BAB IV GAMBARAN UMUM

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kegiatan penting dalam pembangunan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di PKBM Permata Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato. Peneliti bertindak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunan bangsa. Melihat kondisi masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang memiliki budi pekerti luhur,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan. kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. pertama dituliskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. UKDW

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga investasi dalam pendidikan bukan hanya memberikan dampak bagi

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI SUMATERA UTARA. Renova Marpaung. Abstrak. Kata Kunci : Manajemen Mutu, Pembangunan, Pendidikan

BAB V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PAKET C DI PKBM NEGERI 17

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat (3), yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Terbentuknya Desa Cimanuk

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SKB PACITAN

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. diresmikan pada tanggal 29 Juni tahun 2005, sebelumnya Kelurahan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penlitian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

IV. PETA SOSIAL KELURAHAN SUKAMISKIN DAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN SUKAMISKIN BANDUNG

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU sampai dengan berakhir periode masa jabatannya yaitu pada tanggal 02

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. a. Nama Perusahaan : Kantor Kepala Desa Padusan. b. Alamat : Jl. Air Panas No.31, Padusan, Pacet, Mojokerto,

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat diperoleh melalui jalur non-formal salah satunya melalui perpustakaan.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI TEMPAT MAGANG. 1. Histori Sekolah Dasar Negeri Sapen 03. (UPTD) Mojolaban kabupaten Sukoharjo.

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Banyuwangi Tahun telah ditetapkan melalui surat. : 421/ 159/ /2014 tanggal 23 September Berdasarkan

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

PROFILE KECAMATAN KARAWANG BARAT

DAFTAR LAMPIRAN. Lowokwaru kota Malang. Memiliki curah hujan 1883 mm/thn, ketinggian 452 Meter dari

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN

bupati kepala daerah tingkat II tangerang noomor : 11 tahun 2000 tanggal 29 tergaubung dalam satu kedinasan ( Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang).

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 98 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR TAHUN 2009 TENTANG

BAB II. GAMBARAN UMUM KECAMATAN SABAK AUH KABUPATEN SIAK SRI INDRAPURA A. Letak Geografis, Demografis, Visi dan Misi Kecamatan Sabak Auh

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Rokan Hulu memiliki luas wilayah km² yang terdiri

UPTD SKB SUSUKAN. Tahun Pelaksanaan Program Pendidikan Keluarga dan Peningkatan Ekosistem pada Satuan Pendidikan. Dra.

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

PROFIL UPTD PAUD DAN SD KECAMATAN KARAWANG TIMUR

KECAMATAN BOJONGLOA KALER Jalan Kopo Nomor 258 Telp. (022) Bandung 40233

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

BAB II DESKRIPSI SMAN 10 TANGERANG Sejarah Berdirinya SMAN 10 Tangerang Seiring dengan otonomi daerah yang digulirkan pemerintah pusat maka

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

BAB II GAMBARAN UMUM. berstatus Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan ialah unit pemerintahan terkecil

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REVISI RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Dermojurang, Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Mahasiswa

BAB II DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dan anak pada khususnya. Sebenarnya pendidikan telah dilaksanakan

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

MEMUTUSKAN : : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN. BAB I KETENTUAN UMUM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kebudayaan serta kegiatan perekonomian. Secara geografis terletak pada

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Profil Lembaga Pemasyarakatan Wanitan Kelas IIA Way Hui

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN

Transkripsi:

40 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Sejarah dan Organisasi PKBM Negeri 17 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 17 yang berada di wilayah Penjaringan ini pada awalnya merupakan Lembaga Pendidikan dan Kursus (LPK) yang didirikan oleh pemerintah pada tahun 1992. Melalui LPK ini pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah LPK melalui proses pendidikan. Saat didirikan, LPK ini memiliki beberapa bidang pendidikan keterampilan, antara lain menjahit, perbaikan mesin, dan merias wajah. Pada saat didirikan, LPK ini merupakan salah satu LPK percontohan di Jakarta. Saat itu, lulusannya banyak diterima bekerja di perusahaan besar seperti P.T. Astra. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas LPK ini tergolong baik. Pada tahun 2000, pemerintah mengubah LPK ini menjadi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai bagian dari pengembangan program Pendidikan Luar Sekolah (PLS) oleh pemerintah pusat. Program pendidikan luar sekolah ini pada dasarnya memiliki tujuan yang tidak jauh berbeda dengan LPK yang sebelumnya telah ada, hanya terdapat beberapa penambahan dan penyesuaian program yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Lingkup pendidikan luar sekolah meliputi: a. Pendidikan anak usia dini yang dilakukan melalui kelompok bermain dan taman pendidikan anak, b. Pendidikan keaksaraan yang merupakan garapan utama program keaksaaraan fungsional,

41 c. Pendidikan kesetaraan yang dilakukam melalui program paket A setara SD, paket B setara SLTP, dan paket C setara SMU, d. Pendidikan kecakapan hidup yang menjadi bidang garapan program kelompok belajar usaha (KBU), kursus-kursus, pelatihan keterampilan, magang, sanggar, padepokan, dan sebagainya. Saat ini, PKBM Negeri 17 merupakan satu-satunya PKBM yang berstatus negeri di wilayah Kecamatan Penjaringan. Untuk saat ini, PKBM Negeri 17 hanya memiliki program kesetaraan A, B dan C. Adapun program lain seperti kursus keterampilan, PAUD, dan KF tidak berada dalam asuhan PKBM melainkan Program Luar Sekolah yang memiliki manajemen yang berbeda dari PKBM. Program kesetaraan yang dimiliki oleh PKBM Negeri 17 ini berada di bawah pimpinan Bpk. Maringan Purba selaku penanggung jawab (Penjab) dan Kepala Seksi Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti) Kecamatan Penjaringan, yaitu Ibu Fitri Suryawati. Program kesetaraan pada PKBM ini merupakan upaya pemerintah untuk pemerataan pendidikan bagi warga masyarakat, khususnya masyarakat putus sekolah dari kalangan ekonomi menengah ke bawah di dalam komunitas Penjaringan. Sasaran penyelenggaraan PKBM adalah agar seluruh masyarakat mendapatkan pendidikan yang layak dan memiliki skill (keterampilan) yang lebih baik sebagai bekal untuk melanjutkan hidupnya yang menghasilkan pendapatan yang layak di masa datang sesuai dengan kondisi warga belajar. Selain itu, PKBM ini juga ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa saat ini sekolah tidak mahal dan dapat diikuti oleh berbagai kalangan usia. Setelah berubah menjadi PKBM, lembaga ini sudah menghasilkan beberapa lulusan yang telah terjun ke masyarakat. Namun PKBM ini tidak memiliki arsip atau dokumentasi lengkap

42 yang dapat menunjukkan bagaimana perkembangan lulusannya setelah menyelesaikan Paket C di tempat ini. Dari sisi pengorganisasian, PKBM ini juga telah beberapa kali berganti penanggung jawab, namun, sekali lagi disayangkan, tidak terdapat arsip yang dapat menggambarkan perkembangan keorganisasian lembaga ini setelah berdiri. Pemanfaatan program Paket C oleh masyarakat hanya dapat dibuktikan dengan bertambahnya jumlah peserta program kesetaraan setiap tahunnya. 4.1.1 Struktur Organisasi PKBM Negeri 17 PKBM Negeri 17 memiliki struktur personal yang tersusun dari beberapa tingkat jabatan yang mencerminkan tugas masing-masing komponen di dalamnya. Struktur organisasi PKBM Negeri 17 secara lebih jelas dapat dilihat pada bagan berikut. Kasi dikmenti Fitri Suryawati Penanggung Jawab Maringan Purba Bendahara Karep Sekertaris Indra Tata Usaha M.Ridwan Tutor Warga Belajar Gambar 2. Struktur Organisasi PKBM Negeri 17

43 Gambar 2 menunjukkan struktur organisasi PKBM Negeri 17 Penjaringan. Dari gambar tersebut diketahui bahwa susunan paling atas dikepalai oleh Penilik kasi dikmenti yang selain mengepalai PKBM juga mengepalai semua bidang pendidikan menengah dan tinggi baik secara formal maupun informal di daerah Penjaringan. Di bawah Kasi Dikmenti terdapat Penanggung Jawab yang mengepalai sekretaris, bendahara dan termasuk tutor dan warga belajar. Tugas penanggung jawab pada PKBM tidak ada ubahnya seperti kepala sekolah pada sekolah formal. Namun sangat disayangkan berdasarkan hasil pengamatan peneliti, penanggung jawab di PKBM ini tidak hadir dalam seluruh kegiatan pembelajaran. Beliau menyerahkan hampir seluruh kegiatan operasional PKBM kepada sekretarisnya, sehingga penanggung jawab hanya sesekali hadir mengontrol. Penanggung jawab pada PKBM Negeri 17 ini juga bukan berasal dari kalangan pengajar seperti layaknya kepala sekolah pada umumnya. Beliau adalah pegawai negeri sipil yang bekerja pada pemerintah daerah Jakarta Utara. Berdasarkan pengamatan penulis, yang lebih aktif mengatur dan menjalankan PKBM adalah Indra, Sekretaris Penjab. Sekretaris Penjab pada PKBM ini datang dari pukul 9 pagi hingga pukul 5 sore dan hadir lagi pada saat mulai pembelajaran dari pukul 7 hingga setengah 10 malam hari. 4.1.2 Visi dan Misi PKBM Negeri 17 Sejalan dengan visi dan misi PKBM secara umum, PKBM Negeri 17 memiliki visi prima dalam pelayanan, unggul dalam prestasi. Sedangkan misi yang dianut oleh PKBM Negeri 17 dalam upaya mewujudkan visinya adalah sebagai berikut:

44 1. Peningkatan keimanan, ketaqwaan dan profesionalisme penyelenggara dan pengelola pendidikan 2. Peningkatan akses dan pencapaian standar nasional layanan pendidikan 3. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing global 4. Pemantapan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publikasi pendidikan 5. Peningkatan peran serta masyarakat dalam masyarakat Visi dan misi ini adalah acuan bagi PKBM Negeri 17 dalam menjalankan program-programnya sebagai upaya untuk meningkatkan serta menjalankan amanat yang dimiliki oleh PKBM secara umum. 4.2 Profil Wilayah dan Komunitas Penjaringan Secara geografis, Kelurahan Penjaringan memiliki dataran yang sangat rendah yaitu sekitar 1 meter di bawah permukaan air laut, dan di lewati tiga sungai yang mengalir ke laut sehingga menyebabkan daerah ini rawan banjir. Sebagai salah satu kelurahan yang berada di bawah wilayah administratif Kecamatan Penjaringan, Kelurahan ini merupakan salah satu daerah kawasan industri, pergudangan dan pusat perdagangan di daerah Jakarta Utara. Peruntukan tanah di wilayah ini terdiri dari industri, perdagangan, pelabuhan, ruko, apartemen, mall, perhotelan, rumah susun, properti dan pemukiman penduduk. Sebagian besar mata pencahariaan penduduk di daerah ini menengah ke bawah, yang terdiri dari buruh, karyawan, dan pedagang. Lapangan pekerjaan yang sulit menyebabkan pengangguran dan kemiskinan meningkat.

45 4.2.1 Kependudukan 4.2.1.1 Jumlah Penduduk Jumlah penduduk di Kelurahan Penjaringan sampai dengan bulan Mei 2011 adalah 78.136 jiwa dengan luas pemukiman penduduk ± 168,43 ha dan jumlah kepadatan penduduk 20.067/km. Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara, 2011 No Umur WNI WNA Jumlah Lk Pr Jumlah Lk Pr Jumlah keseluruhan 1 0-4 3.617 3.564 7.181 - - - 7.181 2 5-9 2.926 2.845 5.771 - - - 5.771 3 10-14 2.735 2.622 5.357 - - - 5.357 4 15-19 3.750 2.961 6.711 - - - 6.711 5 20-24 4.586 3.470 8.056 1 1 2 8.058 6 25-29 4.209 2.720 6.929 1 1 2 6.931 7 30-34 3.930 2.136 6.066 1 1 2 6.068 8 35-39 3.708 2.380 6.088 1 1 2 6.090 9 40-44 3.470 2.367 5.837 - - - 5.837 10 45-49 3.385 1.950 5.335 - - - 5.335 11 50-54 2.948 1.627 4.575 - - - 4.575 12 55-59 2.753 1.185 3.938 1 1 2 3.940 13 60-64 2.003 1.042 3.045 - - - 3.405 14 65-69 926 582 1.508 - - - 1.508 15 70-74 785 395 1.182 - - - 1.182 16 75> 330 217 547 - - - 547 17 jumlah 46.061 32.065 78.126 5 5 10 78.136 Sumber: Laporan Bulanan Kantor Kelurahan Penjaringan Bulan Mei 2011 Data Tabel 2 di atas dapat diklasifikasikan ke dalam tiga golongan, yaitu: (1) usia belum produktif, yaitu antara 0 sampai 14 tahun sebanyak 18.309 orang;

46 (2) usia produktif, yaitu antara 15 sampai 59 tahun sebanyak 53.545; dan (3) usia tidak produktif, yaitu antara 60 tahun ke atas sebanyak 6.642 4.2.1.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan pendudukan Kelurahan Penjaringan terdiri atas 13.559 orang tidak sekolah, 13.190 orang tidak tamat SD, 3.354 orang putus sekolah SMP, 3.057 orang putus sekolah SMA dan 2.471 putus akademi. Secara lengkapnya terdapat dalam Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kelurahan Penjaringan Jakarta, 2011 Pendidikan Jenis kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan Status Pendidikan Tidak sekolah 8.261 5.298 13.559 Tidak tamat SD 8.060 5.130 13.190 Tamat SD 8.413 5.530 13.943 Tamat SMP 8.880 7.280 16.160 Tamat SMA 9.090 7.737 16.827 Tamat akademi 3.370 2.098 5.468 Putus sekolah Tidak sekolah 2.060 2.016 4.076 SD 1.842 1.830 3.672 SMP 1.627 1.727 3.354 SMA 1.530 1.527 3.057 Akademi 1.268 1.203 2.471 Sumber: Laporan Bulanan Kantor Kelurahan Penjaringan Bulan Mei 2011 Angka di atas menunjukkan bahwa masalah pendidikan, terutama putus sekolah, di Kelurahan Penjaringan merupakan masalah yang cukup serius bagi komunitas daerah ini. Faktor utama penyebab rendahnya tingkat pendidikan di wilayah ini adalah rendahnya kondisi ekonomi masyarakat yang didominasi oleh

47 warga yang kebanyakan adalah nelayan urban dan orang perantauan dari daerah yang belum memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan. Oleh karena itu, keberadaan wadah pendidikan nonformal di daerah ini sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar agar dapat memperbaiki kualitas hidup. Keberadaan PKBM Negeri 17 ini sebenarnya merupakan jawaban atas permasalahan pendidikan dalam rangka memberdayakan masyarakat Penjaringan. PKBM sebagai sumber informasi, diharapkan mampu memperbaiki kualitas pendidikan dan kemampuan dalam bidang keterampilan fungsional yang berorientasi pada pemberdayaan potensi masyarakat setempat melalui pendekatan pendidikan berbasis masyarakat sehingga dapat menaikkan taraf hidup masyarakat daerah ini. 4.3 Paket C 4.3.1 Proses Pembelajaran Warga belajar yang mengikuti proses pembelajaran di Paket C PKBM Negeri 17 ini adalah warga masyarakat yang memiliki karakteristik sebagai berikut; (1) berusia antara 15-44 tahun yang belum mengikuti pendidikan SMA/MA, (2) sudah lulus SMP/ Paket B/ sederajat, (3) anak putus sekolah SMA/ dropped out, (4) diutamakan masyarakat yang berasal dari wilayah sekitar tetapi tidak menutup kemungkinan masyarakat dari luar lingkungan. Pada umumnya, Paket C memiliki jam pertemuan pagi dan sore hari tergantung dari ketersediaan waktu yang dimiliki warga belajar. Namun pada Paket C di PKBM ini mayoritas warga belajar telah memiliki pekerjaan, sehingga waktu belajar disesuaikan dengan warga belajar yang telah bekerja yaitu hanya pada sore hingga malam hari. Ketika hal ini ditanyakan kepada pihak pengelola

48 PKBM, mereka menjawab bahwa hanya terdapat pertemuan pada sore hari dikarenakan hanya beberapa orang yang dapat mengikuti Paket C pada siang hari, sehingga demi keefisienan waktu maka hanya diadakan pertemuan pada sore hari, mengikuti mayoritas warga belajar. Peserta paket C ini pada umumnya adalah warga belajar yang telah memiliki pekerjaan walaupun ada juga sebagian warga belajar yang belum memiliki pekerjaan atau tidak bekerja seperti, ibu rumah tangga. Proses pembelajaran Paket C ini berlangsung yaitu pada sore hingga malam hari, terjadwal dari hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu. Pada pukul 19.00 hingga 21.00 WIB. Tetapi jadwal tersebut dibagi lagi untuk Paket A kelas I, II, dan III. Untuk Paket C kelas I dan II, kegiatan pembelajaran terjadwal dari hari Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis. Sedangkan untuk kelas III pembelajaran dimulai dari hari Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu. Berdasarkan program pembelajaran di Paket C terdapat kelompok mata pelajaran dan kelompok kecakapan hidup berupa kursus-kursus. Namun kelompok kecakapan hidup saat ini bukan merupakan program yang wajib diikuti oleh warga belajar sehingga untuk sementara program ini ditiadakan dikarenakan kurangnya minat dari peserta. Adapun kursus yang tersedia pada PKBM ini, berada diluar pengelolaan Paket Kesetaraan. Sedangkan untuk kelompok mata pelajaran, saat ini hanya tersedia kelas IPS untuk Paket C sehingga mata pelajaran yang dipelajari hanya meliputi mata pelajaran yang diujiankan pada saat ujian nasional, yaitu: PKN, Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, Ekonomi, Sosiologi dan Geografi.

49 Pada program pembelajaran Paket C pada PKBM ini, setiap warga belajar diwajibkan membayar iuran sebesar Rp. 25.000 per bulan dan uang ujian sebesar Rp. 600.000 yang dibayarkan secara dicicil tanpa tenggang waktu. Menurut informan, adanya iuran tersebut dikarenakan saat ini pemerintah sudah tidak lagi mensubsidi anggaran untuk dana bantuan Paket C. Pemerintah hanya mensubsidi anggaran untuk program kesetaraan PKBM lainnya seperti Paket A dan B. Namun ketika ditanyakan apakah para warga belajar di ikutsertakan dalam membuat keputusan tentang biaya yang harus dibayarkan tersebut, tidak ada satu warga belajar pun yang merasa pernah dimintai pendapat tentang kebijakan apapun baik soal biaya yang harus dibayarkan per bulan maupun soal ketentuan jam belajar. Berdasarkan fungsinya sebagai learning society, PKBM Negeri 17 belum menjalankan kelima fungsi yang ada. PKBM, Paket C pada khususnya, hanya menjalankan salah satu fungsi dari lima fungsi yang ada. PKBM ini hanya menjalankan fungsinya sebagai tempat masyarakat belajar untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Namun PKBM Negeri 17 ini belum dapat menjalankan fungsifungsi lainya seperti, tempat tukar belajar, pusat pengetahuan dan informasi atau perpustakaan masyarakat, sebagai sentra pertemuan berbagai lapisan masyarakat, ataupun pusat penelitian masyarakat karena penulis merupakan peneliti pertama yang mengkaji tentang evaluasi program Paket C pada PKBM Negeri 17 ini. 4.3.2 Kurikulum Berdasarkan buku Acuan Proses Pelaksanaan dan Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan kurikulum tingkat satuan Pendidikan Kesetaraan, program Paket A, Paket B, dan Paket C dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip

50 berikut; berpusat pada kehidupan, beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, menyeluruh dan berkesinambungan, dan prinsip belajar sepanjang hayat. Namun, pada penerapannya hal tersebut diserahkan kepada masing-masing dinas yang bertanggung jawab di bidang pendidikan sesuai dengan kewenangannya. Paket C pada PKBM Negeri 17 sendiri menerapkan jenis kurikulum yang umum digunakan oleh sekolah negeri ataupun program kesetaraan di tempat lain. Tidak terdapat kekhususan dalam metode mengajar yang digunakan pada PKBM ini. Seluruh tutor menggunakan metode mengajar dengan cara ceramah di depan kelas. Metode tanya jawab maupun diskusi jarang dilakukan oleh tutor. 4.3.3 Sarana dan Prasarana Jenis dan jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki PKBM ini dapat dilihat berdasarkan daftar berikut: Daftar 1. Jenis dan Jumlah Sarana Prasarana PKBM Negeri 17 Penjaringan, 2011 Jenis Jumlah Gedung ruang PKBM 1 lantai Ruang kantor 1 ruang Ruang kelas 3 ruang Ruang guru 1 ruang Kamar kecil/wc 1 ruang Ruang computer 1 ruang Komputer 10 buah Meja kantor 4 buah Kursi kantor 4 buah Meja belajar 48 buah Kursi belajar 80 buah Papan tulis 4 buah Lemari 2 buah Rak buku 2 buah Modul Paket C 78 buah Sumber: Arsip PKBM Negeri 17 Penjaringan

51 Dari daftar yang terdapat di atas dapat dilihat bahwa PKBM Negeri 17 ini masih memiliki sarana dan prasarana yang seadanya. Kelas yang ditunjukkan oleh Gambar 3 adalah kelas yang biasa digunakan oleh warga belajar Paket C kelas 3 untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Kelas ini juga merupakan kelas utama yang terdapat di PKBM ini. Ruang kelas lain yang tersedia lebih sempit dan pengap bila dibandingkan kelas yang terdapat di gambar. Gambar 3. Situasi kelas yang digunakan warga belajar Paket C Dari gambar di atas jelas terlihat bahwa sarana dan prasarana yang tersedia di PKBM Negeri 17 ini tergolong dalam kondisi yang cukup baik walupun tata letaknya kurang rapi dan banyak coretan namun, secara umum kondisinya masih sangat layak pakai. Permasalahan yang dihadapi adalah seiring dengan meningkatnya jumlah peserta program kesetaraan setiap tahunnya, kursi dan meja yang sekarang tersedia menjadi kurang memadai untuk mencukupi kebutuhan warga belajar. Pemerintah sebenarnya sudah menawarkan untuk menambah sarana seperti kursi dan meja namun karena keterbatasan ruang maka hal tersebut urung dilakukan.

52 4.3.4 Tutor Terdapat beberapa tutor yag mengajar secara tetap di PKBM Negeri 17 ini. Berdasarkan peraturan pemerintah yang tertuang pada buku acuan program kesetaraan, syarat minimal untuk menjadi tutor program kesetaraan di wilayah perkotaan adalah lulusan S-1. Persyaratan tersebut berusaha untuk diikuti oleh seluruh PKBM yang terdapat di seluruh ibukota Jakarta termasuk di PKBM Negeri 17 ini. Namun karena terbatasnya sumber daya manusia yang ada, maka tidak seluruh tutor di PKBM ini merupakan lulusan S-1. Tabel 2 menyajikan jumlah dan persentase tutor yang mengajar pada PKBM ini. Tabel 4. Jumlah dan Persentase Tutor Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan di PKBM Negeri 17 Jakarta, 2011 Jenis Pendidikan Jumlah Persentase Kelamin S-1 D-3 Laki-Laki 8 2 10 76,9 Perempuan 1 2 3 23,1 Total 9 4 13 100,0 Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar tutor yang ada di PKBM ini merupakan lulusan S-1. Menurut informasi yang didapat peneliti, sebagian besar tutor tersebut adalah guru di sekolah formal. Tutor-tutor tersebut juga tidak hanya mengajar di sekolah formal dan di PKBM ini saja, namun mereka mengajar di tiga sekolah di daerah berbeda. Ketika hal ini dikonfirmasi langsung ke salah tutor, tutor tersebut menjawab hal itu dilakukan untuk menambah penghasilan karena sebagian besar tutor yang mengajar di PKBM ini belum menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

53 Kondisi ini sebenarnya sangat tidak menguntungkan bagi warga belajar karena padatnya jadwal yang dimiliki oleh para tutor akan mempengaruhi kualitas pengajaran yang diberikan oleh tutor kepada warga belajar. Hal tersebut dapat dimaklumi karena kondisi fisik para tutor pasti telah mengalami keletihan setelah mengajar dari tempat ke tempat lain. Hal ini secara tidak langsung akan membuat para tutor tidak lagi merasa cukup punya tenaga untuk mengajar sehingga para tutor akan mengajar dengan seadanya. Namun begitu, penulis bisa mengerti kondisi yang harus dihadapi para tutor. Mereka terpaksa melakukan pengajaran di berbagai tempat karena gaji yang kurang memadai.