Mahaza, Awaluddin (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG

FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DBD. Asep Irfan (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah tropis yang banyak berkembang nyamuk Aedes. kepadatan penduduk (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT Chikungunya DI KOTA PADANG. Mahaza, Awaluddin,Magzaiben Zainir (Poltekkes Kemenkes Padang )

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagianpersyaratan guna mencapai derajat sarjana strata 1 kedokteran umum

KUESIONER PENELITIAN

PERILAKU 3M, ABATISASI DAN KEBERADAAN JENTIK AEDES HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN DEMAM BERDARAH DENGUE

ABSTRAK. Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Budi Widyarto L, dr., MH

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) : Siswa dapat mengetahui, memahami dan mempunyai sikap. Waktu : 60 menit ( 45 menit ceramah dan 15 menit diskusi ).

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

HUBUNGAN PERILAKU 3M DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK DI DUSUN TEGAL TANDAN, KECAMATAN BANGUNTAPAN, KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

Dian Hidayatul C, Dian Nur Afifah, Arifal Aris

PENYULUHAN TENTANG PENYAKIT DBD

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Keywords : Mosquito breeding eradication measures, presence of Aedes sp. larvae.

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) DHF ( Dengue Haemoragic Fever)

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DAN TINDAKAN 3M PLUS TERHADAP KEJADIAN DBD

Fajarina Lathu INTISARI

PENDAHULUAN. Ratna Sari Dewi STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis:

KUESOINER KECAMATAN :... NAMA SEKOLAH : SD... ALAMAT SEKOLAH :... WILAYAH PUSKESMAS :... TGL. SURVEY :... PETUGAS :...

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS GOGAGOMAN KOTA KOTAMOBAGU.

BAB 1 PENDAHULUAN. masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Penyakit ini dapat

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA LEMAH IRENG KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KELUARGA TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN PANCORAN MAS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN. penyakit bermunculan. Selain Demam Berdarah (DB) juga muncul penyakit. bagian persendian (arthralgia) (Arini, 2010).

ABSTRAK. Pembimbing II : Kartika Dewi, dr., M.Kes., Sp.Ak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat Indonesia, disamping mulai meningkatnya masalah

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA ANTIGA, WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGGIS I

Kata kunci: DBD, Menguras TPA, Menutup TPA, Mengubur barang bekas

PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dengue, keduanya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit. chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue

PENDAHULUAN HASIL METODE

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DEMAM BERDARAH DAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI PUSKESMAS NGORESAN KECAMATAN JEBRES SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KRAMAS KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010), program pencegahan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Volume VIII Nomor 1, Januari 2017 ISSN (p) -- ISSN (e)

THE RELATIONSHIP BETWEEN COMMUNITY KNOWLEDGE AND ATTITUDE IN PREVENTING DENGUE FEVER (DF) AT LAMBRO BILEU VILLAGE, KUTA BARO-ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: INDRIANI KUSWANDARI

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. mentalnya bertambah, pada masa ini juga anak-anak sudah mulai. mengenal dunia luar sehingga pada masa ini anak-anak sangat rentan

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

13 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus

BAB I PENDAHULUAN. penghujan disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan ke manusia melalui vektor nyamuk

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I

Rezki Putri, 1 Zaira Naftassa. 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI DESA BANTAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUD dr.rasyidin PADANG TAHUN 2013 Mahaza, Awaluddin (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT The purpose of this study was to determine the factors associated with Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) inpatients at medicine ward of dr. Rasidin hospital Padang. The study design was descriptive analytic with cross sectional study. The entire populations were subjected to experiments, with the number of 36 people. The data was processed by computerized statistical test Chi-Square. The results of research conducted found, (58.3%) respondents had a low knowledge, (66.7%) of respondents had a positive attitude, (86.1%) of respondents had either no action on the prevention of Dengue Hemorrhagic Fever, (55, 6%) of respondents suffering from dengue. From the results of Chi Square test a significant association between knowledge with the dengue incidence (p = 0.009 means p <0.05), there was no significant correlation between the incidence of dengue attitude (p = 0.55, means p> 0.05), a significant association between the incidence of dengue measures (p = 0.012, means p> 0.05) in patients treated in the hospital ward of dr. Rasyidin Hospital Padang in 2013. Keywords: Dengue knowledge - Attitudes and Actions ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) pada Pasien yang dirawat di Bangsal Penyakit Dalam RSUD dr. Rasidin Padang. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Seluruh populasi dijadikan objek penelitian, dengan jumlah 36 orang. Data di olah dengan cara komputerisasi dengan uji statistik Chi-Square.. Hasil penelitian yang dilakukan didapatkan, (58,3%) responden mempunyai pengetahuan yang rendah, (66,7%) responden memiliki sikap positif, (86,1%) responden mempunyai tindakan yang tidak baik tentang pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue, (55,6%) responden menderita DBD. Dari hasil uji Chi Square didapatkan hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadian DBD (p = 0,009 bearti p < 0,05),Tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan kejadian DBD (p = 0,55, bearti p > 0,05), hubungan yang bermakna antara tindakan dengan kejadian DBD (p = 0,012, bearti p > 0,05) pada pasien yang dirawat dibangsal penyakit dalam RSUD dr.rasyidin Padang tahun 2013. Kata Kunci: Demam Berdarah Dengue Pengetaahuan- Sikap dan Tindakan 42

Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 2 Tahun 2016 PENDAHULUAN Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang berbahaya disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat serta menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah. (misnadiarly,2009). Beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk menekan angka kejadian penyakit DBD dan akibat yang ditimbulkannya, diantaranya memerintahkan semua rumah sakit baik Negeri atau swasta untuk tidak menolak pasien yang menderita DBD, melakukan foging atau pengasapan secara masal dan membagikan bubuk abate secara gratis pada daerah yang penduduknya banyak terkena DBD, penyebaran pamflet dan poster tentang pentingnya melakukan pencegahan DBD dengan melakukan kegiatan 3M (Dirjen P2PL Depkes RI, 2007). METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study dimana pengukuran terhadap variabel bebas dan variabel terikat dilakukan dalam waktu bersamaan (Notoadmodjo, 2005). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Padang propinsi Sumatera Barat pada tahun 2010 menyatakan jumlah penderita Demam Berdarah Dengue sebanyak 1045 kasus, yang meninggal dunia tahun 2011 berjumlah 5 orang dari 965 kasus. Penderita Demam Berdarah Dengue pada tahun 2012 sebanyak 1626 kasus, yang meninggal tercatat 12 orang. Terjadinya peningkatan jumlah korban akibat kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat dan ditambah kondisi lingkungan yang tidak dijaga kebersihannya sehingga adanya genangan air yang menjadi sarang utama nyamuk Aedes Aegypti (Profil Dinkes Kota Padang, 2012).. Berdasarkan latar belakangkan dirumuskan suatu masalah yaitu Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue pada pasien yang di rawat di bangsal penyakit dalam RSUD dr. Rasidin Padang. Penelitian ini dilaksanakan di Bangsal Penyakit Dalam RSUD dr Rasyidin Padang, waktu penelitiannya yaitu Bulan Mai sampai dengan bulan September 2013. Sampel penelitian semua pasien yang sedang dirawat selama penelitian di bangsal penyakit dalam RSUD dr Rasyidin Padang. 43

HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan PasienYang Dirawat di Bangsal Penyakit Dalam RSUDdr.Rasyidin Padang, Tahun 2013 No. Tingkat Pengetahuan Frekwensi Persentase 1. Rendah 21 58,3 2. Tinggi 15 41,7 Jumlah 36 100 Tabel 1 dapat diketahui bahwa 58,3% responden mempunyai pengetahuan yang rendah tentang penyakit Demam Berdarah Dengue. Tabel. 2 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan SikapPasien Yang Dirawat di Bangsal Penyakit Dalam RSUD dr.rasyidin Padang, Tahun 2013 No. Sikap Frekwensi Persentase 1. Negative 12 33,3 2. Positif 24 66,7 Jumlah 36 100 Tabel.3 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Tindakan PasienYang Dirawat di Bangsal Penyakit Dalam RSUD dr.rasyidin Padang, Tahun 2013 No Tindakan Frekwensi Persentase 1. Tidak Baik 31 86,1 2. Baik 5 13,9 Jumlah 36 100 Tabel.3 dapat diketahui bahwa 86,1% responden mempunyai tindakan yang tidak baik tentang pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue. Kejadian penyakit DBD Tabel 4 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Kejadian DBD Pada Pasien Yang Dirawat di Bangsal Penyakit Dalam RSUD dr.rasyidin Padang, Tahun 2013 No. Kejadian DBD Frekwensi Persentase 1. Tidak DBD 16 44,4 2. DBD 20 55,6 Jumlah 36 100 44

Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 2 Tahun 2016 Tabel 5 Distribusi Responden Mengenai Pengetahuan dengan Kejadian DBD Pada Pasien Yang Dirawat di Bangsal Penyakit Dalam RSUD dr.rasyidin Padang, Tahun 2013 Tingkat Pengetahuan Jumlah Rendah Tinggi Kejadian DBD Total OR P Value DBD Tidak DBD CI (95%) F % F % F % 8,8 16 76,2 5 23,8 21 100 4 26,7 20 73,3 15 100 11 55,6 16 44,4 36 100 1,920 40,336 0,009 Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa pasien dengan pengetahuan rendah lebih banyak (76,2%) pada pasien yang menderita DBD dari pada pasien yang tidak menderita DBD (23,8%). Sedangkan pasien yang pengetahuannya tinggi lebih banyak (73,3%) pada pasien yang tidak menderita DBD dari pada pasien yang menderita DBD (26,7% ). Frekwensi pasien yang menderita DBD lebih banyak ditemukan pada pasien dengan pengetahuan yang rendah. Hal ini menunjukan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadian DBD responden. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 8,8, artinya responden dengan pengetahuan yang rendah akan beresiko menderita DBD 8,8 kali dibanding responden yang berpengetahuan tinggi tentang DBD. Hubungan Sikap dengan Kejadian DBD Tabel.6 Distribusi Responden Mengenai Sikap dengan Kejadian DBD Pada Pasien Yang Dirawat di Bangsal Penyakit Dalam RSUD dr.rasyidin Padang, Tahun 2013 Kejadian DBD Total OR P Value Sikap DBD Tidak DBD CI (95%) F % F % F Negatif 8 66,7 4 33,3 12 100 Positif 12 50 12 50 24 100 2,0 0,55 Jumlah 20 55,6 16 44,4 36 100 0,473-8,462 45

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa pasien dengan Sikap negatif lebih banyak (66,7% ) pada pasien yang menderita DBD dari pada pasien yang tidak menderita DBD (33,3% ). Sedangkan pasien yang sikapnya positif sama banyak (50% ) antara pasien yang menderita DBD dengan pasien yang tidak menderita DBD. Frekwensi pasien Hubungan Tindakan dengan Kejadian DBD yang menderita DBD sama-sama ditemukan pada pasien dengan sikap yang positif dan sikap yang negatif. Hal ini menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan kejadian DBD responden. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 2 artinya semua responden akan beresiko menderita DBD. Tabel 7. Distribusi Responden Mengenai Tindakan dengan Kejadian DBD Pada Pasien Yang Dirawat di Bangsal Penyakit Dalam RSUD dr.rasyidin Padang,Tahun 2013 Kejadian DBD Total OR Tindakan DBD Tidak DBD CI (95%) F % F % F % 20 64,5 11 35,4 31 100 0,3 0,012 Tidak baik Baik 0 0 5 100 5 100 Jumlah 20 55,6 16 44,4 36 100 0,221-0,570 P Value Berdasarkan analisis hubungan dengan menggunakan uji statistik chi-square ditemukan p = 0,01, bearti p > 0,05. Hal ini menunjukan ada hubungan yang bermakna antara tindakan dengan kejadian DBD responden. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 0,3, artinya responden dengan tindakan yang baik akan beresiko menderita DBD 0,3 kali dibanding responden dengan tindakan yang tidak baik. PEMBAHASAN 1. Kejadian DBD Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat dari 36 orang pasien yang di rawat di Bangsal Penyakit Dalam, 20 orang (55,6%) menderita DBD. Dari hasil penelitian ini banyaknya pasien yang menderita DBD sangat di pengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan tindakan mereka. Menurut peneliti rendahnya pengetahuan sebagian pasien dikarenakan belum mendapatkan penyuluhan tentang upaya pencegahan Demam Berdarah Dengue dengan menjaga lingkungan hidup tetap bersih 46

Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 2 Tahun 2016 dan sehat, membiasakan menguras dan menyikat bak mandi secara teratur seminggu sekali dan menutup dengan rapat-rapat tempat penampungan air, menguburkan atau memusnahkan barang-barang bekas seperti kaleng, ban dan barang bekas lainnya. Hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian DBD Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa pasien dengan pengetahuan rendah lebih banyak (76,2%) pada pasien yang menderita DBD dari pada pasien yang tidak menderita DBD (23,8%). Sedangkan pasien yang pengetahuannya tinggi lebih banyak (73,3% ) pada pasien yang tidak menderita DBD dari pada pasien yang menderita DBD (26,7% ). Frekwensi pasien yang menderita DBD lebih banyak ditemukan pada pasien dengan pengetahuan yang rendah. Berdasarkan analisis hubungan dengan menggunakan uji statistik chisquare ditemukan p = 0,009 bearti p < 0,05. Hal ini menunjukan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadian DBD responden. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 8,8, artinya responden dengan pengetahuan yang rendah akan beresiko menderita DBD 8,8 kali dibanding responden yang berpengetahuan rendah tentang DBD. Sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003) yang menyebutkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam melaksanakan perilaku hidup sehat, di antaranya adalah tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan pekerjaan mereka. Adanya penyuluhan dan informasi yang diperoleh seseorang serta cara pencegahan Demam Berdarah Dengue dari berbagai media massa seperti surat kabar, majalah kesehatan, dan leaflet bagi mereka yang memiliki perilaku positif terhadap informasi tersebut mereka akan mematuhi anjuran dari informasi yang diterimanya, sebaliknya mereka yang berperilaku negatif terhadap informasi, cenderung mengabaikan informasi tersebut. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa responden yang menderita DBD pengetahuannya rendah. Rendahnya pengetahuan seseorang akan semakin besar peluang mereka untuk tidak berubah perilaku. Pengetahuan yang rendah mempengaruhi keyakinan seseorang terhadap informasi yang diterimanya. Rendahnya keyakinan ini yang mendorong seseorang mengabaikan semua arahan cara mencegah Demam Berdarah Dengue yang diinformasikan kepada mereka, sehingga mereka berpeluang untuk 47

terjangkit penyakit DBD, selain dari lingkungan yang jauh dari rumah mereka, lingkungan disekitar rumah mereka juga menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti. Hubungan Sikap dengan kejadian DBD Berdasarkan tabel.6 dapat dilihat bahwa pasien dengan Sikap negatif lebih banyak (66,7% ) pada pasien yang menderita DBD dari pada pasien yang tidak menderita DBD (33,3% ). Sedangkan pasien yang sikapnya positif sama banyak (50%) antara pasien yang menderita DBD dengan pasien yang tidak menderita DBD. Frekwensi pasien yang menderita DBD sama-sama ditemukan pada pasien dengan sikap yang positif dan sikap yang negatif. Berdasarkan analisis hubungan dengan menggunakan uji statistik chi-square ditemukan p = 0,55, bearti p > 0,05. Hal ini menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan kejadian DBD responden. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 2 artinya semua responden akan beresiko menderita DBD. Hasil penelitian diatas didapat responden dengan sikap negatif lebih banyak ditemukan pada pasien yang menderita DBD, Hal ini disebabkan rendahnya pengetahuan mereka tentang cara pencegahan Demam Berdarah Dengue dan sikap negatif terhadap informasi yang diterima dari petugas kesehatan. Selain itu juga dipengaruhi oleh rendahnya faktor ekonomi keluarga dalam menyediakan hunian yang memenuhi syarat kesehatan yaitu layak dan bersih, tidak terpenuhi gizi anggota keluarga dan faktor kebiasaan masyarakat yang kurang peduli dengan kebersihan lingkungan mereka dan jarang melakukan pembersihan bak mandi dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air yang ada di pekarangan mereka. Temuan ini mendukung teori Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa perilaku adalah cerminan dari sikap.sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecendrungan untuk bertindak. Perilaku senantiasa terarah kepada suatu sikap seseorang terhadap objek (tindaka n pencegahan Demam Berdarah Dengue).Sikap dapat bersifat positif ataupun negatif.dalam bersikap positif terdapat kecenderungan untuk bertindak (melakukan tindakan tersebut). Perilaku dengan sikap positif terhadap tindakan pencegahan Demam Berdarah Dengue akan menggerakkan seseorang untuk mematuhi anjuran tersebut. Semakin positif sikap seseorang akan semakin tinggi seseorang tersebut berperilaku dan patuh dengan anjuran yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada mereka, sebaliknya semakin negatif sikap seseorang akan semakin rendah 48

Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 2 Tahun 2016 seseorang berperilaku serta tidak patuhnya dengan anjuran yang diberikan. Sikap juga berarti respon terhadap rangsangan yang bersifat terselubung. Hasil penelitian ini didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara sikap dengan kejadian DBD, dari 24 orang responden yang bersikap positif 12 orang menderita DBD dan 12 orang yang tidak menderita DBD. Menurut asumsi penulis walaupun seseorang sudah bersikap positif tentang pencegahan penyakit DBD, tapi akan beresiko juga terkena penyakit DBD, karena penyakit ini ditularkan oleh nyamuk yang dapat hidup di lingkungan lain, bisa terbawa oleh kendaraan, dan nyamuk ini juga bisa terbang dengan jarak 40 km. Hubungan tindakan dengan kejadian DBD Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa pasien dengan tindakan yang tidak baik lebih banyak (64,5% ) pada pasien yang menderita DBD dari pada pasien yang tidak menderita DBD (35,4%). Sedangkan pasien yang tindakannya baik hanya di temukan pada pasien yang tidak menderita DBD (100%). Jadi frekwensi pasien yang menderita DBD lebih banyak ditemukan pada pasien dengan tindakan yang tidak baik. Berdasarkan analisis hubungan dengan menggunakan uji statistik chisquare ditemukan p = 0,012, bearti p > 0,05. Hal ini menunjukan ada hubungan yang bermakna antara tindakan dengan kejadian DBD responden. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 0,3, artinya responden dengan tindakan yang baik akan beresiko menderita DBD 0,3 kali dibanding responden dengan tindakan yang tidak baik. Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditandai dengan demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan dan beresiko terhadap timbulnya kematian. Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang ditandai demam mendadak 2 sampai 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai tanda perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan ( petechiae), lebam (eccymosis) atau ruam ( purpura), kadang-kadang mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun atau renjatan (Shock) (Indrawan, 2001). Dari hasil penelitian didapat rendahnya tindakan responden dalam pencegahan penyakit DBD. Dari pertanyaan kuesioner yang telah dibagikan mengenai tindakan responden, sebagian besar (80,6% ) responden yang tidak mengubur kaleng bekas, (27,7%) 49

yang menyikat bak mandi sekurangnya satu kali seminggu, (41,7%) responden yang menutup tempat penampungan air, (41,7%) responden yang tidak membiarkan air tergenang di sekitar rumah, (77,7%) reponden yang tidak memakai kelambu saat tidur, (55,6%) responden yang tidak memakai obat nyamuk saat tidur dan ( 80,6%) responden yang tidak memakai autan saat tidur. Hasil diatas menurut asumsi penulis kurangnya tindakan responden dalam pencegahan penyakit DBD ini bisa dari pengetahuan yang rendah, karena responden kurang mendapatkan penyuluhan atau arahan dari petugas kesehatan, selain itu status ekonomi juga sangat mempengaruhi tindakan seseorang, status ekonomi yang rendah sangat susah untuk menjalankan tindakan pencegahan penyakit DBD. Tapi juga ada sebagian masyarakat yang sudah mendapatkan penyuluhan tentang pencegahan DBD, namun mereka malas untuk melakukan tindakan dalam mencegah penyakit DBD. Malah sebaliknya mereka sudah melaksanakan tindakan pencegahan penyakit DBD dan mereka masih terserang oleh virus DBD, ini mungkin dikarenakan nyamuk DBD dapat terbang 40 meter dari tempat berkembangnya dan bisa menggigit siapa saja, dan juga terbawa oleh kendaraan sehingga nyamuk ter sebut dapat berpindah tempat dari tempat yang kotor ketempat yang bersih lingkungannya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Lebih dari separuh responden (58,3%) mempunyai pengetahuan yang rendah tentang penyakit Demam Berdarah Dengue di RSUD dr RasyidinPadang. Lebih dari separuh responden (66,7%) memiliki sikap positif tentang penyakit Demam Berdarah Dengue di RSUD dr RasyidinPadang. Lebih dari separuh responden (86,1%) mempunyai tindakan yang tidak baik tentang pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue di RSUD dr RasyidinPadang. Lebih dari separuh responden (55,6%) menderita DBD di RSUD dr RasyidinPadang. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadian DBD pasien yang dirawat dibangsal penyakit dalam RSUD dr.rasyidin Padang tahun 2013. Tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan kejadian DBD pasien yang dirawat dibangsal penyakit dalam RSUD dr.rasyidin Padang tahun 2013. Ada hubungan yang bermakna antara tindakan dengan kejadian DBD pasien yang dirawat dibangsal penyakit dalam RSUD dr.rasyidin Padang tahun 2013. 50

Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 2 Tahun 2016 Disarankan melalui PKMRS rumah sakit agar : Meningkatkan penyuluhan terhadap pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue, terutama mengubur barang bekas, menutup tempat penampungan air, dan meningkatkan kebersihan lingkungan untuk memberantas sarang nyamuk Aedes Aegypty.. Kepada Kepala Dinas Kesehatan Agar dapat merencanakan program kesehatan lingkungan masyarakat melalui kerja sama dengan kelurahan yang melibatkan tokoh masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah mereka. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, 2006.Prosedur Penelitian,Jakarta : PT Rineka Cipta Depkes, RI. (2005). Pencegahan dan pemberantasan Demam Berdarah Dengue Di Indonesia. Direktorat Jendral PP dan PL: Jakarta,(2005). Pencegahan dan pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia, Ditjen PPM & PL. Jakarta,(2005). Pemberantasan Nyamuk Penular Demam Berdarah Dengue di Indonesia, Ditjen PPM & PL. Jakarta Dinas Kesehatan Kota Padang Sumatera Barat. (2011) : Padang Indrawan,(2001). Mengenal dan Mencegah Demam Berdarah, Pioner Jaya, Bandung. Kementrian Kesehatan. (2012). Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Kesehatan Lingkungan (P2PL) : Jakarta Medical Record.(2012).RSUD dr.rasyidin Padang Misnadiarly.(2009).Demam Berdarah Dengue (DBD). Pustaka Populer : Jakarta Notoatmodjo Soekidjo. (2005).Metodologi Penelitian Kesehatan.PT. Rineka Cipta: Jakarta Notoatmodjo Soekidjo. (2003).Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.PT. Rineka Cipta : Jakarta Notoatmodjo Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.PT. Rineka Cipta : Jakarta Putra E satni.(2010). Mengenal Nyamuk Aedes Aegypti Penyebar Demam Berdarah dan Upaya Pengendaliannya : Padang Sutrisno (201 1). Hubungan pengetahuan dan sikap keluarga dengan pelaksanaan 3M Plus dalam pencegahan DBD : Jambi 51

Titing Anastasya Wulandari (2013) Hubungan faktor pencegahan dan perawatan keluarga dengan kejadian penyakit DBD : Padang WHO. (1999). Demam Berdarah Dengue.Kedokteran EGC : Jakarta 52