BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui kelas kata dalam gramatika bahasa Jepang dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Baik dalam hal pelafalan, intonasi, kosakata, pola kalimat, maupun tata

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa di dunia yang memiliki ciri dan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa asing dengan baik, salah satu proses yang

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dapat berinteraksi di berbagai bidang kehidupan, manusia menggunakan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa yang ada di dunia ini pasti memiliki perbedaan tersendiri jika dibandingkan

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam. kehidupan manusia. Bahasa terus berkembang sesuai dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I. yang mengkaji bahasa sebagai bahasa, bukan sebagai disiplin ilmu yang lain.

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

BAB I PENDAHULUAN. Kosakata, yang dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah goi

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang seperti layaknya bahasa lain pada umumnya, memiliki

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. lakukan sebelumnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 10

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata majemuk diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suciati Lestari, 2013

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mirharatulisa Dyah Amoendria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah ataupun aturan masing-masing yang

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan suatu informasi dari pembicara sebagai pemberi informasi ke

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang

2015 ANALISIS MAKNA VERBA TORU SEBAGAI POLISEMI (KAJIAN SEMANTIK)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat luas dan dapat juga membantu seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

Bab 1. Pendahuluan. dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhan jasmani dan rohani dapat terpenuhi. Oleh karena itu, bahasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1. Pengertian Giongo / Giseigo dan Gitaigo 2. Jenis Gitaigo dalam Bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari dan menguasai bahasa dan setiap elemen-elemen dalam bahasa, seperti. keinginan kepada orang lain (Dedi Sutedi 2011: 2).

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan kalimat pasif bahasa Indonesia. Penggunaannya

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa nasionalnnya. (Sudjianto dan Dahidi Ahmad, 2009: 11). Dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. dua leksem atau lebih. Katamba (1994:291) mengatakan bahwa kata majemuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Oleh karena itu, memahami kosakata adalah hal yang terpenting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. negara lain yang menggunakan bahasa Jepang sebagai bahasa nasionalnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang sebagai bahasa asing tentu memiliki banyak perbedaan dengan bahasa ibu pembelajar. Perbedaan tersebut diantaranya meliputi kosakata, bunyi, intonasi, struktur kalimat, tata bahasa. Diantara perbedaan tersebut, Sutedi (2011:46-47) menyebutkan berbagai kendala yang muncul ketika belajar tata bahasa Jepang antara lain: Pertama. Ketidakjelasan tentang perbedaan makna dan fungsi dari kata yang bersinonim menjadi penyebab munculnya kesalahan berbahasa. Misalnya, verba agaru dan noboru keduanya berarti naik, verba oriru, sagaru, kudaru, furu semuanya berarti turun tetapi memiliki fungsi yang berlainan. Kedua. Pembelajar ketika ingin mengetahui makna kata, ia selalu tergantung pada kamus yang tidak ada penjelasannya secara lengkap, sementara kamus seperti kokugo jiten, kihon doushi yourei jiten, kihon doushi youhou jiten, keiyoushi youhou jiten, fukushi youhou jiten dan sejenisnya jarang digunakan, padahal dalam kamus-kamus tersebut disajikan informasi yang lengkap tentang penggunaan suatu kata. Ketiga. Perbedaan jenis kata yang merujuk pada makna yang sama dalam bahasa ibu, bisa menyebabkan terjadinya kesalahan berbahasa. Misalnya dalam bahasa Jepang kata genki (sehat) adalah adjektiva, sedangkann kata byouki (sakit) adalah nomina, sehingga dari genki na hito (orang yang sehat) menimbulkan kesalahan seperti *byouki na hito (orang yang sakit) yang seharusnya byouki no hito. Keempat. Pada pembelajar tingkat dasar, biasanya budaya (kebiasaan) dalam bahasa Ibunya sering mempengaruhi dalam penggunaan bahasa Jepang (interferensi), yaitu dengan cara memaksakan kaidah bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang. Akibatnya apa yang diucapkannya tidak dapat dipahami oleh penutur asli bahasa Jepang. Penulis sangat menggaris bawahi faktor yang keempat dimana seseorang kalau ingin menyampaikan sesuatu maksud dalam benak atau pikirannya yang semula dituangkan ke dalam bahasa I, akan diekspresikannya ke dalam bahasa II sesuai dengan kaidah yang berlaku pada bahasa II, jika ia menguasai bahasa tersebut. Akan tetapi, jika ia belum menguasainya dengan

2 baik maka interferensi akan muncul, karena kaidah bahasa I lebih kuat, tanpa menghiraukan sesuai atau tidaknya kaidah tersebut, ia langsung memaksakannya ke dalam bahasa II (Sutedi,2011:129-130). Contoh verba memakai dalam bahasa Indonesia. Dalam kamus gakushudo (2010:609) verba memakai dipadankan dengan tsukau, shiyou suru, mochiiru, kiru, haku dalam bahasa jepang. Namun tidak ada penjelasan kapan dan dalam situasi yang bagaimana verba tersebut digunakan. Ketidakpahaman pembelajar akan makna dan penggunaan suatu kata dalam bahasa jepang dapat menyebabkan kesalahan berbahasa sehingga kurangnya pemahaman kosakata dalam bahasa Jepang menjadi kendala utama dalam pembelajaran bahasa jepang. Misalnya, ketika pembelajar dihadapkan pada situasi berikut. (1) 洋子は帽子をかぶった (Koizumi dkk.,1989: 143) (Yoko memakai topi.) (2) さむいからオーバーを着た (Asano, 1990:280 ) (Karena dingin, saya memakai mantel.) (3) 赤いスカートをはいている (Asano, 1990:817 ) (Memakai rok merah.) Sekilas tampak tidak ada masalah dengan penggunaan verba memakai dalam bahasa Indonesia namun jika diterjemahkan dalam bahasa jepang dan jika pembelajar kurang memahami penggunaan kata dalam bahasa jepang maka akan terjadi transfer negatif dalam penerjemahan kalimat tersebut. Kalimat (1) memiliki makna mengenakan sehingga verba yang digunakan dalam bahasa jepang adalah kaburu. Kalimat (2) juga memiliki makna mengenakan. begitupun dengan makna kalimat (3). Ketiga kalimat tersebut sama-sama memiliki makna mengenakan ke tubuh, perbedaannya terletak pada objek tersebut diletakkan pada tubuh bagian mana. (4) この会社は給料計算にコンピューターを使う (Koizumi dkk.,1989:313) (Perusahaan ini memakai komputer untuk menghitung gaji.) Contoh kalimat (4) juga diterjemahkan menjadi memakai dalam bahasa Indonesia. Namun makna yang terkandung dalam kalimat ini berbeda dengan contoh kalimat (1) (2) (3). Makna yang terkandung dalam kalimat (4) adalah menggunakan benda untuk tujuan tertentu. (5) 自動車がほこりをかぶっている (Koizumi dkk.,1989:143 ) (Mobil tertutup debu.)

3 Kalimat ini terdiri dari predikat kaburu yang diikuti oleh objek berupa debu. Pada contoh kalimat (1), verba kaburu dapat dipadankan dengan verba memakai dalam bahasa Indonesia. Tapi dalam kalimat ini tidak bisa dipadankan begitu saja karena memiliki makna yang berbeda. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak semua kalimat yang mengandung verba kaburu dapat diterjemahkan begitu saja ke dalam memakai. Perbedaan struktur bahasa, banyaknya makna dalam suatu kata, adanya kata yang maknanya sering berbeda berdasarkan kondisi dan situasi menyebabkan terjadinya kesalahan berbahasa. Kesalahan berbahasa pada pembelajar umumnya terjadi karena adanya transfer negatif bahasa ibu dengan bahasa jepang. kesalahan yang muncul bisa berupa kesalahan penggunaan kosakata, penggunaan pola kalimat dan sebagainya (Sutedi, 2011:1). Oleh karena itu pemahaman makna dan penggunaan kosakata merupakan hal yang penting dalam mempelajari bahasa. Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa verba memakai dalam bahasa jepang dan bahasa Indonesia memiliki perbedaan dalam penggunaannya. Kesalahan pemahaman makna dari kata tersebut akan menyebabkan kesalahan penerjemahan dalam kedua bahasa. Adapun objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa Jepang yaitu kaburu ( かぶる ), kiru ( 着る ), haku ( 履く ), hameru ( はめる ), maku ( 巻く ), shimeru ( 締める ), kakeru ( かける ),tsukeru ( つける ) sasu ( さす ), tsukau ( 使う ), mochiiru ( 用いる ). Verba-verba tersebut dapat diterjemahkan menjadi memakai dalam bahasa Indonesia. Sementara itu verba memakai dalam bahasa Indonesia memiliki 6 makna yang berbeda, maka perlu adanya analisis untuk mencari kata yang memiliki relasi kedekatan makna dengan verba memakai dalam bahasa Indonesia agar bisa menunjukkan konsep yang terkandung dalam verba-verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa Jepang untuk menghindari kesalahan berbahasa. Disisi lain dalam bahasa jepang itu sendiri, verba-verba tersebut memiliki makna yang berbeda-beda sehingga pada konteks tertentu tidak dapat diterjemahkan menjadi verba memakai dalam bahasa Indonesia. Alasan lain, dipilihnya verba tersebut antara lain sebagai berikut: (1) sering digunakan digunakan dalam bahasa Jepang sehari-hari; (2) sering muncul dalam buku-buku pelajaran bahasa Jepang; (3) semua verba tersebut diterjemahkan memakai dalam bahasa Indonesia

4 Oleh karena itu perlu diketahui secara lebih mendalam dalam situasi bagaimana verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa jepang dapat dipadankan dengan verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa Indonesia. Dengan begitu akan dapat dipahami persamaan dan perbedaan verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk membantu kesulitan yang mungkin akan dialami pembelajar dalam menggunakan verba memakai dalam bahasa jepang dan bahasa Indonesia. Berdasarkan masalah tersebut, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul : Analisis kontrastif verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. B. Rumusan dan Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apa padanan kata verba kaburu dalam bahasa Indonesia? 2. Apa padanan kata verba kiru dalam bahasa Indonesia? 3. Apa persamaan verba haku dalam bahasa Indonesia? 4. Apa padanan kata verba hameru dalam bahasa Indonesia? 5. Apa padanan kata verba maku dalam bahasa Indonesia? 6. Apa padanan kata verba shimeru dalam bahasa Indonesia? 7. Apa padanan kata verba kakeru dalam bahasa Indonesia? 8. Apa padanan kata verba sasu dalam bahasa Indonesia? 9. Apa padanan kata verba tsukau dalam bahasa Indonesia? 10. Apa padanan kata verba mochiiru dalam bahasa Indonesia? 11. Apa padanan kata verba tsukeru dalam bahasa Indonesia? Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

5 1. Penelitian ini hanya meneliti secara kontrastif verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa jepang dan bahasa Indonesia dengan mengacu pada salah satu bahasa yaitu bahasa Jepang. 2. Makna kata dilihat dari sudut semantik berdasarkan bentuk kalimatnya. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengontraskan verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Secara khusus tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan padanan kata verba kaburu dalam bahasa Indonesia. 2. Untuk mendeskripsikan padanan kata verba kiru dalam bahasa Indonesia. 3. Untuk mendeskripsikan padanan kata verba haku dalam bahasa Indonesia. 4. Untuk mendeskripsikan padanan kata verba hameru dalam bahasa Indonesia. 5. Untuk mendeskripsikan padanan kata verba maku dalam bahasa Indonesia. 6.Untuk mendeskripsikan padanan kata verba shimeru dalam bahasa Indonesia. 7. Untuk mendeskripsikan padanan kata verba kakeru dalam bahasa Indonesia. 8. Untuk mendeskripsikan padanan kata verba sasudalam bahasa Indonesia. 9. Untuk mendeskripsikan padanan kata verba tsukau dalam bahasa Indonesia. 10.Untuk mendeskripsikan padanan kata verba mochiiru dalam bahasa Indonesia. 11. Untuk mendeskripsikan padanan kata verba tsukeru dalam bahasa Indonesia? Penelitian ini akan membahas verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia berdasarkan data jitsurei dan sakurei yang termasuk ke dalam bahasa jepang modern. Hasil penelitian ini berupa pendeskripsian makna setiap verba serta situasi penggunaannya. Oleh karena itu hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk menambah referensi khususnya untuk para pembelajar bahasa jepang. Dengan demikian kesalahan dalam penggunaan kata memakai dalam bahasa jepang dan bahasa Indonesia bisa diminimalisir. D. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan

6 Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Kajian teori Pada kajian teori ini diuraikan tentang analisis kontrastif, verba dalam bahasa Jepang, hasil penelitian terdahulu tentang verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia serta Rekapitulasi makna verba memakai dalam Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia Bab III Metode Penelitian Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian yang digunakan serta alasan menggunakan metode tersebut, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV Analisis Data dan Pembahasan Pada bab ini diuraikan mengenai laporan kegiatan penelitian berupa penjabaran mengenai verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Terakhir adalah pembahasan. Bab V Kesimpulan dan Saran Pada bab ini dikemukakan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang dianggap perlu untuk dikemukakan. Lalu mengungkapkan masalah yang belum terjawab dalam penelitian ini, sehingga memungkinkan untuk dapat diteliti kemudian.