DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan

dokumen-dokumen yang mirip
1 PEMBERIAN NEBULIZER 1.1 Pengertian

NEONATUS BERESIKO TINGGI

Pusat Hiperked dan KK

SOP/ PROTAP PENGUKURAN TEKANAN DARAH

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

SOP RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)

Pengertian. Tujuan. Ditetapkan Direktur Operasional STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Tanggal Terbit 15 Februari 2011

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

MEMASANG KATETER. A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine.

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD

BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

MODUL PRAKTIK KLINIK KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN

MODUL KETERAMPILAN KLINIK ASUHAN KEBIDANAN

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP

Kebutuhan cairan dan elektrolit

Penanggulangan Gawat Darurat PreHospital & Hospital *

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

Membantu Bayi Bernapas. Buku Kerja Peserta

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN

Ditetapkan Tanggal Terbit

Seorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32

PROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT

LAMPIRAN FORMULIR PERSETUJUN MENJADI RESPONDEN

PENCABUTAN IMPLANT. No Sikap dan Prilaku. 1. Menyambut klien dan memperkenalkan diri dengan ramah

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

SOP RESISUTASI PADA ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE ( NGT )

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

INJEKSI SUB CUTAN (SC)

PANDUANTRIASE RUMAH SAKIT

KUESIONER PENELITIAN

SOP Tanda Tanda Vital

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI ANAK

Membantu Bayi Bernapas Lembar Balik Fasilitator

Perawat instrument (Scrub Nurse) dan perawat sirkuler di kamar operasi.

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK

PEMINDAHAN PASIEN. Halaman. Nomor Dokumen Revisi RS ASTRINI KABUPATEN WONOGIRI 1/1. Ditetapkan, DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI.

KEDARURATAN LINGKUNGAN

BASIC LIFE SUPPORT A. INDIKASI 1. Henti napas

LUKA BAKAR Halaman 1

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN SUHU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Phlebotomy. 2. Tempat phlebotomy yang dilakukan.

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

Keterangan : P1,2,3,...P15 : Pertanyaan Kuesioner. : Jawaban Tidak Setuju. No. Urut Resp

PANDUAN SKRINING PASIEN RSU BUNDA JEMBRANA

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

PENYULUHAN DALAM GEDUNG PENYULUHAN DALAM GEDUNG NO. DOK : NO. REVISI : HALAMAN :

PenanggulanganGawatDarurat PreHospital& Hospital *

BAB III PEMBAHASAN. Laporan Prakerin SMK Hassina Program Keahlian : Keperawatan

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) PERAWATAN LUKA POST OPERASI APPENDIKTOMI PADA ANAK

SOP PERAWATAN LUKA GANGREN

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPENTENSI ASPEK KETRAMPILAN LATIHAN GERAK SENDI (ROM) EKSTREMITAS BAWAH

OLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314

13. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pesawat Udara SUBSTANSI MATERI

TINDAKAN PEMBEDAHAN SOP. 1. Pengertian. 2. Tujuan. 3. Kebijakan

Panduan Identifikasi Pasien

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PROMKES PENYULUHAN DALAM GEDUNG PENYULUHAN DALAM GEDUNG NO DOK : NO. REVISI: HALAMAN:

PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN SUNTIKAN ( INJEKSI )

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan

SOAL-SOAL PELATIHAN BLS RS PUSURA SURABAYA

Blok Gastroenterohepatologi Manual Keterampilan Prosedur Enema

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

Pelatihan Internal RSCM Bantuan Hidup Dasar 2015 BANTUAN HIDUP DASAR. Bagian Diklat RSCM

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR. ( Revisi )

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

Teknik pemberian obat melalui:

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

CODE BLUE SYSTEM No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/4 Disusun oleh Tim Code Blue Rumah Sakit Wakil Direktur Pelayanan dan Pendidikan

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

PEDOMAN SISTEM KESELAMATAN KERJA. Penyusun : Tim Prodi Teknik Komputer Kontrol

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG

Primary Survey a) General Impressions b) Pengkajian Airway

I.Pengertian II. Tujuan III. Ruang Lingkup IV. Prinsip

Aspirasi Vakum Manual (AVM)

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

JOB SHEET. : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd : DIII Kebidanan. : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan : 3 /18 Pebruari 2016

165

SOP PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

DAFTAR TILIK ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) PETUNJUK

Transkripsi:

RESUSITASI JATUNG PARU (RJP) PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit Disetujui oleh, Pengertian Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi henti nafas dan henti jantung. Tujuan a) Mencegah berhentinya respirasi dan sirkulasi b) Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban yang mengalami henti jantung / henti nafas melalui resusitasi jantung paru. Kebijakan Prosedur A. Anamnesa Tanda-tanda kegawatdaruratan : a) Adanya sumbatan jalan nafas b) Adanya henti nafas c) Adanya henti jantung d) Adanya perdarahan B. Langkah langkah pertolongan Sebelum memulai resusitasi, tindakan pertama adalah menentukan ketidak sadaran pasien, dengan menilai respon pasien secara cepat dengan metode AVPU. A alert ( sadar penuh ) V menjawab rangsang verbal ( bicara ) P bereaksi atas rangsang nyeri ( pain ) U tidak memberi reaksi ( unresponsive ) PRIMARY SURVEY Segera lakukan primary survey yaitu deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa. Cara pelaksanaan adalah dengan memeriksa : a. ( Airway ) / JALAN NAFAS 1. Lihat, Dengar, Raba ( Look, Listen, Feel ) b. ( Breathing ) / PERNAFASAN c. ( Circulation ) / SIRKULASI C.Tahap Kerja 1.Prinsip pertolongsn pada pasien resusitasi adalah DRCAB. 2.Penolong harus memperhatikan keselamatan dirinya terlebih

dahulu, kemudian orang disekitarnya dan terakhir adalah korban. 3.Kaji kesadaran korban dengan memanggil korban dan menepuk bahu pasien 4.Apabila pasien tidak merespon, berikan rangsangan nyeri pada dada atau lengan atas pasien 5.Cek nadi pasien 6.Apabila tidak ada nadi, minta langsung orang terdekat untuk membantu 7.Siapkan pasien dengan posisi terlentang diatas dasar yang rata dan keras 8.Bila terdapat cidera kepala leher dipertahankan dalam garis kesatuan 9.Lakukan pijatan jantung luar (RJP) dengan perbandingan 30:2, 30 kali pijatan dan 2 kali nafas bantuan. 10.Pijatan dilakukan dengan mengambil posisi tengah-tengah tulang dada dan posisi tangan penolong tegak lurus dengan berat badan sebagai penumpu pijatan 11 Setelah 30 kali pijatan, buka jalan nafas airway dengan cara : - Bersihkan jalan nafas - Bebaskan jalan nafas - Head thin chin lift atau jaw trust bila ada cidera leher 12.Apabila jalan nafas sudah baik, berikan nafas buatan 2 kali, kemudian lakukan RJP dengan perbandingan 30:2 sampai 5 siklus. Satu siklus terdiri atas 30:2. Lakukan RJP dengan berpegang pada prinsip RJP yaitu DRCAB. D : Danger R : Response C : Circulation A : Airway B : Breathing D. Tahap Terminasi 1. Evaluasi hasil tindakan 2. Akhiri kegiatan dengan memposisikan pasien dalam posisi recovery setelah nadi dan nafas stabil 3. Cek pasien setiap 2 menit untuk mengetahui kondisi pasien E. Dokumentasi 1. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan Unit terkait Unit Gawat Darurat / UGD. Rawat Inap

DDST (Definisi Denver Development Stress Test) PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Tanggal Terbit Disetujui oleh, salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ 1. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya 2. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat 3.Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukan gejala kemungkinan adanya kelainan perkembangan 4. Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan 5. Memantau anak yang beresiko mengalami kelainan perkembangan 1. PERSIAPAN ALAT a. Alat peraga : Benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa). b. Lembar formulir DDST II Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya. 2. CARA KERJA Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu: a) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia: 3-6 bulan 9-12 bulan 18-24 bulan 3 tahun 4 tahun 5 tahun b) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap. Cara pengukuran : a Tentukan umur anak pada saat pemeriksaan

b Tarik garik pada lembar DDST II sesuai dengtanumur yang telah ditentukan c Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan batasan garis yang ada milai dari motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan personal social d Tentuka hasil penilaian apakah normal, meragukan dan abnormal e. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. f. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas. g. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. h. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F. i. Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites. Dokumentasi 1. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan

PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR PROSEDUR TETAP Pengertian Kegiatan pengkajian fisik yang dilakukan oleh perawat terhadap bayi baru lahir Tujuan 1. Untuk memastikan keadaan fisik bayi baru lahir dalam keadaan normal atau abnormal 2. Untuk mendeteksi adanya penyimpangan dari normal atau abnormal Kebijakan Semua perawat yang melakukan pengkajian terhadap pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir harus sesuai dengan standar prosedur kerja yang berlaku Prosedur A.Persiapan alat 1. Tempat yang datar, rata, kering dan hangat 2. Temometer 3. Stetoskop 4. Jam tangan atau alat petunjuk detik 5. Timbangan bayi 6. Metlin 7. Sarung tangan (handscoon) B. Persiapan. 1. Memberitahukan pada klien bahwa bayinya akan dilakukan pemeriksaan. 2. Mengambil bayi dari ibu 3. Meletakan bayi ditempat yang sudah disediakan dan tetep menjaga kehangatan tubuh bayi. C. Pelaksanaan. 1. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan air bersih. Dan kenakan sarung tangan yang bersih. 2. Amati bayi dan ibu sebelum menyentuh bayi.jelaskan pada ibu bahwa sebaiknya ibu melakukan kontak mata dengan bayinya, dan membelai bayinya dengan seluruh bagian tangan ibu (bukan hanya jari-jarinya saja. Mintalah ibu untuk membuka baju bayi dan tidak menyelimutinya. Periksa bayi didalam pelukan ibu atau tempatkan ditempat yang telah disediakan dan tetep menjaga kehangatan bayi.

3. Lihat postur normal bayi, tonus,dan aktivitas. Bayi sehat akan bergerak aktif. 4. Lihat pada kulit bayi. Jelaskan pada ibunya bahwa wajah, bibir, dan selaput lendir, dada harus berwarna merah muda, tanpa adanya bintik-bintik kemerahan atau bisul. 5. Hitung pernafasanketika bayi sedang tidak menangis. Jelaskan pada ibunya bahwa frekuensi napas normal harus 60-60 kali per menit. Lihat pernafasan gerakan di dada dan perut: jelaskan bahwa harus tidak ada retraksi dinding dada bawah (dada tertarik kedalam). 6. Stetoskop diletakan pada dada kiri bayi setinggi apeks. 7. Hitung detak jantung dengan stetoskop. Frekuensi denyut jantung normal adalah 120-160 kali per menit. 8. Raba kehangatan bayi: jelaskan bahwa punggung atau dada tidak teraba lebih panas atau dingin dibandingkan dengan orang sehat. Lakukan pengukuran suhu ketiak. Suhu normal adalah 36,5-37,5 0 c. 9. Lihat dan raba bagian kepala apakah ada pembengkakan atau abnormalitas. 10 Lihat pada mata: Jelaskan bahwa harus tidak ada cairan. 11 Lihat bagian dalam mulut (lidah, selaput lendir). Jika bayi menangis, masukan satu jari yang menggunakan sarung tangan ke dalam dan raba langit-langit, apakah ada bagian yang terbuka dan nilai kekuatan hisap bayi. 12 Lihat dan raba pada bagian perut untuk memastikan bahwa perutnya terasa lemas. 13 Lihat pada tali pusat. Jelaskan ke ibu bahwa seharusnya tidak ada perdarahan,cairan, pembengkakan, bau yang tidak enak, atau kemerahan pada kulit sekitar. 14 Lihat pada punggung dan raba pada tulang belakang. 15 Lihat pada lubang anus dan alat kelamin. Hindari untuk memasukan alat atau jari dalam melakukan pemeriksaan anus. 16 Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah BAB atau BAK. Pastikan dalam 24 jam pertama bayi sudah BAB dan BAK. 17 Mengukur lingkar kepala bayi, normal: 31-35cm. 18. Mengukur lingkar dada bayi, normal: 30,5-33cm. 19. Mengukur panjang badan bayi, normal: 48-52cm. 20. Timbang berat badan bayi, normal: 2500-4000gram. Jelaskan kepada ibu tentang perubahan berat badan bayi, bahwa BB bayi akan turun pada umur 7-10 hari,selanjutnya BB bayi akan naik. 21. Mintalah ibu untuk memakaikan pakaian bayi kembali/ menyelimutinya. 22. Cuci tangan dengan sabun dan keringkan dengan kain yang bersih dan kering. 23. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir, seperti: a. Kejang b. Hipoterrmi c. Mata bernanah d. Tidak mau menyusu dan memuntahkanya e. Merintih

f. Ikterus atau sianosis g. Nafas cepat lebih dari 60 kali per menit. h. Ada tarikan dinding dada yang dalam. i. Pusar kemerahan. j. Diare. k. Tidak BAB dalam 24 jam. 24. Melengkapi catatan medis atau mendokumentasikan hasil asuhan. D. Hal-Hal yang harus diperhatikan. 1. Sebelum memegang bayi harus cuci tangan terlebih dahulu. 2. Setelah memegang bayi pun harus cuci tangan kembali. 3. Segera lakukan rujukan apabila terdapat keabnormalan atau tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir. Ruang Neonatus Unit terkait Ruang OK UGD/ PONED

PROMOSI KESEHATAN PENYULUHAN DALAM GEDUNG PRUSEDUR NO. REVISI : HALAMAN : TETAP Pengertian Tujuan Alat & Bahan Prosedur Kegiatan penyuluhan yang ditampilkan di Institusi bersangkutan Tercapainya perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan positif dari Individu/Masyarakat dalam bidang kesehatan ALAT : 1. Leaflet 2. Poster 3. Lembar balik 4. Komputer 5. LCD Proyektor BAHAN : - ATK Persiapan Ø Menentukan maksud dan tujuan penyuluhan Ø Menentukan sasaran pendengar Ø Mempersiapkan materi Ø Topik yang dikemukakan hanya satu masalah sesuai dengan kebutuhan kelompok sasaran Ø Mempersiapkan alat peraga Ø Absensi peserta Ø Mempersiapkan tempat dan waktu yang tepat Ø Mempersiapkan bahan bacaan ( jika diperlukan ) Ø Ø Ø Pelaksanaan Perkenalan diri Mengemukakan maksud dan tujuan Menjelaskan point-point isi penyuluhan

Ø Ø Ø Ø Ø Ø Menyampaikan penyuluhan dengan suara jelas dan irama yang tidak membosankan Tujukan tatapan mata pada setiap pendengar dan tidak tetap duduk di tempat Selingi dengan humor segar Pergunakan bahasa sederhana Ciptakan suasana relax ( santai ), pancinglah pendengar agar turut berpartisipasi Jawab setiap pertanyaan secara jujur dan meyakinkan Ø Menyimpulkan penyuluhan sebelum mengakhiri penyuluhan Ø Tutuplah penyuluhan anda dengan mengucapkan terima kasih Ø Bila ada bahan bacaan sebaiknya dibagikan setelah penyuluhan selesai Rawat jalan Unit terkait Rawat inap UGD

PENYULUHAN KESEHATAN DILUAR GEDUNG PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan Alat & Bahan Prosedur Kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan di luar lingkungan institusi Tercapainya perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan positif dari Individu/Masyarakat dalam bidang kesehatan ALAT : 1. Leaflet 2. Poster 3. Lembar balik 4. Computer 5. LCD Proyektor 1. Persiapan Ø Petugas promkes berkoordinasi dengan Kepala Desa dan Bidan Desa tentang Penyuluhan yang akan dilaksanakan Ø Menentukan maksud dan tujuan penyuluhan Ø Menentukan sasaran pendengar Ø Mempersiapkan materi yang akan diberikan sesuai tren masalah Ø Mempersiapkan alat peraga/penyuluhan Ø Menyiapkan absensi peserta Ø perawat melakukan penyuluhan 2. Pelaksanaan Ø Perkenalan diri Ø Mengemukakan maksud dan tujuan Ø Menjelaskan point-point isi penyuluhan Ø Menyampaikan penyuluhan dengan suara jelas dan irama yang tidak membosankan Ø Tujukan tatapan mata pada setiap pendengar dan tidak tetap duduk di tempat Ø Selingi dengan humor segar

Ø Pergunakan bahasa sederhana Ø Ciptakan suasana relax ( santai ), pancinglah pendengar agar turut berpartisipasi Ø Jawab setiap pertanyaan secara jujur dan meyakinkan Ø Sediakan waktu untuk tanya jawab Ø Menyimpulkan penyuluhan sebelum mengakhiri penyuluhan Ø Tutuplah penyuluhan anda dengan mengucapkan terima kasih 1. Lintas sector Unit terkait 2. Lintas Program

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit Disetujui oleh, Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan keperawatan 1. meningkatkan kemampuan uji realitas melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain, melakukan sosialisasi, meningkatkan kesadaran terhadap hubungan reaksi emosi dengan tindakan atau perilaku denfensif, dan meningkatkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif. 2. meningkatkan identitas diri, menyalurkan emosi secara konstruktif, meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal atau social. 3. meningkatkan ketrampilan ekspresi diri, social, meningkatkan kepercayaan diri, empati, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pemecahan masalah. a. PERSIAPAN LINGKUNGAN 1. Ventilasi baik 2. Penerangan cukup 3. Suasana tenang 4. Pengaturan posisi tempat duduk (setting) b. TERAPIS 1. Leader 2. Co Leader 3. Fasilitator 4. Observer 5. Operator c. Tahap pelaksanaan 1. Pre kelompok Dimulai dengan membuat SAP meliputi tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader, anggota, dimana, kapan kegiatan

kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber sumber yang diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan. 2. Fase awal Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik atau kebersamaan. 3. Fase kerja Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif. 4. Fase terminasi Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses. d. Peran Perawat dalam terapi aktivitas kelompok. 1. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok. 2. Sebagai leader dan co leader 3. Sebagai fasilitator 4. Sebagai observer 5. Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) STANDARD OPERSIONAL PROSEDUR PENGERTIAN Memasang slang / pipa khusus melalui saluran pencernakan atas secara langsung yang berakhir di lambung 1. Memasukkan makanan, obat pasien yang tidak bisa makan melalui mulut TUJUAN 2. Mencegah distensi gaster 3. Melakukan bilas lambung 4. Mengambil spesimen asam lambung untuk diperiksa di laboratorium 1. Pasien yang tidak dapat makan melalui mulut KEBIJAKAN 2. Pasien yang Illeus atau Peritonitis trauma abdoment (untuk dekompresi 3. Pasien perdarahan lambung/bilas lambung PETUGAS PERALATAN Perawat 1. Slang NGT 2. Klem 3. Spuit 10 cc 4. Stetoskop atau gelas berisi air matang

5. Plester & gunting 6. Kain kassa 7. Pelumas (jelly) 8. Perlak atau pengalas 9. Bengkok 10. Sarung tangan PROSEDUR A. Tahap PraInteraksi 1. Melakukan pengecekan program terapi 2. Mencuci tangan 3. Menempatkan alat di dekat pasien B. Tahap Orientasi 1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan 3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien C. Tahap Kerja 1. Menjaga privacy 2. Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler atau fowler (jika tidak ada kontra indikasi 3. Memakai sarung tangan 4. Membersihkan lubang hidung pasien 5. Memasang pengalas diatas dada 6. Mengukur panjang NGT dan memberi tanda (dari prosessus xipoideus ke hidung dan belok ke daun telinga) 7. Mengolesi ujung NGT dengan jelly sesuai panjang NGT yang akan di pasang

8. Mengatur pasien pada posisi fleksi kepala, dan masukkan perlahan ujung NGT melalui hidung (bila pasien sadar menganjurkan pasien untuk menelan ludah berulang-ulang) 9. Memastikan NGT masuk kedalam lambung dengan cara: menginspirasi NGT dengan spuit atau memasukkan udara 10 cc sambil di auskultasi di region lambung atau memasukkan kedalam gelas berisi air) 10. Menutup ujung NGT dengan spuit/klem atau disesuaikan dengan tujuan pemasangan 11. Melakukan fiksasi NGT di depan hidung dan pipi D. Tahap Terminasi 1. Melakukan evaluasi tindakan 2. Berpamitan dengan klien 3. Membereskan alat-alat 4. Mencuci tangan Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

PEMASANGAN OKSIGEN Pengertian Memberikan oksigen pada pasien Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter Prosedur PERSIAPAN ALAT : 1. Tabung O 2 lengkap dengan manometer 2. Mengukur aliran (flowmeter) 3. Botol pelembab berisi air steril / aquadest 4. Selang O 2 5. Plester 6. kapas alkohol PELAKSANAAN : 1. Atur posisi semifoler 2. Slang dihubungkan 3. Sebelum memasang slang pada hidung pasien slang dibersihkan dahulu dengan kapasa alkohol 4. Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung tangan lalu ditutup kembali 5. Memasang canul hidung, lakukan fixasi (plester) 6. Membuka flowmeter kembali dengan ukuran sesuai advis dokte Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1. Apakah jumlah yang masuk (cc/mnt) sudah sesuai dengan instruksi? Lihat angka pada manometer 2. Apakah ujung kateter oksigen sudah masuk maksimal kelubang hidung? Bila ujung kateter masih belum masuk maksimal, supaya posisi kateter diperbaiki 3. Bila memakai oksigen, tetap/masih sianosis lapor dokter 4. memberitahukan pada keluarga pasien untuk melapor kepada petugas bila tabung oksigen / air steril habis. Unit terkait Ruang inap, UGD, ICU, OK

MENGHISAP LENDIR / SUCTION Pengertian Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir, mengeluarkan lendir, melonggarkan jalan nafas Kebijakan Dibawah tangungjawab dokter. Prosedur PERSIAPAN ALAT : Perangkat penghisap lendir meliputi : 1. Mesin penghisap lendir 2. Slang penghisap lendir sesuai kebutuhan 3. Air matang untuk pembilas dalam tempatnya (kom) 4. Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam slang 5. Pinset anatomi untuk memegang slang 6. Spatel / sundip lidah yang dibungkus dengan kain kasa 7. Sarung tangan 8. Bak instrumen 9. Kasa 10. Bengkok PERSIAPAN PASIEN : 1. Bila pasien sadar, siapkan dengan posisi setengah duduk 2. Bila pasien tidak sadar ; a. Posisi miring b. Kepala ekstensi agar penghisap dapat berjalan lancar PELAKSANAAN : 1. jelasakan pada pasien/ keluarga + inform concern 2. Alat didekatkan pada pasien dan perawat cuci tangan 3. Perawat memakai sarung tangan 3. Pasien disiapkan sesuai dengan kondisi 4. Slang dipasang pada mesin penghisap lendir 5. Mesin penghisap lendir dihidupkan 6. Sebelum menghisap lendir pada pasien, cobakan lebih dahulu untuk air bersih yang tersedia 7. tekan lidah dengan spatel 8. Hisap lendir pasien sampai selesai. Mesin/pesawat dimatikan 9. Bersihkan mulut pasien kasa 10. membersihakan slang dengan air dalam kom 11. Slang direndam dalam cairan desinfektan yang tersedia 12. Perawat cuci tangan Unit terkait Ruang inap UGD ICU

Pengertian Tujuan Kebijakan NABULAIZER Nebulaizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan dahak dan melonggarkan jalan nafas Sebagai acuan tindakan nebulaizer Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter Peralatan nebulizer standar Prosedur PERSIAPAN ALAT : 1. tabung O 2 2. Obat untuk bronchodilator antara lain : ventolin, dexamethasone 3. Masker oksigen 4. Nebulaizer PERSIAPAN PASIEN : 1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan 2. Pasien diatur sesuai kebutuhan PELAKSANAAN : 1. Perawat cuci tangan 2. Mengisi ventolin pada nebulezer 3. Mengisi pada tempat humidifaier dengan bronchodilator misalnya : ventolin (sabutamol) atau kadang diberi dexamethasone pada status asmatikus. 4. Memasang masker pada pasien 5. Nebulaizer dinyalakan 6. Observasi pasien 7. Selesai dilakukan tindakan pasien dirapikan 8. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan 9. Perawat cuci tangan Unit terkait Rawat inap UGD ICU

PEMASANGAN INFUS Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Pemasangan infuse merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien yang memerlukan masukan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set Sebagai acuan untuk memberikan kebutuhan atau pengobatan melalui infus Sebagai cara untuk memasukan cairan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter Peralatan 1 Infus set 2 Abocath sesuai dengan kebutuhan 3 Tourniquet 4 Safety Box 5 Kapas alcohol 6 Standar infuse 7 Plester 8 Cairan antiseptic (Bethadine) 9 Kasa steril 10 Sarung tangan steril. 11 Cairan yang dibutuhkan (NaCl 0,9%, Dextrose 5% dan 10%, Ringer Lactat RL dll. ) Instruksi Kerja 1 Baca instruksi dokter dan minta formulir persetujuan tindakan medis ( untuk perawat ) di ruang tindakan dan pelayanan 24 jam. 2 Jelaskan pada pasien atau keluarganya tentang tindakan yang akan dilakukan. 3 Isi form persetujuan tindakan medik dan pasien diminta untuk menandatanganinya untuk RB. 4 Siapkan alat dan bahan 5 Cuci tangan 6 Pakai sarung tangan. 7 Tentukan daerah vena yang akan digunakan. 8 Bersihkan area dari bulu-bulu jika ada. 9 Pasang torniquet. 10Disinfeksi daerah penusukan.

11tusukan jarum Abbocath dengan posisi 45 derajat lubang jarum menghadap ke atas dan setelah tampak darah pada pangkal abocath masukan kanule perlahan lahan dan secara bersamaan jarum dikeluarkan dengan cara mendorongnya sambil tangan yang lain menahan kanule tepat ditempatnya. 12 Lepas torniquet. 13 Hubungkan kanule infuse dengan set infuse dan fiksasi kanule abocath dengan membalut kain kasa steril. 14 sesuaikan kecepatan aliran pemberian cairan (tetesan cairan) sesuai indikasi atau sesuai instruksi dokter. 15Buang jarum abocath kedalam Safety Box atau kotak atau plabotl. 16 Rapihkan alat-alat. 17 Lepas sarung tangan dan buang dalam sampah infeksius. 18 Cuci tangan petugas 19 Catat pada buku status dan buku register. Dokumen Terkait 1 Buku atau kartu status pasien. 2 Buku register Unit Pelayanan Umum 3 Lembaran resep 4 Formulir Persetujuan Tindakan Medis Unit terkait Rawat inap

DALAM PELAYANAN PASIEN DARURAT, GAWAT DAN GAWAT DARURAT Prosedur Unit terkait 1. Pasien dijemput dari teras depan Unit Gawat Darurat (UGD) oleh petugas/perawat. 2. Pasien ditempatkan diruang pelayanan sesuai dengan kasus penyakit dan tingkat kegawatan. 3. Bila ada keluarga pasien, maka keluarga pasien dianjurkan untuk mendaftar kebagian pendaftaran. 4. Dokter dan perawat segera melakukan pemeriksaan dan penaanganan terhadap pasien sesuai dengan enyakit pasien. 5. Dokter melakukan tindakan medis dan memberikan intruksi pengobatan yang ditulis dalam intruksi pengobatan. 6. Perawat mencatat semua tindakan dan pengobatan serta perubahan kondisi pasien. 7. Setelah dilakukan tindakan pengobatan dan perawatan di UGD Puskesmas Rawat Inap Banjar Agung untuk selanjutnya : a) Pasien dipulangkan b) Pasien rawat inap c) Pasien dirujuk d) Pasien meninggal. 8. Setelah selesai, semua hasil kegiatan dicatat dalam buku registrasi pasien UGD/Rawat Inap Rawat inap UGD ICU

DALAM MELAKUKAN OBSERVASI PASIEN RAWAT INAP Prosedur Unit terkait 1. Perawat Rawat Inap mengobservasi pasien setiap 15 menit atau dalam kasus tertentu perawat harus mendampingi secara terus menerus sampai keadaan betul-betul stabil atau ada tindakan lain yang dilakukan. 2. Observasi dapat mencakup : a) Nafas dan fungsi pernafasan, oksigenisasi, tekanan darah, nadi dan suhu. b) Fungsi sirkulasi dan jantung, tanda perdarahan, perfusi perifer, dan hasil laboratorium. c) Monitor infus, produksi urine, muntahan, d) Kesadaran, obat-obatan dan makanan yang diberikan. 3. Hasil observasi dicatat dan dilaporkan kedokter jaga guna diputuskan tindakan selanjutnya. Rawat inap UGD ICU

PEMASANGAN INFUS Pengertian Menerima pasien yang baru masuk Puskesmas untuk dirawat sesuai yang berlaku. Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan Tujuan Sebagai acuan untuk penerimaan pasien baru. Kebijakan - Ada petugas yang terampil Prosedur Persiapan : - Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah. - Bila pasien dapat berdiri, atau berat badan sebelum penderita dibaringkan. - Selanjutnya lakukan pengkajian data melalui anamnese dan pemeriksaan fisik. - Laporan pasien pada penanggung jawab ruangan. - Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata tertib yang berlaku di Rumah Sakit serta orientasi keadaan ruangan/fasilitas yang ada. - Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan medik dan catatan perawatan pasien. - Memberitahukan prosedur perawatan/tindakan yang segera dilakukan. Unit terkait Poliklinik, Ruang Perawatan