BAB I PENDAHULUAN. merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN. serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) ditinggalkan baik oleh wanita maupun pria. Wanita maupun pria di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keindahan rambut, estetika wajah, perawatan kuku, waxing, dan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

Laporan Tugas Akhir Desain Interior DI40Z0 Medi Day Spa 1

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitarnya. Hal tersebut menjadi dasar pemikiran para pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat memiliki aktivitas yang tinggi. Sehingga membutuhkan fasilitasfasilitas

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1.1.Latar Belakang

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

ABSTRAK. Kata Kunci : dayspa, desain, kecantikan, kesehatan, relaksasi. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN HAKIKAT OBYEK STUDI GRIYA SPA DI KOTA KUPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. A Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia pada jaman modern seperti pada saat ini seringkali merasa

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia sedang mengembangkan sektor wisata yang terdapat di alam

Pusat Perawatan Kecantikan dan Kebugaran di Yogyakarta BAB I

Studi aktifitas dan kebutuhan ruang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk lebih memahami pengertian dari judul diatas tersebut maka perlu diuraikan satu persatu terlebih dahulu

BAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain

BAB 1 PENDAHULUAN. berdirinya beberapa salon terkemuka di Indonesia. Tak jarang para investor asing

PURI TERAPI KECANTIKAN DAN KEBUGARAN NATURAL DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II DATA UMUM Klinik Kecantikan Pengertian Klinik

BAB 1 PENDAHULUAN. memanjakan diri, sehingga membuat masyarakat menjadi jenuh. Waktu liburan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

Selain itu tingkat polusi di Indonesia yang cukup tinggi, dapat membuat seseorang mudah stress dan tertekan dengan lingkungan yang ada di Indonesia. K

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

PUSAT KECANTIKAN DI SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi terganggu akibat aktivitas yang tidak seimbang. Pola makan yang salah

perawatan badan, pengencangan bagian tubuh, foot theraphy, gym, serta konsultasi dengan dokter- dokter spesialis.

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas hanya kamera Digital Single Lens Reflect (DSLR) tetapi terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Obyek. Pulau Bali merupakan salah satu pulau pariwisata di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, pembangunan dan kemajuan teknologi dan pariwisata. Dilain pihak

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAKSI. SPA Grha Candi Golf adalah salah satu SPA yang direncanakan terletak di

Studi Pembanding. Rumah Cantik Citra. Body Massage. Hand and Foot Spa

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

STANDAR USAHA SPA. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Perawatan

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek


BAB 1 PENDAHULUAN. hal ini akan semakin berkembang. Karena itu hal tersebut perlu didukung. berkembang di dalam maupun luar negri.

Desain Interior Little Bee Baby Spa di Surabaya dengan TEMA Lebah

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

BAB I PENDAHULUAN [AUTHOR NAME] I-1

BAB I PENDAHULUAN. makanannya, dan kawasan perbelanjaannya. Kota Bandung berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2015 MANFAAT HASIL PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN SOLO PUTRI SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA SALON RIAS PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan & Perancangan Interior Gallery Coffee & Café di Jakarta 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB 2 DATA DAN ANALISA. penelitian, dan laporan seminar. 3. Pengamatan langsung di lapangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL B. LATAR BELAKANG MASALAH. Desain Interior Lansia Therapist Center di Surakarta dengan Konsep. Surga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan atau permintaan pihak pemberi tugas. Tahapan perencanaan yang. kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.

MEDICAL SPA (DESTINATION SPA)

Women and Child Center di Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap wanita memiliki kebutuhan untuk mempercantik diri dan untuk merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat salon, spa, refleksi, dan lain-lain. Dimana fasilitas tersebut sangatlah penting untuk tubuh bagian luar maupun bagian dalam. Begitu juga dengan spa yang dapat membuat pikiran rileks dan menyegarkan pikiran. Pengertian spa adalah perawatan kesehatan menggunakan sarana air. Spa berasal dari kata Solus Per Aqua di dalam bahasa Latin artinya kesehatan melalui air. Dengan berendam dengan air dapat membuat seseorang merasa tenang dan nyaman. Semua perawatan kesehatan tubuh atau badan dengan menggunakan air juga dikenali sebagai Hidroterapi, dan pada umumnya perawatan spa biasanya 1

diikuti dengan pijatan, yang memberi efek relaksasi, kenyamanan dan merupakan alternatif metode penyembuhan. Pada dasarnya perawatan spa menggunakan rendaman air, air mengalir, pancuran yang disertai ramuan rempah atau memanfaatkan sumber air panas yang mengandung mineral yang dapat memberikan dampak memelihara, meningkatkan ataupun memulihkan kesehatan. Di tengah kesibukan modern kita dituntut oleh lebih memperhatikan kesehatan tubuh serta kesegaran pikiran. Namun seiring dengan perkembangan zaman, spa berkembang menjadi suatu tempat kecantikan, perawatan tubuh, kesehatan, kebugaran dan kenyamanan dimana merupakan suatu rangkaian perawatan yang terdiri dari terapi pijat seluruh badan, lulur atau body scrub, aromatherapy, mandi aromatherapy. Spa yang akan dirancang adalah spa tradisonal atau spa rempah-rempah yang mengingatkan pada perawatan ala putri keraton. Putri keraton akan tampil cantik dan sempurna, lewat kulit yang sehat dan halus. Rempah-rempah seringkali dimanfaatkan untuk kecantikan para putri keraton, dan juga untuk melestarikan khasanah budaya Jawa yang ada. Selain itu rempah-rempah dipercaya lebih aman untuk kesehatan kulit. Seperti menurut salah satu tempat spa di Yogyakarta yang bernama J spa, yang menggunakan rempah-rempah sebagai produk yang dipakai dapat memiliki berbagai manfaat seperti menghilangkan lelah agar merasa lebih relaks. Perawatan pijat tradisional dengan rempah-rempah dapat membuat badan menjadi lebih segar, kesehatan kulit terjaga, dan selain itu kulit menjadi sehat dan halus. 2

1.2 Identifikasi Masalah Kesibukan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana dalam kehidupan modern ini tingkat kesibukan manusia semakin meningkat sehingga memberikan tuntutan baru terutama bagi kaum wanita. Dalam kehidupan yang semakin modern kaum wanita memiliki banyak kesibukan yang membuat mereka lupa akan pentingnya kesehatan jasmani maupun rohani. Tuntutan karir dan keluarga maupun aktivitas sehari-hari membuat kaum wanita tidak lagi mempedulikan kehidupannya sendiri. Untuk itu spa bagi kaum wanita ini merupakan salah satu solusi bagi kaum wanita modern untuk keluar dari rutinitas padat sehari-hari dan menikmati perawatan spa. Selain itu tidak hanya dapat melakukan perawatan secara personal namun spa ini juga dapat digunakan sebagai tempat berkumpul bagi para kaum wanita untuk melakukan perawatan spa bersama. 1.3 Ide Gagasan Perancang memilih membuat spa di Bandung karena sesuai dengan letak site yang berada di daerah dingin dimana fasilitas ini membutuhkan suasana yang tenang dan sejuk. Penulis membuat spa khusus untuk wanita. Perancang memilih spa tradisional atau spa rempah-rempah karena memiliki kelebihan dalam perawatan spa seperti dapat menghilangkan lelah dan dapat membuat pengunjung menjadi lebih rileks. Selain itu juga ingin mengenalkan kepada masyarakat bahwa rempah-rempah selain memiliki fungsi untuk tubuh bagian dalam maupun tubuh bagian luar. 3

Perancang juga mengambil tema Keraton Yogyakarta karena terinspirasi dari budaya Keraton Yogyakarta yang mengingatkan pada perawatan kulit ala puteri keraton. Kecantikan puteri keraton sangat identik dengan kehalusan, kesopanan, keanggunan, berkelas, dan berkharisma. Perawatan kecantikan di Keraton Yogyakarta dilakukan dengan cara ritual. Tujuannya, untuk meningkatkan inner beauty dari dalam. Caranya, mengaktifkan lima panca indera antara lain indera penglihat, indera pendengar, perasa, peraba, dan pencium. Dengan sempurnanya ke lima fungsi dari panca indera itu maka diyakini akan mencapai keseimbangan yang sempurna pula. Kemudian perawatan lainnya dengan massage, lulur, dan jamu. Dan perancang menggunakan gambaran interior dari Keraton Yogyakarta yang akan dijadikan sebagai eksplorasi dari spa yang akan dibuat. Yang membedakan antara spa yang sudah ada dengan spa yang perancang buat adalah memiliki ruang treatment ala puteri keraton dan memiliki ruang minum jamu serta ruang siraman yang menjadi ciri khas perancangan ini. Dan adanya penggunaan elemen keraton, salah satunya ornament teratai. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis menemukan permasalahan yaitu : a. Bagaimana cara mengadopsi konsep teratai dan perawatan ala puteri keraton pada interior spa? b. Bagaimana cara menerapkan elemen Keraton pada masing-masing ruang spa sesuai dengan fungsinya? 4

1.5 Tujuan Perancangan Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas, maka tujuan dari pembahasan ini adalah : a. Mengadopsi konsep teratai dan perawatan ala puteri keraton pada interior spa b. Menerapkan elemen Keraton pada masing-masing ruang spa sesuai dengan fungsinya 1.6 Ruang Lingkup Perancangan Dalam perancangan ini akan menitik beratkan pada beberapa ruang meliputi lobby, receptionist, lounge, ruang ratus rambut, ruang prada kenaka (perawatan tangan dan kaki) dan ruang perawatan spa yang meliputi ruang massage, ruang siraman, dan toilet. Pada perancangan ini akan menyediakan fasilitas spa dengan mengangkat tema Keraton Yogyakarta pada bangsal kencana dengan konsep teratai. Dan ciri-ciri dari interior maupun arsitektur dari bangsal kencana adalah adanya kerangka atau pilar, adanya ornament bunga teratai, material lantai dari ubin, memiliki dua ketinggian yang berbeda yang bertujuan untuk melancarkan sirkulasi udara. Sedangkan dari sisi arsitektur, arsitektur Jawa menjadikan dirinya sebagai arsitektur yang terbuka. Dimana perancangan ini disesuaikan dengan kebutuhan akan sarana dan prasarana yang akan membuat pengunjung merasa nyaman dan rileks ketika melakukan spa. 5

1.7 Sistematika Penulisan Pada Bab I, penulis akan membahas mengenai latar belakang, ide gagasan, identifikasi masalah, tujuan perancangan, ruang lingkup perancangan, dan sistematika penulisan. Pada Bab II, penulis akan memaparkan literatur mengenai spa, mengenai material, penghawaan dan lighting ruang spa. Pada Bab III, penulis akan menjelaskan mengenai data umum perancangan spa, tentang interior keraton Yogyakarta, adat kebiasaan masyarakat Jawa sehingga dapat diaplikasikan ke dalam interior, menjelaskan dan menerangkan mengenai data umum perancangan proyek dari profil proyek, analisa site, permasalahan yang muncul dalam perancangan. 6