PENENTUAN SATURATION NUMBER DARI GRAF BENZENOID

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF BUKU SEGIEMPAT, GRAF KIPAS, DAN GRAF TRIBUN

PENENTUAN RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA HASIL OPERASI CARTESIAN PRODUCT TERHADAP GRAF LINGKARAN DAN GRAF BIPARTIT LENGKAP DENGAN GRAF LINTASAN

BATAS ATAS RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF DENGAN KONEKTIVITAS 3

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

RAINBOW CONNECTION PADA GRAF DENGAN KONEKTIFITAS 1

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF C n K m, DENGAN n 3 DAN m 1

BILANGAN STRONG RAINBOW CONNECTION UNTUK GRAF RODA DAN GRAF KUBIK

GRAF RAMSEY (K 1,2, C 4 )-MINIMAL DENGAN DIAMETER 2

KAITAN SPEKTRUM KETETANGGAAN DARI GRAF SEKAWAN

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF SIKLUS DENGAN BANYAK TITIK GENAP

ALGORITMA RUTE FUZZY TERPENDEK UNTUK KONEKSI SALURAN TELEPON

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP

BILANGAN RAINBOW CONNECTION UNTUK BEBERAPA GRAF THORN

BILANGAN STRONG RAINBOW CONNECTION UNTUK GRAF GARIS, GRAF MIDDLE DAN GRAF TOTAL

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF KEMBANG API F n,2 DAN F n,3 DENGAN n 2

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

KARAKTERISASI GRAF POHON DENGAN BILANGAN KROMATIK LOKASI 3

PENJADWALAN KULIAH DENGAN ALGORITMA WELSH-POWELL (STUDI KASUS: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNAND)

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK JOIN DARI DUA GRAF

BILANGAN RAMSEY UNTUK GRAF BINTANG S n DAN GRAF RODA W m

BILANGAN AJAIB MAKSIMUM DAN MINIMUM PADA GRAF SIKLUS GANJIL

PENGKONSTRUKSIAN BILANGAN TIDAK KONGRUEN

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF LENGKAP DENGAN METODE MODIFIKASI MATRIK BUJURSANGKAR AJAIB DENGAN n GANJIL, n 3

RAINBOW CONNECTION PADA BEBERAPA GRAF

PELABELAN TOTAL AJAIB PADA GABUNGAN GRAF BINTANG DAN BEBERAPA GRAF SEGITIGA

PELABELAN TOTAL (a, d)-titik ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF PETERSEN YANG DIPERUMUM P (n, 3) DENGAN n GANJIL, n 7

DIMENSI METRIK DARI (K n P m ) K 1

PENENTUAN ANGGOTA KELAS RAMSEY MINIMAL UNTUK PASANGAN (2K 2, C 4 )

PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF RODA W n

SYARAT PERLU UNTUK GRAF RAMSEY (2K 2, C n )-MINIMAL

STRUKTUR SEMILATTICE PADA PRA A -ALJABAR

PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA SUBDIVISI GRAF BINTANG

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF HUTAN LINIER H t

RAINBOW CONNECTION PADA GRAF k-connected UNTUK k = 1 ATAU 2

HUBUNGAN ANTARA HIMPUNAN KUBIK ASIKLIK DENGAN RECTANGLE

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF P m P n, K m P n, DAN K m K n

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF AMALGAMASI BINTANG

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB PADA GRAF BINTANG

TOPOLOGI METRIK PARSIAL

DIMENSI PARTISI DARI GRAF ULAT

KARAKTERISASI SUATU IDEAL DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF

HIMPUNAN KUBIK ASIKLIK DAN KUBUS DASAR

KEKONVERGENAN BARISAN DI RUANG HILBERT PADA PEMETAAN TIPE-NONSPREADING DAN NONEXPANSIVE

Pelabelan -Anti Ajaib dan -Anti Ajaib untuk Graf Tangga. -Antimagic and -Antimagic Labeling for Ladder Graph

BILANGAN KROMATIK GRAF HASIL AMALGAMASI DUA BUAH GRAF TERHUBUNG

BILANGAN RADO 2-WARNA UNTUK m 1

INJEKSI TOTAL AJAIB PADA GABUNGAN GRAF K 1,s DAN GRAF mk 3 UNTUK m GENAP

RUANG TOPOLOGI LEMBUT KABUR

TINGKATAN SUBGRUP DARI SUBHIMPUNAN FUZZY

Kajian Sifat Sifat Graf Pembagi-Nol dari Ring Komutatif dengan Elemen Satuan

DEKOMPOSISI PRA A*-ALJABAR

PRA A*-ALJABAR SEBAGAI SEBUAH POSET

Penggunaan Algoritma Kruskal yang Diperluas untuk Mencari Semua Minimum Spanning Tree Tanpa Konstren dari Suatu Graf

ORDER UNSUR DARI GRUP S 4

Konstruksi Pelabelan- Pada Line Digraph dari Graf Lingkaran Berarah dengan Dua Tali Busur

DEFISIENSI SISI-AJAIB SUPER DARI GRAF KIPAS

KONSTRUKSI PELABELAN SISI AJAIB SUPER PADA GRAF ULAT

TEOREMA CAYLEY DAN PEMBUKTIANNYA

SUATU KAJIAN TITIK TETAP PEMETAAN k-pseudononspreading SEJATI DI RUANG HILBERT

HOMOLOGI DARI HIMPUNAN KUBIK YANG DIREDUKSI (ELEMENTARY COLLAPSE)

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

DEFISIENSI SISI-AJAIB SUPER DARI GRAF RANTAI

KONVOLUSI DARI PEUBAH ACAK BINOMIAL NEGATIF

GRAF AJAIB TOTAL. Kata Kunci: total magic labeling, vertex magic, edge magic

GELANGGANG ARTIN. Kata Kunci: Artin ring, prim ideal, maximal ideal, nilradikal.

PELABELAN GRACEFUL PADA GRAF HALIN G(2, n), UNTUK n 3

SYARAT PERLU DAN SYARAT CUKUP AGAR REPRESENTASI QUIVER BERTIPE HINGGA

KELAS RAMSEY MINIMAL UNTUK KOMBINASI DUA GRAF LINTASAN P 3 DAN P 4

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID DUA. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

REALISASI POSITIF STABIL ASIMTOTIK DARI SISTEM LINIER DISKRIT

SUATU KAJIAN TENTANG PENYARINGAN TERURUT DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF

HIMPUNAN LEMBUT DENGAN MENGGUNAKAN HIMPUNAN PARAMETER TUNGGAL

STABILISASI SISTEM DESKRIPTOR LINIER KONTINU

Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda

SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS ALL CYCLES Nur Rohmah Oktaviani Putri

SUATU KAJIAN TENTANG HIMPUNAN FUZZY INTUISIONISTIK

7. Counting Trees. Oleh : Ade Nurhopipah. Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J Graph and Applications. Springer: UK.

Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf

APLIKASI TEORI GRAF PADA ANALISIS JEJARING SOSIAL SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA. Oleh: SUHARDI SABELAU

PAM 271 PENGANTAR TEORI GRAF

PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINIER DENGAN METODE MODIFIKASI BAGI DUA

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN SIFAT SIFAT GRAF PEMBAGI-NOL DARI RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN

KARAKTERISASI ALJABAR PADA GRAF BIPARTIT. Soleha, Dian W. Setyawati Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

METODE PSEUDOSPEKTRAL CHEBYSHEV PADA APROKSIMASI TURUNAN FUNGSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan

BEBERAPA SIFAT DARI SUBGRUP FUZZY

ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin

Surabaya, 23 Desember 2013

KETERBAGIAN TAK HINGGA SEBARAN RIEMANN ZETA

PENYELESAIAN MASALAH PEMROGRAMAN LINIER BILANGAN BULAT MURNI DENGAN METODE REDUKSI VARIABEL

Edge-Magic Total Labeling pada Graph mp 2 (m bilangan asli ganjil) Oleh Abdussakir

SPECTRUM PADA GRAF STAR ( ) DAN GRAF BIPARTISI KOMPLIT ( ) DENGAN

Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 ISSN NILAI TOTAL KETAKTERATURAN TOTAL DARI DUA COPY GRAF BINTANG. Rismawati Ramdani

PENCARIAN AKAR-AKAR PERSAMAAN NONLINIER SATU VARIABEL DENGAN METODE ITERASI BARU HASIL DARI EKSPANSI TAYLOR

SYARAT AGAR SUATU GRAF DIKATAKAN BUKAN GRAF AJAIB TOTAL

SUATU KAJIAN TENTANG HIMPUNAN LUNAK KABUR (FUZZY SOFT SET ) DAN APLIKASINYA

WARP PADA SEBUAH SEGITIGA

MENJAWAB TEKA-TEKI LANGKAH KUDA PADA BEBERAPA UKURAN PAPAN CATUR DENGAN TEORI GRAPH. Oleh Abdussakir

Transkripsi:

Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 41 46 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENENTUAN SATURATION NUMBER DARI GRAF BENZENOID DARA RIFKA MAHZURA Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Kampus UNAND Limau Manis Padang, Indonesia, email : dmahzura@gmail.com Abstrak. Dalam makalah ini dibahas aplikasi graf dalam bidang ilmu kimia khususnya senyawa karbon benzenoid. Benzenoid adalah suatu senyawa yang tersusun atas atom karbon dan atom hidrogen. Benzenoid adalah termasuk dalam senyawa hidrokarbon, namun dikarenakan bentuknya yang unik maka benzenoid dikelompokkan sebagai suatu senyawa tersendiri. Graf Benzenoid ini berbentuk segienam beraturan. Titik-titik pada graf Benzenoid melambangkan atom karbon dan sisi-sisi pada graf Benzenoid melambangkan ikatan antar atom pada senyawa benzenoid. Saturation number pada graf G adalah kardinalitas matching maksimal terkecil pada G. Pada makalah ini akan ditentukan saturation number pada beberapa graf Benzenoid. Kata Kunci: Benzenoid, matching, matching maksimum, matching maksimal, perfect matching, saturation number, rantai Benzenoid 1. Pendahuluan Teori matching adalah cabang dari teori graf yang berkaitan dengan kajian matching dalam aspek struktural dan aspek pencacahan. Matching adalah himpunan sisi pada suatu graf yang tidak saling berbagi titik. Perkembangan teori matching ini telah berpengaruh kuat dan menstimulir aplikasi kimia pada kajian model topological dari molekul-molekul yang mewakili senyawa konjuget. Adapun model topological yang dikaji adalah graf Benzenoid. Dalam skripsi ini akan dibahas struktur matching pada graf Benzenoid. Salah satunya adalah saturation number yang memberikan suatu informasi yaitu kemungkinan paling buruk kasus penyumbatan pada proses adsorpsi yang tidak efisien dalam senyawa benzenoid [5]. Suatu matching M pada graf G adalah himpunan sisi dari graf G sedemikian sehingga tidak ada dua sisi dari M yang saling berbagi titik. Kardinalitas M disebut sebagai banyaknya sisi dari matching. Suatu titik v disebut M-saturated jika ada sisi M terkait (incidence) dengan v. Sebaliknya titik u disebut M-unsaturated jika setiap sisi M tidak terkait dengan u. M adalah perfect matching jika setiap titik di G adalah M-saturated. Matching dengan kardinalitas kecil tidak menarik untuk dibahas, karena masingmasing sisi adalah matching dengan kardinalitas satu, dan himpunan kosong adalah matching dengan kardinalitas 0. Oleh sebab itu, akan diselidiki kardinalitas matching sebesar mungkin. 41

42 Dara Rifka Mahzura Suatu matching M dikatakan matching maksimum jika tidak ada matching pada graf G dengan kardinalitas yang lebih besar. Kardinalitas dari sebarang matching maksimum pada graf G dilambangkan υ(g) dan disebut dengan banyaknya matching dari graf G. Karenanya, masing-masing titik dapat terkait dengan paling banyak satu sisi dari suatu matching. Ini berarti tidak ada graf dengan n titik mempunyai kardinalitas matching lebih dari n/2. Jika setiap titik dari G terkait dengan sisi dari M, matching M tersebut disebut perfect. Perfect matching disebut juga dengan matching maksimum, namun sebaliknya tidak berlaku. Kajian dari perfect matching terdapat pada struktur Kekule pada senyawa benzenoid yang mempunyai sejarah panjang dalam literatur matematika dan kimia [5]. Suatu matching M adalah matching maksimal jika tidak dapat diperluas menjadi matching yang lebih besar pada G. Jelas bahwa masing-masing matching maksimum juga maksimal, tetapi untuk sebaliknya secara umum tidak benar. Kardinalitas matching maksimal terkecil pada G disebut sebagai saturation number pada graf G. Saturation number pada graf G dilambangkan dengan s(g). Saturation number pada suatu graf G adalah paling sedikit setengah dari kardinalitas matching maksimum dari G (υ(g)/2), s(g) υ(g)/2 [5]. Adapun tujuan dalam makalah ini adalah menentukan saturation number dari rantai Benzenoid dan mengkaji perilaku saturation number pada rantai Benzenoid dalam bidang ilmu kimia. 2. Saturation Number pada Graf Benzenoid 2.1. Rantai Benzenoid Suatu sistem benzenoid adalah gabungan objek geometris yang diperoleh dari susunan heksagon reguler kongruen pada suatu bidang sehingga dua heksagon adalah terpisah atau mempunyai sisi bersama [9]. Suatu sistem benzenoid merupakan subhimpunan dengan 1-connected interior dari suatu ubin biasa pada bidang dengan bentuk segienam beraturan. Pada masing-masing sistem benzenoid, dapat membentuk suatu graf, dengan mengambil titik dari segienam sebagai titik, dan sisi dari segienam sebagai sisi graf. Dari definisi sederhana ini, bidang dan graf bipartid disebut sebagai graf Benzenoid [5]. Setiap permukaan dari suatu graf Benzenoid kecuali permukaan tak terhingga adalah heksagon. Titik yang terletak pada perbatasan permukaan non-heksagonal dari graf Benzenoid disebut titik eksternal, sedangkan untuk titik lain, jika ada, disebut sebagai titik internal. Suatu graf Benzenoid tanpa mempunyai titik internal disebut sebagai Catacondensed Benzenoid. Sedangkan jika suatu graf Benzenoid mempunyai titik internal disebut Pericondensed Benzenoid. Jika tidak ada heksagon pada Catacondensed Benzenoid yang berbatasan dengan tiga heksagon lainnya, ini disebut sebagai suatu rantai (chain). Pada masing-masing rantai Benzenoid, terdapat tepat dua heksagon yang berbatasan dengan heksagon satu sama lainnya, kedua heksagon itu disebut sebagai terminal, sedangkan heksagon lain disebut sebagai interior. Jumlah heksagon dari suatu rantai Benzenoid disebut panjang [5]. Suatu heksagon interior disebut straight jika dua sisinya saling berbagi dengan heksagon lain secara paralel, dan sebaliknya. Jika suatu heksagon yang sisi-sisi

Penentuan Saturation Number pada Graf Benzenoid 43 berbaginya tidak paralel, maka heksagon tersebut dikatakan kinky. Jika seluruh h 2 heksagon interior dari suatu rantai Benzenoid dengan h heksagon maka dikatakan dengan straight, maka rantai ini dikatakan dengan polyacene, ditulis A h. Jika setiap heksagon adalah kinky, maka rantai tersebut dikatakan polyphenancene, ditulis Z h. Oleh karena itu, jumlah perfect matching pada Z h sama dengan bilangan Fibonacci ke h + 2, yaitu F (h+2), polyphenancene juga disebut sebagai fibonacenes [5]. Perhatikan beberapa contoh graf Benzenoid pada Gambar 1. Keempat gambar tersebut merupakan suatu sistem benzenoid karena masing-masingnya adalah gabungan objek geometris yang diperoleh dari susunan heksagon reguler kongruen pada suatu bidang yang mempunyai sisi bersama. Gambar 1 pada bagian (A) mempunyai titik yang terletak pada perbatasan permukaan non-heksagonal yaitu titik eksternal dan titik yang terletak pada perbatasan permukaan heksagonal yaitu titik internal, sehingga disebut sebagai Pericondensed Benzenoid. Gambar 1 pada bagian (B), (C) dan (D) hanya mempunyai titik eksternal, sehingga disebut sebagai Catacondensed Benzenoid. Selanjutnya Gambar 1 pada bagian (C) dan (D) disebut rantai karena tidak ada heksagon yang berbatasan dengan tiga heksagon lainnya. Heksagon straight terdapat pada Gambar 1 bagian (C) karena ada heksagon interior yang memiliki sisi berbagi saling paralel. Sedangkan heksagon kinky terdapat pada gambar (D) yang sisi-sisi berbagi graf Benzenoid tidak paralel. Jelas bahwa rantai polyacene ditunjukkan pada Gambar 1 bagian (C), disimbolkan sebagai A 5 yaitu rantai polyacene dengan 5 heksagon. Sebaliknya rantai polyphenancene ditunjukkan pada Gambar 1 bagian (D), disimbolkan sebagai Z 6 yaitu rantai polyphenancene dengan 6 heksagon. Gambar 1. Beberapa contoh graf Benzenoid 2.2. Penentuan Saturation Number pada Graf Benzenoid Proposisi-proposisi berikut memberikan informasi saturation number pada rantai Benzenoid.

44 Dara Rifka Mahzura Proposisi 2.1. [5] Misalkan B h adalah suatu rantai Benzenoid dengan h heksagon, maka s(b h ) h + 1. Bukti. Jelas bahwa rantai dari B h mempunyai titik sebanyak 4h + 2. Karena B h mempunyai perfect matching, jumlah matching ini adalah 2h + 1. Oleh karena itu s(g) (2h + 1)/2 dan karena s(g) bilangan bulat, maka s(g) h + 1. Proposisi 2.2. [5] s(b h ) + 1 s(b h+1 ) s(b h ) + 2. Bukti. Misalkan s(b h+1 ) s(b h ) dan M adalah matching maksimal pada B h+1 dengan kardinalitas s(b h+1 ). Misal diberikan label heksagon B h+1 adalah H 1, H 2,, H h+1, maka H h+1 memuat paling sedikit satu sisi di M sedemikian sehingga tidak ada titik-titik ujungnya yang saling terkait dengan sisi di H h. Misal sisi e = uv. M e matching maksimal pada B h+1 \ {e} = B h+1 \ {uv}. Jika setiap sisi M e juga sisi di B h, maka diperoleh matching maksimal di B h dengan kardinalitas kurang dari s(b h ) adalah kontradiksi. Oleh karena itu, harus ada suatu sisi e di M e dengan satu titik ujung (sebut u ) pada B h dan titik lain (sebut v ) pada B h+1 \ B h. Hapus e. Jika sisanya adalah matching maksimal di B h, maka terdapat kontradiksi. Jika menghapus e, tersisa pasangan titik unsaturated bertetangga {u, w } di B h dengan unsaturating u. Selanjutnya perluas M e e dengan u w. Matching maksimal di B h dengan kardinalitasnya kurang dari s(b h ), lagi-lagi merupakan kontradiksi. Oleh karena itu s(b h+1 ) > s(b h ), sehingga paling sedikit s(b h+1 ) s(b h ) + 1. Proposisi 2.3. [5] s(b h ) = h + 1 jika dan hanya jika B h = A h. Bukti. ( ) Setiap sisi titik A h membentuk matching maksimal dengan s(a h ) h + 1. Dengan menggunakan Proposisi 2.1, karena s(a h ) h + 1, maka diperoleh s(a h ) = h + 1. ( ) Misalkan s(b h ) = h + 1. Terdapat 4h + 2 titik pada B h dan 2h + 2 titik adalah saturated dengan kardinalitas matching maksimal M adalah h + 1. Sehingga menyisakan 2h titik terkait dengan 4h sisi yang tidak dalam M. Karena tidak ada titik berderajat satu, masing-masing titik unsaturated harus terkait dengan tepat dua sisi bukan M. Selanjutnya tidak ada heksagon yang tidak membuat tiga titik unsaturated. Oleh karena itu tiap heksagon memuat dua titik unsaturated berderajat 2 yang tidak bertetangga. Hal ini hanya dimungkinkan untuk A h. Proposisi 2.4. [5] s(b h,1 ) = h + 2. Bukti. Rantai Benzenoid B h,1 mempunyai k + m heksagon. Matching M memuat k + m 1 sisi yang saling berbagi, satu sisi pararel dengan sisi yang saling berbagi pada masing-masing heksagon terminal, dan satu sisi yang terhubung dengan dua titik berderajat 2 pada heksagon kinky. Jumlah sisi-sisi tersebut jelas maksimal. Oleh karena itu s(b h,1 ) k + m + 2. Dengan menggunakan Proposisi 2.2, s(b h,1 ) harus melebihi s(a h ) = k + m + 1, yaitu s(b h,1 ) k + m + 2 = h + 2. Jadi, s(b h,1 ) = k + m + 2 = h + 2.

Penentuan Saturation Number pada Graf Benzenoid 45 Proposisi 2.5. [5] Misal B h,k adalah Rantai Benzenoid dengan panjang h dengan k heksagon kinky sedemikian sehingga tidak ada dua heksagon kinky yang bertetangga. Maka s(b h,k ) = h + k + 1. Bukti. Proposisi 2.4 adalah peluasan kasus dari Proposisi 2.3. Karena s(b h,1 ) = h + 2, dan B h,1 memuat satu heksagon kinky, maka s(b h,1 ) dapat ditulis dalam bentuk lain yaitu s(b h,1 ) = (h + 1) + 1. Akibatnya B h,k yang memuat k heksagon kinky sedemikian sehingga tidak ada dua heksagon yang bertetangga mempunyai s(b h,k ) = h + k + 1. Proposisi 2.6. [5] Misal Z h adalah fibbonacene dengan panjang h. Maka s(z h ) = 4h 3 + 1. Bukti. Berdasarkan Proposisi 2.2, tidak ada matching maksimal yang kardinalitasnya 4 pada Z 3. Oleh karena itu untuk sebarang tiga heksagon kinky yang berurutan dalam suatu rantai mempunyai paling sedikit 4 saturation number nya. Disisi lain, dua heksagon kinky yang berurutan dapat selalu ditambahkan ke B h pada satu sisi di masing-masing heksagon kinky. Ini menunjukkan bahwa tiga heksagon kinky yang berurutan tidak mengharuskan lebih dari 4 sisi yang baru. Formula eksak mengikuti pencocokan bentuk umum saturation number pada fibonacene pendek. 3. Kesimpulan Pada makalah ini telah ditentukan saturation number pada rantai Benzenoid serta telah dikaji perilaku saturation number pada beberapa bentuk rantai Benzenoid. 4. Ucapan Terima kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Syafrizal Sy, Ibu Dr. Lyra Yulianti, Bapak Dr. Mahdhivan Syafwan, Bapak Dr. Admi Nazra, Bapak Narwen, M.Si, yang telah memberikan masukan dan saran sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Daftar Pustaka [1] Alexandru T. Balaban. 1985. Applications of Graph Theory in Chemistry. Journal of Chemical Information and Computer Sciences. 25: 334 343. [2] Benko, Gill, Cristoph Flamn, dan Peter F Stadles. 2003. A Graph-Based Toy Model of Chemistry. Journal of Chemical Information and Computer Sciences. 43:1085-1093. [3] Bondy, J. A. dan U. S. R. Murty. 1976. Graph Theory with Applications. Macmillan, London. [4] Diestel, Reihhad. 2005. Graph Theory. Electric Edition. Springer-Verlag Hidelberg, New York. [5] Doslic, Tomislav dan Irane Zubac. 2015. Saturation Number of Benzenoid Graph. MATCH Communications in Mathematical and in Computer Chemistry. 73: 491 500.

46 Dara Rifka Mahzura [6] Hartsfield, Nora dan Gerhard Ringel. 1990. Pearls in Graph Theory: A Comprehensive Introduction. Academic Press Limited, London. [7] Meifiani, Nely Indra. Aplikasi Cayley Tree dalam Menentukan Banyak Isomer Senyawa Alkana. Skripsi S-1. Tidak diterbitkan. [8] N.L. Biggs, R.J. Lloyd dan R.J. Wilson. 1986. Graph Theory 1736-1936. Clarendon Press, Oxford. [9] S. J. Cyvin dan I. Gutman. 1988. Kekulé Structures in Benzenoid Hydrocarbons. Springer, Berlin.