BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan internet telah mengubah cara pandang, cara kerja dan

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hlm Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi, Tahun 2009, hlm 111.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: kegunaan persepsian (perceived usefulness), sedangkan variabel kepercayaan

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini menjadikan internet sebagai bagian penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber: Techinasia, (2014) 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah pada interaksi yang lebih komplek. Internet membantu

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. keputusan yang tepat bagi para penggunanya. Akuntansi (SIA). SIA adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kepada individual, organisasi, dan negara, dalam bentuk produktivitas dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pikkarainen et al. (2004: 204) mendefinisikan E-banking sebagai sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi (TI) saat ini banyak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan.

Bab 2. Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era perkembangan informasi saat ini berkembang sangat pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jasa seperti usaha jasa sewa mobil, pariwisata, transportasi, jasa pihak ketiga dan

PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut segala informasi dapat diakses secara cepat dan

BAB I PENDAHULUAN. Electronic Commerce (e-commerce) (McLeod & Schell, 2004). Menurut Indrajit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini, internet menjadi salah satu alat komunikasi yang utama dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Melihat perkembangan teknologi seperti saat ini orang-orang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori terdiri dari Technology Acceptance Model (TAM), Task

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi internet yang pesat membuat aktivitas manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet

II. TINJAUAN PUSTAKA. keamanan hingga sampai pada sektor perbankan. Pada sektor perbankan, hasil dari

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menggunakan salah satu perdiktor dari TAM yaitu perceived ease of. use(persepsi kemudahan dalam menggunakan teknologi).

BAB Latar Belakang

Daftar Isi. Halaman Judul... i. Lembar Persetujuan Ujian Skripsi... ii Lembar Persetujuan Skripsi... iii Halaman Pernyataan Orisinalitas Skripsi...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. keunggulan bersaing. Salah satu industri yang sangat berkembang dewasa ini adalah aplikasi

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis daring (online) semakin pesat seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan banyak orang karena dengan internet kita bisa mengakses dan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. Internet marketing atau e-marketing atau online-marketing adalah segala usaha yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan pendekatan teori perilaku (behavioral theory) yang banyak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi yang sudah di modernisasi dan juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif bagi pertumbuhan e-commerce. Menurut Asosiasi. Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII, 2013), jumlah pengguna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Potensi internet sebagai media pemasaran dan perdagangan telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. yang spesifik pada segmentasi pelanggan yang menggunakan internet yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui situs web yang dipromosikan oleh penjual. Kegiatan belanja online ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peran niat sebagai peramal perilaku (Malhotra et al., 2004). Penelitian ini fokus

THEORY OF REASONED ACTION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kajian Mengenai Penerimaan Teknologi dan Informasi Menggunakan Technology Accaptance Model (TAM)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada waktu melakukan sebuah penelitian, bahwa landasan teori sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain. Dari berbagai media tersebut, internet merupakan media yang

BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan teknologi internet menjadi sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu mencapai tujuannya secara efektif dan efisien (Muhson, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri merupakan suatu kebutuhan yang penting dan tidak dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bahkan lebih ekonomis. Seperti dengan pembelian secara online dapat menghemat

BAB I PENDAHULUAN. ogranisasi. Peningkatan ledakan pengguna internet telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan e-government merupakan upaya pemerintah Indonesia

ANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. memprediksi dan menjelaskan bagaimana pengguna teknologi menerima dan

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. konsumen untuk bertransaksi secara online dan kemudian dievaluasi, serta apa

BAB I PENDAHULUAN. berbasis elektronik seperti e-commerce, e-government, dan e-learning.

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN. (Handayani, 2010 dalam Ratnaningsih, 2014). Teknologi informasi merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM merupakan adaptasi dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang khusus dirancang untuk permodelan penerimaan pengguna sistem informasi. Tujuan utama dari TAM adalah untuk memberikan dasar untuk melacak faktor eksternal yang berdampak pada keyakinan internal sikap dan niat. TAM telah menerima dukungan empiris yang luas melalui aplikasi di berbagai teknologi dan konteks negara (Kesharwani dan Bisht., 2012). Penelitian Ho & Chen. (2014) menyatakan bahwa TAM mengusulkan dua keyakinan (kepercayaan teknologi) tentang teknologi baru, manfaat yang dirasakan dan kemudahan penggunaan yang dirasakan menentukan sikap seseorang terhadap menggunakan teknologi, yang pada gilirannya menentukan niat mereka untuk menggunakannya. Manfaat yang dirasakan (PU) adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan teknologi tersebut akan meningkatkan kinerjanya. Persepsi kemudahan penggunaan (PEOU) adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan teknologi akan bebas dari usaha (Davis 1989). Dalam beberapa penelitian pada e-commerce, TAM memberikan dasar yang berguna untuk penelitian yang menyelidiki penerimaan konsumen terhadap belanja online. 10

Adam et al. (1992) juga mencatat bahwa persepsi kemudahan penggunaan memiliki efek langsung pada kegunaan yang dirasakan dan pada penggunaan teknologi (Yulihasri et al., 2011). Secara teoritis, Theory of Reasoned Action (TRA) dan Technology Acceptance Model (TAM) mengintegrasikan persepsi lain dari belanja online dan karakteristik konsumen online (Jiyoung Cha., 2011). 2.1.2 Teori Planned Behavior (TPB) Faktor pusat dalam Teori Planned Behavior ditentukan oleh niat individu untuk melaksanakan perilaku. Niat diusulkan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku. Niat tersebut untuk menunjukkan bagaimana seseorang akan mencoba berbagai upaya untuk merencanakan dalam menggunakan sesuatu yang ada di sekitar (Ajzen., 1991). Ajzen dan Maden (1985) menemukan bahwa persepsi kontrol, seperti sikap terhadap perilaku dan norma subjektif memiliki dampak penting pada motivasi perilaku individu. Menurut Teori Planned Behavior bahwa perilaku adalah fungsi dasar niat dan mengontrol perilaku yang dirasakan. Persepsi dan niat melakukan perilaku dapat memberikan kontribusi penting untuk prediksi perilaku. Ajzen (1991) menyebutkan bahwa faktor utama dalam TPB adalah niat seseorang untuk melakukan perilaku. Niat diasumsikan untuk menangkap variabel motivasi yang mempengaruhi perilaku. Persepsi dan niat adalah indikasi seberapa keras orang bersedia untuk melakukan perilaku. Selain itu, semakin kuat niat untuk sebuah ukuran dalam perilaku, maka semakin besar kemungkinan kinerjanya (Yulihasri et al., 2011). 11

2.1.3 Niat Belanja Online Kinnear dan Taylor dalam Tjiptono (2003) menyatakan bahwa niat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum benar-benar melakukan pembelian. Terdapat perbedaan antara pembelian aktual dan kecenderungan pembelian. Pembelian aktual yaitu pembelian yang benar-benar dilakukan oleh konsumen, kecenderungan pembelian merupakan sebuah niat yang timbul pada konsumen untuk melakukan pembelian pada waktu yang akan datang. Belanja online (online shopping) adalah proses dimana konsumen secara langsung membeli barang-barang, jasa dan lain-lain dari seorang penjual secara interaktif dan real-time melalui suatu media perantara internet. Belanja online adalah salah satu bentuk perdagangan elektronik yang digunakan untuk kegiatan transaksi penjual ke penjual ataupun penjual ke konsumen (Halim., 2010). Ketika belanja online masih dalam tahap primer, faktor keputusan pembelian menggunakan model yang mengevaluasi kesediaan untuk membeli secara online daripada pembelian nyata. Kesediaan untuk pembelian didefinisikan sebagai probabilitas bahwa pembeli akan membeli barang (Shahnaz et al., 2014). Wardani dkk. (2014) menyatakan bahwa responden pelajar dan mahasiswa terhadap niat beli online dijelaskan secara rinci oleh indikator, sebagai berikut: 1. Niat untuk membeli kembali produk secara online karena percaya terhadap belanja online 2. Niat untuk membeli kembali produk secara online karena memberikan manfaat dan kemudahan 12

3. Niat untuk membeli kembali lebih banyak produk yang sama ataupun produk lain 2.1.4 Manfaat Teknologi yang Dirasakan (Perceived usefulness) Perceived usefulness didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya. Davis et al., (1989) dalam Yulihasri et al., (2011) menyatakan bahwa persepsi terhadap kemanfaatan sebagai kemampuan subjektif pengguna di masa yang akan datang di mana dengan menggunakan sistem aplikasi yang spesifik akan meningkatkan kinerja dalam konteks organisasi. Davis (1989) dalam Ratnaningrum (2013) mengkonsepkan bahwa perceived usefulness diukur melalui indikator, seperti: a. Meningkatkan kinerja pekerjaan b. Menjadikan pekerjaan lebih mudah c. Secara keseluruhan teknologi yang digunakan dirasakan bermanfaat Wen et al. (2011) mendefinisikan perceived usefulness sebagai penilaian konsumen terhadap manfaat informasi produk yang dibutuhkan dan dirasakan pada saat berbelanja di toko berbasis web. Dalam penelitian ini perceived usefulness diartikan sebagai konsumen merasa mudah berinteraksi dengan vendor Fesh Shop tentang produk yang mereka jual. Ratnaningrum (2013) mengatakan indikator untuk perceived usefulness adalah sebagai berikut : a. Kerja lebih cepat b. Kinerja pekerjaan c. Meningkatkan produktifitas d. Keefektifan 13

e. Pekerjaan lebih mudah f. Bermanfaat Ho & Chen. (2014) menyatakan bahwa pernyataan penelitian untuk perceived usefulness adalah: a) Mencari atau membeli sesuatu lebih cepat b) Mendapatkan keputusan pembelian yang lebih baik c) Meningkatkan kualitas pekerjaan d) Meningkatkan produktivitas pekerjaan 2.1.5 Sikap Saling Percaya (Trusting Attitudes) Trust merupakan kepercayaan pihak tertentu terhadap yang lain dalam melakukan hubungan transaksi berdasarkan suatu keyakinan bahwa orang yang dipercayainya tersebut akan memenuhi segala kewajibannya secara baik sesuai yang diharapkan. Salah satu yang paling sering dikutip alasan konsumen tidak berbelanja di internet adalah kurangnya kepercayaan dan tingkat risiko yang dirasakan (Lee et al., 2011). Sikap dianggap sebagai anteseden pertama dari intensi perilaku. Sikap adalah kepercayaan positif atau negatif untuk menampilkan suatu perilaku tertentu. Kepercayaan atau beliefs ini disebut dengan behavioral beliefs. Seorang individu akan berniat untuk menampilka suatu perilaku tertentu ketika ia menilainya secara positif. Sikap-sikap tersebut dipercaya memiliki pengaruh langsung terhadap intensi berperilaku dan dihubungkan dengan norm subjektif dan perceived behavioral control. Javadi dkk. (2012) menyatakan bahwa kepercayaan konsumen di toko online memiliki efek positif pada kegunaan yang dirasakan. Hallegatte dan Nantel (2006) menegaskan bahwa konstruk terkait non- 14

teknologi kepercayaan pada sebuah situs web mempengaruhi niat untuk mengunjungi situs web komersial lagi. Sikap percaya konsumen (trusting attitude) dalam belanja online dapat diartikan sebagai kepercayaan objek tertentu seperti kepercayaan dalam e- commerce atau kepercayaan kepada penjual online. Kurangnya kepercayaan, seperti yang disebutkan oleh banyak peneliti, memiliki efek positif yang signifikan secara statistik pada niat untuk berbelanja online (Cho., 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Ho & Chen. (2014) menyatakan bahwa pernyataan penelitian untuk trusting attitudes (attitudes towards online vendor) adalah: a) Merasa nyaman dan tergantung pada situs yang sering digunakan b) Mengandalkan website yang sering digunakan untuk membeli sesuatu yang dibutuhkan c) Bergantung pada informasi yang diberikan oleh penjual online 2.2 Hipotesis Penelitian 2.2.1 Pengaruh Perceived Usefulness Terhadap Niat Belanja Online Perceived usefulness memiliki efek yang signifikan secara statistik pada niat perilaku pelanggan untuk berbelanja online. Penelitian ini menunjukkan bahwa manfaat yang dirasakan memiliki efek yang sedikit lebih besar pada niat konsumen untuk berbelanja online (Cho., 2015). Jiyoung Cha. (2011) menyatakan bahwa perceived usefulness memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap niat untuk membeli barang-barang riil melalui Internet. Yulihasri et al. (2011) menyatakan bahwa perceived usefulness 15

(manfaat yang dirasakan) tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap niat belanja online pada mahasiswa. Perceived usefulness adalah faktor terkuat yang mempengaruhi niat konsumen Vietnam untuk menggunakan belanja online (Ho & Chen., 2014). Berdasarkan beberapa penelitian diatas, hipotesis pertama yang diajukan adalah: H 1 : Perceived usefulness berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat belanja online produk Oriflame pada mahasiswa 2.2.2 Pengaruh Perceived Usefulness Terhadap Trusting Attitudes Ho & Chen (2014) menyatakan bahwa perceived usefulness positif mempengaruhi trusting attitudes terhadap belanja online. Yulihasri et al. (2011) menyatakan bahwa perceived usefulness memiliki dampak positif yang signifikan terhadap sikap untuk berbelanja di internet. Berdasarkan hasil penelitian diatas, hipotesis kedua yang diajukan adalah: H 2 : Perceived usefulness berpengaruh positif dan signifikan terhadap trusting attitudes produk Oriflame pada mahasiswa 2.2.3 Pengaruh Trusting Attitudes Terhadap Niat Belanja Online Ho & Chen. (2014) menyatakan bahwa sikap percaya dalam belanja online secara positif mempengaruhi niat perilaku konsumen Vietnam untuk berbelanja online. Yulihasri et al. (2011) menyatakan bahwa attitude secara signifikan mempengaruhi niat siswa di Penang, Malaysia untuk menggunakan belanja online. Parastanti dkk. (2014) menyatakan bahwa trust memiliki pengaruh signifikan terhadap online repurchase intention pada pelanggan Zalora Indonesia melalui website www.zalora.co.id. 16

Trisnawati dkk. (2012) menyatakan bahwa variabel trust memiliki pengaruh yang positif terhadap online repurchase ntention, yaitu semakin baik trust maka akan mengakibatkan tingginya online repurchase intention. Wardani dkk. (2014) menyatakan bahwa sebagian besar pelajar memiliki kepercayaan yang tinggi dalam belanja online, sebagian besar mahasiswa memiliki kepercayaan yang tinggi dalam belanja online. Berdasarkan hasil penelitian diatas, hipotesis ketiga yang diajukan adalah sebagai berikut : H 3 : Trusting attitudes berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat belanja online produk Oriflame pada mahasiswa 2.2.4 Peran Trusting Attitudes Dalam Memediasi Perceived Usefulness Terhadap Niat Belanja Online Variabel Perceived Usefulness secara positif berhubungan dengan trusting attitudes dan niat belanja online. Yulihasri et al. (2011) menyatakan bahwa perceived usefulness (manfaat yang dirasakan) tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap niat belanja online. Peran trusting attitudes dalam memediasi perceived usefulness pada niat belanja online didukung oleh Ho & Chen (2014) yang menyatakan bahwa trusting attitude dalam belanja online secara positif mempengaruhi niat perilaku untuk berbelanja online. Yulihasri et al. (2011) menyatakan bahwa attitude secara signifikan mempengaruhi niat siswa untuk menggunakan belanja online. Parastanti dkk. (2014) menyatakan trust memiliki pengaruh signifikan terhadap online repurchase intention pada pelanggan Zalora Indonesia Melalui website www.zalora.co.id. 17

Berdasarkan hasil penelitian diatas, hipotesis keempat yang diajukan adalah sebagai berikut : H 4 : Trusting attitude secara positif dan signifikan mampu memediasi perceived usefulness terhadap niat belanja online produk Oriflame pada mahasiswa 2.3 Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan telaah pustaka, maka dapat ditampilkan pemikiran teoritis sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Trusting H 2 Attitudes H 3 H 4 Perceived Usefulness H 1 Niat Belanja Online Sumber: Yulihasri et al. (2011); Jiyoung Cha. (2011); Trisnawati dkk. (2012); Parastanti dkk. (2014); Wardani dkk. (2014); Ho & Chen (2014); Cho. (2015). 18