsulasi Minyak Kopi Menggunakan Polisakarida Larut Air Kulit Buah Kopi Sebagai Flavoring

PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN PELAPIS MALTODEKSTRIN DAN GUM ARAB DALAM MIKROKAPSUL BERBAHAN INTI SITRONELAL ABSTRAK ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. membentuk lapisan kompleks yang menyelimuti inti. Bahan inti yang dilindungi

4. PEMBAHASAN 4.1. Penelitian Pendahuluan Penentuan Konsentrasi Mikroenkapsulan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara penghasil rempah-rempah, yang juga

Polisakarida Larut Air (PLA) Kulit Kopi sebagai Pensubstitusi Gum Arab Pada Enkapsulasi Minyak Kopi

I. PENDAHULUAN. Di industri pangan, penerapan teknologi nanoenkapsulasi akan memberikan

Prosiding Farmasi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Daun stevia merupakan daun yang berasal dari tanaman stevia (Stevia

Prosiding Farmasi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan polisakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa anhidrat.

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif sejak beberapa dasawarsa silam telah menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik maupun internasional. Selain itu, juga didukung dengan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN Interaksi Bahan dan Teknologi Pengemasan

Pengaruh Jenis Penyalut Terhadap Stabilitas Likopen Dalam Bentuk Sediaan Mikrokapsul

pangan fungsional yang beredar di pasaran. Salah satu pangan fungsional yang

Online Jurnal of Natural Science Vol 5(1) : ISSN: Maret 2016

I. PENDAHULUAN. Tananam manggis (Garcinia Mangostana L) merupakan salah satu buah asli

Ahmad Zaki Mubarok Kimia Fisik Pangan. Silika

TEKNOLOGI ENKAPSULASI FLAVOR REMPAH-REMPAH. Ir. Sutrisno Koswara, MSi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan istilahnya, mikroenkapsulasi berarti suatu teknik enkapsulasi untuk

PEMBAHASAN 4.1. Penampakan Fisik Bumbu Penyedap Granul Non-Monosodium Glutamate Pada Berbagai Konsentrasi Maltodekstrin

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Daya Larut

I. PENDAHULUAN. memberikan efek menyehatkan bagi inangnya dengan cara memperbaiki komposisi

BAB I PENDAHULUAN. Kelor (Moringa Oleifera L) merupakan tanaman asli kaki bukit selatan

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

METODE. Waktu dan Tempat

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

III. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Pengeringan Untuk Pengawetan

BAB I PENDAHULUAN. industri. Pemanis yang umumnya digunakan dalam industri di Indonesia yaitu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan masyarakat perkotaan yang penuh dengan polusi, limbah, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk yang digunakan untuk melindungi dan memberikanwarna pada suatu objek atau permukaan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif seperti diabetes melitus tipe 2, hipertensi,

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

adalah produk pangan dengan menggunakan bakteri probiotik. Produk pangan Bakteri probiotik merupakan bakteri baik yang dapat memberikan keseimbangan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. L.) yang diperoleh dari Pasar Sederhana, Kelurahan. Cipaganti, Kecamatan Coblong dan Pasar Ciroyom, Kelurahan Ciroyom,

HASIL DAN PEMBAHASAN. = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam. AZT2.5 = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam +

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

BAB I PENDAHULUAN. (41%), kulit sapi (28,6%), dan tulang (30%). Data dari Badan Pusat Statistik

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekstraksi dan Karakterisasi Serbuk Nano Pigmen dari Daun Tanaman Jati (Tectona grandis linn. F)

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

TUGAS INDUSTRI TEACHING

BAB V ANALISIS HASIL PERCOBAAN DAN DISKUSI

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4. PEMBAHASAN 4.1. Penampakan Fisik Bumbu Penyedap Blok Spirulina 4.2. Sifat Higroskopis Bumbu Penyedap Blok Spirulina

ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. untuk peningkatan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu negara

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

BAB II. STUDI PUSTAKA

11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak?

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

A. Sifat Fisik Kimia Produk

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN. ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP

Gambar 4.1 Hasil Formulasi Nanopartikel Polimer PLGA Sebagai Pembawa Deksametason Natrium Fosfat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

Transkripsi:

Prosiding Farmasi ISSN: 2460-6472 Formulasi Mikrokapsul Konsentrat Likopen dari Buah Tomat (Lycopersicon esculuntum Miller) Menggunakan Bahan Penyalut Whey dan Karbohidrat dengan Metode Spray Dry Formulation of Microensapculated Concentrat Lycopene from Tomatoes (Lycopersicon esculuntum Miller.) Using Whey Coating Material and Carbohydrate with Spray Dry Method 1 Yukeu Fazriah, 2 Amila Gadri, 3 Indra Topik Maulana 1,2,3 Prodi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116 email: 1 yukeufzrh@gmail.com, 2 amilagadriapt@gmail.com@gmail.com, 3 indra.topik@gmail.com Abstract. Tomato is a potential fruit as source of natural antioxidant due to its high level lycopene compound. Lycopene is strong hydrophobic compound and degradable through isomerase procces and oxidation due to light oxygen, high temperature, drying techniques, storage and acid. In order to prevent degradation and to increase stability of lycopene do microencapsulation method the combination of the coating whey and carbohydrate with spray dry method. Mikroencapsulation of lycopene concentrate by combination of whey and carbohidrat with spray dry method was done as encapsulant to increaseits stability. Result of the research has shown encapsulant combination whey-gum arabic (1:2) has entrapment efficiency lycopene bigger that is 16.65% and efficiency yield 11,559%. While the entrapment efficiency formula 2 (11,13%), formula 3 (6,45%) and formula 4 8,2%. For efficiency yield formula 2 (9,752%) formula 3 (8,859) and formula 4 (8,605%). Keywords: Lycopene, microencapsulation, whey, maltodextrin, gum arabic. Abstrak. Tomat merupakan buah yang berpotensi sebagai sumber antioksidan karena kandungan likopen yang tinggi. Likopen bersifat hidrofobik kuat dan dapat mengalami degradasi melalui proses isomerase dan oksidasi karena cahaya, oksigen, suhu tinggi, teknik pengeringan, penyimpanan dan asam. Sehingga untuk mencegah degradasi dan menjaga kestabilan likopen dilakukan metode mikroenkapsulasi kombinasi penyalut whey dan karbohidrat dengan metode spray dry. Mikroenkapsulasi konsentrat likopen menggunakan kombinasi enkapsulan whey dan karbohidrat dengan metode spray dry dilakukan untuk meningkatkan stabilitas. Hasil penelitian menunjukan formulasi enkapsulan whey-gum arab (1:2) dapat menjerap konsentrat likopen lebih besar yaitu 16,65% dan rendemen 11,559%. Sedangakan efisiensi penjerapan untuk formula 2 (11,13%), formula 3 (9,752%) dan formula 4 8,605%. Dan hasil rendemen formula 2 (9,752%) formula 3 (8,859) dan formula 4 (8,605%). Kata Kunci: Likopen, mikroenkapsulasi, whey, maltodekstrin, gum arab. 566

Formulasi Mikrokapsul Konsentrat Likopen 567 A. Pendahuluan Tomat (Lycopersicon esculentum Miller.) merupakan salah satu produk yang berpotensi menyehatkan dan mempunyai prospek pasar yang cukup menjanjikan. Pada buah tomat segar kadar likopen sebesar 3,1 sampai 7,7 mg/100g (Tonucci et al., 1995). Likopen berkhasiat sebagai antioksidan yang dapat menangkal senyawa radikal bebas yang merusak sel-sel dalam tubuh. Senyawa ini di alam berada dalam bentuk trans yang secara termodinamika merupakan bentuk stabil (O Neil, M. J, 2006). Likopen bersifat hidrofobik kuat dan dapat mengalami degradasi melalui proses isomerase dan oksidasi karena cahaya, oksigen, suhu tinggi, teknik pengeringan, proses pengelupasan, penyimpanan dan asam (Shi& Maguer,2000). Sehingga untuk mencegah terjadinya degradasi dan menjaga kestabilan likopen dilakukan metode mikroenkapsulasi. Pada penelitian ini likopen yang merupakan zat aktif utama dari buah tomat untuk mempertahankan kestabilannya dilakukan metode mikroenkapsulasi spraydry dengan enkapsulan whey dan karbohidrat (gum arab dan maltodekstrin). Dipilih metode spraydry karena kelebihannya dalam menghasilkan produk akhir yang stabilitasnya baik. Spraydry ini juga dapat digunakan untuk bahan yang tidak tahan panas karena terbentuknya lapisan film yang mengelilingi droplet dan pemanasan droplet hanya terjadi dalam beberapa detik saja sehingga suhu pemanasan di luar droplet tidak merusak material inti (Dziezak JD,1988). Permasalahan yang didapat dari penelitian yang akan dilakukan ini yaitu bagaimana formulasi mikroenkapsulasi konsentrat likopen dari tomat dengan kombinasi enkapsulan whey dengan karbohidrat dan bagaimana stabilitas likopen dalam bentuk mikroenkapsulasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan mikrokapsul konsentrat likopen dari ekstrak buah tomat dengan beberapa kombinasi enkapsulan serta didapat hasil mikroenkapsulasi likopen yang stabil pada saat penyimpanan. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan didapat bentuk mikrokapsul konsentrat likopen yang stabil sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi dari buah tomat selama penyimpanan jangka panjang. B. Landasan Teori Tomat (Lycopersicon esculentum Miller.) merupakan salah satu produk hortikultura yang berpotensi menyehatkan dan mempunyai prospek pasar yang cukup menjanjikan. Tomat baik dalam bentuk segar maupun olahan, memiliki komposisi zat gizi yang cukup lengkap dan baik. Buah tomat terdiri dari 5-10% berat kering tanpa air dan 1% kulit dan biji, dan mengandung likopen sebanyak 63,6% (Tadmor,Y et al.,2005). Senyawa ini di alam berada dalam bentuk trans yang secara termodinamika merupakan bentuk stabil. Larut dalam CHCl3 dan benzene, sangat mudah larut dalam eter dan n-heksan, λ max 446-506 nm, pengaruh cahaya dan pemanasan dapat merubah bentuk trans menjadi isomer mono atau poli cis (O Neil, M. J, 2006). Likopen bersifat hidrofobik kuat dan dapat mengalami degradasi melalui proses isomerase dan oksidasi karena cahaya, oksigen, suhu tinggi, teknik pengeringan, proses pengelupasan, penyimpanan dan asam (Shi& Maguer,2000). Likopen menyebabkan warna tomat menjadi merah. Semakin tua/matang tomat, warnanya semakin merah, dikarenakan kadar likopen yang semakin besar. Hal ini dapat dijelaskan bahwa warna merupakan akibat dari adanya ikatan rangkap terkonjugasi. Semakin banyak ikatan rangkap terkonjugasi dalam molekul, pita serapan utama makin bergeser ke daerah panjang gelombang yang lebih tinggi, akibatnya rona makin merah (DeMan, J. M. 1997).

568 Yukeu Fazriah, et al. Mikroenkapsulasi adalah suatu proses penyalutan tipis suatu bahan inti baik berupa padatan, cairan atau gas dengan suatu polimer sebagai dinding pembentuk mikrokapsul. Mikrokapsul yang terbentuk dapat berupa partikel atau bentuk agregat, dan biasanya memiliki rentang ukuran partikel antara 5 5000 μm. Ukuran tersebut bervariasi tergantung metode dan ukuran partikel bahan inti yang digunakan (Lachman, 1994). Semprot kering/spray dry didefinisikan sebagai suatu proses perubahan dari bentuk cair ke bentuk partikel-partikel kering oleh suatu proses penyemprotan bahan ke dalam medium pengeringan yang panas. Produk kering yang dihasilkan dari proses pengeringan ini dapat berupa bubuk, butiran atau gumpalan. Proses pengeringan dengan spray dryer ada 4 tahap proses yaitu : 1. Pengabutan (atomisasi) adalah proses untuk merubah bahan yang semula cair atau pasta menjadi tetes kecil (droplet). 2. Kontaknya antara tetes-tetes bahan dengan udara panas. 3. Penguapan air dari bahan sampai diperoleh kandungan air yang sesuai dengan yang diinginkan. 4. Pengambilan produk dari alat. Walaupun pada metode ini menggunakan suhu yang tinggi namun tidak ada atau hanya sedikit kehilangan zat-zat volatil karena penguapan. Pertama, terbentuknya lapisan film yang mengelilingi droplet yang bersifat permeable terhadap air, tetapi imipermeabel terhadap komponen volatil. Kedua, air diuapkan dari droplet, difusif dari komponen zat dalam sistem droplet menurun drastis dibandingkan dengan air, oleh karena itu faktor pengontrol terhadap kehilangan adalah lebih pada ukuran molekul dari pada titik didih. Jadi walaupun beberapa komponen zat relatip lebih volatil dan mempunyai titik didih lebih rendah daripada air, namun akan tetap bertahan selama proses pengeringan. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada pembuatan mikrokapsul digunakan kombinasi enkapsulan whey dan karbohidratdengan menggunakan metode spray dry. Enkapsulan karbohidrat yang digunakan adalah gum arab dan maltodekstrin. Gum arab dipilih sebagai enkapsulan karena mempunyai sifat membentuk emulsi yang baik. Sedangkan maltodekstrin memiliki sifat sebagai enkapsulan yang baik karena kemampuannya dalam membentuk emulsi dan viskositasnya rendah tetapi sifatnya sebagai emulsifier kurang baik (Murdijati, 2006). Kedua jenis enkapsulan diatas dikombinasi dengan whey yang berfungsi sebagai emulsifier dan pembentuk film sehingga gum arab dan maltodekstrin dapat berperan sebagai filler dan pembentuk matriks. Pengeringan mikrokapsul dilakukan dengan metode spray dry yaitu teknik mendispersikan bahan inti ke dalam larutan enkapsulan, yang dikeringkan dengan cara menyemprotkan campuran tersebut pada udara panas. Udara panas tersebut akan menguapkan pelarut enkapsulan sehingga terbentuk mikrokapsul (Gustavo V, 1996:286). Proses pertama adalah pendispersian konsentrat likopen ke dalam larutan enkapsulan yang bersifat larut air untuk membentuk sistem emulsi karena likopen merupakan hidrofobik kuat. Kedua, homogenisasi untuk menghasilkan suatu emulsi konsentrat likopen yang nonpolar dalam enkapsulan yang bersifat polar. Pembentukan emulsi ini terjadi karena adanya whey yang bersifat ampifilik sehingga berfungsi sebagai emulsifier. Emulsi yang dihasilkan adalah emulsi minyak dalam air karena whey yang bersifat larut air (polar). Terakhir dilakukan atomisasi ke dalam udara panas pada alat spray dry sehingga pelarut akan diuapkan dan pengeringan dapat

Formulasi Mikrokapsul Konsentrat Likopen 569 terjadi dengan cepat sehingga terbentuk mikrokapsul yang bersifat hidrofil. Selama proses pengeringan, suatu lapisan film terbentuk pada permukaan droplet. Film ini lebih permeable terhadap molekul air yang bertindak sebagai pelarut selama padatan dikeringkan dan ukuran pori-porinya lebih kecil dibandingkan dengan molekul zat aktif. Karena molekul zat aktif memiliki kelarutan yang lebih rendah dan berukuran lebih besar dibandingkan molekul air, maka molekul zat aktif tidak dapat berdifusi keluar melalui permukaan film dan terperangkap di dalam droplet yang kering. Pada penelitian ini, digunakan penyalut maltodekstrin dan gum arab sebagai matriks pembentuk dinding mikrokapsul. Selain itu sifat polisakarida dengan berat molekul gula yang tinggi mempunyai kemampuan sebagai filler suatu bahan, sehingga dapat mencegah penyusutan volume suatu partikel (Purwaningsih, 2010). Hasil mikrokapsul kemudian dilakukan evaluasi yaitu: Hasil Perolehan Mikrokapsul Tabel 1. Hasil rendemen mikrokapsul Menurut penelitian sebelumnya (Murdijati, 2006) jumlah mikrokapsul yang diperoleh sangat ditentukan oleh viskositas emulsi campuran bahan sebelum dilakukan spray dry. Emulsi dengan viskositas tinggi menyebabkan lapisan yang mengelilingi bahan aktif akan terbentuk lebih cepat sehingga bahan aktif segera terlindungi, dengan demikian rendemen mikrokapsul yang dihasilkan lebih besar. Pernyataan tesebut sesuai dengan hasil rendemen yang dihasilkan pada formula dengan konsentrasi gum arab yang tinggi akan menghasilkan formula yang viskositasnya lebih tinggi dan pada formula yang menggunakan konsentrasi gum arab tertinggi di dapat rendemen terbesar yaitu 11,559%. Efisiensi Penjerapan Rendemen (%) 11,559 9,752 8,859 8,605 Efisiensi penjerapan dilakukan untuk mengetahui jumlah bahan aktif yang terjerap oleh enkapsulan dalam mikrokapsul. Efisiensi penjerapan dapat menjadi gambaran untuk menilai keberhasilan metode yang digunakan untuk pembuatan mikrokapsul tersebut. Efisiensi = Jumlah likopen yang terukur Jumlah likopen secara teoritis X 100%

570 Yukeu Fazriah, et al. Tabel 2. Hasil efisiensi penjerapan Efisiensi Penjerapan (%) 16,65 11,13 6,45 8,2 Pada data yang dihasilkan efisiensi penjerapan pada formula 1 memiliki persentase yang lebih besar. Pada formula 1 menggunakan konsentrasi enkapsulan gum arab yang paling tinggi. Gum arab memiliki sifat emulsifier yang baik, yaitu emulsifier jenis hidrokoloid yang dapat menstabilkan emulsi dengan cara membentuk lapisan yang rigit dan kaku. Sehingga pada formula 1 penjerapan likopennya lebih besar dibandingkan dengan formula lain. Penentuan Kelembaban Penentuan kelembaban dilakukan dengan menggunakan alat moisture analyzer. Didapat hasil kadar air seperti pada tabel. Tabel 3. Hasil pengukuran kelembaban Kadar Air % 4,28 ± 0,22 4,83 ± 0,24 5,07 ± 0,52 5,09±0,07 Menurut Voight (1994) kadar lembab yang baik pada suatu matriks adalah 3-5%. Berdasarkan data kadar air yang diperoleh pada setiap formula memenuhi ketentuan, karena kadar air masih berada pada rentan 3-5%. Kadar air yang diperoleh ini menentukan bahwa metode spray dry efektif untuk pengeringan mikroenkapsulasi. Higroskopisitas Higroskopisitas merupakan parameter yang menunjukkan besarnya kemampuan bahan menarik air di sekelilingnya (kelembaban udara) untuk berikatan dengan partikel bahan atau tertahan pada pori antara partikel bahan. Digunakan Na2SO4 jenuh untuk menciptakan kelembaban yang lebih ekstrim 81% dari kelembaban suhu ruang sehingga untuk uji higroskopisitas dipercepat. Tabel 4. Hasil pengukuran higroskopisitas Higroskopisitas (gram/100gram) 35,975 33,285 32,005 32,560 Semakin kering suatu produk, maka kemampuan produk tersebut untuk menyerap dan menampung air menjadi lebih banyak apabila dibandingkan dengan produk yang lembab. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil yang didapat. Pada formula 1 didapat hasil higroskopisitas paling besar karena kadar air yang terkandung pada formula 1 menujukan kadar air yang paling rendah diantara formula lain. Hal ini

Formulasi Mikrokapsul Konsentrat Likopen 571 terjadi karena pada saat suatu bahan dikeringkan akan terbentuk rongga-rongga dalam bahan yang ditinggalkan oleh sisa molekul air. Rongga-rongga ini masih mempunyai kemampuan untuk menyerap air dalam jumlah besar. Pada produk kering lebih banyak air yang dapat ditampung sehingga reaksi yang terjadi akan lebih cepat saat penyerapan uap air dilingkungan sekitar. D. Kesimpulan Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa formulasi mikrokapsul dengan rendemen dan efisiensi penjerapan likopen terbesar adalah formula 1 yaitu kombinasi whey dan gum arab pada perbandingan 1:2 adalah 11,559. E. Saran Sebaiknya dilakukan pengujian dengan Scanning Electron Microscopy untuk melihat ukuran dan morfologi mikrokapsul yang di dapat. Daftar Pustaka Barbarosa. C., Gustavo. V., Humberto V. M. (1996). Dehydration of Foods. Champan & Hall, USA. DeMan, J. M. (1997). Kimia Makanan, Edisi 2. Penerbit ITB. Bandung Dziezak JD. (1988). Microencapsulation and Eencapsulation Ingridients.Food Technology. 42:136-151 Lachman, L., J. L. Kanig, and H. A. Lieberman, (1994).Teori dan Prakterk Farmasi Industri, Edisi III, UI Press, Jakarta. O Niel, M. J. (editor). (2006). The Merch Index. An Encyclopedia of Chemicals, Drugs and Biologicals, 14 th Edition. N.J., USA:Merch& Co., Inc Purwaningsih, Dewi. (2010). Formulasi Sediaan Ekstrak Etanol Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Sebagai Kandidat Natural Antioksidant Melalui Teknologi Mikroenkapsulasi Dengan Metode Spray Drying. Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin Makasar. Shi, J., & Le Morgue.M.(2000).Lycopene in Tomatoes, Chemiccal and Physical Properties Affected by Food Processing. J. Biotech. 20 (4): 243-334 Tonucci, L., M.J. Holden, G.R. Beecher, F. Khacik, C.S. Davis, and G. Mulokozi, 1995.Carotenoid Content of Thermally Processed Tomato Based Food Product. J. Agric, Food Chem., (43):579-586. Voigt, R, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi 5, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta